Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Terjebak Cinta Sang Don
Terjebak Cinta Sang Don

Terjebak Cinta Sang Don

5.0
5 Bab
4 Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Karena menghargai para sahabatnya yang mengadakan pesta kecil – kecilan untuk melepas masa lajangnya, Ivana pun terpaksa mengangkat gelas dan ikut bersulang. Ivana ikut minum hingga akhirnya mabuk. Dalam keadaan mabuk, saat Ivana pergi ke toilet, dia justru menyaksikan adegan pembunuhan dengan mata kepalanya sendiri. Sang pembunuh yang adalah seorang mafia kejam paling ditakuti pun tak ingin melepaskan Ivana yang menjadi saksi mata. Namun tubuh Ivana yang dalam pengaruh alkohol dan obat perangsang membuat keduanya terlibat cinta satu malam. Rencana Pernikahan Ivana yang hanya tinggal seminggu lagi pun hancur, karena keesokan paginya Haikal, sang tunangan memergokinya dengan seorang pria asing di kamar hotel. Ivana merasa di jebak oleh seseorang. Namun, semuanya telah terjadi, dia hanya bisa meratapi nasibnya yang malang. Tak sampai disitu, saham perusahaan sang kakek merosot drastis akibat pernikahan yang dibatalkan sepihak oleh sang kekasih dengan menyebarkan foto dan video dirinya dengan mengatakan bahwa Ivana telah mengkhianati cinta mereka. Ivana pun bertekad untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah. Namun, rencananya tak berjalan mulus karena pria asing, Galaxy Rodrigo, yang adalah seorang mafia yang menghabiskan malam bersama Ivana, tak ingin melepaskanya. Dalam proses mencari dalang di balik musibah yang di deritanya, Ivana malah terlibat dengan dunia hitam sang mafia. Akankah Ivana mampu melepaskan dirinya dari cengkraman sang mafia?

Bab 1 Menyaksikan Pembunuhan

Ivana berpikir jika dirinya sudah terlalu mabuk saat ini. Ia pun mempercepat langkahnya mencari lokasi kamar kecil dengan pandanganya yang mulai mengabur hingga akhirnya ia memasuki sebuah ruangan yang dikiranya toilet Wanita. Produksi asam lambung di dalam perutnya mulai meronta.

Namun, langkahnya terhenti tatkala melihat seorang pria terbujur kaku di atas lantai ruangan dengan penerangan yang minim dengan tubuh bersimbah darah.

Ivana tertegun sejenak. Mengerjapkan matanya dan menggelengkan kepalanya berulang kali untuk mencerna akan hal yang terjadi di depan matanya, lalu pandanganya beralih pada punggung seorang pria yang sedang membelakanginya.

Ivana pun terhenyak Ketika melihat senjata api di dalam genggaman pria itu.

'A-Apa ini pembunuhan?' terkanya di dalam hati.

Dalam kekalutanya, hal yang terlintas dalam benak Ivana adalah keluar dari tempat itu sebelum pembunuh itu menyadari keberadaanya!

Akan tetapi, nahasnya kaki Ivana sulit diajak bekerja sama. Gara-gara alkohol yang diminumnya membuat Ivana sulit berjalan.

Tak sengaja tangan Ivana justru menekan saklar lampu di sampingnya dan membuat seluruh ruangan menjadi terang benderang. Perhatian pria yang dicap sebagai pembunuh oleh Ivana itu pun langsung tertuju padanya.

'Sial!' gerutu Ivana di dalam hati.

Ivana pun mengutuk teman-teman kampusnya yang membuat dirinya menenggak minuman keparat tersebut, hingga hampir satu botol telah masuk kedalam perutnya kini.

Beberapa saat sebelumnya.

"Cheers!"

Suara dentingan gelas yang saling bersinggungan memenuhi indera pendengaran Ivana Farisha. Minuman keras berwarna merah pekat itu terus dituang ke dalam gelas gadis itu, lalu perlahan cairan itu masuk ke dalam mulutnya dan membakar tenggorokanya.

"Kalau sudah jadi Nyonya muda Haikal Zain, jangan lupakan kami ya!" seru Angela Savastano, salah satu teman satu fakultas Ivana yang merupakan putri pengusaha yang cukup terkemuka.

"Benar. Apalagi calon suamimu itu adalah calon penerus keluarganya, Ivana. Kamu akan bisa menikmati banyak keuntungan setelah menjadi istrinya nanti," timpal Luna Marcella, sahabat Ivana yang lain dengan nada penuh kekaguman.

Sebagai penerus keluarga, Haikal Zain tentu saja merupakan sosok calon suami dan menantu idaman. Keluarga Zain merupakan salah satu keluarga terkaya di kota Jakarta. Keluarga Ivana tentu akan sangat senang bisa menjalin hubungan kekeluargaan denganya.

Seulas senyuman terukir di bibir Ivana. Tidak dapat dipungkiri jika ia juga sudah tidak sabar menjadi istri dari Haikal. Keinginanya untuk meninggalkan kediaman keluarga besarnya akan terwujud sebentar lagi.

"Berhentilah minum, Angela. Kamu sudah mabuk," tegur Ivana Ketika melihat wajah Angela yang telah memerah.

Namun, Angela menggeleng. Ia memperlihatkan jemarinya kepada Ivana dan berkata, "Aku tidak mabuk. Lihatlah, ini dua kan?"

Ivana tersenyum simpul. "Itu tiga," timpalnya.

