ikir kamu akan lebih bisa menahan diri setelah bercerai. Aku tidak menyangka kamu masih begitu kejam
yakin dia tidak bermaksud melakukannya," ucap Elisabeth sambil menangis terisak dan bersandar di dada Nikolas sehingga t
tap Laura dengan dingin dan mendesak,
a sejoli itu bolak-balik dan sebuah senyuman tersungging di bibirnya. Kem
sih tersenyum. Dengan ekspresi ragu di wajahnya, dia tidak melawan saat L
buah suara yang nyari
belumnya saat terjatuh ke lantai dengan ke
nya, dia masih tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa. Dia menatap Elisabeth di lantai dan ber
Elisabeth saat dia duduk di
an matanya, Nikolas kaget. Saking kagetnya
n menghardik, "Alih-alih meminta maaf, kamu men
l melambaikan tangan, "Tentu saja tidak, Pak Nikolas. Kita pernah menjadi pas
ebal dari tasnya dan melemparkannya ke wajah Nikola
n kata-kata ejekan dan hinaan dengan nada yang sangat arogan. Pengirim
semua tanda menunjukkan bahwa Elisabeth adalah pelakunya. Sambil mengeru
rang untuk membius Nikolas dan membujuknya untuk pergi ke hotel. Akan tetapi, dia tidak pernah menyangka bah
aura. Siapa yang tahu bahwa kali ini, Lau
as pikirkan tentang
r kalinya sambil berkata, "Jangan lupa, akulah yang mencampakkanmu, bukan sebaliknya! Akulah yang tidak mengingin