/0/5957/coverbig.jpg?v=c46ece362b8b9c7ddab9e147c5353cb6)
"Jangan berbangga dulu kalian, saat ini aku memang kalah, tetapi aku akan lahir kembali!" Suara itu lama kelamaan menghilang, ditelan desau angin yang berembus kencang. Bau busuk seperti sesuatu yang terbakar, tercium indra penciuman bagi siapa yang berada di lokasi tersebut. Mencintai arwah sang kekasih, berwujud ketika mendapat pertolongan dari seorang dukun sakti mandraguna, tetapi ternyata ditipu oleh ratu iblis. Hubungan Jacob dengan si iblis bukan sekedar saling menyapa, tetapi sering berlanjut ke ranjang ....
Bab 1
Lolongan srigala hutan terdengar bersahutan. Bergantian seperti menciptakan instrumen kematian. Di balik rimbunan semak belukar juga terdengar seperti seseorang sedang menggali tanah. Sesekali hempasan napas kasar keluar dari bibir tipis seorang pria tampan bertubuh kekar. Kategori seksi kalau untuk kaum Adam. Semua yang dilakukannya tak lebih untuk menghilangkan jejak tindak kriminal. Bukan karena tak mampu memerintahkan para bawahan, tetapi ia ingin menuntaskan semuanya dengan tangan sendiri. Dendam membara telah membakar sisi kemanusiaan, orang terkasih harus pergi untuk selama-lamanya, dihabisi oleh orang-orang yang tak punya hati.
Jacob, pria yang nyaris disebut sempurna. Iris mata berwarna cokelat, hidung mancung, alis pun tebal hampir menyatu, bibir tipis berwarna kemerah-merahan, dan tinggi badan 189 senti meter. Napasnya kembali memburu, keringat mulai bercucuran ketika dia sudah berhasil membuat sebuah lubang sedalam dua meter.
Kemudian Jacob beranjak dari sana, menuju ke mobil yang sedang terpakir. Dia membuka bagasi, mengeluarkan plastik besar. Bau anyir langsung menguar ke udara, masih tercium walau kantong itu sudah diikat rapat.
"Jacob ...." Samar, tetapi suara itu membuat Jacob bergidik.
"Ah, itu hanya halusinasi," ujarnya menghibur diri.
Akan tetapi, tetap saja hal tersebut menjadi tanda tanya di otak kecilnya. Walau tidak takut, tapi rasa was-was mengelilingi perasaan yang kini entah bagaimana mengemukakannya.
Srek! Srek! Srek!
Jacob menyeret kantong plastik tadi. Sesekali dia tersungkur karena kakinya tersangkut akar-akar kayu yang menyembul.
"Sial!" umpatnya. Memaki akar-akar kayu itu, yang jelas tidak bersalah sama sekali.
Jacob bangkit dan mulai menyeret lagi. Lagi-lagi dia terjatuh, potongan tangan menyembul dari kantong plastik tersebut karena ikatannya lepas.
***
Gadis cantik turun dari mobil, memakai dress berwarna merah, high heels pun juga berwarna yang sama. Bibir seksinya mengulum senyum, mata indah bak mata rubah mengedar pandangan ke segala penjuru, setelah masuk ke dalam sebuah ruangan. Tatapannya berhenti pada sebuah meja, yang di mana pria pujaan hati tengah sedang sibuk dengan laptopnya. Dada selalu berdegup kencang walau hampir setiap hari saling menyapa dan bertemu. Saking cintanya, ia pun merasa jatuh cinta berkali-kali.
Corner Corp, perusahaan raksasa yang menguasai saham terbesar di Asia, dimiliki oleh Kim-tan. Pria itu sudah berusia lima puluh dua tahun, memiliki seorang anak perempuan. Iya, Kirana Tan, pewaris satu-satunya.
"Hi, Jacob," sapa Kirana sembari menyunggingkan senyuman.
"Hai, Sayang. Kamu ngapain datang pagi-pagi ke kantor?" tanya Jacob membalas senyuman.
"Temani belanja, dong," ucap Kirana merengek manja.
"Nanti pas jam makan siang aja, gimana?" tanya Jacob. Ia mencubit hidung sang kekasih yang tak kalah mancung dari hidungnya.
"Yah, padahal aku maunya sekarang," jawab Kirana. Bibirnya mengerucut, lalu menghela napas berat.
"Walau calon mantu di keluarga Tan, aku harus profesional, Sayang. Ini demi masa depan kita." Jacob bangkit dari duduknya lalu mengelus lembut pipi Kirana.
"Oke deh. Tapi janji, ya, nanti siang temani aku," ujar Kirana. Walaupun mengalah, tetapi raut wajahnya tampak kecewa. Lalu, ia mendekati Jacob, hendak mendaratkan sebuah kecupan.
"Eith! Tidak boleh, para staf dan karyawan lain sedang memandangi kita," tolak Jacob lembut.
"Eh, iya, ya. Hihihi ...."
Kirana beranjak dari tempat Jacob. Semua mata tertuju padanya, mereka memberi hormat untuk putri Tuan Kim-tan. Gadis cantik itu pun membalas dengan senyuman dan melambaikan tangan. Dia memang manja, tetapi tidak pernah sombong pada semua karyawan maupun orang-orang yang dijumpai di luar sana.
Jam 12.05 Wib.
Jacob berjalan dengan sang kekasih, menggandeng mesra tangan Kirana, seakan tak mau melepaskan gadis itu, yang sangat dicintainya. Semua mata tertuju pada mereka. Siapa yang tidak kenal Kirana? Dia sering hilir mudik di stasiun televisi swasta dan tampil di sampul-sampul majalah ternama. Apalagi ia keturunan dari keluarga Tan, tentu saja orang-orang tahu siapa dia.
Kim-tan sebenarnya tidak begitu setuju dengan hubungan Kirana dan Jacob. Karena dia sudah menjodohkan sang putri dengan anak rekan kerja di Singapura. Akan tetapi, mengingat ancaman dari Kirana, jika tak disetujui maka dia akan bunuh diri. Terpaksalah Kim-tan menuruti keinginan itu dengan menyetujui Jacob yang masih berstatus pegawai biasa.
"Yang, kita makan siang dulu, yuk," ajak Kirana. Jacob menganggukkan kepalanya, tanda setuju.
Awalnya Jacob berjalan menuju resto yang harganya masih terjangkau, tetapi Kirana menolak. Tidak mau masuk ke tempat yang terlalu ramai pengunjung, berdesakan dengan pemesan yang lainnya.
"Santai aja, kali," ucap Kirana berbisik manja.
"Tapi, Sayang ...."
"Sttts!" Kirana langsung memotong ucapan, sembari meletakkan jari telunjuk di bibir Jacob.
Jacob menghela napas berat, lalu kembali menggandeng sang kekasih. Berbicara masalah harga diri, mungkin Jacob sudah tak punya lagi. Demi cintanya pada Kirana, dia terpaksa selalu menuruti permintaan gadis bertubuh gitar Spanyol tersebut. Rasa was-was pun sering terjadi ketika mata para pria memandang tubuh Kirana dengan tatapan birahi. Baju yang selalu menempel ketat, memang benar-benar tampak menggiurkan bagi siapa saja yang melihat.
Sesampainya di restoran cukup ternama, Kirana dan Jacob duduk di pojok kanan. Memilih ruang VIP agar tidak diganggu oleh wartawan mau pun para pemburu berita dari majalah dan koran.
Pelayan pun datang menyodorkan menu. Setelah memilih makan favoritnya, Kirana kembali menyandarkan kepala di bahu kekar milik Jacob. Mulai bercerita tentang rencana pernikahan mereka, memilih negeri sakura untuk berbulan madu.
"Kita makan dulu, Sayang," ucap Jacob. Kecupan hangat dilayangkan tepat di pucuk kepala gadis itu. Pelayan yang masih menyajikan makanan, senyum-senyum sendiri melihat pemandangan yang dia saksikan.
"Nona Kirana ternyata lebih cantik aslinya," puji pelayan itu.
"Terima kasih," ucap Kirana tersenyum ramah.
Jacob melirik pada pelayan tersebut, dengan pandangan tak suka. Menyadari itu, si pelayang langsung meminta maaf dan berlalu pergi.
Selesai makan, barulah Jacob dan Kirana berjalan menuju stan pakaian. Akan tetapi, Kirana memasuki tempat deretan baju pria. Jacob sudah menduga kalau kekasihnya itu bukan mau membeli kebutuhannya.
"Sayang, mari kita keluar," ajak Jacob, merasa tak enak hati.
"Aku mau belikan jas kantor keluaran terbaru, Yang. Kamu butuh warna apa?" tawar Kirana sembari memilah dan memilih deretan jas yang digantung di balik kaca.
"Enggak usah, Sayang," jawab Jacob lembut.
"Mungkin kamu lupa kalau besok adalah hari ulang tahunku." Kirana mencebik, bibirnya pun mengerucut.
"Aku tidak lupa, bahkan sudah menyediakan kado terindah buat kesayanganku," bujuk Jacob sembari membelai rambut Kirana.
Mata Kirana tampak berbinar, dia penasaran, kado apa yang akan dihadiahkan oleh pujaan hati.
"Makasih, Sayang," ucap Kirana.
"Belum, kan, hadiahnya belum diberikan." Jacob cengengesan lalu mengacak-acak rambut Kirana yang tergerai panjang dan lurus itu.
Bersambung ....
Menjadi pengawal seorang CEO arogan bukanlah impian Asalina, tapi karena sebuah insiden dia terpaksa menandatangani kontrak perjanjian.
Lingkungan baru, teman baru, dan memiliki ayah baru ketika ibu Jessi yang bernama Siren menikah lagi dengan seorang pria yang juga memiliki satu orang putra. Siapa yang akan menyangka kalau Jessi dan Arga (kakak tiri) akhirnya terlibat cinta terlarang setelah melewati pertikaian-pertikain beberapa waktu yang telah dihabiskan. Bagaimana akhir dari hubungan Jessi dan Arga karena mereka bestatus adik kakak walaupun tidak sedarah? Silakan diikuti hingga cerita ini sampai selesai.
“Dasar wanita pembawa sial! Kenapa dia menyetujui pernikahan ini? Oh, sekarang aku baru ingat, bisa saja dia memang benar-benar menyukaiku. Secara, aku kan, lebih tampan dari pria yang tak jadi menjadi tunangannya itu,” rutuk Demian Dewantara, menyayangkan nasib yang menimpa dirinya. Pernikahan yang dibisnikan, itulah tanggapan Hana Anindya Prayoga. Dia juga tak sudi menerian Demian Dewantara menjadi suaminya. Akan tetapi, drama yang diciptakan oleh Guntoro Prayoga—ayahnya—sukses membuat Hana Anindya Prayoga terjebak ke sebuah hubungan tanpa adanya cinta. Namun, pada suatu kejadian, perasaan benci itu melebur. Seiring berjalannya waktu, semuanya berubah.
