Jack, CEO tampan putra tunggal Hans Ferdinand Graham. Siapa tak mengenal Jack dengan segala aset yang tersohor di seluruh Mexico City. Ia punya segalanya tapi minim attitude, bertemu Ammy Lawrence Martin, gadis pemberontak yang suka menentang Jack yang sesuka hati dan arogan. Dalam diam-diam mereka saling jatuh cinta. Saat keduanya mulai terjebak dalam perasaan cinta begitu dalam, menjadi sepasang kekasih yang seakan tak terpisahkan, kenyataan pahit harus mereka telan. Bahwa rupanya Jack bukan putra kandung Hans, melainkan hanya senjata untuk di jadikan objek pembalasan dendam kepada ayah kandung Jack yang sebenarnya, Bob Martin. Apa yang terjadi kemudian, saat Jack dan Ammy tahu bahwa sesungguhnya mereka adalah saudara kembar yang sengaja dipisahkan dan disatukan kembali demi menghancurkan keluarganya? Dan benarkah Jack dan Ammy adalah saudara kembar? "I'm sorry, Ammy?" "Untuk?" "Cause i love you." "Jika cinta kita adalah sebuah kesalahan, aku mau kita salah selamanya asal kita bisa bersama." Ammy tersenyum. "Ya. Aku tahu itu." "Live with me,and if you die, i will die with you."
Mexico City 28 tahun yang lalu.
Lelaki berusia sekitar empat puluh tahun itu berbicara dingin dengan telepon genggam menempel di telinga, sementara tangannya masih asyik mengarahkan rokok ke mulutnya, menyesapnya kuat lalu membumbungkan asap putih tipis.
"Bagaimana, Miguel?"
"Mereka mendapatkan anggota keluarga baru seperti yang Anda perkirakan, Tuan. Sepasang kembar, putra dan putri," jawab lelaki muda berjas sneli itu di ujung saluran telepon.
"Lalu apa yang harus saya lakukan, Tuan? Apa rencana Anda selanjutnya?" imbuhnya.
"Menarik sekali, sangat menarik! Kupikir Dewi Fortuna sedang menaungiku." Lelaki itu tersenyum miring.
"Aku menginginkan anak laki- laki itu, bawa dia padaku. Ingat Miguel, lakukan dengan bersih! Jangan ada jejak! atau kepalamu akan kulubangi dengan tanganku sendiri," lanjutnya. Ia mengusap senjata api yang tersimpan di sebuah kotak, membuka penutupnya kemudian mengangkat dan memperhatikannya sebelum akhirnya meletakkan kembali.
"Ya, Tuan. Anda bisa mengandalkan saya."
Laki-laki itu tersenyum curang, mengepalkan tangannya kuat-kuat hingga memutihkan buku jarinya.
Kau akan membayar lebih dari yang kau perkirakan, Bob. Kau mungkin tidak menyadari bagaimana aku mendepakmu dari hospital yang dulu adalah simbol kejayaanmu. Tapi, lihat sekarang! dengan mudah aku mendapatkannya. Dan aku telah menyiapkan kejutan yang lebih fantastis untukmu di masa mendatang. Aku tidak sabar menunggu saat itu, Berengsek!
______
Jack memasuki ruangan Davee, Meskipun Ia menduduki tempat terpenting di National Company, dia tetaplah sosok yang suka bertindak sesuka hati. Kadang malah sengaja membebankan beberapa pekerjaan pada Davee dengan penuh intimidasi. Jack tak terlalu berminat mengurus perusahaan, tapi sang ayah yang diktator itu selalu memaksanya. Pun, ia tahu, Davee memiliki dedikasi yang tinggi pada perusahaan, dan dia tidak akan berkhianat sebab ayahnya telah banyak berkontribusi di setiap aspek perekonomiannya.
"Hai, Jack! Perkenalkan, Ini sekretaris baru di kantor kita, sekretarisku," kata Davee seraya memperkenalkan seorang wanita muda di sampingnya.
"Ammy Lawrence." Wanita itu mengulurkan tangannya.
Jack menyambut uluran tangan si gadis jelita. Memandanginya dengan tatapan misterius yang khas, untuk beberapa saat lamanya ia menahan telapak gadis itu dalam jabatan tangannya. Menyunggingkan senyum memesona yang selalu menjadi damba para wanita. Mengerling nakal baru akhirnya melepaskan tangan sekretaris cantik itu.
"Kau tak cocok jadi sekretaris, mau pekerjaan yang lebih mudah? Misalnya menjadi wanitaku? Kulihat kau sangat menarik." Jack berdecak, memperhatikan lekuk tubuh Ammy dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ia bersiul lalu melipat kedua tangannya di depan dada. Tatapannya yang mesum membuat Ammy sedikit kurang nyaman.
Ammy memandang Davee dengan tatapan heran. Nyaris tak percaya bahwa laki-laki tanpa attitude itu adalah sang CEO di perusahaan sekeren National Company.
"Sepertinya bos kita salah makan obat, Davee. Punya banyak harta tapi mulutnya seperti recehan. Tak berharga," olok Ammy sarkas. Mentang-mentang pegawai baru dia pikir gadis itu akan takut padanya? Jangan harap.
"Davee? Kau memanggilnya Davee saja?" Ia menggaruk pelipis, bertanya-tanya sebenarnya mereka sedekat apa, sampai-sampai di kantor pun tak ada sapaan formal.
Jack menyugar rambut ke belakang, satu tangan lain memilih berkacak pinggang. mengukir senyum mengejek lalu berkata, "oke, kusimpulkan kau calon pacarnya Davee. Tapi, kau telah berani mengatai mulutku recehan. Jika kau kupecat, kupastikan kau tidak akan diterima di perusahaan mana pun ... " Ia menggantung kalimatnya sejenak. Beralih kepada pria di samping Ammy dan menatapnya tajam. "Jadi, kuharap Davee, ajari dia agar jangan coba-coba mencari masalah denganku!" Matanya mengarah pada Ammy sinis, sementara gadis itu memilih membuang wajah.
"Menyebalkan, apakah orang kaya memang begitu?" gerutunya dalam hati.
"Tapi, jujur sekretarismu menarik, Davee. Tanyakan padanya apakah dia mau menemaniku malam ini, aku akan bawa dia ke hotel The Graham's Kingdom jika dia mau. Aku ingin tahu, berapa lama kucing liar seperti dia mampu mendesah di bawahku. Oh, kau tak perlu khawatir, dia baru calon pacarmu, 'kan? Nanti kuganti dengan selusin wanita yang lebih ... Shhhh, menggoda!" Ia mendesis nakal, melepaskan jasnya lalu menyampirkannya di sisi kiri pundak dan berlalu tanpa permisi.
"Apakah bos kita waras? Sepertinya dia kurang satu ons," gumam Ammy dengan ekspresi mengerucutkan bibir karena kesal.
"Sebaiknya jangan berurusan dengannya kecuali masalah pekerjaan, aku tahu dia menarik. Tapi, di balik pesonanya dia berbahaya, jangan sampai kau jatuh cinta padanya. Karena kau pasti akan terluka. Kupastikan itu." Davee menatap Ammy serius. Seolah menegaskan bahwa peringatannya bukan main-main.
"Apa dia memang seburuk itu? Sayang sekali, padahal dia sangat tampan, dan aku suka matanya." Ia menjeda kalimatnya sejenak, "maksudku, dia punya mata yang indah," tukasnya memperbaiki ucapan.
"Hu um, Harta dan rupa memang menjadi daya magnet yang luar biasa, Ammy. Dia bisa membeli wanita mana pun. Siapa yang akan menolak pesona Jack Williams Graham? Kurasa tidak akan ada. Bahkan gadis yang baru saja kuperingatkan mengakui kalau dia menyukai matanya," sindir Davee.
"Hei, aku hanya bilang suka matanya, lagi pula tak ada alasan untuk menyukai kepribadian arogan semacam itu, kecuali jika bisa menjadikannya makhluk jinak. Orang bilang, cinta bisa mengubah segalanya, 'kan?" Ia tersenyum simpul sembari bergerak impulsif.
"Kau tahu, kurasa jika Jack itu sempurna tapi minus attitude, ada opsi lain yang lebih menarik," ucapnya.
"Lebih menarik?" Dahi Ammy mengernyit.
