i pertamanya. Dia akhirnya tinggal bersama karena ibunya sudah tiada,
a itu tak selalu punya waktu untuk meluangkan waktu untuk datang ke rumahnya, Za
elapan bulan bulan yang lalu, tapi mereka lah yang mengurus sang bayi yang Zayn namai 'Muhammad Faiz Adam'. Keh
harus merasakan bagaimana kejamnya dia seperti s
berubah padanya, suaminya itu hanya peduli pada sang istri pertama yang tengah sakit dan juga jarang me
mualaik
r suara tersebut dan tampak sosok
umussal
rsenyum lebar mel
dang menggendong Faiz. Pria itu mengecup pipi istri pe
ang? Bukankah Mas masih harus ngurus kanto
k ngabarin biar jadi kejutan," balas Zayn. Dia te
anaknya! Wajar kalau maunya pulang
rga bahagia itu. Dia meremas ujung jilbabnya, menahan air matanya agar tidak jatuh lagi... lebih tepatnya, dia tidak mau terus saja menan
ada Maha yang duduk. Istri keduanya itu sedang menatap
sini. Mungkin Faiz ingin dipel
t buat Zayn, ya!" timpal Sarah. Dia
dan menganggu
s Zayn. Faiz sepertinya mau tidur," timpal Alysa. Wanita itu siap
anpa menunggu terlalu lama la
ya dan juga kurang memperhatikan Maha karena Alysa lebih membutuhkan perhatian darinya. Ditambah dia tidak bisa berbuat
*
t di dapur. Saat seles
alu banyak m
emberi gula setengah sen
i! Biarkan Zayn menikmati waktu santai dengan anak dan istrinya. Meski k
juga ucapan pedas dari Sarah beserta keluarga besarnya. Mungkin kesabaran
ukan perusak! Maha juga istrinya Mas Zayn, dan Maha lah yang melahirkan anak untuknya. Faiz ada
ya. "Kamu ternyata ngelunjak, ya! Hanya karena kamu telah melahirkan seorang an
uk melahirkan anak untuk Zayn. Kamu dinikahi Zayn bukan karena dia mencintaimu! Jan
utama untuk Mas Zayn, di sini Maha hanya tidak ingin dianggap pembawa sial. Maha hanya ingin mendapatkan hak Maha u
ah. "Kamu datang menghancurkan keluarga kami! Kamu memanfaatkan wajah cantikmu itu untuk menggoda dan juga datangnya kamu ke keluarga ini hanya membawa luka! Rak
api itu bukan salahnya! Dia juga tidak ingin kedua pria itu jatuh cinta padanya. Maha sudah semaksimal m
amu tahu apa yang harus kamu lakukan!" Sarah lang
*
kamar Maha dan pintu itu tidak dikunci. Zayn meli
anya Zayn pelan, dia
sedihan yang mendalam di matanya. Maha hanya ingin puas
a?" tan
ahagia karena sa
yang paling panjang dan tak pernah lela
itu bukan cincin pernikahan mereka. Sejak awal keduanya menikah, dia tidak pernah meli
dan aku anggap tugasku sudah sel
atakan?" tanya Z
n kita ce
*