Unduh Aplikasi panas
Beranda / Modern / Istri Rahasia Sang Miliarder
Istri Rahasia Sang Miliarder

Istri Rahasia Sang Miliarder

5.0
132 Bab
66.7K Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Memiliki sebuah impian menjadi seorang wanita yang dicintai, tidaklah mudah didapatkan oleh seorang wanita bernama Arabella Balqis saat ia harus berhubungan dengan pria di masa lalunya. Impiannya seketika hancur berkeping-keping saat seorang pria membuatnya terpaksa menyetujui sebuah pernikahan tanpa cinta karena sebuah fitnah. Semua itu berawal dari sebuah balas dendam dari seorang pria bernama Leonard Abraham, hidupnya dipertaruhkan karena terpaksa menikah saat pria itu mencoba untuk memperkosanya dengan menyelinap di kontrakan dan diketahui oleh para warga sekitar. Namun, Leonard memutarbalikkan fakta dengan memfitnahnya, sehingga para warga memaksa untuk segera menikah secara siri terlebih dulu sebagai pertanggungjawaban. Bahkan nasib buruk seolah mengelilingi hidupnya ketika terjadi insiden yang mengubah seluruh kehidupannya ketika berstatus sebagai seorang istri siri. Kejadian apa yang membuat hidup Arabella Balqis jauh lebih menderita? Mampukah seorang wanita yatim piatu menjalani pernikahan saat pria yang menikahinya hanya ingin membalas dendam padanya? Akankah kebahagiaan datang menyapa dan impiannya untuk menjadi seorang wanita yang dicintai?

Bab 1 Maafkan aku

Sosok pria dengan tubuh tinggi tegap, baru saja keluar dari pintu besi berwarna hitam dan ia mengambil napas teratur untuk menghirup udara segar di luar penjara yang sudah lama tidak dirasakan. Puas menikmatinya, sosok pria yang tidak lain adalah Leonard Abraham, menatap ke arah keluarganya yang dari tadi sudah menunggu.

Selama di dalam penjara, ia sama sekali tidak pernah merasakan yang namanya kesusahan karena setiap bulan mendapatkan kemewahan dari orang tuanya. Meskipun ia melarang orang tuanya datang menjenguknya di penjara, tetapi selalu rutin mendapatkan uang. Meskipun itu hanya untuk kebutuhan hidupnya selama di penjara.

Leonard menatap wajah ibunya yang yang sudah berjalan ke arahnya. "Aku lapar, Ma. Kita pergi ke restoran favorit keluarga kita."

"Baiklah, kita pergi ke sana sekarang, Putraku," jawab mama Leonard yang sudah menepuk bahu kokoh putra kesayangannya.

Mobil yang membawa Leonard dan orang tuanya sudah tiba di sebuah restoran yang merupakan tempat favorit keluarga besarnya. Untuk merayakan kebebasannya, ia ingin makan sepuasnya di tempat yang biasa dikunjungi dulu. Dengan langkah kaki panjang, berjalan masuk ke dalam restoran dan langsung duduk di kursi yang berada di sudut ruangan.

Begitu juga dengan orang tuanya yang langsung duduk di depannya dan langsung memanggil waiters untuk segera memesan makanan.

Leonard bangkit dari kursinya, "Pa, Ma, aku ke toilet dulu."

Nayla Sari mengangguk perlahan dan mendongak menatap ke arah putranya yang berdiri menjulang di depannya. "Iya, Nak. Kamu seperti biasa, kan? Atau ingin makan yang lain?" Masih memegang daftar menu di tangannya.

"Yang seperti biasanya, Ma. Aku sudah lama tidak makan seafood. Jadi, aku ingin makan sepuasnya hari ini." Leonard berjalan menuju toilet setelah menjawab pertanyaan dari mamanya yang sudah mengiyakan perkataannya.

Dengan langkah kaki panjangnya, ia berniat masuk ke dalam toilet. Namun, netra pekatnya menangkap siluet dari seorang wanita berseragam cleaning service yang tengah mengepel lantai dengan posisi memunggunginya.

"Kenapa aku seperti pernah melihat wanita itu? Mungkin hanya mirip," lirih Leonard yang langsung berjalan masuk ke dalam toilet karena sudah merasa tidak tahan menahan ingin buang air kecil.

Sementara itu, wanita yang terlihat tengah sibuk mengepel lantai di dekat area toilet, menghapus peluh yang menetes di pelipisnya. Hingga suara dari seseorang yang merupakan manager restoran, memanggil namanya.

"Bella, cepat cuci semua piring kotor di dapur. Hari ini ada banyak pelanggan yang datang. Cepat kerjakan tugasmu dengan menyelesaikan mengepelnya!" ucap pria berusia sekitar 40 tahunan yang menjadi manager di restoran.

Wanita berusia 25 tahun bernama Arabella Balqis menganggukkan kepala. "Baik, Bos. Saya taruh ini dulu di gudang." Mengarahkan pandangannya pada alat pel yang dari tadi dipegangnya dan juga trolley cleaning service di sebelah kanan ia berdiri.

"Baiklah. Aku mau pergi ke toilet karena itulah, aku sekalian memanggilmu." Berjalan meninggalkan Bella dan menuju ke toilet.

Wanita yang tak lain bernama Arabella Balqis pun membereskan peralatan cleaning service yang ada di trolley dan begitu selesai, berjalan ke arah gudang yang ada di sebelah toilet. Namun, saat melewati toilet pria, indera penglihatannya menangkap siluet seorang pria yang baru saja keluar.

"Pria itu ... sepertinya aku pernah melihatnya. Akan tetapi, siapa? Aku lupa, mungkin hanya perasaanku saja yang menganggapnya mirip dengan seseorang," gumam Arabella yang terus melangkahkan kakinya dan melewati pria yang sudah melakukan gerakan menyisir rambut menggunakan sela-sela jarinya.

Sementara itu, Leonard menoleh sekilas ke arah sosok wanita yang baru saja lewat di depannya dengan mendorong trolley cleaning service. Bisa dilihatnya dengan jelas wajah wanita yang masih sangat ia hafal wajahnya karena menjadi orang yang menjadi saksi atas kejahatan dan membuatnya harus mendekam di dalam penjara selama tiga tahun.

"Hei kau, berhenti!" hardik Leonard yang langsung berjalan untuk mendekati wanita yang sangat ingin dihancurkannya.

Kini, Leonard sudah berada tepat di hadapan Arabella dan mengarahkan jari telunjuknya ke arah depan. "Bukankah kau yang menjadi saksi waktu itu?"

Arabella yang awalnya merasa sangat heran karena dipanggil oleh pria yang sama sekali tidak dikenalnya, menghentikan langkah saat langkah kakinya dihadang oleh pria yang berdiri menjulang di depannya. Begitu mengingat sosok pria yang tak lain adalah seorang pembunuh yang pernah dilihatnya, refleks langsung membekap mulut.

"Anda?" Arabella mengamati penampilan pria di depannya yang terlihat tengah tersenyum menyeringai kepadanya.

Bahkan ia sampai melupakan pria dengan rambut sedikit panjang dan ditumbuhi bulu-bulu halus di area dagu dan sekitar bibir. Tentu saja itu disebabkan penampilan yang sangat jauh berbeda dari yang dulu dilihatnya. Kalau dulu pria tersebut terlihat sangat rapi dan jauh berbeda dengan penampilan hari ini yang sangat berantakan.

Leonard refleks langsung bertepuk tangan dan tersenyum menyeringai. "Tenyata kamu pun belum melupakanku. Baguslah, jadi aku sudah tidak perlu repot-repot mengingatkanmu. Sepertinya Tuhan berpihak padaku karena membuat pekerjaanku lebih mudah."

Arabella mengerutkan kening karena tidak mengerti dengan kalimat ambigu dari pria yang ada di hadapannya. "Apa maksud Anda, Tuan. Pekerjaan apa yang Anda maksud? Maaf, saya harus segera pergi karena harus bekerja. Jadi, tolong menyingkir dari hadapan saya."

'Aku harus segera pergi dari pria pembunuh ini, sebelum dia berbuat jahat padaku,' batin Arabella yang dilanda ketakutan.

Leonard yang masih tidak memperdulikan perkataan dari Arabella, mengamati penampilan wanita di depannya, mulai ujung kaki hingga kepala.

"Sepertinya kau menyadari telah melakukan sebuah kesalahan besar dan berniat untuk kabur dariku. Sebentar lagi kau akan berakhir menjadi sampah tidak berguna."

Sementara itu, Arabella hanya bisa bergidik ngeri karena merasa sangat ketakutan mendengar kalimat terakhir yang menurutnya sangat kasar.

"Anda benar-benar sama sekali tidak pernah berubah, Tuan. Sangat arogan dan tidak berperasaan," keluh Arabella dengan sangat kesal dan tanpa memperdulikan pria yang masih berdiri menjulang di depannya, berjalan melewatinya untuk masuk ke dalam gudang dan menaruh peralatan kebersihan itu.

Sedangkan Leonard yang semakin dibakar amarah, mengepalkan tangannya karena melihat suasana di sekitarnya sepi, ia mengejar wanita yang sudah masuk ke dalam gudang.

"Kamu harus menebus kesalahanmu dulu!" hardik Leonard yang langsung menutup pintu gudang tersebut dan menguncinya dari dalam.

Arabella yang berniat untuk keluar dari gudang, merasa sangat terkejut saat ruangan pengap nan sempit itu tertutup. "Apa Anda sudah gila! Kenapa ikut masuk ke sini dan menutup pintunya! Cepat buka pintunya, atau saya akan berteriak dan membuat semua orang menghajarmu habis-habisan karena bersikap kurang ajar pada pegawai restoran."

Leonard yang sudah menatap tajam Arabella, sama sekali tidak memperdulikan teriakan kemarahan itu karena saat ini, yang ada di kepalanya adalah ingin membalas dendam, agar hatinya merasa puas melihat kehancuran dari wanita yang berdiri di hadapannya.

"Berteriaklah sekuatnya dan aku akan mengatakan pada semua orang bahwa kamulah yang menggodaku. Kita lihat siapa yang akan mereka percayai. Orang sepertiku, atau wanita dari kasta rendahan sepertimu."

Leonard tersenyum smirk dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan sempit di hadapannya untuk mencari sesuatu.

Arabella yang merasa sangat gugup sekaligus ketakutan, kini berpikir bahwa nyawanya berada di ujung tanduk dan berpikir bahwa dirinya tidak akan pernah bisa melawan pria di depannya, karena tenaganya yang tidak sebanding.

'Apa yang harus aku lakukan? Jika aku berteriak untuk meminta tolong, orang-orang akan lebih mempercayaiku, kan? Bukan mempercayai pria gila ini. Apa ini adalah hari terakhir aku berada di dunia ini? Apa ia akan membunuhku?' gumam Arabella di dalam hati dengan perasaan ketakutan.

To be continued...

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Rilis Terbaru: Bab 132 Salahkah aku jika membencimu   01-16 18:00
img
1 Bab 1 Maafkan aku
18/04/2022
6 Bab 6 Seorang pria
18/04/2022
7 Bab 7 Gagal bercinta
18/04/2022
9 Bab 9 Sebuah syarat
18/04/2022
14 Bab 14 Nomor asing
23/04/2022
21 Bab 21 Kamu gila
23/04/2022
24 Bab 24 Kabar gembira
23/04/2022
28 Bab 28 Bagai di neraka
23/04/2022
31 Bab 31 Memanfaatkan
23/04/2022
35 Bab 35 Sebuah ide
23/04/2022
36 Bab 36 Tatapan tajam
23/04/2022
38 Bab 38 Maafkan aku
23/04/2022
39 Bab 39 Merampas haknya
27/04/2022
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY