Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Gairah Tersembunyi
Gairah Tersembunyi

Gairah Tersembunyi

5.0
1 Bab
68 Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Sandra adalah seorang siswi SMA yang kerap menulis sebuah novel dewasa tanpa diketahui oleh orangtuanya. Suatu hari, Arif, seorang pria tampan dan misterius, pindah ke sebelah rumahnya. Sandra merasa bahwa dia adalah karakter yang sempurna untuk inspirasi novelnya. Ketika mereka mulai dekat, Sandra akhirnya mengetahui bahwa Arif adalah guru baru di SMA-nya. Sandra mencoba menjaga jarak, tapi ia tidak bisa menahan diri untuk tidak terlibat dalam permainan berbahaya dengan Arif. Semakin lama, ia semakin terpesona dengan ketegangan seksual yang tersembunyi di balik kepribadian gurunya yang tertutup. Apa yang dimulai sebagai inspirasi untuk novel menjadi kenyataan yang semakin menggoda dan menghancurkan. Gede banget tititnya. Pasti kalo nusuk anuku enak banget. Ahh jadi pengen disodok. Sodok aku mas, sodok aku' batin Sandra bergelut dengan fantasi liarnya.

Bab 1 Tetangga yang Menggoda

Sandra menatap layar laptop di depannya. Lampu kamarnya masih menyala meski jam dinding sudah menunjukkan hampir tengah malam. Jari-jarinya menari di atas keyboard laptop, menghasilkan deretan kata yang memenuhi layar. Kisah terbaru yang sedang ia tulis adalah tentang seorang pria dengan tatapan tajam yang mampu memikat hati siapa pun yang menatapnya terlalu lama.

Namun, kisah yang ia tulis tak sepenuhnya memuaskan. Kata-kata yang telah ia tulis terasa tumpul, kosong, dan tidak seperti biasanya. Mungkin karena ia terlalu sering menulis tentang gairah tanpa benar-benar merasakannya. Sandra menyandarkan punggungnya ke kursi dan mengacak rambutnya frustrasi.

Tiba-tiba, sebuah suara memecah keheningan malam. Sandra mendekati jendela kamarnya. Dia melihat seorang pria berdiri di depan rumah yang baru saja kosong beberapa minggu lalu. Pria itu mengenakan jaket hitam, celana jeans, dan sepatu boots yang tampak kebasahan oleh embun malam. Dari bayangan lampu jalan, Sandra melihat wajahnya. Rahang tegas, rambut hitam acak, dan sorot mata yang tampak serius, bahkan dingin.

'Sepertinya itu tetangga baru' pikir Sandra.

Sandra terus mengamati gerak-gerik pria itu. Kali ini pria itu sedang memindahkan barang-barangnya dari bagasi mobil ke dalam rumah.

'Wajah dan tubuhnya...sempurna. Dia karakter yang selama ini aku cari. Sepertinya akan sangat menarik jika menjadikan dia sebagai inspirasi karakter utama dalam ceritaku.' batin Sandra sambil tetap mengamati pria itu. Namun, ada sesuatu yang aneh, pria itu seperti tahu bahwa ia sedang diawasi. Dia tiba-tiba saja menoleh ke arah Sandra. Sandra yang terkejut karena ketahuan memata-matai lelaki itu dengan spontan langsung bersembunyi di sudut kamar yang tidak terlihat dari jendela luar.

"Sandra! Sudah malam, matikan lampu kamarnya!" suara ibunya dari kamar sebelah mengagetkannya.

Sandra buru-buru menutup tirai dan mematikan lampu kamar, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Ia tak tahu pasti apakah itu karena kaget... atau karena pria misterius tadi.

**********

Sandra duduk di balkon lantai dua rumahnya, menikmati semilir angin pagi yang membawa aroma bunga mawar dari taman belakang. Hari itu seperti hari-hari biasanya, dimulai dengan rutinitas membosankan saat liburan sekolah. Kedua orang tuanya sudah pergi bekerja, menyisakan Sandra yang hanya sendirian di rumah. Ya, Sandra adalah anak tunggal, dia sangat dimanjakan oleh kedua orangtuanya, apapun yang dia inginkan pasti akan dituruti oleh orangtuanya. Hidupnya bergelimang harta, namun satu hal yang tak bisa ia dapatkan dari orangtuanya, yaitu waktu kebersamaan.

Sandra menghela napas. Hidupnya terasa membosankan, apalagi akhir-akhir ini selama liburan sekolah. Dia hanya bisa makan, tidur, dan rebahan sembari memainkan ponselnya.

Entah kenapa Sandra tiba-tiba saja memandang ke arah rumah tetangga barunya, ia melihat Arif sedang mengangkat barang-barang dari sebuah truk kecil. Kaosnya yang sedikit ketat basah oleh keringat, menonjolkan otot-ototnya yang kokoh.

"Siapa dia sebenarnya?" pikir Sandra, matanya terpaku pada pria itu. Arif tampak seperti sosok yang hanya ada dalam novel-novelnya, definisi pria tampan, kuat, dan penuh misteri.

Sebagai tetangga yang baik, Sandra merasa seharusnya menyambut pendatang baru itu, tetapi ia terlalu gugup dan akhirnya memilih untuk memperhatikannya dari jauh saja. Ketika pria itu akhirnya masuk ke dalam rumah, Sandra merasa sedikit kecewa, tetapi ia tidak bisa menyingkirkan bayangan pria itu dari pikirannya.

Beberapa saat kemudian, Sandra memutuskan untuk menyiram tanaman di taman belakang rumahnya. Dengan hati-hati, ia membawa selang air dan mulai menyiram bunga-bunganya. Tiba-tiba, suara gemericik air terdengar dari arah rumah tetangganya. Sandra melirik ke arah pagar kayu yang membatasi taman mereka.

Melalui celah kecil di pagar, Sandra melihat pria itu sedang mandi di taman belakangnya. Ia berdiri di bawah pancuran air outdoor, melepaskan satu persatu pakaiannya dan hanya menyisakan celana dalam saja. Sandra yang melihat hal itu hanya bisa menggigit bibirnya tegang. Melihat tubuh pria itu basah oleh air yang mengalir deras dengan rambutnya yang acak-acakan, dada bidang, serta perut kotak-kotaknya semakin menambah keseksian pria itu.

Sandra meneguk ludahnya susah payah. Tatapan matanya turun ke bawah, ke area selangkangan pria itu. Dia menatap kejantanan lelaki itu, terlihat menggembung walau masih terbungkus oleh celana dalam. Apalagi air yang terus mengalir menyebabkan kejantanan pria itu semakin tercetak jelas.

'Gede banget tititnya. Pasti kalo nusuk anuku enak banget. Ahh jadi pengen disodok. Sodok aku mas, sodok aku' batin Sandra bergelut dengan fantasi liarnya.

Sandra masih terus mengamati pria itu. Cahaya matahari sore yang memantul di kulit kecokelatan pria itu membuat Sandra sulit untuk mengalihkan pandangannya. Sandra mencoba meyakinkan dirinya bahwa ia harus pergi, tetapi tubuhnya tetap terdiam kaku di sana. Seolah-olah tidak rela jika harus melewatkan hal itu sedetik saja.

Pria itu tidak menyadari bahwa ia sedang diawasi. Ia tampak menikmati mandi sore itu, dengan santai menggosok tubuhnya. Sandra merasa pipinya memerah, jantungnya berdegup kencang. Sensasi yang asing melintasi tubuhnya, sesuatu yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.

Namun, pria itu tiba-tiba saja mengangkat wajahnya ke arah pagar membuat Sandra terkejut. Tatapan mereka bertemu meskipun hanya sesaat. Pria itu lantas tersenyum kecil sebelum melanjutkan mandinya, seolah-olah sengaja membuat Sandra semakin tergoda. Sandra yang menyadari hal itu cepat-cepat kembali ke dalam rumah, mencoba mengendalikan perasaannya.

**********

Malam itu, Sandra menggeliat di tempat tidurnya. Lampu sudah dipadamkan dan tirai sudah ditutup rapat, namun pikirannya tidak kunjung menemukan kedamaian. Bayangan tubuh Arif yang basah oleh pancuran air sore tadi terus menghantui benaknya. Cahaya bulan yang remang-remang menembus celah tirai, menciptakan bayangan samar di dinding kamar, seolah memperjelas siluet pria itu di pikirannya.

Jantung Sandra berdetak cepat, bukan karena takut, tetapi karena sesuatu yang lebih mendalam, semacam perasaan yang sulit dijelaskan. Ia menutup wajahnya dengan bantal, berharap bisa menghentikan arus pikiran itu. Namun, semakin ia mencoba melupakan, semakin jelas bayangan itu muncul, bagaimana air mengalir di kulit kecokelatan Arif, bagaimana otot punggungnya bergerak ketika ia menyisir rambutnya dengan jari, bagaimana perut kotak-kotaknya, senyum tipisnya, dan yang paling penting adalah kejantanan yang tercetak jelas dibalik celana dalamnya membuat Sandra kehilangan napas.

Sandra mengganti posisi tidurnya dengan duduk tegak di tempat tidur, ia mengacak rambutnya frustrasi.

"Apa yang salah denganku?" gumamnya pelan, memeluk lututnya sambil menatap kosong ke lantai.

Tubuhnya terasa hangat, dan pikirannya seolah melayang ke dunia fantasi yang sebelumnya hanya ia tuangkan dalam tulisan. Tapi kali ini berbeda. Sensasi ini nyata, begitu nyata hingga ia merasa bersalah atas pikirannya sendiri.

Sandra merebahkan tubuhnya kembali ke kasur, matanya menatap langit-langit, mencoba melawan perasaan yang semakin memeluknya erat. Pikiran itu tidak akan pergi, tidak malam ini.

Ia menutup matanya, mengingat senyum Arif yang samar saat tatapan mereka bertemu. Senyum itu adalah pengakuan, seolah pria itu tahu persis apa yang dirasakan Sandra.

"Mungkin aku hanya lelah," Sandra mencoba membujuk dirinya sendiri. Tapi jauh di lubuk hatinya, ia tahu itu bukan hanya kelelahan.

Malam terus beranjak, dan Sandra masih terjaga, terperangkap dalam fantasi yang ia ciptakan sendiri. Ia tahu ini berbahaya, tetapi ia tidak bisa menghentikannya. Tubuh dan pikirannya dipenuhi oleh Arif, tetangga yang baru saja datang, tetapi sudah berhasil mengguncang dunianya.

**********

To Be Continue

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Rilis Terbaru: Bab 1 Tetangga yang Menggoda   12-28 11:12
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY