/0/2953/coverbig.jpg?v=60678ef4de0d2131e5313582859027c8)
"Aku tidak menggunakan pengaman, kamu pasti hamil!" Selena Tan terjebak dalam dilema yang membuat ia harus mengambil keputusan dalam waktu singkat. Pilihannya hanya dua, menerima tawaran pernikahan dari Nicole Saputra atau membiarkan dirinya terjebak dalam resiko hamil di luar nikah. Semua itu gara-gara hubungan satu malam yang harus ia lakukan untuk menebus kesalahannya kepada duda kaya itu. Ia belum siap dengan dunia pernikahan, tetapi akan menjadi aib baginya jika harus melahirkan anak tanpa ikatan pernikahan. Haruskah ia mengesampingkan perasaan dan menerima tawaran itu tanpa dilandasi cinta?
"Hei nona! Kamu tahu apa kesalahanmu!?" Suara angkuh dari seorang pria yang menatap tajam ke arah wanita muda yang merasa tertekan rasa bersalah. Semakin ia melihat ekspresi takut pada wajah manis wanita itu, semakin besar ketertarikannya menekan si wanita lemah itu.
"Ya saya tahu, saya telah mengotori sepatu anda. Saya akan bertanggung jawab membersihkannya, sebentar tuan." Jawab wanita yang dikira lemah itu, nyatanya suaranya cukup lantang, seperti tidak tertekan rasa bersalah karena telah mengotori sepatu pria itu dengan tumpahan wine yang tak sengaja ia lakukan.
Pria muda itu menaikkan satu alisnya, menatap penuh sorot remeh pada wanita itu. Senyum seringai terlihat dari lekuk bibir si pria muda yang duduk bersandar dengan menyilangkan kaki. Semakin menunjukkan bagian yang telah dikotori oleh wanita pelayan itu. "Bertanggung jawab, hmm? Kamu pikir dengan membersihkannya saja sudah menyelesaikan masalah?"
"Seharusnya begitu saja cukup bukan? Sepatu anda hanya tertumpah minuman, setelah saya keringkan dengan lap, masalahnya beres kan?" Wanita muda itu malah bertanya balik dengan polosnya. Ia masih berdiri melakukan negosiasi dengan pria yang belum juga ia ketahui namanya.
"Kamu tahu dengan siapa kamu berhadapan sekarang, nona? Kamu terlalu angkuh untuk menunjukkan sebuah penyesalan." Ujar pria lainnya yang tampak lebih tua dan berkharisma, ia terlihat seperti seorang bodyguard pria muda itu, sekaligus juru bicaranya.
"Memangnya siapa dia?" Tanya wanita itu, entah memang polos atau memang dasar sifatnya yang angkuh. Ia malah terkesan menantang bos muda itu, terlebih lagi sorot matanya yang terlihat tak ada takutnya bersitatap dengan sepasang mata tajam itu.
"Anda cukup lancang nona, dia adalah ...."
"Cukup! Biarkan aku saja yang mengurus dia." Suara bariton pria muda itu memotong perkataan pengawalnya. Ia belum juga mengalihkan pandangan dari wanita itu, akibat peraduan tatapan itu membuatnya menyadari bahwa wanita muda itu mempunyai paras yang cantik alami, meskipun tanpa polesan yang berlebihan, pesonanya tidak berkurang hanya karena itu.
"Tadinya aku ingin berbaik hati membiarkanmu pergi hanya dengan kata maaf, tetapi karena sikapmu yang terkesan menantangku terus, aku rasa kamu terlalu meremehkan aku, nona Selena Tan." Ujar pria muda itu, sengaja menekankan kata-katanya ketika ia menyerukan nama wanita itu dengan lantang.
Wanita muda bernama Selena Tan itu terbelalak pernyataan pria itu, "Darimana kamu bisa tahu namaku!?"
"Apa susahnya hanya tahu sebuah nama? Kenapa? Kamu sangat tersentuh dengan kemampuanku?" Ujar pria muda itu yang belum juga Selena Tan ketahui siapa namanya. Setidaknya sikapnya berhasil membuat wanita itu bungkam sejenak.
'Ini tidak adil, dia bisa tahu tentang aku, padahal aku tidak tahu tentang dia.' Gumam Selena Tan dalam hatinya. Ia malah melamun sejenak dan kehilangan fokus gara-gara namanya disebut.
"Aku tahu kamu terkesima, tetapi ini bukan saatnya untuk membahas rasa penasaranmu. Sekarang aku tidak hanya butuh permintaan maafmu, tetapi pertanggung jawaban yang lebih dari mengelap sepatu ini. Kamu tahu berapa harga sepasang sepatu yang kamu kotori ini?" Tanya bos muda itu dengan nada bicara yang santai, karena tanpa beradu urat saja ia sudah bisa membuat mental lawan bicaranya rapuh. Melihat raut wajah tegang Selena Tan saja sudah cukup menghiburnya. Akhirnya ia bisa membuat wanita keras kepala itu kebingungan. Bos muda itu melirik pengawalnya, satu kedipan mata sebagai kode saja sudah bisa membuat pengawal itu mengerti apa yang diinginkannya.
"Nona Selena Tan, anda tidak hanya mengotori sepatu mahal tuan mudaku tetapi juga menunjukkan itikad yang kurang baik sebagai respon rasa bersalah anda. Untuk itu pihak kami akan memberikan denda kepada anda senilai harga sepatu ini, yakni seratus juta." Ujar pria pengawal itu selaku jubir dari tuan muda yang masih menatap lekat pada perubahan ekspresi wajah Selena Tan begitu mendengar nomilan yang sangat fantastis baginya.
"Seratus juta? Hanya karena membasahi sepatu itu? Tuan, anda sungguh keterlaluan! Jika memang berniat mengganti sepatu baru dan mendapatkannya secara gratisan, anda pun tidak perlu melakukan trik kotor seperti ini. Cukup bilang saja anda ingin dibelikan sepatu baru dari seorang pelayan." Ujar Selena Tan, sama sekali tidak terlihat takut akan ancaman denda di depan mata. Ia malah dengan lantang menyerukan perlawanan, menatapnya lekat dengan sorot mata yang tak berkedip. 'Aku memang tidak punya uang sebanyak kamu, tapi aku punya harga diri yang tak bisa diinjak orang seperti kamu!' Geram Selena Tan dalam hati, sayangnya ia masih harus menahan opini tegasnya itu di dalam hati. Jika ia sampai mencetuskan kata kata itu, maka ia sudah dipastikan tidak akan bisa berdamai dengan bos muda itu.
"Meminta gratisan sepatu dari anda? Ha ha ha ... Yang benar saja nona! Bahkan jika tuanku mau, beliau bisa membeli bar ini sekaligus anda saat ini juga. Untuk apa harus mengharapkan pemberian anda?" Ujar pria pengawal yang tak bisa menahan rasa gelinya mendengar Selena Tan yang begitu percaya diri menganggap dirinya sanggup memberikan sesuatu kepada tuannya. Sementara itu, tuan muda yang sedang ketagihan menindas Selena Tan terlihat menahan senyum puas. Ia mengangkat satu tangannya, mengkode agar pria pengawal itu tak perlu mewakilinya bicara.
Selena Tan merasa sekujur tubuhnya panas, tidak ada yang salah dengan suhu ruangan yang cukup dingin, namun hatinya yang berkobar api kemarahan karena sedang diremehkan. Ia mengepalkan sepasang tangannya, nafas yang mulai menderu saking susahnya ia menahan kekesalan. "Lalu apa itu namanya jika bukan meminta secara kasar? Anda mengaku sebagai orang hebat tetapi malah suka membesarkan masalah kecil. Cih ... Aku tidak sudi membayarnya sekalipun aku sanggup! Hanya membersihkan permukaan sepatu anda saja sudah beres masalah. Kenapa harus berbelit? Akan aku buktikan kalau kamu tidak perlu mengganti sepatu baru, tuan angkuh!"
Selena Tan bergegas meraih kain lap mulut yang ada di dalam nampan yang ia letakkan di atas meja. Pergerakan yang begitu cepat dan tidak terprediksi itu membuat bos muda yang ia panggil 'tuan angkuh' itu tercengang. Berbekal kain lap putih itu, Selena Tan berjongkok mendekatkan dirinya pada sepatu yang membuatnya menjadi wanita sial hari ini. Tanpa meminta persetujuan dulu kepada pemiliknya, ia pun bertindak cepat mengelap permukaan sepatu kulit berwarna coklat tua itu.
