/0/4190/coverbig.jpg?v=20250121182249)
Aku, memiliki teman sekaligus sahabat bernama Ratna. Ia mengenalkanku, dengan seorang pria bernama Bagas. Kami pun akhirnya berhubungan dengan serius, sampai mau melanjutkan ke jenjang pernikahan. Rupanya Ratna dan Bagas, adalah pasangan kekasih. Mereka sengaja mendekatiku, demi untuk menguras harta orang tuaku. Namun, semuanya terbongkar, sebelum acara pernikahan di gelar. Kami pun batal menikah, tetapi semua ini merupakan awal kisahku, dengan pria lain. Aku dinikahkan Papa, dengan pria yang amat tidak aku sukai. Bagaimana kisahku yang sebenarnya? Ayo, baca ceritanya!
"Nisa, kapan kamu, mau nikah?" tanya Papa.
"Papa, lagi ngomong apaan sih? Aku malah balik bertanya kepada Papa.
"Nisa, kamu ini, kalau di ajak bicara masalah nikah. Selalu saja seperti itu. Kamu sadar enggak, sekarang umurku sudah berapa?" Papa bertanya, dengan nada sedikit meninggi.
"Emangnya, kenapa sih Pah, dengan umur Nisa?" Aku malah berbalik bertanya, kepada Papa.
"Ya ampun Nisa, kamu masih enggak paham dengan maksud Papa? Begini, Nisa, diluaran sana, perempuan yang usianya seumuran sama kamu, mereka sudah memiliki anak, minimal sudah pada menikah. Ini m, kamu, jangankan punya anak, menikah saja belum. Bagaimana mau nikah, coba? Pacar saja, enggak punya." Papa memberitahu, maksud dari ucapannya tersebut.
"Itukan mereka, Pah, berbedalah sama aku. Aku hanya ingin menikah, dengan lelaki yang benar-benar mencintaiku, Pah." Aku mengungkapkan isi hatiku.
"Makanya, kamu itu rubah dong penampilannya. Jangan berpura-pura, seperti orang culun begitu! Mana ada, laki-laki yang mau dekat sama kamu, kalau penampilanmu masih seperti sekarang. Kamu itu cantik, Anisa. Kamu layak, mendapatkan pria sesuai keinginanmu itu. Tanpa harus berpura-pura," ungkap Papa.
"Iya Pah, Anisa tahu. Tapi Anisa berbuat seperti ini, hanya ingin pembuktian. Apakah masih ada, laki-laki yang menerima keadaan Anisa yang seperi ini, atau tidak? Karena, Anisa inginnya mendapatkan pendamping, yang mau menerima Anisa apa adanya. Bukan ada apanya," terangku.
"Iya, Anisa, Papa paham, dengan maksud kamu. Tapi, kamu juga harus inget umur, Nisa. Papa, hanya takut. Kalau kamu terus bersikeras, dengan prinsipmu itu, kamu malah akan menjadi perawan tua." Papa memberitahukan, maksud dari kekhawatirannya, kepadaku.
"Iya, Pah, Nisa Paham," kataku.
"Pokoknya, kalau sampai kamu belum membawakan calon, buat kamu. Papa, yang akan mencarikannya dan kamu tidak boleh menolaknya. Ingat itu," ancam Papa.
"Ih, enggak mau, Anisa enggak mau di jodohin, Pah." Aku langsung menolak, keinginan Papa itu.
"Makanya, kamu bawa dong calonmu, segera menghadap Papa! Kalau tidak, kamu tau sendiri konsekuensinya," perintah Papa.
"Iya Pah, akan Nisa usahakan," sahutku.
"Harus, Nisa, jangan sampai enggak!" Papa berkata, mengharuskanku untuk mencari pendamping segera.
Aduh bagaimana ini? Kalau sampai aku tidak mendapatkan pendamping, maka aku harus rela dijodohkan. Tidak, itu bukanlah keinginanku. Bagaimanapun caranya, aku harus mendapatkan kekasih segera.
