Bella Nayaka harus menelan pil pahit. Tepat sebelum mengucapkan janji pernikahan, seorang wanita datang mengklaim calon suaminya adalah ayah dari bayi yang dia kandung. Alura Gayatri, wanita itu meminta pertanggungjawaban dan meminta pernikahan tidak di lanjutkan. Alih-alih di pertahankan, Ellard William malah menyetujui keinginan wanita selingkuhan itu. Meninggalkan Bella lalu memilih menikahi Alura minggu selanjutnya. Cinta yang begitu besar membuat Bella menjadi bodoh. Tetap menaruh harapan pada Ellard dengan datang di acara pernikahannya. Lantas apa rencana Bella saat nanti bertemu Ellard? Apakah Ellard juga mencintai Bella atau dua tahun hubungan mereka tidak memiliki arti apa-apa lalu selesai begitu saja hanya karena wanita murahan seperti Alura?
Malam ini, sebuah pernikahan mewah digelar meriah. Mengusung tema pernikahan ala American clasic benar-benar menakjubkan. Ribuan kamera berancang-ancang diposisi masing-masing, tentu tidak ingin melewatkan momen berharga barang sedetikpun. Rekan-rekan aktor sampai para pelawak tanah air turut memeriahkan acara.
Ellard bahkan bermurah hati membiarkan para penggemar hadir, menjadi saksi hari bersejarah dirinya dengan kekasih.
Alhasil tamu yang datang meluap sampai halaman depan.
Alunan music romantic dimainkan menggetarkan hati. Kelopak bunga bertabur mengiringi langkah demi langkah menuju altar.
Ellard menggandeng calon isterinya dengan senyum mengembang dibibir, melambaikan tangan menyapa tamu dengan ramah. Semua orang ikut bahagia menyaksikan bagaimana pasangan serasi itu saling melempar senyum malu-malu, terlihat menggemaskan disetiap mata memandang. Ellard mengelus tangan Alura yang mengandeng lengannya, ketegangan jelas Ellard rasakan saat mata mereka bersitatap.
"Kau gugup?"
Perhatian kecil ia lemparkan pada Alura yang dibalas anggukan kecil ragu-ragu. Ellard pun tersenyum sibuk mengurusi detak jantungnya yang mulai ugal-ugalan.
Gugup yang Ellard rasakan tentu berbeda dengan Alura. Sesuatu yang orang tidak tahu sedang berkecamuk dalam dirinya. Dari awal Ellard memasuki ruangan ia sudah melihat wanita berambut pirang dengan kacamata hitam mengendap masuk diantara penggemarnya.
Takut bercampur senang mungkin itu yang ia rasakan. Ellard memang memaksa Bella untuk datang ke pernikahan nya hari ini, tapi demi Tuhan ia tidak pernah menyangka wanita itu benar-benar akan datang, setelah semua yang ia lakukan.
Ellard mengulum senyumnya tahu-tahu sudah tiba diatas altar. Menghadap semua tamu kemudian membungkuk 90 Drajat memberi penghormatan.
"Sebelum pernikahan ini dilanjutkan, saya terlebih dahulu ingin bertanya kepada para saksi yang terhormat, apakah ada diantara kalian yang kerberatan dengan pernikahan ini?"
Ellard muak dengan suasana ini, semua orang mulai berbisik, mengantisipasi karena sesuatu mungkin saja terjadi. Mengingat dirinya yang memang bukan orang biasa.
Bella tersenyum tipis, melihat dirinya yang begitu dibenci semua orang.
"Jalang sialan bernama Bella itu benar-benar tidak tahu diri kalau sampai berani mengacaukan acara ini." Tiba-tiba wanita didepan Bella berbisik dengan temannya, "dengan wajahnya yang huhhh jelek itu, aku yakin dia tidak cukup berani bersaing dengan Alura." Setelah itu mereka tertawa, mengejek orang yang jelas-jelas berdiri tepat dibelakang mereka sendiri.
Bella menjatuhkan padangan kelantai pun kepalanya tak mampu berdiri dengan tegak. Pembicaraan itu memaksa jatuh mental Bella yang mati-matian ia pertahanan. Kesalahan terbesar Bella laksanakan hari ini.
Demi Tuhan Bella tidak pernah berpikiran untuk membalaskan dendamnya dengan melakukan hal yang sama. Dituduh seperti itu membuat ia seketika memikirkan hal keji, bagaimana jika Bella benar-benar berdiri tegak diantara Ellard dan Alura. Berpura-pura gila pun bisa ia lakukan, mengancam semua orang dengan mengatakan dirinya membawa bom atom untuk kemudian ia ledakan diatas kepala Ellard. Dan lihat bagaimana ruang sesak ini akan menjadi kosong melompong.
Senyum jahat terbit dari bibirnya, namun Bella tentu tidak sebodoh itu. Setidaknya untuk sekarang, otaknya masih bisa bekerja dengan baik. Daripada melakukan hal yang membuat harga dirinya jatuh Bella lebih memilih untuk pergi.
"Dihadapan Tuhan-"
Yang mana Bella urungkan saat terdengar Ellard membacakan janji pernikahannya dengan lantang.
"Saya Ellard Wiliam dengan niat yang suci dan ikhlas hati memilihmu Alura Rinjani menjadi isteri saya. Saya berjanji untuk setia kepadamu dalam untung dan malang, dalam suka dan duka, diwaktu sehat dan sakit, dengan kekurangan dan kelebihanmu. Saya akan mencintai dan menghormatimu sepanjang hidupku."
Prosesi berjalan khidmat, Alura mengikrarkan janjinya tepat setelah Ellard, kemudian pendeta menyatakan pernikahan mereka sah dihadapan Tuhan. Lalu mempersilahkan pasangan suami-istri itu untuk berciuman.
Dari kejauhan Bella dapat melihat bagaimana manisnya senyum Ellard sebelum meraih tenguk Alura, mencium mesra bibirnya. Bersamaan dengan itu, air mata jatuh membasahi pipi Bella. Sorakan riang disertai tepukan tangan mencubit perasaan.
"Jangan menangis."
Seolah tersadar, Bella menghapus air mata yang mungkin jatuh ditanpa terasa. Dia membalik kan tubuh tanpa perhitungan sampai ketika mereka berhadapan, mata teduh milik Mark langsung ia dapatkan.
"Mark?"
"Kau benar-benar datang ternyata."
Bella tersenyum tipis hampir tak terlihat, "aku hanya penasaran dengan konsep acaranya."
Alih-alih mengiyakan mark malah tampak mencebikan bibirnya. Lelaki itu jelas sedang mengejek kebodohannya, tapi Bella abai.
"Harusnya kau datang bersama ku."
"Lalu mendapatkan kecemburuan dari kekasihmu?" Sindir Bella telak membuat Mark menjadi gagu seketika, lelaki itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "yahh setidaknya kalau kau memberitahuku, aku bisa mengusahakan agar tidak datang bersama Yeri dulu kali ini."
"Memang nya bisa?"
"Bisa lah. Apapun demi sahabat tercinta." Mark menyengir ceria
"Minggu lalu saja kau habis dimarahi ayahmu gara-gara tidak menjemput Yeri dari sekolah. Ish dia benar-benar berhasil menjadikanmu babu--"
"BELLA!!"
Mark kelepasan, Bella tersentak tapi tak mengurangi kesadarannya untuk menarik keluar Mark dari kerumunan. wanita pirang disebelah Bella sempat mengeryit, satu detik saja bisa-bisa Bella pulang dengan kaki tangan patah.
Darah terasa mengalir lebih cepat seiring dengan detak jantungnya asik berdisco ria. Bella ingin mengehabisi Mark saja rasanya.
Sementara Mark masih sempat terkekeh geli, seolah itu bukanlah masalah. Bella menggerutu, tidak tahu saja dia bagaimana kejamnya penggemar fanatik Ellard-alura. Bella bahkan sempat dikutuk habis-habisan karena dianggap menjadi penghalang hubungan Ellard dan Alura.
"Mark, kau hampir saja membunuhku dengan berteriak seperti itu tadi." Sunggutnya menghentikan langkah mereka tepat didepan toilet pria.
"Oke. Maaf, aku kelepasan." Mark menyengir menampilkan giginya yang rapi seolah tidak merasa bersalah. "Kalau sampai ada yang sadar aku disini. Bisa habis aku."
"Lagian kenapa pula kau datang ujuk-ujuk kesini? Mau mengantarkan nyawa?" Mark tertawa melihat keseluruhan penampilan Bella, "ini lagi nyamar ceritanya?"
"Terserah!"
Mark terkekeh, Bella menggunakan wig berwarna mencolok. Persis seperti badut Ancol dimata Mark, "Niatmu perlu diacungi jempol." katanya serentak dengan kedua ibu jarinya yang mengacung untuk Bella, "Kalau aku sedang tidak menggunakan sepatu sudah kuberikan juga dua jempol kaki ku untukmu."
Kelakar lawas, Bella sama sekali tidak menganggap itu lucu. Wanita itu lebih memilih menyandarkan punggungnya ke tembok. Menatap langit-langit, yang entah kenapa membuat hatinya kian sesak.
"Aku bodoh sekali ya, Mark?"
Matanya berlinang, tapi sebisa mungkin ia tahan agar tidak menangis.
"Dia yang menyuruh ku untuk datang kesini, kalau kau ingin tahu."
Mark tidak menjawab. Ikut bersandar bersama Bella. Kedua tangannya ia masukan kesaku celana, siap mendengarkan apa saja keluhan wanita itu.
"Bahkan aku juga bingung, setelah semua yang terjadi--aku tetap tidak bisa membencinya Mark-"
Tangis Bella pecah setelahnya, meluapkan semua yang ia tahan selama ini. Bella wanita yang kuat, tidak pernah sekalipun Mark melihat nya menangis sepilu ini. Namun sekarang ia paham jika wanita ini sedang mengalami kesakitan yang amat sangat. Mark menjadi tidak tahan untuk tidak merengkuh Bella kedalam pelukannya. Menepuk punggungnya lembut demi memberikan ketenangan.
"Lalu apa rencanamu selanjutnya? Kau ingin menemuinya setelah ini?"
Bella menggelengkan kepala lemah, masih terisak walau terbungkam dada Mark. "Aku tidak tahu."
"Jangan menangis."
Suara Mark ikut-ikutan serak, sehingga Bella menjadi Malu sendiri. Seperti tersadar tindakannya kali ini menjadi beban bagi orang lain.
"Bawa aku pulang, Mark."
***
Ellard tetap menggandeng mesra Alura, menyalami tamu-tamu yang terus berdatangan. Senyuman lebar ia tampilkan tidak pernah luntur yang mana diejek habis-habisan oleh dasi kupu-kupu yang masih bertengger rapi mengikat kerah kemeja.
Seorang aktor memang harus pandai bersandiwara, bukan?
"Sayang?"
Langkah mereka terhenti otomatis, Ellard menaikan alisnya, bertanya melalui itu.
Pelukan erat Alura pada lengannya Ellard dapatkan sebagai jawaban, yang mana Ellard tatap mata istrinya yang terlihat sayu "Aku lelah, tidak bisakah acaranya diselesaikan dengan cepat?"
"Tidak sayang. Akan sangat tidak sopan jika kita menghentikan acara-nya tiba-tiba."
"Tapi aku mual. Kaki ku pegal. Kalau tidak mau, biarkan aku pergi duluan. Aku ingin istirahat." Alura mengeluh manja pada Ellard yang masih enggan meninggalkan acara. Wanita itu mendengus kesal, melepasakan Ellard lalu pergi begitu saja.
"Sayang?!"
"Alura."
Pangilannya diabaikan, tak membuat Ellard berniat mengejar Alura. lelaki itu hanya mengedikan bahu. Alura sedang hamil muda, jadi wajar jika moodnya sering dalam kondisi tidak baik.
Ellard memahami hal itu, berusaha melenturkan bibirnya kembali agar bisa tersenyum lebih natural.
"Ellard William."
"Rangga Pratama."
Ellard terkekeh menyambut sang sahabat yang langsung menjabat tangannya.
"Selamat atas pernikahanmu, Dude." Ucapnya bangga, "aku benar-benar tidak menyangka kau akan berjodoh dengan lawan mainmu sendiri."
Bukan hanya Rangga, Ellard pun tidak menyangka.
"Ya begitulah." Balas Ellard tidak mengurangi intensitas senyumnya.
"Terimakasih ya sudah turut hadir di pernikahanku."
"Eyss bicara apa kau ini? Aku sahabatmu sudah sewajarnya memberikan dukungan untukmu." Rangga menepuk pundak Ellard, "Tapi maaf, sebenarnya aku sangat menyayangkan hal ini, aku tidak bisa membersamaimu lebih lama, Ellard." Kelakar Rangga berpura-pura melihat jam tangannya "aku harus menemani istriku kerumah sakit." Lanjutnya setengah berbisik.
Ellard mengidikan bahu tanda tak punya hak menahan Rangga lebih lama, istri Rangga tengah hamil besar dan kalau tidak salah Rangga pernah mengatakan kalau Minggu-minggu ini istrinya akan segera melahirkan.
"Kau memang pandai mencari alasan." Rangga tertawa mendengarnya,
"Sana! Pergilah! Sampaikan salamku dengan Elena." Usir Ellard sedikit mendorong bahu Rangga.
"Tentu. Ah padahal dia ingin sekali melihat mu menikah, tapi sudahlah--" setelahnya hanya punggung lebar Rangga yang bisa Ellard lihat. Lelaki itu tampak berlari kecil. Tanpa sadar hati Ellard menghangat, tarikan dibibirnya menjelaskan kalau Ellard iri melihat kebahagiaan sang kawan.
Yang ia tendang jauh-jauh perasaan itu demi kelangsungan hidupnya.
Lelaki itu kembali mengedarkan pandangan, lagi-lagi hatinya seperti dihujani beribu bunga. Para penggemar masih setia berdiri dihalaman depan. Menunjukan cinta mereka, dengan ucapan-ucapan selamat yang mereka buat sendiri melalui tulisan.
"Ellard-Alura Forever!"
"Teruslah bahagia Ellard William! We love you!!"
Hampir saja Ellard menitikan air mata. Bagaimana bisa begitu banyak orang mencintai lelaki brengsek seperti dia. Ellard semakin melebarkan senyumnya melambaikan tangan, memberikan ucapan terimakasih melalui isyarat.
Tindakan itu tak ayal mendapat sautan luar biasa dari fans. Mereka meneriakkan nama Ellard berkali-kali.
Ellard membungkuk menghormati orang-orang yang tulus mendukungnya. Berpamitan untuk meninggalkan tempat itu, yang langsung diiyakan begitu saja oleh mereka.
Langkah Ellard lagi-lagi ia lanjutkan, menuju toilet untuk sekedar mencuci muka. Matanya sudah terasa berat karena lelah.
Namun di detik selanjutnya mata Ellard seolah dibuat benar-benar terbuka saat melihat sesuatu yang tidak ia suka terjadi didepan matanya. Lelaki itu menggertakan giginya, ia marah tapi ia tahan. Ellard menyandarkan punggungnya ke tembok dengan arogan, lalu berdeham keras.
"Disini kau rupanya."
