Malam itu tanpa diketahuinya, Amira telah dijual sang suami dalam keadaan setengah sadar pada pengusaha yang tengah membutuh wadah pelampiasan. Yah, malam itu mereka bergelut layaknya sepasang suami istri pada umumnya. Ternyata eh ternyata kejadian malam panas itu terus merasuki pikiran Raka di setiap kesendiriannya. Seminggu setelah kejadian malam itu, mereka dipertemukan kembali di rumah Raka sendiri. Kira-kira bagaimana nih kelanjutannya? Yuk simak terus jalan ceritanya! Cover by pixabay
Malam itu di saat Raka tengah melakukan pertemuan di luar kota. Tanpa diduga-duga sang klien telah menjebaknya. Wanita itu dengan sengaja mencampurkan obat perangsang ke dalam minumannya.
Setelah Raka meminumnya, dia segera pamit ke toilet dan tidak kembali lagi.
Mulanya Raka merasakan sedikit pusing. Namun, lama-lama tubuh Raka merasa gerah dan panas. Dia begitu gelisah sekali.
"Hey, kamu kenapa, Pak Bos?" ledek Joe tersenyum. Dia bersikap biasa karena hanya berdua saja dengan Raka.
"Entahlah, aku merasa ada yang aneh dengan tubuhku." Raka mengusap peluh di keningnya.
"Maksudmu, aneh bagaimana?" tanya Zoe serius. Dia tak lagi meledeki Raka. Malah sekarang dia merasa cemas dan khawatir.
"Awalnya, aku merasa pusing. Lalu, tubuhku terasa gerah dan panas. Dan sekarang si junior seperti bereaksi," jelas Raka mulai meringis.
"Hah, jangan bilang kalau kamu terpengaruh obat perangsang?" tanya Joe terkejut bukan kepayang. Dia otomatis bangkit dari kursi.
"Ayo cepat kita kembali ke Villa dahulu," ajak Raka tak tahan.
"Baik!" Joe segera memapah Raka.
Di Villa Raka sudah berusaha menumpahkan hasratnya sendiri di kamar mandi. Namun, usahanya tidak sepenuhnya berhasil. Reaksi obat tersebut masih terus bekerja.
"Ah, usahaku belum berhasil! Yang ada dia malah semakin mengembang saja!" gerutu Raka keluar dari kamar mandi. Tubuhnya tetap terasa panas, bahkan mulai menggigil. Dia merasa kalau malam ini dia akan mati sia-sia.
Joe selaku sekertaris dan assisten pribadinya dibuat pusing tujuh keliling. Dampak dari obat perangsang tersebut begitu cepat menjalar ke tubuh Raka.
"Waduh, bagaimana ini? Jika aku menjemput istrimu yang ada itu tidak mungkin. Kita sekarangkan sedang di luar kota. Bagaimana kalau aku carikan wanita di daerah sini saja?" saran Joe terpaksa mencari seorang wanita untuk melampiaskan hasrat bos sekaligus sahabatnya ini untuk menyelamatkan hidupnya.
"Terserahmu saja! Cepat pergilah!" usir Raka pasrah. Yang terpenting baginya saat ini adalah pelampiasan.
"Oke." Joe segera berlari tergesa-gesa keluar dari kamar.
Raka segera menjatuhkan tubuhnya di atas kasur empuk. Tubuhnya langsung meringkuk karena harus kuat menahan gejolak yang terus menyiksa.
Sudah hampir setengah jam berlalu, namun belum juga ada tanda-tanda kedatangan Joe. Raka semakin dibuat kelimpungan.
"Uh, lama sekali Zoe mencari satu wanita saja yang bersedia melayaniku. Apa dia sengaja ingin membunuhku secara perlahan, ah!" gerutu Raka kesal.
Tangannya terus mencengkram kuat sesuatu yang semakin mengeras. Buliran-buliran keringat terus mengucur dari tubuhnya. Berulang kali dia mengganti posisi tubuhnya menghadap kanan dan kiri karena benar-benar tak kuasa lagi menahannya.
"Dasar wanita sialan! Sebenarnya, motif dan tujuannya itu apa meracuni minumanku tadi? Kalau dia menginginkan aku ... tak mungkin dia pergi begitu saja setelah meracuniku," umpat Raka bertanya-tanya.
Dia begitu marah dan kesal akibat perbuatan wanita tersebut.
"Awas saja, esok akan aku selidiki dia? Jangan harap dia bisa tersenyum lagi seperti tadi, ah." Raka kembali mengerang.
