/0/3262/coverbig.jpg?v=ba0d530e17081e7c2a621caef06923d2)
Seorang penulis bernama Cheryl yang berpindah ke dunia buku, akhirnya pasrah menerima nasibnya yaitu menikah dengan salah satu karakter yang dia ciptakan, Edgar Baldwin. Cheryl pun menjalani hari-hari pernikahannya dengan bahagia. Namun, kehidupannya tidak sesederhana seperti transmigrasi biasa. Pernikahannya dengan Edgar bukanlah akhir, melainkan awal dari mimpi buruk. Begitu dia meninggal, dia akan hidup kembali di dunia yang berbeda dan dipaksa menikahi pria aneh. Apa yang terjadi? Mengapa jiwa Cheryl selalu berpindah ke tempat berbeda setelah meninggal? Apa alasannya? Pada akhirnya, setelah pertemuannya dengan seorang dewa yang aneh, Cheryl pun mulai mengerti. _______
Cheryl adalah seorang penulis novel online. Karya-karya yang dia luncurkan selalu dibanjiri pembaca. Namun, akhir-akhir ini dia semakin malas melanjutkan tulisannya. Selain karena lelah, dia juga mengalami mimpi buruk yang hampir identik dengan plot yang dia tulis di novelnya. Cheryl mengeluh tidak dapat tidur nyenyak hingga kantung mata panda terbentuk dengan jelas di wajah gadis 25 tahun itu.
[Pokoknya, pembaruan bab harus dikirim malam ini!!! ]
Cheryl menatap pesan dengan banyak tanda seru dari editornya. Dia tahu dia sudah mengulur waktu dari pagi hingga petang, hanya untuk menghindari mengirim bab baru.
Terhadap pesan yang dikirim editornya, dia mengetik kalimat acak dan menekan tombol kirim.
[ Malam ini akan ada hujan meteor. Jadi aku tidak akan mengirim bab baru. Selamat tinggal!]
Cheryl segera mematikan obrolan dan kembali membuka antarmuka game online sebagai gantinya. Melihat bahwa batas waktu event berakhir dalam beberapa menit, Cheryl menggerakkan avatarnya, bersiap menaikkan rank.
Begitu jari-jarinya hampir menyentuh mouse, tiba-tiba lampu padam. Cheryl terkejut oleh kegelapan yang tiba-tiba. Dia bergeser sedikit, meraba ponsel didalam laci meja.
Setelah mendapatkan ponselnya, dia buru-buru menyalakan senter.
Karena listrik padam, Cheryl tidak lagi memiliki keinginan untuk begadang. Dengan senter ponsel ditangannya, dia masuk ke kamar dan naik ketempat tidur. Mungkin karena kelelahan, Cheryl langsung tertidur begitu kepalanya menyentuh bantal.
Dia tidak tahu, bahwa di luar sana benar-benar ada hujan meteor. Namun yang terlihat dari bumi di langit malam hanyalah percikan-percikan seperti kembang api, sangat indah.
_
Langkah kaki yang berat dari sepatu besi, bergema di setiap sudut ruangan. Selain langkah kaki, ada juga suara besi yang diseret di lantai, terdengar semakin menakutkan.
Cheryl mau tidak mau harus berlari di antara lorong gelap karena langkah menakutkan itu datang untuknya, mengejarnya.
Gadis itu berlari sekuat tenaga. Sesekali tersandung benda-benda yang berserakan, atau tubuh manusia yang tidak lagi bernyawa. Dalam prosesnya, kaki Cheryl memar dan lecet. Semakin sakit karena dia terus berlari.
Dia tiba di ujung lorong. Sudah tidak ada lagi jalan. Tidak ada pilihan lain selain bersembunyi di ruangan. Dia secara acak membuka pintu terdekat, melangkah dengan hati-hati. Minimnya cahaya membuatnya kesulitan. Dia melambaikan kedua tangannya untuk merasakan benda-benda disekitar. Malang bagi Cheryl, ruangan yang ia masuki adalah ruangan kosong. Jadi selain meja dan kursi tua, tidak ada apa-apa.
Suara langkah dibelakangnya semakin dekat. Cheryl merasa dia tidak bisa lari lagi, dia pasrah. Tubuh kurusnya meluncur ke lantai, tepat di bawah jendela besar yang terkunci rapat. Meringkuk di sudut dengan cara yang menyedihkan. Di luar hujan sangat deras. Petir menyambar satu demi satu. Dari posisinya, dia baru menyadari bahwa ada beberapa mayat di ruangan itu. Dia bahkan menginjak genangan darah mereka. Cheryl membekap mulutnya sendiri, berusaha agar tidak berteriak. Bagaimanapun, dia tidak terbiasa dengan pemandangan seperti itu. Karena tempat ini sebenarnya adalah istana yang sangat megah, yang kemudian menjadi tempat jagal dalam semalam, siapapun akan gemetar melihatnya.
Menyadari bahwa langkah kaki itu menuju ruangan tempat persembunyiannya, jantung Cheryl berdebar lebih kencang.
Lalu sosoknya muncul dari kegelapan. Sesekali kilat menyambar, membuat Cheryl dapat melihat seperti apa wajah iblis yang dengan lancangnya membantai orang-orang di istana. Pria itu memiliki bekas luka yang besar hampir di seluruh wajahnya. Ekspresi di wajah pria itu tidak ada yang lain selain kebencian. Menginjak potongan tubuh dan genangan darah, dia berjalan menuju Cheryl yang meringkuk.
Pria itu tinggi besar, berdiri menjulang dihadapan Cheryl. Dan Cheryl merasa dirinya semakin kecil dan tidak berdaya. Dengan takut, Cheryl membuka mulutnya, berniat memohon.
Namun, sebelum bibir Cheryl membuat suara apapun, pria itu mengangkat pedangnya. Dengan satu ayunan dari pedang berdarahnya, Cheryl merasakan sakit yang tajam di lehernya. Dia terjatuh. Matanya melihat tubuhnya sendiri masih duduk bersandar di dinding, tanpa kepala.
_
"Akh ...." Cheryl bangun dan tersedak hebat. Manik-manik keringat mengembun di dahinya. Nafasnya tersengal-sengal dan jantungnya masih berdebar kencang.
Cheryl melebarkan matanya dan mengamati lingkungan sekitar. Dia merasa lega ketika menyadari bahwa dia masih berada di tempat tidur.
"Astaga, mimpi itu lagi! Mimpi sial itu benar-benar menyiksaku." Cheryl mengeluh sambil menepuk dadanya.
Gadis itu menyapu keringat di dahinya dengan lengan baju. Dia turun dari ranjang dan membuka jendela. Udara segar membuatnya rileks kembali.
Bunga berwarna-warni memenuhi padangan Cheryl. Gadis itu mengernyitkan dahinya. Dia bingung, dia tinggal di apartemen lantai 10 jadi bagaimana bisa ada hamparan bunga didepan jendela?
Cheryl melihat lengannya sendiri. Dia ingat dengan jelas bahwa malam sebelumnya dia memakai baju tidur berlengan pendek. Jadi, dari lengan baju panjang berwarna kuning pudar ini?
Namun, tidak hanya bunga dan lengan baju yang berbeda. Ruangan tempat dirinya berdiri juga berbeda. Sampai disini, barulah Cheryl sangat panik. Dia berlari mencari ponselnya yang dia letakkan di lemari samping tempat tidur. Namun sekarang disana tidak ada lemari kecil sama sekali.
Cheryl ketakutan. Sisi rasionalnya mengatakan bahwa dirinya belum benar-benar bangun dan masih didalam mimpi yang lain. Setuju dengan pemikirannya, Cheryl mengulurkan tangannya dan mencubit pipinya sekuat tenaganya.
Cheryl mendesis. Rasa sakit dari cubitan di pipi terasa sangat nyata dan benar-benar sakit.
