u. Tidak ada sedikitpun niatan dia ingin mengabaikan wan
am itu? Dia menilai jika wanita itu bukanlah wanita penghibur alias pelacur. Glenn memastikan sendiri bahwa dia yang
knya? Glenn harus dapatkan jawabannya malam itu juga. Dia tidak akan m
membawa pergi wanita itu. Wanita itu membuka mata tep
rdengar, sementara mata cantiknya mengerjap-
lenn tetap menarik ka
aku!" wanita itu member
uga, dia menyeret paksa wanita itu agar ikut dengannya. Ta
tak sanggup lagi berontak. Tubuhnya lunglai ke peluka
berubah was-was oleh tatapan bartender yang mencurigai dirinya. Seh
e kamar hotel–tempatnya menginap. Logikanya sudah mendikte untuk tidak terpengaruh
tidak nyaman. Bahkan ketika mentari pagi sudah meninggi, Glenn sengaj
sa membentak untuk membangunkan wanita it
sikan duduk. Di saat itu juga kepalanya diserang rasa pusing yang luar biasa. Suda
apannya. Matanya yang terbuka sudah membulat sempurna. Tak sedetik pun dia berkedip ketika memi
lah menangkap sosok Glenn. Dia adalah pria yang sama–yang
unya kita berbicara," Glenn menggeram
rkejutan yang membuat jantungnya hampir copot. Sebab, Rebecca ingat dia yan
as beberapa malam yang lalu. Dia memeluk tubuhnya sendiri karena takusinis karena tersinggung oleh Rebecca yang panik memeluk t
iduriku," Rebecca menggerutu kesal se
nehnya, ada sebuah bisikan yang menggurui Glenn. Rasanya lebih menyenangkan untuk mempermalukan Rebecca di
Glenn terkekeh mengejek dan be
karen
sempatan Rebecca untuk berbicara. "Katakan padaku, siapa yang menyuruhmu? Apa yang
atkan jarak antara dirinya dengan Rebecca yang masih duduk, kemudian dia membungkuk sem
a kau tidak mau bekerjasama ... aku akan melaporkanmu ke polisi dengan tuduhan prostitusi. Silakan pilih keputusan bijak.
. Amarah dan emosi menyelimutinya di kala mendapatkan tuduhan keji tak berperasaan padanya.
uga." Suara parau Rebecca mengg
ntangku." Glenn tak mau kalah, pun tangannya semakin kenca
sudah rumit, ditambah lagi pusing yang menyakiti kepala m
angat keras. Dia berhasil melepaskan tangan Glenn yang menyakiti rahanngnya. Pun d
untuk mendorong Glenn. Beruntungnya saat itu Glenn
seenaknya menuduhku!" bentak Rebecca dengan napas tersengal seiring
ulai dari dicampakan keluarganya, lalu dicampakan calon suaminya, d
ni tanpa izin itu sudah termasuk penculikan. Kau menyakiti wajahku, itu sudah termasuk penganiayaan!" Rebecca menjeda, menunjuk wajah Glenn dengan menggunakan telunjuknya. "Dan satu hal yang
ebencian yang merendahkan. Wanita itu semakin sinis menatap Glenn, sampai-sa
p, baru kali itu ada seseorang yang berani menentang sampai memukul di
ian yang sama pada Rebecca yang takt ahu aturan. Sayangnya
rutinitas harian pada pagi hari. Yaitu mel
i hidungmu. Karena aku punya banyak uang," u
ampai pintu dibuka kasar olehnya. Dia juga tidak peduli pada keberadaan Eric yang tercengang melihatnya k
an menghampiri Glenn yang sudah duduk di sofa,
k membasuh darah di hidungnya menggu
ya Eric menegang cemas ketika me
nggapi tenang. Luka yang diberikan oleh Rebecca sangat
k mencari jawaban sendiri. Kehadiran wanita asing yang berpapasan di
i?" Eric percaya diri pada tebakannya. "Jika
ta gila itu," titah Glenn melarang
tkan jawaban yang menekankan. Yang dilakukannya ha