/0/7718/coverbig.jpg?v=820a72f63219ac83ae0a669e5b1cfec9)
Ma Axia adalah seorang gadis muda berprofesi sebagai seorang pembunuh profesional di Tiongkok. Ia merupakan pembunuh bayaran terkenal dengan gaji fantastis. Prestasinya dalam menyelesaikan misi begitu akurat dan tepat sehingga ia mendapat julukan sebagai iblis berdarah dingin. Suatu malam setelah menyelesaikan misi yang di berikan organisasi hitam pembunuh profesional, Ma Axia dikhianati oleh organisasinya karna pihak pendiri organisasi pembunuh profesional tempatnya bekerja sudah tak mampu lagi membayar gajinya. Ma Axia pada akhirnya dibuang dan dibunuh. Saat Ma Axia berpikir jika hidupnya telah berakhir, jiwanya malah bereinkarnasi ke dalam raga seorang permaisuri kerajaan Zhang yang merupakan seorang permaisuri lemah, tidak berguna dan di cap sebagai sampah. Menyadari kenyataan mengejutkan bahwa ia telah bereinkarnasi menjadi seorang permaisuri dengan ingatan utuh dari kehidupan sebelumnya, lantas apa yang akan Ma Axia lakukan?
Aku tak pernah menyangka kehidupanku akan berakhir dengan cepat. Usiaku baru saja menginjak dua puluh dua tahun, namun aku harus mati mengenaskan karna pengkhianatan organisasinku sendiri.
Aku berpikir dalam mengerjakan tugas dan misi yang diberikan, aku harus selalu bersikap profesional tanpa melibatkan perasaan apapun dalam setiap tugasku. Bagaikan sebuah robot tak berperasaan aku membunuh setiap orang sesuai permintaan para klien-klienku. Namun untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku merasa marah. Aku marah pada organisasi yang mengkhianatiku, juga marah pada diriku sendiri karna begitu lengah.
Dulu aku selalu berpikir untuk tidak mempercayai siapapun bahkan rekanku sendiri. Namun di hadapan ornagisasi pembunuh profesional yang telah membesarkanku hingga menjadi pembunuh terkenal membuatku sama sekali tidak pernah curiga tetang organisasiku.
Terlahir yatim piatu membuatku beranggapan bahwa organisasiku adalah orang tua yang telah membesarkanku. Aku berpikir memang sudah sewajarnya aku percaya dan memberi kesetiaanku pada organisasiku. Namun pada akhirnya kesetian dan pengabdianku selama dua puluh dua tahun malah berakhir dengan sebuah pengkhianatan.
Terlalu berbakat dan menakutkan membuat pihak organisasi pembunuh profesional memutuskan membuangku. Selain karna merasa bahwa kedepannya aku adalah sebuah ancaman besar, dan mereka juga mulai tak mampu membayar gajiku dengan sejumlah besar uang yang menurut semua orang sangat fantastis.
Penyesalan terbesar dalam hidupku hanyalah satu, yakni aku tidak menikmati masa mudaku layaknya para gadis pada umumnya. Jika di beri kesempatan kembali hidup, aku ingin semua ingatanku tetap utuh lalu menikmati kehidupanku layaknya orang normal yang bisa mengekspresikan perasaan mereka.
Aku sadar permintaanku yang terdengar mustahil tak mampu di wujudkan, pada dasarnya aku telah mati. Aku tidak pernah percaya yang namanya reinkarnasi, hal semacam itu hanya di percaya orang - orang terdahulu. Namun kepercayaan dan keraguanku akan reinkarnasi patah dengan mudah. Saat aku terbangun aku menyadari bahwa aku kembali hidup dengan ingatan yang utuh dari kehidupanku sebelumnya.
"A-apa yang terjadi?" Tanyaku yang lantas segera bangun mendudukan diri di atas tempat tidur.
Kuamati kedua tanganku tak percaya, aku juga tak lupa mengamati ruangan yang di dominasi kayu dengan ukiran rumit. Seisi ruangan tampak sederhana, meski pun begitu ruangan yang ku tempati tampak bersih dan terawat.
Prang!
Suara keras dari sebuah benda yang terbuat dari besi ringan lantas mengagetkanku. Aku lantas menatap seorang gadis muda yang tampak terkejut menatapku. Gadis muda itu lantas lari keluar meneriaki nama seseorang yang terdengar asing tanpa membersihkan tumpahan air dan ember kecil terbuat dari besi ringan beserta dengan nampan dan handuk yang di bawanya.
Tak berselang berapa lama gadis itu kembali membawa seorang pemuda tampan dan seorang wanita berusia 30an yang kini keduanya lantas menghampiriku.
"Yang mulia syukurlah anda telah sadar" kata wanita berusia 30an tersebut.
"Yang mulia? Maksudmu aku?" Tanyaku bingung dengan panggilan wanita tersebut.
Wanita yang tampak berusia sekitar 37 tahun itu tampak terkejut dengan pertanyaanku, ia dan berkata "Yang mulia apa yang anda katakan? Tentu saja panggilan itu untuk anda" jawabnya.
"Aku tidak tahu apa maksudmu, namaku adalah Axia. Bukan yang mulia" tegasku.
"Tentu nama anda adalah Axia, tapi karna posisi anda merupakan permaisuri kerajaan Zhang, kami harus memanggil anda dengan panggilan kehormatan yakni, yang mulia" balas wanita tersebut yang tentu saja semakin membuatku bingung.
"Permaisuri? Kerajaan Zhang? Apa maksudmu? Bukannya ini adalah Nirwana? Aku sudah mati karna pengkhianatan organisasiku, seumur hidupku aku hanya di jadikan sebuah senjata terkuat dan ketika mereka tak membutuhkanku lagi, mereka membuangku.
Aku sangat ingat jika organisasiku menaruh racun pada minumanku dan akupun berakhir mati karna begitu lengah dan sama sekali tidak menaruh curiga pada mereka. Namun yang kudapatkan hanyalah sebuah pengkhianatan hingga pada akhirnya aku mati dan tiba-tiba terbangun di tempat ini" jelasku panjang lebar.
Tunggu. Aku mati dan tiba - tiba bangun di tempat ini. Aku lantas tertawa dalam hati, apa yang ku pikirkan sama sekali tidak mungkin terjadi. Hal itu sangat mustahil dan tidak masuk akal.
"Yang mulia apa yang anda katakan?" Tanya gadis muda yang sempat terkejut melihatku.
"Anda belum mati, hiks" isaknya yang membuatku terkejut dan juga bingung.
'Mengapa gadis muda itu menangis?'
"Aku tahu anda sudah tak mampu di perlakukan buruk oleh semua orang, bahkan selama seminggu setelah anda menikahi kaisar Zhang Long Fei, anda selalu di perlakukan dengan rendah dan dingin. Meskipun semua orang menganggap anda adalah gadis yang tak berguna dan merupakan sampah masyarakat, ku mohon jangan mengakhiri nyawa anda lagi, hiks" kata gadis muda itu.
Wanita berusia sekitar 37 tahun itu lantas memeluk gadis muda itu. Keduanya lantas menangis dan terus mengatakan hal - hal yang sama sekali tidak ku mengerti.
"Meski semua orang membenci anda, kami akan tetap menyayangi anda yang mulia.." raung wanita berusia 30an tersebut.
"Tolong jangan buat kami ketakutan akan hal nekat yang anda lakukan, hiks.. hiks" pinta gadis muda itu.
Aku sama sekali tidak mengerti. Mengapa saat ini aku berada di situasi yang sangat rumit seperti ini. Bukankah berada di Nirwana jiwanya akan merasa tenang? Tapi mengapa sekarang ia malah harus di landa kebingungan saat berusaha mencerna situasi yang kuhadapi.
Saat aku berusaha berpikir keras dan mencerna segala kalimat yang gadis muda dan wanita 30an itu katakan, seketika kepalaku dilanda rasa sakit hebat. Sebuah ingatan asing tiba-tiba berputar dalam kepalaku dan berhasil membuat penglihatanku mulai mengabur. Rasa sakit yang kurasakan lantas membuatku menjerit kesakitan hingga mengagetkan pemuda tampan yang sedari tadi mengamatiku.
"Mei-mei kau kenapa?" Tanyanya khawatir.
Rasa sakit itu terus menyerangku, tak mampu rasa sakit tersebut untuk ku tahan, penglihatanku mulai menggelap. Di dalam alam bawah sadarku aku menyaksikan segala kenangan pahit dan menyakitkan. Aku sama sekali tidak tahu siapa pemilik kenangan tersebut, yang ku tahu pemilik kenangan tersebut pasti sangat menderita.
Merasakan sebuah guncangan, kedua mataku lantas terbuka. Langit - langit ruangan yang pertama kali kulihat kembali menyapaku, ku usap pipiku yang terasa basah. Aku sedikit terkejut menyadari jika ternyata dalam tidurku aku menangis.
Saat aku mendudukan diriku di atas peraduan, akupun akhirnya sadar jika aku kembali hidup dalam raga orang lain. Ingatan menyedihkan yang sempat kulihat adalah ingatan Sang pemilik raga. Meski terdengar sangat tidak masuk akal, kenyataannya jiwaku bereinkarnasi dalam raga seorang permaisuri kerajaan Zhang yang di cap sebagai gadis lemah, tak berguna, dan merupakan sampah masyarakat. Belum cukup sampai di situ, raga yang ia tempati kini merupakan seorang permaisuri yang di campakan oleh suaminya, yakni kaisar Fei.