"Aduh ... Apa sih yang terjadi?" Cheryl bergumam sambil menggigiti jarinya. Gadis itu mondar-mandir di kamar yang hampir tanpa perabot itu. Dia berusaha memutar otaknya yang lamban, mencoba mengingat bagaimana dia bisa tiba ditempat asing ini sambil memperhatikan sekeliling ruangan. Sedikit demi sedikit, Cheryl merasakan keakraban.
"Tunggu sebentar. Mengapa aku merasa seperti mengenal tempat ini?" Cheryl mengusap dagunya, gaya berpose ketika dia sedang berpikir.
Kamar ini tidak besar. Memiliki satu ranjang besi tua, satu lemari pakaian, satu kursi dan meja rias yang sangat kuno. Jika hanya itu saja, Cheryl tidak akan merasa akrab. Namun lukisan yang digantung di dinding kepala tempat tidur adalah lukisan khusus yang dia gunakan untuk mendeskripsikan kamar salah satu karakter di novelnya, kamar Putri Claudia.
Cheryl tercengang oleh penemuannya. Dia berlari ke meja rias. Meskipun cerminannya tidak begitu jelas, dia masih bisa melihat tampilannya. Wajahnya tidak berubah, namun pakaian yang dia kenakan jelas gaun abad pertengahan.
Sekarang, keraguannya telah dikonfirmasi bahwa dia telah berpindah ke dunia di novel yang ia tulis sendiri.
Kemudian dia ingat plotnya. Tidak lama lagi, Putri Claudia yang tidak penting ini akan di bantai bersama dengan anggota keluarga kerajaan yang lain.
Cheryl tiba-tiba memiliki keinginan untuk menangisi nasib buruknya.
***
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Setelah tiga tahun menikah yang penuh rahasia, Elsa tidak pernah bertemu dengan suaminya yang penuh teka-teki sampai dia diberikan surat cerai dan mengetahui suaminya mengejar orang lain secara berlebihan. Dia tersentak kembali ke dunia nyata dan bercerai. Setelah itu, Elsa mengungkap berbagai kepribadiannya: seorang dokter terhormat, agen rahasia legendaris, peretas ulung, desainer terkenal, pengemudi mobil balap yang mahir, dan ilmuwan terkemuka. Ketika bakatnya yang beragam diketahui, mantan suaminya diliputi penyesalan. Dengan putus asa, dia memohon, "Elsa, beri aku kesempatan lagi! Semua harta bendaku, bahkan nyawaku, adalah milikmu."
Karena sebuah kesepakatan, dia mengandung anak orang asing. Dia kemudian menjadi istri dari seorang pria yang dijodohkan dengannya sejak mereka masih bayi. Pada awalnya, dia mengira itu hanya kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak, namun akhirnya, rasa sayang yang tak terduga tumbuh di antara mereka. Saat dia hamil 10 bulan, dia menyerahkan surat cerai dan dia akhirnya menyadari kesalahannya. Kemudian, dia berkata, “Istriku, tolong kembalilah padaku. Kamu adalah orang yang selalu aku cintai.”
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Arga adalah seorang dokter muda yang menikahi istrinya yang juga merupakan seorang dokter. Mereka berdua sudah berpacaran sejak masih mahasiswa kedokteran dan akhirnya menikah dan bekerja di rumah sakit yang sama. Namun, tiba-tiba Arga mulai merasa jenuh dan bosan dengan istrinya yang sudah lama dikenalnya. Ketika berhubungan badan, dia seperti merasa tidak ada rasa dan tidak bisa memuaskan istrinya itu. Di saat Arga merasa frustrasi, dia tiba-tiba menemukan rangsangan yang bisa membangkitkan gairahnya, yaitu dengan tukar pasangan. Yang menjadi masalahnya, apakah istrinya, yang merupakan seorang dokter, wanita terpandang, dan memiliki harga diri yang tinggi, mau melakukan kegiatan itu?