/0/3056/coverbig.jpg?v=c8f349d046919094f088d3090c34a9c7)
Arya Bimantara sedang melaksanakan tugas Negara di perbatasan Kalimantan. Tapi dia terpaksa meninggalkan tugas tersebut kala dia mendapat kabar mengejutkan. Arya kehilangan saudara kembarnya, padahal dia dan Aryo baru saja berkirim pesan. Arya pulang dan menghadiri pemakaman adik dan iparnya, keduanya meninggal karna sesuatu hal. Arya menemukan fakta jika Aryo dan istrinya meninggal karena di bunuh. Akankah Arya menemukan pembunuhnya?
"Hallo dengan keluarga dari saudara Aryo dan saudari Lily" ucap suara di seberang sana.
"Ya saya Ibunya, ini siapa?"
"Maaf bu kami turut berduka cita atas meninggalnya saudara Aryo dan saudari Lily, saat ini jenazah keduanya sedang berada di RS Citra Medika..." ucap perawat di seberang sana
Ibu Sandra menjatuhkan telp rumah yang tadi di genggamnya, air matanya mengalir deras, dia memukul dadanya, meyakinkan dirinya jika kabar yang di dengarnya itu tidak benar.
Tapi dadanya terasa sakit dia tidak dapat lagi menahan suaranya, dia histeris memanggil suaminya yang berada di ruang kerjanya.
"Papa!" teriaknya, "Papa" huhuhu, asisten rumah tangganya tergopoh-gopoh menghampirinya, begitu juga gadis mungil yang baru berumur 3 tahun itu menghampiri sang oma yang sedari tadi berteriak memanggil opanya.
"Ada apa nyonya?" ucap Iyem salah satu Asisten rumah tangganya.
"Oma kenapa nangis?" kata gadis mungil yang mendekat padanya dan ikut menangis di pelukannya padahal iya belum mengetahui apa yang menyebabkan oma nya itu menangis histeris.
"Ada apa ma?" ucap suami ibu Sandra yang panik setelah salah satu Asisten rumah tangganya dengan panik memberitahunya jika istrinya sedang menangis histeris di ruang utama rumah mereka.
"Hiks hiks Pa Aryo dan Lily pa, huhuhu mereka sudah gak ada pa!" bisik Sandra takut cucunya itu mendengar ucapannya.
Papa Ari menegang melepas pelukannya pada sang istri dan memandang lekat mata istrinya, "Apa kamu tidak salah ma? Mama mau ngelawak ya, ngeprank papa? Dua jam lalu Aryo masih bicara dengan papa, dia dan Lily akan ada pertemuan bisnis dengan PT Mulya Perkasa, sekarang kamu bilang mereka uda gak ada!" kata papa Ari yang masih belum mempercayai kabar berita kematian anaknya.
"Kita ke RS Citra Medika sekarang pa untuk melihat kebenarannya, semoga saja mereka salah pa!" kata Sandra yang tak lain ibu dari Aryo.
"Ayo kalau gitu kita pergi, Mang Diman siapkan mobil saya dan istri saya siap-siap dulu" kata pak Ari kepada sopir yang biasa ikut bersamanya kemanapun iya pergi.
Mereka berdua bersiap-siap hendak ke RS Citra Medika, tapi sebelum berangkat ibu Sandra menitipkan cucu pertamanya itu pada Iyem asisten rumahtangganya dan Ina babysitter dari Arlyana Bimantara, yang biasa di panggil Ai, anak dari Aryo dan Lily.
"Titip Ai ya, saya dan bapak ke RS dulu" ucap ibu Sandra. "Dan Ai jangan nakal ya oma sama opa pergi sebentar" kata sang oma sambil mengecup kening gadis mungil itu.
Ai hanya tersenyum mengangguk dalam gendongan Ina, babysitternya itu. Ai menatap Ina yang meneteskan airmata, "Lo mbak Ina kok ikutan nangis sih!" kemudian Ai melihat bi' Iyem yang juga menangis, gadis kecil itu merasa aneh kenapa semua orang menangis.
Papa Ari dan mama Sandra tiba di RS Citra Medika mereka langsung menuju ke bagian informasi dan dia mengatahkan mereka ke ruang jenazah, disana sudah ada perawat yang berjaga.
Kedua orang tua itu menghampiri ruangan tersebut dan dengan perasaan khawatir mereka melangkah masuk memastikan kebenaran tentang dua mayat yang di beritahukan jika itu adalah anak dan menantu mereka.
Dokter forensik keluar ruangan menemukan mereka yang masih mematung berdiri di depan pintu, "Maaf, bapak ibu mau melihat salah seorang yang ada di dalam?" tanyanya sopan
"Apa di dalam ada jenazah yang bernama Aryo Bimantara?" kata papa Ari yang menatap ke dalam ruangan tersebut yang sedikit terbuka.
"Ayo masuk, Bapak lihat sendiri benar atau bukan" seru sang dokter yang dari name tagnya Gilang Pradana.
Papa Ari menggandeng istrinya ke dalam ruangan untuk memastikan kebenarannya, dengan perlahan mereka mengikuti dokter Gilang menuju bangsal dimana ada dua jasad yang tertutup kain putih.
Dengan tangan gemetar pak Ari membuka kain putih yang tertutup itu, wajah pucat Aryo membuat mereka shock dan Sandra mama dari Aryo memeluk dan menjerit memanggil nama Aryo.
Dari luar terlihat kedua orang tua dari Lily yang tak lain adalah besan mereka. Mereka mencoba mendekat dan memastikan jika berita yang mereka dengar dari besan mereka tidaklah benar, mereka mencoba meraih kain penutup sebelah dan terlihatlah wajah cantik Lily putri semata wayang mereka.
Tangis menggema di ruangan itu, mereka menolak percaya tapi itulah kenyataannya takdir menentukan batas umur mereka, Dokter menyerahkan barang-barang peninggalan yang di temukan mereka dan menyerahkannya kepada pihak keluarga.
Dokter belum melakukan forensik karna menunggu persetujuan pihak dari keluarga keduanya.
Papa Ari mendial nomor Putra sulungnya Arya Bimantara yang saat ini sedang bertugas di perbatasan kalimantan.
Arya yang sedang mengawasi pelatihan anak buahnya, melihat ponselnya bergetar ternyata sang papa yang menelpon.
"Halo pa, apa kabar?" ucap Arya begitu tombol hijau di gesernya.
"Papa baik, Arya, ada kabar buruk, segeralah pulang Aryo dan Lily sudah tidak ada lagi!" kata papa Ari di seberang sana.
"Apa yang papa katakan, Aryo tiada" Arya seakan tak percaya, dia masih diam mendengar ucapan selanjutnya dari sang papa.
"Aku akan pulang pa!" ucapnya mengakhiri panggilan dari papanya
Pantas dari semalam hatinya terasa sakit, seperti akan terjadi sesuatu pada saudara kembarnya itu, dan ternyata firasatnya benar terjadi. Aryo meninggalkannya untuk selamanya.
Arya meminta ijin ke atasannya untuk kembali ke Jakarta, setelah mendapatkan ijin ternyata sang papa telah mengirim helikopter pribadi mereka, untuk menjemput Arya.
Arya bersiap berangkat meninggalkan tugas untuk melihat wajah yang sama persis dengannya untuk terakhir kalinya.
Jodoh pertemuan dan maut sudah di gariskan oleh Tuhan sang Maha Pencipta, kita sebagai manusia hanya bisa menjalaninya saja.
Arya memandangi potret dirinya dan Aryo, foto-foto kebersamaan mereka yang tersimpan di galeri ponselnya. Aryo meneruskan bisnis keluarga mereka, sedang Arya dia lebih memilih menjadi Tentara mengabdikan diri pada Negara.
Arya tidak tertarik dengan bisnis sehingga hanya Aryo menjalankannya sendiri di bantu istrinya Lily mereka melebarkan sayap bisnis keluarga mereka. Siapa sangka kini Aryo telah tiada, meninggalkan keluarga dan juga seorang gadis mungil yang baru berumur 3 tahun itu, Putri semata wayang Aryo dan Lily.
"Aku akan menjaga Ai untukmu, akan ku anggap dia putriku, tenanglah disana Aryo, aku akan mencari tau apa penyebab kamu dan Lily meninggal. Aku yakin pasti sesuatu yang buruk telah kalian alami sehingga kalian mengalami hal tragis seperti ini.
Helikopter membawa Arya terbang ke Jakarta dan mendarat di salah satu landasan pribadi milik keluarga Bimantara. Disana sudah menunggu sopir pribadi papanya yang tak lain adalah mang Diman.
"Ayo mang kita langsung pulang saja ya!" ucap Arya begitu memasuki mobil
"Baik den"
"Gimana Ai mang?"
"Neng Ai terlihat sedih den, kasihan gadis kecil itu den, harus menjadi yatim piatu di usia dini." seru mang Diman.
Arya menghela nafas berat kemudian memandang hamparan rumput di luar jendela mobil yang membawanya.
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Yolanda mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Setelah mengetahui taktik mereka untuk memperdagangkannya sebagai pion dalam kesepakatan bisnis, dia dikirim ke tempat kelahirannya yang tandus. Di sana, dia menemukan asal usulnya yang sebenarnya, seorang keturunan keluarga kaya yang bersejarah. Keluarga aslinya menghujaninya dengan cinta dan kekaguman. Dalam menghadapi rasa iri adik perempuannya, Yolanda menaklukkan setiap kesulitan dan membalas dendam, sambil menunjukkan bakatnya. Dia segera menarik perhatian bujangan paling memenuhi syarat di kota itu. Sang pria menyudutkan Yolanda dan menjepitnya ke dinding. "Sudah waktunya untuk mengungkapkan identitas aslimu, Sayang."
Julita diadopsi ketika dia masih kecil -- mimpi yang menjadi kenyataan bagi anak yatim. Namun, hidupnya sama sekali tidak bahagia. Ibu angkatnya mengejek dan menindasnya sepanjang hidupnya. Julita mendapatkan cinta dan kasih sayang orang tua dari pelayan tua yang membesarkannya. Sayangnya, wanita tua itu jatuh sakit, dan Julita harus menikah dengan pria yang tidak berguna, menggantikan putri kandung orang tua angkatnya untuk memenuhi biaya pengobatan sang pelayan. Mungkinkah ini kisah Cinderella? Tapi pria itu jauh dari seorang pangeran, kecuali penampilannya yang tampan. Erwin adalah anak haram dari keluarga kaya yang menjalani kehidupan sembrono dan nyaris tidak memenuhi kebutuhan. Dia menikah untuk memenuhi keinginan terakhir ibunya. Namun, pada malam pernikahannya, dia memiliki firasat bahwa istrinya berbeda dari apa yang dia dengar tentangnya. Takdir telah menyatukan kedua orang itu dengan rahasia yang dalam. Apakah Erwin benar-benar pria yang kita kira? Anehnya, dia memiliki kemiripan yang luar biasa dengan orang terkaya yang tak tertandingi di kota. Akankah dia mengetahui bahwa Julita menikahinya menggantikan saudara perempuannya? Akankah pernikahan mereka menjadi kisah romantis atau bencana? Baca terus untuk mengungkap perjalanan Julita dan Erwin.
Ava menarik nafas panjang sebelum melepas penutup terakhir tubuhnya. Dan kali ini, yang hadir hanyalah ketelanjangan yang membebaskan, ketelanjangan yang membebaskannya dari pakaian kepalsuan yang menutupinya selama ini. Ava memejamkan mata, menikmati udara sore dan dingin air yang mengalir membasahi tubuhnya. Sore itu ia merasa menyatu dengan alam.
Zain, seorang pengusaha terkenal yang terlihat muda di usianya yang mendekati empat puluh. Ia adalah seorang pria yang nyaris sempurna tanpa cela. Namun, tidak seorang pun yang tahu. Lima tahun yang lalu pasca menyaksikan pengkhianatan istrinya, Zain mengalami kecelakaan tragis. Dampak kecelakaan itu ia mengalami disfungsi seksual. Demi harga dirinya, Zain menjaga aib itu rapat-rapat. Namun, hal itu dimanfaatkan Bella untuk berbuat semena-mena. Kecewa karena Zain tidak mampu memberinya kepuasan, Bella bermain gila dengan banyak pria. Zain tidak berkutik, hanya bisa pasrah karena tidak ingin kekurangan dirinya diketahui oleh orang banyak. Namun, semuanya berubah saat Zain mengenal Yvone, gadis muda yang mabuk di kelab malam miliknya. Untuk pertama kalinya, Zain kembali bergairah dan memiliki hasrat kepada seorang wanita. Namun, Yvone bukanlah gadis sembarangan. Ia adalah kekasih Daniel, anak tirinya sendiri. Mampukah Zain mendapatkan kebahagiaannya kembali?
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?