jalan dengan memegangi pipi dan perutnya. Bukan karena lapar, melain
Indonesia-Jerman, bersekolah di SMA Budi Luhur,
gil, mengingat kekesalannya di angkot ketika sem
menuduh dia tukang berkelahi, ahli tawuran, sam
kot meski belum tiba di dekat area rumahnya. Tel
seperti terus merundungnya. Dimulai dari kawan-kawan di kelasnya yang meminja
alu saja menjadi budak. Sayangnya, dia te
kepalanya terkena hantaman dari bola sepak yang ditendang k
ia. Sebagian besar memar dan babak belur d
nyaman adalah adanya seorang gadis, teman satu k
ak dia jadi salah satu idola di sekolahnya. Selain cantik, Alicia j
kai orang yang lewat!" Demikian Alicia mengomel pada kelompok D
anya, ternyata di dunia ini, masih ada
icia itulah dia makin kerap menerima pe
ik Alicia, Sean Colbert, murid kelas 3, seorang pemuda asli Amerika, anak seseorang yang bekerja di kedutaan Amerika di Indon
elasmu." Sean mengadang Alicia dan Gian yang he
u untuk ke kelas. Ayo, Gian!" Alicia tanpa ragu menggan
i Alicia, namun dberi memar baru oleh Sean dan
ule. Rambut dan matanya hitam selayaknya orang Indonesia. Karen
rambut pirang atau cokelat dengan
i kucing kecil berbulu putih bersih tergeletak sekarat di pinggir ja
ma klakson dari beberapa motor, dia tak peduli dan mengambil kucing
menggendong si kucing yang dia sembunyikan di balik jaketnya ke ruma
egera mengobati kucing itu deng
ibunya, Melinda Astrid, wanita
ergegas keluar sebelum ibu
itu absolut, tak boleh dibantah Gian jika tak ingin dipu
g serumah agar dia bisa segera merawat kucingn
embali berteriak, "Gian! Bantu Mama m
etap keluar kamar da
s kotor dan meja makan sebelum dia masuk kamar. Selalu begitu. Sedangkan kedu
bali ke kamar, dia tid
mikian Melinda berkata dengan wajah bengisnya. "Awas, ya! B
eluar rumah mencari si kucing. Padahal hewan
pa kecewa dan sedihnya Gian. Dia segera membawa bangkai kucing ke sebuah kebun kosong dan menguburkan
g sekaligus nasib malangnya sendiri. "Tuhan, kenapa Kau memberi takdir bur
atuh tertidur d
h putih yang berterima kasih padanya. "Cu, terima ka
mengatakan demikian, karena dia merasa tidak m
he ... supaya kau tahu, aku adalah
p, tentu saja dia tid
t terkejut adalah ketika si kakek m
merasa haus, maka, dia keluar kamar dan mendapati semua lampu
kas tarik tangan dan beralih ke dispenser saja. Namun, kejadian itu berulang sam
dia kembali
dah duduk di kasur, dari ujung telunjukny
hanya, mengira sedang mimpi atau berhalusinas
genai listrik tadi, mendadak dari ujungnya kel
strik dari jarinya? Apakah dia