Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Keluarga Sewaan
Keluarga Sewaan

Keluarga Sewaan

5.0
65 Bab
2K Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Prima Jayashree, seorang pewaris keluarga Jayashree yang sudah naik tahta menjadi seorang CEO di perusahaan ayahnya, Jayashree Company. Prima dituntut untuk segera menikah dan memiliki pewaris selanjutnya Jayashree Company. Tuntutan itulah yang membawa Prima untuk liburan ke Jepang demi melepaskan rasa frustasinya. Dipandu oleh teman lama yang bekerja di Jepang, Prisma berkeliling kota Tokyo. Di hari kedua tour, Prima membaca sebuah selebaran yang menyewakan keluarga untuk menemaninya. Berbekal bahasa Jepang yang kurang fasih, Prima kemudian menyewa keluarga dengan anggota seorang istri dan seorang anak. Akan tetapi, di hari terakhir penyewaan, Prima berpikir untuk membawa anggota keluarga sewaannya pulang ke Indonesia. Akankah Prima berhasil membawa keluarga sewaan menjadi keluarga yang sesungguhnya meski harus mendustai Sang Ayah?

Bab 1 Prima Jayashree

Gedung pencakar langit yang berdiri kokoh di tengah kota perindustrian dengan papan nama Jayashree Company itu secara bergantian dimasuki oleh para karyawannya. Di antara orang-orang itu, salah satu pria berwajah tirus, berhidung mancung khas Hindustan tampak gagah dengan setelan jas warna navy dengan dasi double windsor knot. Rambut potongan pomade tersisir rapi kebelakang dengan tambahan minyak rambut membuatnya tampil klimis. Senyum yang mampu meluluhkan hati para pekerja wanita setiap pagi itu mulai memasuki lobi dan melambaikan tangan kepada siapa saja yang berpapasan dengannya.

Prima Jayashree, itulah nama yang diberikan oleh ayahnya saat lahir kedunia. Tumbuh dengan penuh kasih sayang dan dimanja Sang Ayah. Ibunya, sudah meninggal lima belas tahun lalu karena kanker hati. Sebagai satu-satunya pewaris Jayashree Company, apapun yang diminta selalu dituruti oleh ayahnya.

Akan tetapi, kekayaan ayah dan pemenuhan kebutuhan lahir sama sekali belum membuat Prima puas akan hal itu. Terang saja, meski dekat dengan beberapa gadis, tidak ada satu pun yang bisa membuat hatinya bergetar.

"Pagi, Papa!" Prima masuk ke ruangan ayahnya tanpa mengetuk.

"Pagi, Nak! Seperti biasa kamu selalu tampil keren. Sudah cocok gantiin ayah beberapa tahun lagi, nih!" ujar ayahnya.

Prima melebarkan tangan, memperlihatkan penampilan dirinya dengan jas semi formal dengan dalaman kaus turtle neck warna putih.

"Aku setiap hari selalu sekeren Papa."

"Tapi, kamu tidak keren kalau masih jomblo. Papa bisa memperkenalkanmu kepada beberapa putri rekan bisnis Papa. Nanti malam ikutlah dalam acara perayaan kontrak. Ada banyak gadis di sana!" ajak Pak Dev Jayashree. Pria berbadan tambun itu mengulurkan kopi kaleng yang baru saja dia keluarkan dari mesin pendingin mini di atas nakas dekat mejanya.

"Papa gak usah repot-repot. Kalau ada jodoh juga pasti datang sendirinya." Alasan klasik Prima setiap kali diminta ayahnya untuk menikah atau mengajak Sang Putera ke acara-acara formal perusahaan.

"Selalu saja alasanmu begitu!" Pak Dev menepuk pundak puteranya yang tegap nan datar. Pundak itulah yang dia harapkan nantinya untuk meneruskan perusahaan. Pundak yang harus siap menanggung beban kekayaan yang dirasa tidak akan ada habis hingga tujuh keturunan nanti.

Prima melempar pantat di sofa mewah di ruangan ayahnya. Dia memutar tutup kaleng kopi kemudian menenggak sedikit. Tangan yang kekar meraih sebuah katalog furniture rumah di atas meja. Menopang buku tebal itu di atas kaki jenjang yang disilangkan.

"Permisi!" Suara lembut seorang wanita membuat mata Prima teralihkan dari katalog. Wanita dengan rok pendek lima senti di atas lutut dengan atasan berwarna senada itu mengedip nakal ke arah Prima. Rambutnya yang cokelat lurus melewati bahu dibiarkan tergerai dan ujungnya menjuntai melewati bahu. Polesan lipstik warna merah hati menghiasi bibirnya yang tipis. Make up yang natural tidak membuatnya kalah dengan artis Korea. Pokoknya, siapapun lelaki yang berpapasan dengan wanita seakan mampu terhipnotis oleh pesona kecantikannya.

