nnya bukan wanita sembarangan saat melihat
ak merasa takut sama sekali kepadaku?"
k saat mendengar ucapan Leonardo yang t
dalam genggamannya agar dia lebih mudah untuk membalas dendam kepada David Lee,. Clarissa tahu jika Leonardo Shu
Leonardo Shu dengan menat
Leonardo. Dia mencoba mengambil sebuah pisau buah, mulai memaink
rissa menatap Leonardo dengan menangkap
ar semua celotehan Clarissa. Dia tidak sabar mendengar jawaban dari Clarissa. Tangannya mengepal, rahangnya mengeras. Dia
gupas buah apel tersebut dengan santai. "Jika aku mengatakan sem
dengan pura-pura pingsan di depan mobil?" tanya Leonardo. Jika saja Clariss
m mulutnya. Sudah lama dia tidak makan buah sampai dia tidak memedulikan ocehan Leonar
ku. Apalagi memakan makanan yang ada di kamarku!" bentak L
hkan dia juga memuntahkan apel yang baru saja dia kuny
meninggikan suaranya. Dia tidak mengerti
Tuan ingin tahu siapa aku, pekerjaanku sebagai apa? Sekali lagi aku katakan namaku Clarissa. Aku hanya wanita biasa yang belum mempun
h bayaran. Namun, jika dilihat dari cara dia menghadapi Leonardo yang terkesan s
menarik tangan Clarissa pergi dari kamarnya. Dia i
rdo, tanpa ingin memberontak. Dia ingi
rik tangannya oleh Leonardo. Mereka sangat khawatir dengan gadis
rissa dengan keras hingga Clar
. Namun ,sayangnya Clarissa bukannya menuruti perintah Leonardo,
a perintahmu. Jika kamu tidak menuruti pe
enampar Clarissa. Tapi, dia urungkan niatnya. Tangannya
adi, Tuan? Tampar saja jika Tuan mampu menampar saya. Saya buk
o mendekatkan wajahnya ke wajah Clarissa ham
denganku," ucap Leonardo tepat di wajah Clarissa. So
lihat biasa saja di depan Leonardo. Tanpa menjawab ucapan Leonardo, Clarissa masuk ke dalam mobil Ferrari milik Leonardo. Di
uah gedung berlantai dua, berwarna putih yang terdapat sebua
serba hitam dilengkapi dengan senjata api SS-2 yan
uk ke dalam anggota geng yang saat ini markasnya dia kunjungi. Clarissa yakin ini adalah salah satu geng mafia yang berada dala
Leonardo. Lalu Leonardo Shu bertemu dengan seorang pemuda yang tampan, rambutnya panjan
tinya, dan saat itu pula Leonardo mengatakan sesuatu k
tatapan penuh gairah. Dia menatap C
a dengan penuh hina. Andai tidak ada Leonardo, mak
nya di depan Clarissa. Namun, Clarissa tidak mau membalas uluran tangan Wi
Serigala Putih. Jadi tolong hormati
ng tidak bisa menghormati seorang wanita
Clarissa menjadi penasaran melihat sikap
menuju ke ruangan yang sangat luas. Ruangan itu seperti area pertandingan
m tahu pasti apa yang akan terjadi yang jelas dia akan me