Kedua orang yang memegangi ku tak mau tinggal diam saja. Mereka ingin ikut pula mencicipi kemolekan dan kehangatan tubuhku. Pak Karmin berpindah posisi, tadinya hendak menjamah leher namun ia sedikit turun ke bawah menuju bagian dadaku. Pak Darmaji sambil memegangi kedua tanganku. Mendekatkan wajahnya tepat di depan hidungku. Tanpa rasa jijik mencium bibir yang telah basah oleh liur temannya. Melakukan aksi yang hampir sama di lakukan oleh pak Karmin yaitu melumat bibir, namun ia tak sekedar menciumi saja. Mulutnya memaksaku untuk menjulurkan lidah, lalu ia memagut dan menghisapnya kuat-kuat. "Hhss aahh." Hisapannya begitu kuat, membuat lidah ku kelu. Wajahnya semakin terbenam menciumi leher jenjangku. Beberapa kecupan dan sesekali menghisap sampai menggigit kecil permukaan leher. Hingga berbekas meninggalkan beberapa tanda merah di leher. Tanganku telentang di atas kepala memamerkan bagian ketiak putih mulus tanpa sehelai bulu. Aku sering merawat dan mencukur habis bulu ketiak ku seminggu sekali. Ia menempelkan bibirnya di permukaan ketiak, mencium aroma wangi tubuhku yang berasal dari sana. Bulu kudukku sampai berdiri menerima perlakuannya. Lidahnya sudah menjulur di bagian paling putih dan terdapat garis-garis di permukaan ketiak. Lidah itu terasa sangat licin dan hangat. Tanpa ragu ia menjilatinya bergantian di kiri dan kanan. Sesekali kembali menciumi leher, dan balik lagi ke bagian paling putih tersebut. Aku sangat tak tahan merasakan kegelian yang teramat sangat. Teriakan keras yang tadi selalu aku lakukan, kini berganti dengan erangan-erangan kecil yang membuat mereka semakin bergairah mengundang birahiku untuk cepat naik. Pak Karmin yang berpindah posisi, nampak asyik memijat dua gundukan di depannya. Dua gundukan indah itu masih terhalang oleh kaos yang aku kenakan. Tangannya perlahan menyusup ke balik kaos putih. Meraih dua buah bukit kembarnya yang terhimpit oleh bh sempit yang masih ku kenakan. .. Sementara itu pak Arga yang merupakan bos ku, sudah beres dengan kegiatan meeting nya. Ia nampak duduk termenung sembari memainkan bolpoin di tangannya. Pikirannya menerawang pada paras ku. Lebih tepatnya kemolekan dan kehangatan tubuhku. Belum pernah ia mendapati kenikmatan yang sesungguhnya dari istrinya sendiri. Kenikmatan itu justru datang dari orang yang tidak di duga-duga, namun sayangnya orang tersebut hanyalah seorang pembantu di rumahnya. Di pikirannya terlintas bagaimana ia bisa lebih leluasa untuk menggauli pembantunya. Tanpa ada rasa khawatir dan membuat curiga istrinya. "Ah bagaimana kalau aku ambil cuti, terus pergi ke suatu tempat dengan dirinya." Otaknya terus berputar mencari cara agar bisa membawaku pergi bersamanya. Hingga ia terpikirkan suatu cara sebagai solusi dari permasalahannya. "Ha ha, masuk akal juga. Dan pasti istriku takkan menyadarinya." Bergumam dalam hati sembari tersenyum jahat. ... Pak Karmin meremas buah kembar dari balik baju. "Ja.. jangan.. ja. Ngan pak.!" Ucapan terbata-bata keluar dari mulut, sembari merasakan geli di ketiakku. "Ha ha, tenang dek bapak gak bakalan ragu buat ngemut punyamu" tangan sembari memelintir dua ujung mungil di puncak keindahan atas dadaku. "Aaahh, " geli dan sakit yang terasa di ujung buah kembarku di pelintir lalu di tarik oleh jemarinya. Pak Karmin menyingkap baju yang ku kenakan dan melorotkan bh sedikit kebawah. Sayangnya ia tidak bisa melihat bentuk keindahan yang ada di genggaman. Kondisi disini masih gelap, hanya terdengar suara suara yang mereka bicarakan. Tangan kanan meremas dan memelintir bagian kanan, sedang tangan kiri asyik menekan kuat buah ranum dan kenyal lalu memainkan ujungnya dengan lidah lembut yang liar. Mulutnya silih berganti ke bagian kanan kiri memagut dan mengemut ujung kecil mungil berwarna merah muda jika di tempat yang terang. "Aahh aahh