Ceklek!
Pintu kamar tempat Raka berbaring dibuka seseorang. Raka segera menengoknya. Ternyata, yang datang adalah Joe sekertaris sekaligus assisten pribadinya.
"Hey, sebegitu menderitanya kamu? Sampai-sampai wajahmu pucat seperti akan mati saja," ledek Joe terkekeh. Dia menghampiri ranjang Raka. Dia dan Raka sudah bersahabat sejak kecil makanya saat sedang berdua mereka tampak akrab dan biasa saja. Karena sudah berhasil menemukan target, sengaja Joe meledeki Raka.
"Sialan kau! Mana wanitanya? Kenapa kau malah datang sendirian?" gerutu Raka dengan bibir bergetar. Kali ini dia benar-benar sudah tak kuat lagi menahannya.
"Haha, sabar! Dia sebentar lagi sampai kemari. Oh ya, sebaiknya aku ganti saja penerangannya agar wanita itu tidak curiga," jelas Joe langsung mematikan lampu utama. Lalu, menggantinya dengan lampu kamar yang remang-remang.
"Maksudmu apa? Apa wanita yang kau sewa adalah wanita baik-baik? Atau jangan-jangan dia ... ah!" Reaksi obatnya semakin menyiksa tubuh Raka.
"Tentulah dia wanita baik-baik. Mana mungkin aku membiarkan sahabat plus bos besarku ini tertular penyakit dari wanita malam," jawab Joe terkekeh. Sementara Raka diam seribu bahasa merasakan tubuhnya yang semakin panas.
Tak lama terdengar derap langkah seseorang yang semakin dekat. Joe yakin kalau yang datang pasti orang sewaannya. Dia segera meminta izin kepada Raka untuk mengeceknya.
"Sepertinya, pasienmu sudah datang. Aku tinggal dulu ya? Oh ya, ingat perlakukan dia dengan lembut. Dengar-dengar dia itu masih virgin loh," goda Joe tersenyum geli. Tubuhnya membungkuk dengan posisi bibir di telinga Raka.
"Hemmm."
Joe segera memperbaiki posisinya lalu melangkah meninggalkan Raka. Sesampainya di depan pintu, berdirilah laki-laki mengenakan jaket kulit berwarna hitam sambil membopong tubuh wanita.
Wanita itu sepertinya setengah sadar. Matanya sesekali terbuka dan tertutup kembali. Mungkin laki-laki itu sudah memberinya minuman yang membuatnya seperti itu.
"Ayo buruan bawa dia masuk ke dalam!" perintah Joe cepat dengan suara lirih. Dia tak ingin wanita itu mengetahuinya.
Pria itu tak bersuara, dia hanya mengangguk patuh. Lalu, buru-buru melangkah masuk ke dalam kamar. Ketika dia hampir sampai di dekat kasur, wanita itu mengeluarkan suaranya.
"Mas, kita ini di mana? Kenapa lampunya remang-remang? Oh ya, kenapa kepalaku terasa berat?" tanya wanita itu bingung. Tubuhnya terus berkeringat karena merasa gerah sekali.
"Sudah, tak usah banyak protes. Yang terpenting kita akan menikmati malam yang panjang, Sayang!" bisik pria itu sangat lembut di telinganya.
"Terima kasih, Mas. Aku sangat mencintaimu," ucap wanita itu bahagia sekali. Setelah beberapa bulan menjalani pernikahan. Akhirnya, sang suami mau menyentuhnya.
"Hemmm."
Begitu sampai di dekat ranjang, pria itu segera meletakkan tubuh wanita itu di sana. Lalu, dengan mengendap-ngendap melangkah keluar meninggalkannya.
Wanita itu terdiam merasakan panas di tubuhnya yang semakin menjadi-jadi. Tangannya menyingkap baju atasan yang dia kenakan berharap bisa menyejukkan tubuhnya.
"Mas, kenapa tubuhku tambah panas begini, ah!" celoteh wanita itu kebingungan.
Raka tak menjawabnya. Dia merasa kalau wanita di sampingnya juga pasti sudah dicekoki obat agar tak sadar sudah melakukan hal itu pada pria lain.
Grebbbb!
Mendengar suara pintu tertutup, Raka segera mencoba bangkit dari posisinya. Lalu, mengamati wajah wanita yang samar-samar terlihat menggemaskan itu. Keringat yang terus mengucur dari tubuh sang wanita semakin membuatnya bergairah. Tanpa berpikir panjang, dia segera menjalankan aksinya. Sementara wanita itu hanya diam saja menikmatinya.
