gitu terik di langit, Riani Kurniawan sedang membagika
muda-mudi bergandengan tangan m
bahwa kedua orang itu adalah pacarnya, Fe
gi untuk wawancara kerja hari ini, jadi dia
ak. Dia buru-buru
ilangan jejak mereka
at itu, ponselnya berdering karena ada pesan masuk. Pesa
uah perhiasan senilai h
ampir mencapai total dari se
ipkan cincin berlian mencolok di jari manis Sintia yang ramping. Berlian di
ong saat melihat senyu
yang lalu. Selama itu pula dia tinggal di tempat Riani
nya Ferry memakai uangnya untuk membeli
ang bisa dipermai
in itu dari tangan Sintia, dan me
in mengembalik
baru saja membeli cincin ini. Apa h
Dia memelototi wanita itu da
g kamu l
i kasir. Dia memeluk Sintia untuk mel
t seperti itu? Masih berani memukul orang lagi!" Ferry menatapnya dengan rasa jijik yang tidak ditutup-tutupi, dan Ria
antas dengan temanku. Sekarang kamu bertanya pa
u bisa apa? Coba lihat dirimu." Ferry mengerutkan hidungnya
upi Ferry. Dia berhenti membeli baju baru dan produk perawatan kulit. Kini pakaiannya sudah usang
r mereka. Ferry dengan marah melemparkan
hanya peduli soal uang.
mengenai wajahnya, tetapi itu tidak sebe
ada pria yang tahan denganmu." Setelah berkata demikian,
elesaikan prosedur pengembalian uang, dan langsung
di kamar yang berbeda. Dia selalu mengira bahwa Ferry adalah pria baik-
ulai mengemas barang-barang Ferry. Dia
bekas di atas tempat tidur. Sepertinya kondom itu baru saja digunakan. Sedikit
y dan melemparkannya ke
ry kembali de
at barang-barangnya
? Beraninya kamu meny
. Di masa lalu, dia berpikir bahwa Ferry adalah pria paling tampan
kunci pintu ini padaku, dan jangan in
r sewa apartemen ini sebelumnya. Atas dasar a
penekanan pada kata 'sebelumnya'. "Bagaimana dengan sewa selama enam bulan terakhir
irnya menarik napas dalam-da
ergosip tentangnya, Ferry merasa malu. Dia i
0 hingga 60 juta rupiah. Itu setara dengan penghasilanku selama satu setengah b
rang juga." Sintia mengeluarkan ponselnya dan berjalan ke arah Riani. "Mari kita buat kesepakata
g sudah dihabiskan Riani untuk Ferry selama bertahun-tahun. Dia yakin Ferry
ki masa depan yang menjanjikan. Di masa lalu, d
kepadanya melalui pembayaran online. Kemudian, dia menunjuk dengan pu
ni berbalik dan mengeluarka
likan rumah itu pada Sintia. Di sana jelas tertulis bahwa
. Aku tidak ingin menyewak
at marah. "Kamu pemilik apartemen ini, tap
ah sepantasnya kamu membayar sewa?" Ria
Aku sudah meremehkanmu," geram F
esal sudah menghabiskan uangnya dengan sia-sia. Terl
dak ada apa-apanya
. "Sekarang ambil barang-bar
makin banyak tetangga yang berkumpul untuk menyaksikan apa
e arah Riani dan memikirkan bagaiman
orang itu, Riani bersandar ke di
tidak perlu lagi melakukan pekerjaan paruh waktu yang mem
engeluarkannya dan melihat bahwa itu ad
asinya satu miliar rupiah. Aku tidak punya banyak ua