***
Maya Rehana, gadis belia yang masih duduk di sekolah menengah kelas dua, harus menelan pil pahit karena di nyatakan hamil. Bukannya bertanggungjawab, Jordan Elders, sang kekasih malah menyebutnya berselingkuh hingga hamil. Lalu meminta putus karena merasa di khianati. Maya terpuruk tidak menemukan jalan keluar. Usianya masih terlalu muda untuk menjadi orang tua. Tidak ingin masa depan hancur setelah memiliki anak. Juga takut mengecewakan orang tua namun tidak sanggup jika harus menggugurkan kandungan. Di tengah kebingungan yang hampir membuat Maya gila, Raka Pratama adik kelas sekaligus sahabatnya dan Jordan, datang menawarkan diri menjadi ayah dari bayinya yang belum genap berusia satu bulan tersebut. Lantas bagaimana Maya akan memutuskan, menerima Raka sebagai suaminya atau terus mengharapkan tanggungjawab Jordan selaku ayah biologis bayinya?
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Novel Ena-Ena 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti CEO, Janda, Duda, Mertua, Menantu, Satpam, Tentara, Dokter, Pengusaha dan lain-lain. Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Arsyla adalah seorang wanita berumur 23 tahun, dan dia sudah memiliki suami yang bernama Edi. Usia Edi terpaut 3 tahun lebih tua dari Arsyla. Meski pernikahan mreka sudah beranjak 2 tahun, tetapi mereka belum di karuniai seorang anak. Edi maupun Arsyla tidak memusingkan akan hal itu, karna menurut mereka ekonomi keluarga harus bagus terlebih dahulu. Edi yang hanya bekerja sebagai OB di salah satu supermarket, dengan gajih pas-pasan masih harus menanggung kebutuhan sekolah adik adik-nya yang yatim, dan Arsyla pun tidak keberatan dengan keputusan itu. Sore itu Edi baru pulang dari kerja, iya pulang ke kontrakan yang dia tinggali bersama arsyla. Walaupun kontrakannya
WARNING RATE 21+. Please be awise to reading!! Santi adalah anak yang dibesarkan dipanti asuhan. Tanpa dia tahu ibu dan ayahnya seperti apa. Dia bekerja sebagai kasir di sebuah toko kue. Tiba-tiba saat dia bekerja dituduh mencuri uang kasir dan dia dipecat. Demi bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan sehari-hari yang mendesak, akhirnya Santi menerima tawaran menjadi sebuah perawat di rumah besar untuk merawat orang tua yang lumpuh. Dan terpaksa Santi harus menerima pekerjaan itu. Namun, pekerjaan itu mengharuskannya dia selalu standby 24 jam. Hingga, saat Santi membantu Bimo seorang Casanova yang sedang mabuk yang juga merupakan anak dari tuan yang dia rawat. Sosok Bimo yang selalu tak pernah puas dengan orientasi seks-nya, akhirnya menemukan pelabuhan terakhirnya pada Santi. Bagaimana kisah Santi dan Bimo selanjutnya, baca no skip ya!!
Semua orang terkejut ketika tersiar berita bahwa Raivan Bertolius telah bertunangan. Yang lebih mengejutkan lagi adalah bahwa pengantin wanita yang beruntung itu dikatakan hanyalah seorang gadis biasa yang dibesarkan di pedesaan dan tidak dikenal. Suatu malam, wanita iru muncul di sebuah pesta dan mengejutkan semua orang yang hadir. "Astaga, dia terlalu cantik!" Semua pria meneteskan air liur dan para wanita cemburu. Apa yang tidak mereka ketahui adalah bahwa wanita yang dikenal sebagai gadis desa itu sebenarnya adalah pewaris kekayaan triliunan. Tak lama kemudian, rahasia wanita itu terungkap satu per satu. Para elit membicarakannya tanpa henti. "Ya tuhan! Jadi ayahnya adalah orang terkaya di dunia? "Dia juga seorang desainer yang hebat dan misterius, dikagumi banyak orang!" Meskipun begitu, tetap banyak orang tidak percaya bahwa Raivan bisa jatuh cinta padanya. Namun, mereka terkejut lagi. Raivan membungkam semua penentangnya dengan pernyataan, "Saya sangat mencintai tunangan saya yang cantik dan kami akan segera menikah." Ada dua pertanyaan di benak semua orang: mengapa gadis itu menyembunyikan identitasnya? Mengapa Raivan tiba-tiba jatuh cinta padanya?