img Perempuan Lain Di Pemakamanmu  /  Bab 3 Masa Lalu | 8.33%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Masa Lalu

Jumlah Kata:1018    |    Dirilis Pada: 06/08/2023

pagar. Sopirnya langsung turu

g kubalas dengan lambaian tangan pe

an rumah dan membantuku mengangkat tas besar itu ke mobil. Sementara ia sibuk

, amanat yang dititipkannya padaku akan kulepaskan. Aku tak mengi

membaringkan tubuhku di ruang tengah dan mengaji

u tak kubawa, kuletakkan di dalam pot anggrek bulan yang menempel pada dinding pagar. Hamim dan Hanan

Keluar dari rumah ini adalah langkah awal yang baik agar hatiku tak depresi mengingat-ingat pengkhianatan mas Afnan selama

gan sabar men

a ya bu?" Sapanya ramah sambi

a nyupirnya... Ibu gamp

ada bapak di sana, setelah tinggal di sana beliau terlihat lebih sehat dan banyak se

Namun pikiran mati sendirian tanpa ada seorang pun yang tahu juga terasa begitu me

Aku memastikan diriku untuk tak lupa menyampaikan satu saja amanat

tkan mereka kelak. Yaitu aku tak ingin dikubur berseb

sebagai manusia silver di luar hanyalah setipis kaca mobil. Sementara dia panas-panasan sambil menenteng ember untuk menampung uluran belas

arna merah yang diterimanya dengan suka cita dan ucapan terimakasih berulang k

s jarak antara masa kini dan masa lalu. Ak

ng selama ini telah kupaksa masuk ke dalam lac

menemukan pintu... Waktu yang memberi rasa sakit, akankah w

k?" Tanyaku pada sop

1 jam lagi. Ibu istirahat dulu saja, na

erimak

ita pertama. Padahal takdir kita bisa saja tak ket

tahun

s yuk? Sudah sore, aku takut se

gak sendirian Ta, bany

r, tapi buku-buku jurusan kita kan di seksi yang nyempil tersendiri Na. Di lantai tiga pula... Haduuh, bawa

luluh. Keputu

yang kusampirkan ke depan ternyata belum tertutup sempurna hingga memuntahkan isin

n isi ranselku. Aku masih belum menyadari siapa pemilik tangan itu. Hingga saat semua

sih,

get mbak ke perpusnya?

as." Balasku sekenanya d

alan gak?

as." Aku menja

Cepetan! Ngantri nih, bentar lagi perpus tutup!"

h mas

as Afnan sebenarnya, arogan dan mulut manis penuh intriknya. Tapi, aku ter

engan tulus terpampang nyata di dep

*

pai." Sapa sang sopir yang

pang dengan ekstra lambat, tubuh tua ini sudah

umah orang kaya jaman dulu. Dari pintu gerbang menuju rumah utama di batasi oleh halaman penuh say

ibu selama di sini. Mari saya bawakan barang ibu... Pemilik Rumah Singgah ini sedang menunggu Ibu. Beliau bilang

ng aku penasaran, aku tak ingat p

b Abdullah. Pemi

e

seolah mengolok

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY