/0/21101/coverbig.jpg?v=20241115105958)
Setelah bertahun-tahun menjalani pernikahan, pasangan ini menghadapi krisis yang membuat mereka mempertanyakan janji setia mereka. Namun, ketulusan hati dan cinta yang tak pudar membuat mereka menemukan kembali makna kesetiaan dalam pernikahan.
Hari itu, langit di atas Gereja St. Mary tampak begitu cerah. Setiap sudut dipenuhi bunga-bunga segar berwarna putih dan merah muda. Musik pengiring pernikahan mengalun lembut, mengiringi langkah Sita yang berjalan perlahan menuju altar. Di sana, Raka menunggunya, berdiri tegak dengan mata yang berbinar, mengenakan jas pengantin hitam yang sempurna.
Sita melangkah dengan hati berdebar, tak hanya karena hari itu adalah hari terpenting dalam hidupnya, tetapi juga karena janji-janji yang akan terucap. Ketika tiba di depan Raka, dia melihat mata pria itu penuh harapan. Mereka saling berpandangan, dan seketika dunia seakan berhenti berputar.
Pendeta: "Sita, Raka... Hari ini kalian berdiri di sini bukan hanya untuk saling mencintai, tetapi juga untuk saling setia dalam suka dan duka, dalam kesehatan dan penyakit, dalam kekayaan dan kemiskinan. Apakah kalian berdua siap untuk saling mendukung dalam perjalanan hidup ini?"
Raka memegang tangan Sita dengan lembut, dan mengangguk penuh keyakinan.
Raka: "Saya siap, Sita. Dengan seluruh hati saya, saya janji untuk selalu ada untukmu."
Sita menatap mata Raka dalam-dalam, merasa terhubung dengan pria yang telah ia pilih untuk berbagi hidup.
Sita: "Saya juga siap, Raka. Saya janji akan selalu mencintaimu, apapun yang terjadi."
Pendeta tersenyum melihat mereka berdua, lalu meminta mereka untuk mengucapkan janji setia mereka. Sita dan Raka melafalkan kata-kata itu bersama-sama dengan suara yang sedikit bergetar, namun penuh harapan.
Pendeta: "Dengan ini, saya sahkan kalian sebagai suami dan istri. Semoga kasih dan kesetiaan kalian tumbuh dan berkembang dalam setiap langkah hidup bersama."
Raka dan Sita saling berpegangan tangan, dan mereka menatap satu sama lain dengan penuh kebahagiaan. Sebuah senyum lebar terukir di wajah mereka. Di hadapan keluarga dan teman-teman yang hadir, mereka merasa dunia ini milik mereka berdua.
Setelah upacara selesai, mereka berjalan keluar gereja sebagai pasangan yang baru saja menikah. Mereka disambut dengan tepuk tangan dan sorak sorai. Raka memandang Sita dengan penuh cinta.
Raka: "Kau tahu, aku merasa seperti impian yang menjadi kenyataan. Aku tidak sabar menanti hari-hari yang akan datang, Sita. Kita akan menghadapi dunia bersama."
Sita menggenggam tangan Raka lebih erat, matanya berbinar.
Sita: "Aku juga, Raka. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi di depan, tapi selama kita bersama, aku yakin kita akan bisa melewati apapun."
Mereka melangkah menuju mobil pengantin yang menanti, tetapi meskipun banyak orang yang ada di sekitar mereka, hanya ada satu suara yang terdengar di hati mereka: Selamanya.
Namun, di balik kebahagiaan itu, ada seberkas bayangan kecil yang belum mereka sadari. Sebuah tantangan yang akan datang dan menguji sejauh mana mereka bisa menjaga janji setia yang baru saja mereka ucapkan. Tapi untuk hari itu, mereka hanya ingin menikmati momen indah mereka-hari yang mereka impikan selama ini.
Sita (dalam hati): Aku janji, Raka. Aku akan berusaha menjadi istri yang terbaik untukmu. Kita akan melewati semuanya bersama.
Namun, tanpa mereka ketahui, ujian terbesar dalam perjalanan pernikahan mereka akan datang lebih cepat dari yang mereka bayangkan.
Malam pernikahan itu, Raka dan Sita merayakan cinta mereka dalam pesta yang penuh kegembiraan. Lantunan musik riang mengisi ruangan besar, sementara para tamu saling bercengkerama. Di tengah keramaian, Raka dan Sita berdansa di bawah cahaya lampu yang lembut, seolah dunia hanya milik mereka berdua.
Raka menatap wajah Sita yang tampak bersinar, matanya memancarkan kebahagiaan.
Raka: "Aku tidak pernah membayangkan bisa berdiri di sini, di sampingmu, Sita. Semua ini terasa seperti mimpi."
Sita tersenyum, tangannya meremas lembut bahu Raka.
Sita: "Aku juga merasa begitu, Raka. Kita akhirnya sampai di sini... bersama."
Raka: "Kau tahu, aku ingin menjaga janji kita, Sita. Aku ingin kita tetap seperti ini selamanya."
Sita: "Dan aku, Raka. Kita akan melalui segala suka dan duka bersama."
Mereka melanjutkan dansa mereka, namun di tengah kebahagiaan itu, Sita merasa ada sesuatu yang mengganjal di dalam hatinya. Sebuah perasaan yang tak bisa ia ungkapkan, meskipun di luar semuanya tampak sempurna. Raka sibuk dengan tamu dan teman-temannya, sementara Sita memikirkan tentang apa yang akan datang setelah malam indah ini berakhir.
Setelah beberapa saat, Raka menyadari Sita tampak lebih pendiam dari biasanya. Ia menghampiri dan mengelus pipinya dengan lembut.
Raka: "Ada apa, sayang? Kau tampak sedikit jauh...?"
Sita tersenyum, mencoba menyembunyikan perasaan yang mulai tumbuh dalam dirinya.
Sita: "Tidak apa-apa, Raka. Aku hanya merasa sedikit lelah. Tapi aku bahagia, sungguh."
Namun, Raka bisa merasakan ada sesuatu yang tersembunyi di balik senyum Sita. Ia menatapnya penuh perhatian.
Raka: "Kau bisa jujur padaku, Sita. Apa yang mengganggumu?"
Sita terdiam sejenak, mencari kata-kata yang tepat. Di satu sisi, ia ingin menjaga suasana hati malam itu tetap ceria, tetapi di sisi lain, hatinya berbisik bahwa ia harus lebih terbuka kepada suaminya.
Sita: "Aku hanya... merasa cemas tentang masa depan kita, Raka. Semua ini terasa sangat indah, tapi aku tahu kehidupan tidak selalu seperti ini. Kita pasti akan menghadapi banyak tantangan, bukan?"
Raka memandangnya, dan dalam beberapa detik yang terasa sangat lama, ia mengerti apa yang dirasakan istrinya. Perasaan yang selama ini ia pendam juga mulai muncul ke permukaan-ketakutan akan apa yang mungkin terjadi, tantangan-tantangan yang belum terbayangkan.
Raka: "Kita akan menghadapinya bersama, Sita. Janji itu bukan hanya kata-kata kosong. Kita akan belajar dari setiap tantangan, dan kita akan menghadapinya bersama. Aku berjanji itu padamu."
Sita menatap suaminya dengan mata berkaca-kaca. Ia merasa beban yang ada di hatinya sedikit terangkat. Meskipun ketakutannya tidak akan hilang begitu saja, ia tahu satu hal: selama mereka bersama, mereka bisa melewati apapun.
Sita: "Terima kasih, Raka. Aku juga berjanji akan selalu mendukungmu, dalam apapun yang terjadi."
Raka membelai rambut Sita dengan lembut, dan mereka kembali berdansa, kali ini dengan ketenangan yang lebih mendalam. Namun, di dalam hati mereka masing-masing, kedua jiwa itu tahu bahwa perjalanan baru saja dimulai, dan janji yang terucap hari ini akan diuji seiring berjalannya waktu.
Keduanya tidak tahu bahwa dalam beberapa bulan ke depan, mereka akan dihadapkan pada ujian yang jauh lebih besar daripada yang mereka bayangkan-sebuah ujian yang akan menguji ketulusan dan kesetiaan mereka satu sama lain. Tetapi, malam itu, di bawah cahaya lampu pernikahan mereka, Raka dan Sita merasa yakin bahwa mereka akan tetap berdiri bersama, menghadapi apapun yang datang. Karena bagi mereka, cinta dan janji setia itu adalah segalanya.
Sita (dalam hati): Apa pun yang terjadi, Raka, kita akan selalu bersama. Aku akan berjuang untuk cinta kita.
Tangan mereka saling menggenggam erat, seakan tak ada kekuatan yang bisa memisahkan mereka. Tetapi, mereka berdua tahu bahwa perjalanan hidup mereka akan jauh lebih sulit dari sekadar janji yang terucap di altar.
Bersambung...
Seorang istri yang ditinggal suaminya bertahun-tahun karena pekerjaan terus menunggunya dengan setia. Meskipun menghadapi godaan dan tekanan dari lingkungan sekitar, ia tetap berpegang pada cinta sejatinya, berharap suatu hari suaminya akan kembali.
Pasangan yang saling mencurigai satu sama lain terlibat dalam permainan cinta yang rumit. Saat kecurigaan mereka terbukti benar, keduanya menemukan bahwa pernikahan mereka hanya sebuah ilusi yang harus diakhiri.
Seorang pria yang merasa kecewa dengan pernikahannya menjalin hubungan terlarang dengan teman istrinya. Perselingkuhan ini berakhir dengan pengkhianatan ganda yang memecah keluarga dan persahabatan.
Di balik kehidupan rumah tangga yang tampak sempurna, seorang suami berselingkuh dengan rekan kerjanya. Namun, ketika sang istri mulai merasakan ada yang salah, ia menggali lebih dalam dan menemukan rahasia gelap yang menghancurkan hidupnya.
Seorang gadis kecil sering memberikan permen kepada Dika, teman sekelasnya yang diam-diam ia suka. Tapi ketika Dika mulai membagikan permennya ke teman lain, ia cemburu dan harus menghadapi rasa sukanya yang polos.
Seorang wanita cantik yang merasa tidak puas dalam pernikahannya bertemu pria misterius yang membuatnya merasa hidup kembali. Hubungan ini membawanya ke dalam intrik dan pengkhianatan yang mengancam menghancurkan hidupnya.
Bagi publik, dia adalah sekretaris eksekutif CEO. Di balik pintu tertutup, dia adalah istri yang tidak pernah diakui secara resmi. Jenessa sangat gembira ketika mengetahui bahwa dia hamil. Tapi kegembiraan itu digantikan dengan ketakutan ketika suaminya, Ryan, menghujani kasih sayangnya pada cinta pertamanya. Dengan berat hati, dia memilih untuk melepaskan pria itu dan pergi. Ketika mereka bertemu lagi, perhatian Ryan tertangkap oleh perut Jenessa yang menonjol. "Anak siapa yang kamu kandung?!" tuntutnya. Tapi dia hanya mencemooh. "Ini bukan urusanmu, mantan suamiku tersayang!"
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..
Cerita ini banyak adegan panas, Mohon Bijak dalam membaca. ‼️ Menceritakan seorang majikan yang tergoda oleh kecantikan pembantunya, hingga akhirnya mereka berdua bertukar keringat.
Setelah diusir dari rumahnya, Helen mengetahui bahwa dia bukanlah putri kandung keluarganya. Rumor mengatakan bahwa keluarga kandungnya yang miskin lebih menyukai anak laki-laki dan mereka berencana mengambil keuntungan dari kepulangannya. Tanpa diduga, ayah kandungnya adalah seorang miliarder, yang melambungkannya menjadi kaya raya dan menjadikannya anggota keluarga yang paling disayangi. Sementara mereka mengantisipasi kejatuhannya, Helen diam-diam memegang paten desain bernilai miliaran. Dipuji karena kecemerlangannya, dia diundang menjadi mentor di kelompok astronomi nasional, menarik minat para pelamar kaya, menarik perhatian sosok misterius, dan naik ke status legendaris.