/0/6446/coverbig.jpg?v=979880abb480e4b158854b48ce0ce053)
Senja setelah sekian lama bekerja, ia tak kunjung diberi kesempatan untuk naik jabatan. Sahabat dan kekasihnya mendukung kekacauan yang terjadi padanya. Disaat yang bersamaan, Pimpinan perusahaanya memintanya untuk membuat berita di daerah bencana alam. Senja pun bergabung dengan Tim SAR. Namun, disaat ia ikut untuk evakuasi ia justru terbawa banjir dan membuatnya jauh dari pemukiman. Saat sadar dari pingsannya. Senja memilih untuk masuk hutan dan berusaha untuk bertahan diri sampai ditemukan. Ia bertemu dengan Peri hutan bernama Ella yang kemudian memanggilnya 'Sen'. Saat harus bertahan hidup dari banyak mahluk di hutan sendirian selama berhari-hari. Dalam masa bertahannya, ia menyelamatkan seorang laki-laki yang terjerat jaringan laba-laba raksasa. Sampai akhirnya mereka bertemu kembali di Desa Galie. Laki-laki itu bernama Salaar Bayu. Ia bertugas sebagai Jagawana di Hutan Sungai Hitam di dekat Galie. Ternyata Bayu dan Sen memiliki pandangan yang sama tentang masalah di Galie. Hal itu membuat mereka bekerjasama untuk memecahkannya. Suatu ketika mantan kekasih Senja yang berada di kota terus mencarinya. Saat tahu jika Senja masih hidup, Fajar datang dan menemuinya ke Desa Galie Akankah hatinya kembali pada Fajar? atau Senja akan memilih Bayu? Dapatkah mereka menyelesaikan masalah di Hutan Sungai Hitam?
"Baiklah Pak, saya tahu ini tidak benar. Tapi suatu saat saya akan membuktikan kemampuan saya. Saya yakin, saya pantas untuk mendapatkan promosi jabatan," kata Senja
"Lebih baik kamu buktikan saja kinerjamu. Hari ini ada bencana alam cukup besar, cari sisi terbaik berita. Saya tidak mau yang biasa-biasa saja," kata Pimpinan
Senja menghela nafas. Rasa marahnya belum padam setelah ia tahu bahwa ia gagal dipromosikan karena ulah teman kerjanya. Kini ia tetap jadi wartawan biasa.
Suasana hatinya tak baik. Namun sesuai perintah atasannya, ia akan bergabung dengan tim sar yang akan mengevakuasi korban banjir bandang di pulau sebrang.
Sesampainya dirumah ia pun berkemas. Dengan tas ransel hitam kesayangannya ia membawa beberapa kemeja, kaos, perlengakapan liputan seperti kamera, alat tulis dan lainnya. Biasanya ia menolak untuk pergi ke pulau sebrang. Namun, demi karirnya, kali ini ia tak bisa menolaknya.
Sebelum berangkat dengan tim sar. Senja menyempatkan mampir kerumah kekasihnya, Fajar. Langkahnya terhenti ketika ia mendengar suara gadis lain di dalam kamar kos Fajar.
Sembari mengatur nafas dengan degub jantung yang tak kalah kencangnya. Senja dengan santai membuka pintu kamar yang sudah sedikit terbuka itu.
"Ehem! Aku jadi paham kenapa kita sering tak sepaham, ternyata pengkhianat memang akan hidup rukun dengan sesama pengkhianat!" Kata senja pada Fajar yang langsung berdiri seketika
"Senja, dengarkan penjelasanku dulu," kata wanita yang ternyata adalah teman sekantor Senja itu
"Cukup! Tidak ada yang perlu dijelaskan. Sudah jelas kamu memanfaatkanku agar kamu bisa naik jabatan. Lalu, kali ini Fajar? Sepertinya semua yang aku punya sangat menarik buatmu ya!"
"Senja, maafkan aku," kata fajar
"Sudahlah. Tak berarti lima tahun yang telah kita habiskan. Setidaknya kamu bisa pilih wanita lain yang lebih baik dariku, bukan pengkhianat seperti dia, Jar!" Kata Senja dengan suara bergetar dan mata nya mulai berkaca-kaca
"Maaf," kata Fajar sekali lagi pada Senja
Senja pun akhirnya memilih pergi meninggalkan dua orang itu. Teman dan kekasih yang menyakiti hatinya hari ini. Sesuatu yang takkan ia lupakan.
Sesampainya di markas SAR. Senja berkumpul dengan tim. Mereka memberitahu kemungkinan-kemungkinan yang akan dihadapi di area bencana dan mereka diberi informasi dasar penyelamatan yang harus dilakukan.
Saat Ketua Tim menjelaskan. Pikiran Senja masih kalut. Ia tak habis pikir jika Fajar kekasihnya berkhianat bahkan dengan temannya yang juga pengkhianat.
Tengah malam semua tim berangkat menggunakan pesawat menuju area bencana. Senja hanya mengikuti arahan ketua tim. Saat pagi mereka sudah sampai di pulau sebrang. Mereka harus menggunakan truk menuju area bencana. Perjalanan panjang kurang lebih 7 jam untuk sampai di lokasi.
Senja. Dengan perasaan kalutnya. Ia hanya termenung dan menatap kosong ke berbagai arah. Kini ia kehilangan tujuan. Bahkan ia sudah tak lagi bersemangat untuk mencari berita seperti tujuan sebelumnya. Kini, ia hanya perempuan yang sedang patah hati karena dikhianati dua kali.
Sesampainya di lokasi. Anggota SAR kembali berkumpul untuk berbagi tugas. Sedangkan Senja mengambil beberapa foto disekitar. Ia menuju pos pengungsi dan sejenak merenungi dirinya. Melihat mereka yang terkena bencana, tentu patah hati bukanlah apa-apa.
Senja pun membantu menyiapkan makanan. Melayani pengobatan dan sesekali memotret mereka. Ia pun menulis berita singkat di ponselnya. Sayangnya saat hendak dikirim, tidak ada sinyal di area tersebut. Ia baru tersadar, akibat bencana banjir sarana penerangan dan komunikasi terputus sementara.
'Baiklah, aku disini hanya dua hari, maka tak perlu mengeluh,' kata Senja dalam hati
Ketua Tim SAR kemudian memanggil seluruh anggota tim nya untuk berkumpul. Mereka hendak menyisir area lokasi banjir dan mengevakuasi korban yang mungkin bisa diselamatkan. Anggota Tim menyiapkan alat-alat yang dibawa. Begitu juga Senja yang ikut berkemas dan mempersiapkan diri untuk ikut serta bersama tim itu. Ia tahu, ia sudah berkomitmen takkan pulang hanya dengan membawa berita yang dianggap pimpinannya biasa saja.
Hati nya miris. Melihat orang-orang di pengungsian yang menunggu dengan cemas sanak keluarganya yang belum ditemukan. Mereka hilang atau meninggal. Dua hal yang sama-sama menyedihkan. Senja tahu, bahwa berita korban meninggal adalah bagian dari kualitas informasi yang diberikannya pada publik. Tapi disisi lain itulah yang paling tidak diharapkan oleh orang-orang yang ada ditempat itu.
"Siap semua! Kita berangkat mengikuti sungai, karena jembatan penghubung desa terputus, kita akan melakukan penyebrangan sungai berkelompok, harap waspada dan perhatikan satu sama lain!" Kata Ketua Tim sebelum berangkat
Senja mengikuti tim. Berjalan dengab berbaris. Karena jalanan sempit dan berlumpur sehingga satu orang dan lainnya saling bantu hanya untuk menuju sungai.
Sungai terlihat sangat jernih airnya. Senja tak mengira kalau sungai itu sebelumnya membawa banjir untuk warga sekitarnya. Ia melihat sekitar, sisa-sisa batang pohon yang hanyut terbawa air, masih terlihat berserakan disekitar sungai. Pohon kelapa sawit dan pohon-pohon besar menyulitkan tim untuk berjalan menyusuri sungai.
"Maaf, kalau boleh tau, apakah sebelum bencana daerah ini daerah kelapa sawit?" Tanya Senja pada seorang di Tim SAR yang berjalan di depannya
"Iya, betul. Hati-hatilah, lihat apa yang kamu pijak, kita berharap bisa menemukan korban yang hilang dalam keadaan hidup atau mati," kata anggota Tim pada Senja
Setelah perjalanan sekitar 3 jam. Akhirnya mereka beristirahat. Beberapa membawa bekal makan. Sebagian lagi hanya minum kopi dan memakan cemilan. Senja melihat isi tas nya, mereka saling berbagi makanan.