ahh," nafasku mulai tersengal memburu. Detak jantungku berdebar kencang. Kenikmatan menjalar ke seluruh tubuh, mendapatkan rangsangan yang mereka lakukan. Tapi itu belum cukup, Pak Doyo lebih beruntung daripada mereka. Ia memegangi kakiku, lidahnya sudah bergerak liar menjelajahi setiap inci paha mulus hingga ke ujung selangkangan putih. Beberapa kali ia mengecup bagian paha dalamku. Juga sesekali menghisapnya kadang menggigit. Lidahnya sangat bersemangat menelisik menjilati organ kewanitaanku yang masih tertutup celana pendek yang ia naikkan ke atas hingga selangkangan. Ujung lidahnya terasa licin dan basah begitu mengenai permukaan kulit dan bulu halusku, yang tumbuhnya masih jarang di atas bibir kewanitaan. Lidahnya tak terasa terganggu oleh bulu-bulu hitam halus yang sebagian mengintip dari celah cd yang ku kenakan. "Aahh,, eemmhh.. " aku sampai bergidik memejam keenakan merasakan sensasi sentuhan lidah di berbagai area sensitif. Terutama lidah pak Doyo yang mulai berani melorotkan celana pendek, beserta dalaman nya. Kini lidah itu menari-nari di ujung kacang kecil yang menguntit dari dalam. "Eemmhh,, aahh" aku meracau kecil. Tubuhku men
Amora Nouline selalu dibanding-bandingkan oleh sang ibu dengan kakak perempuannya sendiri bernama Alana Nouline! Dalam hal apapun Alana selalu unggul dari Amora, membuat sang Ibu lebih menyayangi Alana dibandingkan dengan Amora. Ketika dihadapkan dengan posisi sang ayah yang sakit parah dan memerlukan biaya rumah sakit yang tidak sedikit, Ibu dan kakak Amora sepakat untuk membujuk agar Amora menjual dirinya demi pengobatan sang ayah. Dengan hati teriris perih, terpaksa dan penuh ketakutan, Amora akhirnya menuruti keinginan ibu dan kakaknya demi kesembuhan sang ayah! Sialnya, malam itu laki-laki yang membeli Amora adalah seorang mafia dingin yang meskipun wajahnya teramat tampan namun wajah itu terlihat sangat menakutkan dimata Amora.
Yuvina, pewaris sah yang telah lama terlupakan, kembali ke keluarganya, mencurahkan isi hatinya untuk memenangkan hati mereka. Namun, dia harus melepaskan identitasnya, prestasi akademisnya, dan karya kreatifnya kepada saudara perempuan angkatnya. Sebagai imbalan atas pengorbanannya, dia tidak menemukan kehangatan, hanya pengabaian yang lebih dalam. Dengan tegas, Yuvina bersumpah akan memutus semua ikatan emosional. Berubah, dia sekarang berdiri sebagai ahli seni bela diri, mahir dalam delapan bahasa, seorang ahli medis yang terhormat, dan seorang desainer terkenal. Dengan tekad yang baru ditemukan, dia menyatakan, "Mulai hari ini dan seterusnya, tidak ada seorang pun di keluarga ini yang boleh menyinggungku."
"Meskipun merupakan gadis yatim piatu biasa, Diana berhasil menikahi pria paling berkuasa di kota. Pria itu sempurna dalam segala aspek, tetapi ada satu hal - dia tidak mencintainya. Suatu hari setelah tiga tahun menikah, dia menemukan bahwa dia hamil, tetapi hari itu juga hari suaminya memberinya perjanjian perceraian. Suaminya tampaknya jatuh cinta dengan wanita lain, dan berpikir bahwa istrinya juga jatuh cinta dengan pria lain. Tepat ketika dia mengira hubungan mereka akan segera berakhir, tiba-tiba, suaminya tampaknya tidak menginginkannya pergi. Dia sudah hampir menyerah, tetapi pria itu kembali dan menyatakan cintanya padanya. Apa yang harus dilakukan Diana, yang sedang hamil, dalam jalinan antara cinta dan benci ini? Apa yang terbaik untuknya?"
"Saya yang akan menikahi Valerie." Demi menutupi dosa adiknya, Keanu rela menikahi Valerie. Seorang gadis remaja berusia delapan belas tahun, yang sudah dihamili oleh Kevin, adiknya sendiri. Padahal Keanu sudah berencana akan melamar Sely, sekretarisnya di kantor yang sudah ia sukai sejak lama. Lalu, bagaimana Keanu dan Valerie menjalani kehidupan rumah tangga? Tanpa saling mengenal dan mencintai satu sama lain.