/0/9106/coverbig.jpg?v=20221026125328)
"Di dunia ini tidak ada yang bisa kau percaya karena setiap manusia punya seribu topeng muka. Cukup percaya pada uang dan senjata karena hidup ini perihal harta dan nyawa"
Anak laki-laki berusia 6 tahun duduk termangu memandang kearah sang kembaran yang masih sibuk disuapi ibunya.
"Travis?"
"Ayah?"
Travis kecil sedikit melirik kearah sang ayah yang kini duduk di sampingnya "Kenapa kau terus melihat adikmu seperti itu?"
"Aku takut kehilangan adikku"
Tangan Travis saling bertautan, terlihat sangat gugup, ini hari pertama adiknya kembali ke rumah setelah mereka melalui beberapa bulan yang panjang
"Haruto tidak akan pergi, dia akan tetap bersama kita" Sang ayah meyakinkan.
"Tapi ayah-"
Tak terasa air mata mengalir begitu saja membasahi pipi gembul Travis yang sudah memerah, Travis mengusap kasar air matanya dengan punggungtangan, ia sangat benci terlihat lemah, sebagai sosok kakak sekaligus anak tengah ia harus kuat, Travis harus bisa menjadi kakak sekaligus adik yang baik bagi saudara nya.
Suaranya seakan tercekat, Travis bahkan tak sanggup untuk melanjutkan omongannya.
Apalagi kini melihat Haruto yang memiringkan kepala, sang adik terlihat bingung namun Ibu segera mengalihkan perhatian si bungsu.
"Travis dengar ayah--"
Ayah kini berjongkok menggenggam kedua tangan mungil anak tengahnya
"Di Dunia ini hanya perihal datang, pergi dan menghilang"
"Menderita, kesakitan dan sengsara itu bagian dari hidup. Kita hanya bisa menerima takdir Travis, di dunia ini tidak ada yang abadi"
Travis yang pada saat itu masih berusia 6 tahun hanya menatap bingung pada penjelasan ayahnya. Otak kecilnya berusaha memahami apa yang ayahnya bicarakan, namun Travis tetap tak mengerti.
Sedangkan ayah yang melihat kerutan di dahi anaknya hanya terkekeh gemas
"Kau tidak mengerti, hm?"
Travis kecil mengangguk
"Tidak apa, kau masih kecil"
"Tapi satu hal yang harus kau ingat Travis, yang terlihat baik belum tentu baik dan yang terlihat jahat belum tentu seburuk yang dilihat"
Ayah menatap Travis dengan tatapan serius "Di dunia ini tidak ada yang bisa kau percaya karena setiap manusia punya seribu topeng muka. Cukup percaya pada uang dan senjata karena hidup ini perihal harta dan nyawa"
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Bagi publik, dia adalah sekretaris eksekutif CEO. Di balik pintu tertutup, dia adalah istri yang tidak pernah diakui secara resmi. Jenessa sangat gembira ketika mengetahui bahwa dia hamil. Tapi kegembiraan itu digantikan dengan ketakutan ketika suaminya, Ryan, menghujani kasih sayangnya pada cinta pertamanya. Dengan berat hati, dia memilih untuk melepaskan pria itu dan pergi. Ketika mereka bertemu lagi, perhatian Ryan tertangkap oleh perut Jenessa yang menonjol. "Anak siapa yang kamu kandung?!" tuntutnya. Tapi dia hanya mencemooh. "Ini bukan urusanmu, mantan suamiku tersayang!"
Maya terpaksa menggantikan posisi adik perempuannya untuk bertunangan dengan Arjuna, seorang pria cacat yang telah kehilangan statusnya sebagai pewaris keluarga. Pada awalnya, mereka hanyalah pasangan nominal. Namun, segalanya berubah ketika identitas Maya yang sebenarnya secara bertahap terungkap. Ternyata dia adalah seorang peretas profesional, komposer misterius, dan satu-satunya penerus master pemahat giok internasional .... Semakin banyak yang terungkap tentang Maya, Arjuna semakin merasa gelisah. Penyanyi terkenal, pemenang penghargaan aktor, pewaris dari keluarga kaya - ada begitu banyak pria yang menawan sedang mengejar tunangannya, Maya. Apa yang harus dilakukan Arjuna?!
Dokter juga manusia, punya rasa, punya hati juga punya birahi
Rumornya, Laskar menikah dengan wanita tidak menarik yang tidak memiliki latar belakang apa pun. Selama tiga tahun mereka bersama, dia tetap bersikap dingin dan menjauhi Bella, yang bertahan dalam diam. Cintanya pada Laskar memaksanya untuk mengorbankan harga diri dan mimpinya. Ketika cinta sejati Laskar muncul kembali, Bella menyadari bahwa pernikahan mereka sejak awal hanyalah tipuan, sebuah taktik untuk menyelamatkan nyawa wanita lain. Dia menandatangani surat perjanjian perceraian dan pergi. Tiga tahun kemudian, Bella kembali sebagai ahli bedah dan maestro piano. Merasa menyesal, Laskar mengejarnya di tengah hujan dan memeluknya dengan erat. "Kamu milikku, Bella."