*****
"Nisa, aku mau kenalin kamu, sama seseorang, Nih! Kamu mau tidak? Dia pria yang tampan dan baik hati, lho. Aku sama dia, udah lama berteman dan dia katanya sedang mencari pasangan. Pas dia bilang gitu ke aku, aku langsung ingat sama kamu. Kayaknya, kamu cocok deh, sama Dia." Ratna menceritakan, maksud dan tujuannya datang kerumahku.
"Ratna, kok, kamu ini sama aja, sih sama Papa!" Aku berkata, dengan agak sewot.
"Sama gimana, sih, Nisa?" tanya Ratna.
" Kalian berdua, sama-sama ingin menjodohkanku. Emangnya, aku ini kenapa, sih? Sampai-sampai kalian berdua, mau menjodohkan aku?" Aku bertanya, kepada Ratna maksud dan tujuannya menjodohkan aku.
"Bedalah, Nisa, aku bukan mau menjodohkan kamu, tetapi aku hanya mau memperkenalkan kamu, sama seseorang. Namanya Bagas, Nis. Ini fotonya," ucap Ratna. Ia berkata, sambil memperlihatkan foto seorang pria, yang berada di galeri handphonenya.
"Sama saja, Ratna, itu cuma beda penulisannya saja."
"Begini, ya, Nisa. Semenjak kita berteman, aku tidak pernah melihat kalau kamu deket, sama laki-laki. Makanya, aku berinisiatif memperkenalkan kamu, dengan temenku. Ingat usia, Nis. Kamu sudah mau dua puluh lima tahun, lho. Masa iya, kamu mau jadi jomblo terus. Nanti, kamu jadi perawan tua lho, Nis. Semoga saja, setelah kamu bertemu dengan pria ini, kamu dan dia cocok." Ratna, mengungkapkan maksud dan tujuannya.
"Tapi, aku enggak mau, Ratna," tolakku.
"Aku melakukan semua ini, karena aku sayang sama kamu. Aku juga merasa kasihan sama kamu, jika sampai kamu tidak punya pendamping," ucap Ratna.
Ratna sengaja datang ke rumahku, hanya untuk memberitahu, kalau dia mau memperkenalkanku dengan temannya, yang bernama Bagas. Dari dahulu memang Ratna lah, yang selalu mengerti dan memahami aku. Ratna tahu, apa yang sedang aku alami karena dia selalu berada di dekatku.
"Aku gak berminat, Rat, udah biarin aja. Nanti juga kalau memang jodohku udah ada, Allah akan kasih jalan. Kita tidak perlu mengejar, apa yang belum menjadi rezeki kita." Aku menolak keinginan Ratna untuk medekatkanku, dengan temannya itu.
"Ih kamu ini, ngeyelan banget jadi orang! Coba aja kenalan dulu, tidak ada salahnya bukan? Pokoknya aku minta sama kamu, untuk mau berkenalan dengan Bagas. Aku tidak mau ada penolakan," ujar Ratna.
Ia berkata, sambil mengguncangkan pundakku. Ratna berbuat demikian, seolah memaksaku untuk berkenalan. Ia, terus saja memintaku untuk menemui, temannya itu.
"Malas ah, Rat, kamu ini menganggap aku udah seperti apaan saja. Sampe-sampe kamu mau jodohin sku segala, aku sudah seperti jamannya Siti Nurbaya aja, yang dijodohin sama Datuk Maringgi." Aku berkata tegas sama Ratna, karena aku tidak mau mengikuti sarannya. Aku malas jika harus, di deket-deketin sama laki-laki.
"Heh Nisa, aku lakuin semua ini juga demi kamu, demi pertemanan kita! Jika kamu menolak saranku untuk berkenalan dengan Bagas, lebih baik aku pergi. Aku tidak mau, berteman denganmu lagi. Ingat itu," ucap Ratna.
Ia malah mengancamku, kalau aku tidak mau berkenalan, dengan temannya, maka Ia akan menjauhiku. Aku tidak habis pikir, kenapa bisa, Ratna berbuat seperti itu? Sampai-sampai, dia mau memutuskan pertemanan kami, hanya karena aku tidak mau berkenalan dengan temannya itu.
"Kok kamu ngomongnya gitu sih, Rat? Apa kamu sudah gak mau, temenan sama aku?" tanyaku.
"Kalau memang, kamu tidak mendengarkan ucapanku. Apa boleh buat?" katanya. Ratna benar-benar ingin meninggalkanku.
Jika hanya karena, aku menolak keinginan Ratna untuk berkenalan dengan temannya. Kenapa Ratna, bisa sampai mau memutuskan pertemanan. Ratna terlalu mengada-ada menurutku.
Ratna reka menjauhiku, demi teman laki-lakinya, yang ingin dikenalkan sama aku. Kenapa juga, Ratna sampai berbuat seperti itu? Kenapa Ratna tidak ngenalin cowok itu, ke temannya yang lain. Kenapa harus sama aku? Itulah pertanyaan yang berkecamuk di hati ini.
"Kok gitu sih Ratna, apa kamu malah lebih memilih temenan sama cowok itu, ketimbang aku? Padahal, kita udah temenan sejak lama. Bahkan, aku juga sudah menganggap kamu sebagai saudaraku." Aku mengungkapkan, semua isi hatiku, sama Ratna.
"Aku, melakukan semua ini demi kamu, Anisa. Demi kebahagianmu, kamu paham tidak, sih?" Ratna memberitahukan, kalau dia juga melakukan semua ini, atas dasar peduli sama aku.
"Tetapi, Ratna, kenapa cowok itu, enggak kamu jadiin, pasangan kamu aja? Bukankah, kamu juga belum punya pasangan? Karena selama ini, kamu juga tidak pernah memperkenalkan, siapa pacar kamu?" Aku bertanya kepada Ratna, kenapa tidak jadian saja sama Bagas itu.
Bersambung ...
Yolanda mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Setelah mengetahui taktik mereka untuk memperdagangkannya sebagai pion dalam kesepakatan bisnis, dia dikirim ke tempat kelahirannya yang tandus. Di sana, dia menemukan asal usulnya yang sebenarnya, seorang keturunan keluarga kaya yang bersejarah. Keluarga aslinya menghujaninya dengan cinta dan kekaguman. Dalam menghadapi rasa iri adik perempuannya, Yolanda menaklukkan setiap kesulitan dan membalas dendam, sambil menunjukkan bakatnya. Dia segera menarik perhatian bujangan paling memenuhi syarat di kota itu. Sang pria menyudutkan Yolanda dan menjepitnya ke dinding. "Sudah waktunya untuk mengungkapkan identitas aslimu, Sayang."
Shella memiliki masalah serius ketika keluarganya mencoba memaksanya untuk menikah dengan pria tua yang mengerikan. Dalam kemarahan, dia menyewa gigolo untuk berakting sebagai suaminya. Dia kira gigolo itu membutuhkan uang dan melakukan ini untuk mencari nafkah. Sedikit yang dia tahu bahwa pria tersebut tidak seperti itu. Suatu hari, dia melepas topengnya dan mengungkapkan dirinya sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Ini menandai awal dari cinta mereka. Pria itu menghujaninya dengan semua yang dia inginkan. Mereka bahagia. Namun, keadaan tak terduga segera menjadi ancaman bagi cinta mereka. Akankah Shella dan suaminya berhasil melewati badai? Cari tahu!
TERDAPAT ADEGAN HOT 21+ Amira seorang gadis berusia 17 tahun diperlukan tidak baik oleh ayah tirinya. Dia dipaksa menjadi budak nafsu demi mendapatkan banyak uang. Akan kah Amira bisa melepaskan diri dari situasi buruk itu? Sedangkan ayah tirinya orang yang kejam. Lantas bagaimana nasib Amira? Yuk baca cerita selengkapnya di sini !
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.