-ra
ri bu..." Suster Indah menunjukkan jalan, mengimbangi kaki tua in
tulkan bayangan diri. Anakan rambut yang keluar kupaksa menyelip di belak
. Aku tak sedang mencari simpati siapa-siapa. Sungguh rasanya saat
buruk masa lalu. Usah lagi dihadapkan pa
. Kenapa pula salah tingkah hanya karena mendengar
kan hati dan masa depanmu pada seorang pria?
buka lebar-lebar, cahaya dari luar dapat masuk dengan leluasa. Lalu berbelok ke kanan, langsung menemui pintu kay
tok
ebut dan suara dalam bers
seben
pasti ia akan menyuruh pegawainya sendiri yang masuk dan ia tak akan repot beranjak dari tempat duduk. Ah, men
alu kuterima walau aku merasa di depanmu
ku tak berani mendongak, ras
ya dengan suara ser
a baik-baik saja. Belum ada gurat lelah di sana. Aku tak kua
an barang Ibu Ayna ke kamar belia
nti ya Bu Ayna kalau mau ditemani?" Pamit Sus
gkat. Tak kuasa karena, aku pernah menolak dengan tegas perasaannya dulu karena kabar burung y
a bercerita. Aku tersanjung, dulu. Kupikir itu adalah bentuk perjuangannya dalam mem
ya? Maaf aku tak melayat kemarin... Walau begitu, aku turut ber
ni tak bergerak maju seolah terpaku di tempatku berdiri. Apakah pint
ntang program dan kegiatan yang kita jalankan di sini jika kau tertarik mengikuti. Tapi semua diserahkan kembali
lalu berlebihan. Dia hanya melakukan tuga
aman jika di kursi lobi
han seater dan dia memilih yang 1 seater agar aku bisa duduk di kursi yang lebih luas. Setelah aku duduk dengan nyaman, b
g dikatakan oleh sopir taksi online tadi bahwa tempat ini bisa menj
garan, tapi agar ada teman bercerita, tidak kesepian. Tapi itu juga aka
rima yang
uk menentukan pilihan. Tidak ada
ing padaku. Konsep yang sudah lama kulupakan, bahwa aku pun a
us sempurna karena ia yang tak suka hal-hal yang berantakan sembari membesarkan dua anak tanpa asisten. Sekolah anak di tempa
gin ia merajuk dan mendiamkanku berhari-hari. Ku iyakan saja walau saat itu pikiranku penuh karena masih tengah bulan tapi u
semuanya hanya mas Afnan. Aku tak punya suara. Dan kini, mend
u, "Eh tapi nanti kalau di tengah j
ambil melihat-lihat keadaan. Nanti kalau sudah nemu teman yang cocok, baru in
apa rasanya tak nyaman, tolonglah kita sama-sama s
mas Raqib lalu berdiri dan ingin men
ng di halaman belakang, di amphitheatre kita. Saya tak ingin kau tersesat lalu terlewat kare
masih mengingat hal