Davee mengedikkan bahu. "Kita sudah kenal lama, Am. Mungkin Davee Alejandro Graham juga bisa jadi opsi kedua. Ayolah, keluarga Graham itu terbentuk dari gen sempurna. Katakan aku tampan!" ucapnya jenaka.
"Jika Jack Wiliams Graham lebih menantang untuk dijinakkan, sepertinya Davee akan kalah saing." Ammy terkekeh, menggoda Davee si pekerja keras itu ternyata cukup menghibur kebosanannya.
"Aku tahu dia lebih kaya-raya, tapi aku bagian dari keluarga itu. Aku tampan dan tidak pernah mempermainkan wanita mana pun meski aku tahu aku bisa. Itulah yang membuat aku lebih unggul darinya, Nona. Jadi sepertinya akan lebih baik jika kau naksir saja padaku! Itu lebih meminimalisir kemungkinan patah hati, hahaha ...." Ia berjalan sambil tertawa kecil, menuju meja Ammy lalu menyodorkan beberapa berkas.
"Sudah cukup waktu bercandanya, Nona. Kembali bekerja! Ada beberapa berkas yang harus kau revisi. Aku mau semuanya tersusun dengan rapi, ada pertemuan penting besok dan semua harus beres hari ini juga."
***
Menduduki single chair di penthousenya sambil memandangi hamparan perkotaan dari jendela kaca, gedung-gedung pencakar langit menghiasi hamparan kota Meksiko. jemarinya masih bermain-main dengan pemantik berwarna silver di genggamannya. Menikmati senja dengan caranya sendiri. Setidaknya seiring waktu ia dapat menyembuhkan lukanya karena kehilangan Meghan.
Seorang pria berpakaian serba hitam menghampirinya, dengan raut wajah segan dan sikap hormat ia menghadap pada pria tua itu.
"Anda memanggil saya, Tuan?" ucapnya formal.
Pria itu mengamati jam tangan yang melingkar di pergelangannya. membuka kacamatanya lalu berujar, "kau terlambat hampir sepuluh menit!"
"Maafkan saya, Tuan Besar. Ada insiden kecil di mana saya tadi hampir menabrak pejalan kaki," tukasnya dengan aksen spanyol yang kental.
"Apa peduliku? Kalau saja menabrak pejalan kaki itu tak membuatmu terlambat, aku lebih senang kau menabraknya!" Ia memicingkan mata, kemudian kembali bersuara, "bagaimana dengan tugasmu?" Kedua kakinya dinaikkan ke atas meja, kemudian meletakkan punggung pada sandaran kursi.
Dahi Felicio mengernyit, dia baru terlambat delapan menit saja dan si tua itu sudah mengomel. Untungnya dia adalah pria kaya yang menjadi ladang penghasilannya. Jika tidak, mungkin Felicio sudah gemas dan ingin menyumbat mulut si tua itu dengan kaos kaki.
"Saya sudah mengatur pertemuan mereka dengan baik, gadis itu sudah bergabung di perusahaan Anda, Tuan Hans. Tinggal bagaimana membuat tuan muda Jack terkesan padanya. Tuan muda orang yang tak suka ditolak, gadis itu tampaknya memiliki karakter keras kepala dan berani. Saya akan usahakan agar tuan muda Jack banyak berinteraksi dengan gadis itu."
"Good, bagaimana prediksimu mengenai misi kita?"
"Delapan puluh persen akan berhasil, Tuan. Saya rasa mudah sekali membuat tuan muda masuk ke dalam pusaran permainan kita, gadis itu cantik dan pintar. Dengan kepribadian tuan muda yang tak suka ditentang, saya yakin gadis itu sempurna sebagai umpan."
"Optimismemu perlu kuapresiasi. Kau sudah memastikan semuanya berjalan mulus? Ah, aku tidak suka kegagalan!" tuntutnya.
"Saya sudah menggali informasi mengenai gadis itu, Tuan. Jadi, prediksi saya tidak mungkin keliru, dan saya juga telah mempelajari seperti apa karakter tuan muda, mencari hal apa yang menarik di matanya. Dan secara alami, gadis itu memang memenuhi kriterianya. Lagi pula menurut yang saya pelajari, genetik kembar itu memiliki keterikatan dan cinta yang kuat," pungkas Felicio percaya diri.
"Aku suka cara bekerjamu, awasi mereka. Pastikan mereka bisa saling menyukai, kita sudah tahu arah kutub magnetnya, tinggal mendekatkan saja supaya mereka bisa tarik menarik."
Pria itu mengenakan kembali kacamatanya, menyalakan pemantik lalu menyulut sebatang rokok yang terselip di tangannya. Setelah menikmati sesapan asap pertama, ia mengibaskan tangan. Memberi isyarat supaya anak buahnya lekas pergi.
Kepulan asap rokok meninggalkan partikel kecil menguap di udara. Menghadirkan kembali memori rasa sakit yang mencabik di dadanya. Mengingat satu nama yang membuat darahnya mendidih. Bob Martin.
"Permainan telah dimulai."
"Kamu butuh pengantin wanita, aku butuh pengantin pria. Bagaimana kalau kita menikah?" Karena sama-sama ditinggalkan pasangan masing-masing, Elis memutuskan untuk menikah dengan pria asing cacat dari tempat pesta pernikahan sebelah. Mengasihani keadaan pria yang cacat itu, dia bersumpah untuk memanjakannya begitu mereka menikah. Sedikit yang dia tahu bahwa pria itu sebenarnya adalah pebisnis kaya raya yang berkuasa. Joshua mengira Elis hanya menikah dengannya demi uangnya, dan berencana menceraikannya ketika wanita itu tidak lagi berguna baginya. Namun setelah menjadi suaminya, dia dihadapkan pada dilema baru. "Wanita itu terus meminta cerai, tapi aku tidak ingin bercerai! Apa yang harus kulakukan?"
21++ Bocil dilarang mampir Kumpululan Kisah Panas Nan Nakal, dengan berbagai Cerita yang membuat pembaca panas dingin
Dia seperti dewa penjaga dalam hidup nya, selalu ada untuk dirinya baik di saat suka maupun duka, kesan pertama saat mommy nya memperkenalkan laki-laki tersebut sebagai calon Daddy tiri nya dia bahagia, setidaknya ada sosok lain yang akan menjaganya hingga akhir juga melindungi mommy nya dan membuat mereka aman dari gangguan orang-orang disekitar tapi bagaimana jika kebahagiaan setelah pernikahan mommy nya dan laki-laki tersebut berubah karena sebuah tragedi berdarah?. Pada akhirnya dia harus ikut laki-laki tersebut dan tinggal dengan nya dalam jutaan pertimbangan keluarga, dan siapa sangka malaikat berwajah tampan tersebut sangat pandai menjebak nya yang lugu dan polos, dalam rasa ketidak tahuan dari awalnya pelukan, curi-curi ciuman, tidur di kamar dan kasur yang sama hingga tangan-tangan kokoh dan hangat tersebut mulai bergerak nakal menggoda nya dalam rayuan mulut seorang malaikat penjaga. Masa SMA dalam kepolosan nya, dimanfaatkan sang daddy tiri secara halus dan perlahan menjadikan dia satu-satunya gadis yang terus berada di bawah Cengkraman Daddy nya tersebut. Dan hubungan daddy anak tersebut berubah menjadi hubungan terlarang di belakang semua orang.
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Cerita Khusus Dewasa... Banyak sekali adegan panas di konten ini. Mohon Bijak dalam Membaca. Basah, Tegang, bukan Tanggung Jawab Autor. Menceritakan seorang pria tampan, bekerja sebagai sopir, hingga akhirnya, seorang majikan dan anaknya terlibat perang diatas ranjang.
Jeslin pulang untuk mengunjungi orang tua dan dan menghadiri pernikahan kakak perempuan nya, tapi siapa sangka malam pertama yang seharusnya menjadi malam pertama kakak perempuan nya menjadi malam pertama diri nya dan Kakak iparnya, dia di rudalpaksa dan kehilangan keperawanan nya, dia dipaksa melayani gairah kakak ipar nya yang gila. Setelah malam itu hidup nya tidak baik-baik saja, dia ingin melupakan nya tapi kakak ipar nya tidak mengizinkan dia melupakan nya, semakin dia mencoba untuk lepas dari genggaman kakak ipar nya, semakin gila laki-laki tersebut menggenggam dirinya.