"Kita besok akan kembali ke markas. Lalu bertukar dengan tim lain. Manfaatkan waktu kita sebaik-baiknya. Jangan lengah, hari ini sepertinya akan hujan lebat, bisa jadi akan terjadi banjir susulan," kata Ketua Tim
"Siap pak!" Kata anggota tim kompak
Senja melihat barang-barang yang dibawa oleh anggota Tim SAR. Ia melihat kantong mayat yang sedang dilipat. Hatinya sedih membayangkan apa yang akan mereka dapatkan dalam perjalanan menyisir sungai.
"Apa ini, Pak?" Tanya Senja menunjuk ke kotak kecil yang hendak dimasukan oleh salah seorang anggota tim
"Ini Survival Kit. Ambilah satu untuk berjaga-jaga," katanya
"Beritahu saya apa saja isinya dan bagaimana menggunakannya," kata Senja
"Perhatikan, ini ada kompas, pisau lipat, selimut darurat, senter, peluit dan beberapa alat serbaguna," kata seorang anggota tim sambil mencontohkan cara menggunakannya
Senja lalu memasukan beberapa korek api dan benang jahit yang ia bawa kedalam survival kit itu. Senja lalu turunke sungai, ia hendak membasuh wajahnya dengan air sungai. Tak terlihat ikan atau binatang apapun meski air sungai nya terlihat begitu jernih.
"Pak! Pak! Saya menemukan sesuatu!" Teriak senja pada tim yang kemudian bergegas mendekati Senja
"Ambil kantong plastik!" Kata orang yang lebih dulu mendekat pada Senja.
"Ini potongan jari seseorang," kata anggota lain
"Iya. Barangkali kita bisa menemukan jasadnya tak jauh dari sini," kata Ketua Tim
Senja spontan merasa bulu kudugnya berdiri. Ia membayangkan harus menemukan jazad yang mungkin tak berbentuk.
Anggota tim kembali berkumpul. Namun Senja masih terpaku dan berjongkok diatas batu sungai. Ia kemudian mengencangkan ranselnya. Memasang strap di dadanya. Lalu mengikat tali sepatunya. Tanda bahwa ia sudah siap untuk menghadapi hal lainnya.
Tiba-tiba terdengar suara semacam gemuruh. Senja melihat ke arah langit yang ia pikir akan terjadi hujan. Lalu seseorang berteriak dari jauh
"Banjir! Banjir! Banjir!" Teriaknya
Senja tak mendengarnya dia makin bingung dan suara gemuruh terdengar makin keras di dekatnya. Ia sadar saat air bah datang dengan keceapatan sangat tinggi kearahnya. Menghantam tubuhnya awalnya berdiri diatas batu. Kini ia terbawa arus banjir sungai yang membuatnya terombang ambing diatas air dan sesekali tenggelam. Kini ia tak tahu akan menjadi bagian korban atau selamat. Tubuh dan pikirannya sudah pasrah.
Setelah satu hari satu malam, Senja pun dinyatakan sebagai korban yang hilang.
Syifa, yang seorang Ibu rumah tangga dengan ketiga anaknya, harus menerima kenyataan bahwa sang suami yang bernama Danu tega mengkhinatinya dengan sahabat istrinya sendiri. Syifa sama sekali tidak bersedih, justru dia akan membalaskan dendam pada sang suami dan juga selingkuhannya dengan caranya yang cerdik. Apakah itu? Yuk kepoin dan baca ceritanya hingga tamat.
Pelan tapi pasti Wiwik pun segera kupeluk dengan lembut dan ternyata hanya diam saja. "Di mana Om.. ?" Kembali dia bertanya "Di sini.." jawabku sambil terus mempererat pelukanku kepadanya. "Ahh.. Om.. nakal..!" Perlahan-lahan dia menikmati juga kehangatan pelukanku.. bahkan membalas dengan pelukan yang tak kalah erat. Peluk dan terus peluk.. kehangatan pun terus mengalir dan kuberanikan diri untuk mencium pipinya.. lalu mencium bibirnya. Dia ternyata menerima dan membalas ciumanku dengan hangat. "Oh.. Om.." desahnya pelan.
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
Shella memiliki masalah serius ketika keluarganya mencoba memaksanya untuk menikah dengan pria tua yang mengerikan. Dalam kemarahan, dia menyewa gigolo untuk berakting sebagai suaminya. Dia kira gigolo itu membutuhkan uang dan melakukan ini untuk mencari nafkah. Sedikit yang dia tahu bahwa pria tersebut tidak seperti itu. Suatu hari, dia melepas topengnya dan mengungkapkan dirinya sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Ini menandai awal dari cinta mereka. Pria itu menghujaninya dengan semua yang dia inginkan. Mereka bahagia. Namun, keadaan tak terduga segera menjadi ancaman bagi cinta mereka. Akankah Shella dan suaminya berhasil melewati badai? Cari tahu!
Tunangan Lena adalah pria yang menyerupai iblis. Dia tidak hanya berbohong padanya tetapi juga tidur dengan ibu tirinya, bersekongkol untuk mengambil kekayaan keluarganya, dan kemudian menjebaknya untuk berhubungan seks dengan orang asing. Untuk mencegah rencana jahat pria itu, Lena memutuskan untuk mencari seorang pria untuk mengganggu pesta pertunangannya dan mempermalukan bajingan yang selingkuh itu. Tidak pernah dia membayangkan bahwa dia akan bertemu dengan orang asing yang sangat tampan yang sangat dia butuhkan. Di pesta pertunangan, pria itu dengan berani menyatakan bahwa dia adalah wanitanya. Lena mengira dia hanya pria miskin yang menginginkan uangnya. Akan tetapi, begitu mereka memulai hubungan palsu mereka, dia menyadari bahwa keberuntungan terus menghampirinya. Dia pikir mereka akan berpisah setelah pesta pertunangan, tetapi pria ini tetap di sisinya. "Kita harus tetap bersama, Lena. Ingat, aku sekarang tunanganmu." "Delon, kamu bersamaku karena uangku, bukan?" Lena bertanya, menyipitkan matanya padanya. Delon terkejut dengan tuduhan itu. Bagaimana mungkin dia, pewaris Keluarga Winata dan CEO Grup Vit, bersamanya demi uang? Dia mengendalikan lebih dari setengah ekonomi kota. Uang bukanlah masalah baginya! Keduanya semakin dekat dan dekat. Suatu hari, Lena akhirnya menyadari bahwa Delon sebenarnya adalah orang asing yang pernah tidur dengannya berbulan-bulan yang lalu. Apakah kesadaran ini akan mengubah hal-hal di antara mereka? Untuk lebih baik atau lebih buruk?
Bayangkan menikah dengan seorang pria miskin hanya untuk menemukan bahwa dia sebenarnya tidak miskin. Katherine tidak tahu apa lagi yang harus diharapkan setelah dia dicampakkan oleh pacarnya dan akhirnya menikah dengan pria lain keesokan harinya. Suami barunya, Esteban, tampan, tetapi dia pikir kehidupan pernikahannya tidak akan istimewa sama sekali. Dia terkejut ketika menemukan bahwa Esteban sebenarnya sangat lengket. Anehnya, semua masalah yang dia temui setelah pernikahan diselesaikan dengan mudah. Ada sesuatu yang ganjil. Dengan curiga, dia bertanya padanya, "Esteban, apa yang terjadi di sini?" Sambil mengangkat bahu, Esteban menjawab, "Mungkin keberuntungan ada di pihakmu." Katherine memercayainya. Bagaimanapun, dia telah menikah dengan Esteban ketika pria itu akan bangkrut. Dialah pencari nafkah keluarga mereka. Mereka terus menjalani hidup sebagai pasangan sederhana. Jadi, tidak ada yang mempersiapkan Katherine untuk kejutan yang dia terima suatu hari. Suaminya yang sederhana tidak sesederhana itu! Dia tidak percaya bahwa dia benar-benar menikah dengan seorang miliarder. Sementara dia masih memproses keterkejutannya, Esteban memeluknya dan tersenyum. "Bukankah itu bagus?" Kathrine punya sejuta pertanyaan untuknya.