Hal yang terakhir kuingat adalah kondisiku yang menggenaskan. Lantas bagaimana aku kembali bernafas dengan tubuh yang dibalut dengan hanfu putih yang mengingatkanku dengan pakaian tradisional zaman dulu. Melihat kondisiku yang masih bernafas, banyak pertanyaan yang muncul dalam kepalaku. Sebenarnya apa yang terjadi? Apakah saat ini aku sedang bermimpi? Tapi bagaimana bisa orang yang telah mati merasakan sakit dari guncangan hebat benda persegi yang membawaku? Bagaimana bisa aku merasakan sakit dan nyeri saat kedua pundakku menabrak kedua sisi kayu yang berada di sisi kanan dan kiriku? Bukankah orang yang telah mati tak mampu merasakan apapun? Terlalu pusing dengan pikiranan dan pertanyaan - pertanyaan yang terus bermunculan dalam kepalaku, aku lantas memilih bangun dan mendudukan diriku. Baru saja aku bangun dari tempat yang kutiduri, seketika kedua bola mataku terbelalak terkejut saat menyadari tempat yang menjadi tempat tidurku. Apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana bisa aku bangun dari peti mati? Apa yang sebenarnya terjadi padaku, bukankah aku telah mati di tangan tunanganku sendiri? Lantas apa ini?
Semua orang beranggapan, ia hanyalah beruntung terlahir dari keluarga kerjaan TangXin. Tak ada yang bisa di banggakan dari sosoknya, sikap arogan dan sombongnya, tubuh gendut dan riasan menor yang selalu ia poles pada wajah bulatnya membuat usianya nampak terlihat tua. Tak ada yang tahu mengenai prestasinya, semua orang hanya mengenalnya sebagai putri kerjaan TangXin dengan kepribadian buruk. Xin Fahrani, gadis yang semua orang katakan beruntung terlahir dalam lingkungan kerajaan dan gadis itu pun mengakui hal tersebut. Ia sama sekali tidak peduli dengan segala ucapan semua orang, sebab ia berpikir dengan memiliki kekuasaan, kekayaan, kedudukan, serta dukungan dari Ayahandanya, ia bisa mendapatkan apapun meski penampilannya sangat jelek dimata semua orang. Namun nyatanya, semua yang ia miliki tak mampu membuat pria yang ia sukai balik menyukainya. Hal yang tak terduga ia alami adalah penolakan dari pria pujaannya dihadapan semua orang dan hal itu memberinya luka dan rasa sakit dari patah hati yang terasa dua kali lipat menghancurkannya. Xin Fahrani benci menjadi bahan olokan, ia benci di permalukan dan di rendahkan. Sikap arogannya menolak di perlakukan demikian, ia tak ingin harga dirinya kembali di injak-injak oleh orang-orang yang mengangapnya menjijikan hanya karna postur tubuhnya beda dari gadis muda pada umumnya. Lantas apa yang akan Xin Fahrani lakukan untuk membalaskan dendam dari rasa malu yang ia rasakan?
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"
Warning! Banyak adegan dewasa 21+++ Khusus untuk orang dewasa, bocil dilarang buka!
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Kumpulan cerita seru yang akan membuat siapapun terbibur dan ikut terhanyut sekaligus merenung tanpa harus repot-repot memikirkan konfliks yang terlalu jelimet. Cerita ini murni untuk hiburan, teman istrirahat dan pengantar lelah disela-sela kesibukan berkativitas sehari-hari. Jadi cerita ini sangat cocok dengan para dewasa yang memang ingin refrehsing dan bersenang-senang terhindar dari stres dan gangguan mental lainnya, kecuali ketagihan membacanya.
Setelah menyembunyikan identitas aslinya selama tiga tahun pernikahannya dengan Kristian, Arini telah berkomitmen sepenuh hati, hanya untuk mendapati dirinya diabaikan dan didorong ke arah perceraian. Karena kecewa, dia bertekad untuk menemukan kembali jati dirinya, seorang pembuat parfum berbakat, otak di balik badan intelijen terkenal, dan pewaris jaringan peretas rahasia. Sadar akan kesalahannya, Kristian mengungkapkan penyesalannya. "Aku tahu aku telah melakukan kesalahan. Tolong, beri aku kesempatan lagi." Namun, Kevin, seorang hartawan yang pernah mengalami cacat, berdiri dari kursi rodanya, meraih tangan Arini, dan mengejek dengan nada meremehkan, "Kamu pikir dia akan menerimamu kembali? Teruslah bermimpi."
Hari itu adalah hari yang besar bagi Camila. Dia sudah tidak sabar untuk menikah dengan suaminya yang tampan. Sayangnya, sang suami tidak menghadiri upacara tersebut. Dengan demikian, dia menjadi bahan tertawaan di mata para tamu. Dengan penuh kemarahan, dia pergi dan tidur dengan seorang pria asing malam itu. Dia pikir itu hanya cinta satu malam. Namun yang mengejutkannya, pria itu menolak untuk melepaskannya. Dia mencoba memenangkan hatinya, seolah-olah dia sangat mencintainya. Camila tidak tahu harus berbuat apa. Haruskah dia memberinya kesempatan? Atau mengabaikannya begitu saja?