"Pagi, Sayang!" Pak Dev memeluk mesra pinggang wanita yang ramping. Lalu mengecup mesra pipi wanita itu.

Prima tertegun melihat tingkah Sang Ayah langsung di depan mata. Kelopak mata dengan bulu lentik itu mengerjap beberapa kali.

"Ada yang perlu kutandatangi?" tanya Pak Dev pada wanita itu sembari melepaskan tangan yang melingkar di pinggan wanita itu.

"Tentu saja, Tuan!" ucapnya mesra sembari meletakkan map warna biru pudar di atas meja kerja mewah Pak Dev.

Pak Dev mengeluarkan kacamata dari balik saku jasnya kemudian menarik pulpen mewah dari kantong jas di dadanya. Pria itu mengambil tempat di kursi direktur. Memeriksa sebentar dokumen yang diberikan wanita tadi lalu membubuhkan tanda tangan setelah semua dirasa benar.

Selagi Pak Dev lengah, wanita itu menoleh ke arah Prima dan kembali melemparkan kedipan nakal. Bukannya terpesona, Prima malah bergidik geli.

"Sudah!" ucap Pak Dev sembari menutup map kemudian menyerahkannya kembali kepada si wanita.

Wanita itu mendekatkan wajah, menggoda dengan menunjukkan belahan tombol kebanggaan.

"Makasih!" ucap wanita itu genit. Dia menarik map kemudian melambai. Meninggalkan Pak Dev dan puteranya di ruangan itu.

"Apa itu tadi, Pa?" Prima masih terheran dengan wanita itu.

"Calon mama baru!"

"Hah?" Prima menelengkan kepala. Berharap ayahnya hanya bercanda.

Tingkah ayahnya semakin aneh saja beberapa tahun belakangan.

"Mana mungkin calon mamaku sepantaran denganku!" protes Prima pada ayahnya yang sedang tersenyum menyeringai.

"Hahaha, Prima ... Prima! Gak apa kalau Papa bersenang-senang saja sedikit menikmati masa tua. Kamu jangan kalah sama Papa, ya!"

"Pa!"

"Ya sudah, Papa tinggal dulu. Pokoknya kamu harus dapat pacar akhir tahun ini!"

Pak Dev melepas kacamatanya, mengedip nakal ke arah putra semata wayang yang duduk santai di sofa mewah ruang kerja. Sepeninggal ayahnya dari ruangan itu, Prima melengos asal-asalan, menegadahkan kepalanya ke langit-langit sambil bersandar pada daun sofa.

Prima memijat kepalanya yang tidak sakit. Pikirannya mulai melayang jauh tentang bagaiman jika wanita yang barusan itu benar-benar menjadi ibu sambungnya. Bisa-bisa dia ikut campur segala urusan batin Prima. Terlebih lagi, wanita itu ebih cocok menjadi saudara perempuan dibandingkan menjadi ibu karena sepantaran. Prima bergidik geli, dia berdecak, bibirnya kemudian bergetar.

"Sudah mulai jadi sugar daddy!"

Tingkah ayahnya di kantor sama sekali tidak pernah dia bayangkan akan seperti itu. Dibalik wibawa Sang Ayah yang selalu dia kagumi sebagai seorang pemimpin, kecerdasan dalam mengkoordinir tim dan ketegasan tanpa pandang bulu, Prima baru menyadari tingkah ayahnya itu sekarang. Seakan menyindir dirinya yang sampai saat ini masih menikmati masa lajang.

Terang saja, Pak Dev masih terlihat awet muda meski usianya sudah nyaris memasuki usia lima puluh dua tahun. Jika mereka berjalan berdua dalam sebuah kesempatan, Prima dan Pak Dev bahkan terlihat seperti kakak beradik. Kesalahpahaman di mata orang-orang yang sering terjadi. Tidak hanya itu, tubuh Pak Dev masih tampak bugar karena sering menyempatkan diri untuk berolahraga di waktu senggang.

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Rilis Terbaru: Bab 65 Kalian Menikah Saja   01-21 18:20
img
1 Bab 1 Prima Jayashree
02/02/2022
2 Bab 2 Pesta
02/02/2022
6 Bab 6 Kematian Kaluna
04/02/2022
16 Bab 16 Samurai Museum
01/03/2022
17 Bab 17 Mao Menghilang
05/03/2022
23 Bab 23 Ketakutan Oita
15/03/2022
27 Bab 27 Membawa Calon
23/03/2022
31 Bab 31 Fyneen
01/04/2022
34 Bab 34 Dendam Fyneen
04/04/2022
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY