h yang akrab disapa Bu Ning itu dengan senyum merekah lal
akarta dan kini mereka baru saja pulang dari bulan madunya. Alasan Ningsih begitu antusias menyambut mere
er banget, nih," tanya Nadia sa
" ajak Ningsih seraya menuntun putrinya menuju meja m
sukaan aku dan Mas Nino lagi," seru Nadia antusias kal
dan menantu tersayang loh ..." jawab Nin
Bu," ajak Nino yang sedari tadi belum mengeluarkan suara
nya harus sampai habis. Ibu mau menyim
ku saja nanti," cegah Nadia cep
u dengan sangat baik. Hingga Nadia dan Nino merasa tak enak tetapi untuk saat ini mereka sanga
mana?' batin Ningsih ketika telah mengetahui
gnya bakal dapat kejutan dari mantu tersayang,' batinnya lagi seraya menghaya
baru minum secangkir teh hangat, karena pikirnya sang putri akan membawa banyak makanan
ci baju? Mentang-mentang aku bilang sudah makan. Sudah lah, lebih
anyak lagi," tanya Lela yang sedang lewat di depan
jadi aja banyak. Kalau Bu Lela pasti belum pernah kan dengar kata honeymoon? Haha ... Ya, iyalah
u nggak beli bakpia pathok sama batik buat oleh-olehnya," sela B
ekampung saya bagi sekalian," ujar Ningsih dengan nada angkuh. Sedang
sebelum akhirnya mereka pamit pergi, yang langsung men
ng tiada terkira, usai dia bisa memamerkan sang menantu pada Lela dan Siti. Apalagi Siti, kalau ada berita y
.. Kru
aku isi," ujar Ningsih yang langsung be
ya selesai makan dia mau langsung mencuci semua bajunya tetapi ternyata sudah keduluan sang ibu. Akhirn
egala macam." Ningsih terbangun ketika mendengar pintu kamar Nadia terbu
balik lagi ke dalam kamar dari
hok Bu, maaf tadi capek banget sampai
Nadia pikir ibunya akan mengucapkan terima kasih. Seba
ut muka heran, Nadia member
Bu Siti si ratu gosip itu tuh, minta oleh-oleh," jawab Nings
a Nadia lagi deng
agi, melainkan orang sekampung." Ningsih masih menjawab
ngapain ngasih ke orang sekampung? Aku bukan sultan, Bu!" tegas
bilang, malu lah kalau sampai mereka nggak dikasih." Lagi
banyakan pamer tau nggak?" ucap Na
k sesuai jumlah warga yang tinggal di kampung ini bagaimana pun caranya. Suamimu kan orang kota, nggak kaya si Putri anaknya si Lela yang cum
amar ditutup
dikasih ke orang sekampung?' batin Nadia seraya memijat pelipisnya. Kepalanya men
memejamkan mata sambil meny