"Woi, apa yang kamu lakukan!?" Pria pengawal menyentuh pundak ramping Selena Tan namun wanita itu tetap mempertahankan keseimbangan tubuhnya, tak mau tergugah oleh siapapun. Dia tak tergoyahkan, tetap nekad berusaha membersihkan sumber kekacauan. Di saat pria pengawal itu hendak bertindak lebih, sepasang mata tajam milik bosnya melirik ke arahnya. Memberikan isyarat agar pria pengawal itu menahan diri dan membiarkan bos muda itu saja yang mengatasinya. Si bos muda itu segera menarik kakinya namun tak disangka Selena Tan tetap keras kepala berupaya menahan kaki itu agar masih bisa disentuh dengan kain lap. Selena Tan tak segan memeluk kaki itu kemudian melakukan hal yang lebih konyol lagi, ia berusaha menarik sepatu yang dikenakan bos muda itu hingga nyaris terlepas andai si pemiliknya tidak memberontak.
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.
Anne mengikuti kontrak tertentu: dia akan menikah dengan Kevin dan melahirkan anaknya pada akhir tahun. Kalau tidak, dia akan kehilangan semuanya. Namun, itu lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Menghadapi penghinaan hari demi hari, dia sudah kehabisan kesabaran. Kali ini, dia tidak mau menyerah. Pada hari kecelakaan Kevil, Anne mengorbankan dirinya untuk menyelamatkannya. Meskipun dia hidup, dia akan segera menghilang di hadapan dunia. Nasib mereka terikat sekali lagi setelah bayi mereka tumbuh. Anne mungkin telah kembali kepadanya, tetapi dia bukan lagi wanita yang sedang mengejar cinta Kevin. Sekarang, Anne siap berjuang untuk putranya.
Kemudian Andre membuka atasannya memperlihatkan dada-nya yang bidang, nafasku makin memburu. Kuraba dada-nya itu dari atas sampah kebawah melawati perut, dah sampailah di selangkangannya. Sambil kuraba dan remas gemas selangkangannya “Ini yang bikin tante tadi penasaran sejak di toko Albert”. “Ini menjadi milik-mu malam ini, atau bahkan seterusnya kalau tante mau” “Buka ya sayang, tante pengen lihat punya-mu” pintuku memelas. Yang ada dia membuka celananya secara perlahan untuk menggodaku. Tak sabar aku pun jongkok membantunya biar cepat. Sekarang kepalaku sejajar dengan pinggangnya, “Hehehe gak sabar banget nih tan?” ejeknya kepadaku. Tak kupedulikan itu, yang hanya ada di dalam kepalaku adalah penis-nya yang telah membuat penasaran seharian ini. *Srettttt……
"Meskipun merupakan gadis yatim piatu biasa, Diana berhasil menikahi pria paling berkuasa di kota. Pria itu sempurna dalam segala aspek, tetapi ada satu hal - dia tidak mencintainya. Suatu hari setelah tiga tahun menikah, dia menemukan bahwa dia hamil, tetapi hari itu juga hari suaminya memberinya perjanjian perceraian. Suaminya tampaknya jatuh cinta dengan wanita lain, dan berpikir bahwa istrinya juga jatuh cinta dengan pria lain. Tepat ketika dia mengira hubungan mereka akan segera berakhir, tiba-tiba, suaminya tampaknya tidak menginginkannya pergi. Dia sudah hampir menyerah, tetapi pria itu kembali dan menyatakan cintanya padanya. Apa yang harus dilakukan Diana, yang sedang hamil, dalam jalinan antara cinta dan benci ini? Apa yang terbaik untuknya?"
Pada hari pernikahannya, saudari Khloe berkomplot dengan pengantin prianya, menjebaknya atas kejahatan yang tidak dilakukannya. Dia dijatuhi hukuman tiga tahun penjara, di mana dia menanggung banyak penderitaan. Ketika Khloe akhirnya dibebaskan, saudarinya yang jahat menggunakan ibu mereka untuk memaksa Khloe melakukan hubungan tidak senonoh dengan seorang pria tua. Seperti sudah ditakdirkan, Khloe bertemu dengan Henrik, mafia gagah tetapi kejam yang berusaha mengubah jalan hidupnya. Meskipun Henrik berpenampilan dingin, dia sangat menyayangi Khloe. Dia membantunya menerima balasan dari para penyiksanya dan mencegahnya diintimidasi lagi.