Namun, ketika Raka mulai ketujuan inti. Wanita itu berteriak histeris karena kesakitan. Tangannya mencengkram kuat seprai kasur. Darah segar mengalir begitu saja membasahi seprai tersebut. Sungguh Raka semakin mabuk kepayang. Ini merupakan kali keduanya, dia merasakan tubuh wanita yang masih suci.
"Astaga, ternyata dia masih suci. Bodoh sekali pria itu rela menjual wanitanya hanya karena uang semata," batin Raka terus beraksi. Bibirnya melengkung ke atas tanda merasa sangat puas. Dia seolah lupa dengan wanita yang jelas tengah termenung menunggu kepulangannya di rumah.
Satu jam telah berlalu, di dalam kamar Raka masih saja berkutat di atas kasur.
Sementara Joe dan pria itu tampak kesal menunggunya di luar. Pria itu seperti sedang merasa was-was. Mungkin, dia takut kalau istrinya itu akan segera sadar kalau efek obat yang diberikannya tadi sudah habis.
"Astaga, kenapa teman anda lama sekali? Ini sudah satu jam lebih! Saya takut kalau pengaruh obat yang saya berikan tadi sudah hilang efeknya. Bisa-bisa ketahuan dong perbuatanku ini," ucap pria itu gelisah.
Kehilangan suami yang sangat dicintainya membuat kehidupan Kayra menjadi sangat sulit. Dia tak tahu ke mana sang suami pergi. Padahal dia dan sang suami sempat melakukan kontak melalui panggilan video sebelum kabar buruk itu datang. Terpaksa dia harus bekerja sendirian untuk menopang kehidupan dia bersama ke dua anaknya. Suatu hari dia dipertemukan kembali dengan suami almarhumah saudari kembarnya yang bernama Damar. Awalnya dia sangat membenci Kayra karena sudah ikut serta menipu dia hanya untuk mengabulkan keinginan saudari kembarnya yaitu memberikan keturunan untuk keluarga Damar. Bahkan, dia juga sempat menolak keras darah dagingnya itu. Namun, ketika dia melihat sosok bayi laki-laki yang begitu mirip dengannya. Hatinya langsung bergetar dan luluh. . Yuk simak kisah perjalanan hidup Kayra sampai menemukan kebahagiaannya!
WARNING AREA 21+ Harap bijak dalam membaca. Berisi kata-kata kasar dan adegan dewasa yang tak cocok dibayangkan oleh anak dibawah umur. Jadi hati-hati ya. ***** Diputuskan sang kekasih hanya karena tak mau memberikan keperawanannya membuat Renata frustasi. Ia sangat mencintai Dinar namun pria itu dengan seenak hati membuangnya. Galaunya Rena dilampiaskan oleh gadis itu mabuk di bar sampai tak sadarkan diri. Beruntung, Ervin teman Rena dari kecil sekaligus musuh bebuyutan Rena diminta oleh papinya Rena untuk mencari gadis itu. Dengan ditemukannya Rena di bar oleh Ervin, papinya Rena meminta Ervin menjadi bodyguardnya dan memantau kemana pun Rena pergi. Hal itu membuat Rena emosi. Ia selalu mencari cara untuk Ervin tak tahan dengannya. Namun waktu berlalu, siapa sangka Sebuah ciuman lembut dari Ervin mampu membuat Rena terbuai, bahkan sejak saat itu kehidupan keduanya berubah menjadi lebih panas.
Setelah tiga tahun menikah, Becky akhirnya bercerai dengan suaminya, Rory Arsenio. Pria itu tidak pernah mencintainya. Dia mencintai wanita lain dan wanita itu adalah kakak iparnya, Berline. Suatu hari, sebuah kecelakaan terjadi dan Becky dituduh bertanggung jawab atas keguguran Berline. Seluruh keluarga Arsenio menolak untuk mendengarkan penjelasannya, dan mengutuknya sebagai wanita yang kejam dan jahat hati. Rory bahkan memaksanya untuk membuat pilihan: berlutut di depan Berline untuk meminta maaf, atau menceraikannya. Yang mengejutkan semua orang, Becky memilih yang terakhir. Setelah perceraian itu, Keluarga Arsenio baru mengetahui bahwa wanita yang mereka anggap kejam dan materialistis itu sebenarnya adalah pewaris keluarga super kaya. Rory juga menyadari bahwa mantan istrinya sebenarnya menawan, cantik, dan percaya diri dan dia jatuh cinta padanya. Tapi semuanya sudah terlambat, mantan istrinya tidak mencintainya lagi .... Namun, Rory tidak menyerah dan tetap berusaha memenangkan hati Becky. Apakah Becky akan goyah dan kembali ke sisinya? Atau akankah pria lain masuk ke dalam hatinya?
BIJAKLAH DALAM MENCARI BACAAN. CERITA DEWASA!!! Aderaldo menepuk punggung Naara yang sontak membuat wanita itu menoleh cepat, dan dalam hitungan detik pula, Aderaldo mencondongkan badannya dan menempelkan bibirnya ke atas bibir Naara. Naara melotot tanpa bisa mengelak. Pria itu tersenyum disela ciumannya pada bibir Naara. Dua lengan cukup kekar melepas paksa ciuman Aderaldo dan Naara dengan menarik bahu pria itu. Satu pukulan melayang di perut Aderaldo tanpa bisa dicegah, hadiah dari Xion. "Dasar b******k! Beraninya kau mencium Naara!" bentak Xion marah. Aderaldo memutar bola matanya seraya memasukkan kedua tangannya ke kantung celana kain yang ia pakai. "Kau tidak ada hak untuk melarangku. Memangnya kau siapa?" desis Aderaldo. Xion ingin melayangkan tinjunya pada wajah Aderaldo, tapi ditahan oleh pria tampan berkemeja hitam itu. "Jangan memancingku untuk menghancurkanmu," bisik Aderaldo pada Xion dan pria itu melangkah pergi dengan mengedipkan matanya ke arah Naara yang masih diam mematung. Aderaldo bersiul dan melangkah santai meninggalkan kampus tercintanya. "Manis! Aku menyukainya," gumam Aderaldo sambil mengelap bekas ciumannya bersama Naara barusan. (Ikuti setiap part-nya dan kalian akan menemukan jawabannya ❤️)
Marsha terkejut saat mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Karena rencana putri asli, dia diusir dan menjadi bahan tertawaan. Dikira terlahir dari keluarga petani, Marsha terkejut saat mengetahui bahwa ayah kandungnya adalah orang terkaya di kota, dan saudara laki-lakinya adalah tokoh terkenal di bidangnya masing-masing. Mereka menghujaninya dengan cinta, hanya untuk mengetahui bahwa Marsha memiliki bisnis yang berkembang pesat. “Berhentilah menggangguku!” kata mantan pacarnya. “Hatiku hanya milik Jenni.” “Beraninya kamu berpikir bahwa wanitaku memiliki perasaan padamu?” kata seorang tokoh besar misterius.
Semua orang terkejut ketika tersiar berita bahwa Raivan Bertolius telah bertunangan. Yang lebih mengejutkan lagi adalah bahwa pengantin wanita yang beruntung itu dikatakan hanyalah seorang gadis biasa yang dibesarkan di pedesaan dan tidak dikenal. Suatu malam, wanita iru muncul di sebuah pesta dan mengejutkan semua orang yang hadir. "Astaga, dia terlalu cantik!" Semua pria meneteskan air liur dan para wanita cemburu. Apa yang tidak mereka ketahui adalah bahwa wanita yang dikenal sebagai gadis desa itu sebenarnya adalah pewaris kekayaan triliunan. Tak lama kemudian, rahasia wanita itu terungkap satu per satu. Para elit membicarakannya tanpa henti. "Ya tuhan! Jadi ayahnya adalah orang terkaya di dunia? "Dia juga seorang desainer yang hebat dan misterius, dikagumi banyak orang!" Meskipun begitu, tetap banyak orang tidak percaya bahwa Raivan bisa jatuh cinta padanya. Namun, mereka terkejut lagi. Raivan membungkam semua penentangnya dengan pernyataan, "Saya sangat mencintai tunangan saya yang cantik dan kami akan segera menikah." Ada dua pertanyaan di benak semua orang: mengapa gadis itu menyembunyikan identitasnya? Mengapa Raivan tiba-tiba jatuh cinta padanya?
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. “Umurmu berapa ?” tanya Mamih “Sembilanbelas, “ sahutku. “Sudah punya pengalaman dalam sex ?” tanyanya dengan tatapan menyelidik. “Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... “ “Dengan perempuan nakal ?” “Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. “ “Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?” “Dengan ... dengan saudara sepupu, “ sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. “Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?” “Iya, saya berminat. “ “Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?” “Pertama karena saya butuh uang. “ “Kedua ?” “Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. “ “Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. “ “Saya siap Mam. “ “Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. “ Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.