Angela mengerucutkan bibirnya, lalu Kembali mengajak Ivana untuk bersulang. Begitu juga dengan ketiga Wanita yang lain. Karena tidak ingin mengecewakan para sahabatnya, Ivana terpaksa meladeni mereka.

Seteguk demi seteguk anggur merah lolos melalui tenggorokanya hingga membuat kepala Ivana terasa semakin berat. Ivana merasa dirinya sudah semakin mabuk karena minuman keras tersebut.

Namun, dia benar-benar merasa sangat Bahagia bisa berkumpul Bersama para sahabatnya hingga ia menjadi lupa diri. Saat ini ia sudah meneguk hamper satu botol anggur merah yang di pesan oleh Natasha. Gadis it uterus menuangkan minuman alcohol it uke dalam gelasnya yang kosong.

"Sudah cukup, Natasha. Aku sudah tidak kuat lagi," cicit Ivana dengan wajah yang telah memerah. Ia meletakan gelasnya ke atas meja, lalu pamit sejenak ke kamar kecil.

"Apa mau aku temani?" tawar Natasha dengan khawatir saat melihat Langkah Ivana yang sudah tidak beraturan lagi.

Namun, Ivana menggeleng dan terus melangkah keluar dari lounge VIP tersebut. Natasha menatap kepergian Ivana dengan seulas senyuman sinis di wajahnya, lalu ia Kembali bersulang dengan temanya yang lain di dalam ruangan itu.

Sementara itu, Ivana berjalan menyusuri koridor dengan penerangan yang remang-remang. Entah kenapa ia merasa tubuhnya terasa sangat panas. Muncul suatu perasaan aneh yang merayap di dalam dirinya, tetapi ia tidak tahu bagaimana menghentikan hal tersebut.

'Kenapa rasanya panas sekali?'

Ivana mengibas-ngibaskan wajahnya dengan tanganya. Pandanganya menjadi hilang timbul. Ia merasa seluruh ruangan seperti sedang bergerak secara tidak beraturan, lalu ia menggelengkan kepalanya kuat-kuat.

Hingga akhirnya, disinilah Ivana berada. Dengan pemandangan mengerikan baginya yang ada di hadapanya.

Meskipun pandangan matanya sangat buram dan sulit melihat wajah pembunuh itu, tetapi ia mendengar derap Langkah pria itu semakin mendekat ke arahnya.

Kaki Ivana seolah terpaku di tempat. Ia sungguh tak berdaya dan hanya bisa pasrah dengan situasi tersebut. Perlahan ia berpaling dengan rasa takut yang bergemuruh hebat.

"Tu-Tuan, saya .... Saya tidak melihat apa pun," ucap Ivana dengan suara yang bergetar pelan.

Ia berharap pria itu tidak membunuhnya saat ini. Buliran bening telah menggenang di sepasang pelupuk mata indahnya.

"Kamu piker aku percaya?" desis pria itu.

Suara pria itu terdengar berat dan dalam, tetapi anehnya Ivana menyukainya. Tiba-tiba jemari kasar yang berlumuran darah menyeka sudut mata Ivana hingga membuat tubuh gadis itu bergetar hebat. Samar-samar Ivana bisa melihat lekuk wajah pembunuh itu dan seringai kecil yang terbit di sudut bibir pria itu.

Rahang tegas dengan bibir maskulin yang terkatup rapat, lalu hidung bangir yang terukir dengan indah sempat membawa Ivana terpana sesaat. Akan tetapi, ia sadar saat pandanganya beralih pada manik mata tajam yang Tengah menatapnya dengan intens.

Ivana dapat merasakan aura dingin yang terpancar dari sorot mata pria itu. Degup jantungnya berdebar dengan sangat cepat tatkala bertatapan langsung denganya. Netra gelap pria itu seperti seekor elang yang sedang mengintai langit malam. Anehnya, Ivana malah merasa semakin tertarik denganya.

Ada sensasi yang membakar tubuhnya hingga membuatnya sulit mengendalikan dirinya sendiri. Deru napasnya mulai memburu dengan irama jantung yang berdegup cepat. Satu hal yang ia rasakan adalah sesuatu yang membuncah dalam dirinya telah bergejolak hebat.

Tangan Ivana pun bergerak dengan lancing memegang wajah pria itu. Jemari lentiknya mengusap lembut wajah tegas dan dingin tersebut. Tatapanya kepada pria itu mulai diliputi dengan gairah. Ivana tersadar dengan tindakanya Ketika pria itu meraih tanganya, lalu menepisnya dengan kasar.

Gairah di dalam mata Ivana berubah menjadi sebuah ketakutan yang mendalam. Ia menundukan wajahnya dalam-dalam dan tidak berani menatap langsung wajah pria itu lagi.

'Apa yang sudah kulakukan tadi? Kenapa aku bisa ....'

Ivana menggelenfkan kepalanya dengan kuat. Berusaha menepis pikiran aneh yang terus menguasai dirinya untuk menuntaskan gairah yang terus membakar jiwanya. Masih di dalam kebingunganya, tiba-tiba saja pria asing itu mencengkram pergelangan tanganya dengan kuat.

"Tu-Tuan, saya-"

"Diamlah dan ikuti aku."

Suara berat dan dalam dari pria itu mmenyela ucapan Ivana. Entah kenapa ia malah merasa suara pria itu terdengar seksi di telinganya. Ivana tersentak dengan pikiranya itu.

Ketika hendak membuka suaranya, pria itu menyelanya kembali dan lanjut berkata dengan dingin, "Kalau kamu masih mau hidup, ikuti ucapanku!"

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY