Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / MENGGODA MANTAN ISTRI
MENGGODA MANTAN ISTRI

MENGGODA MANTAN ISTRI

5.0
5 Bab
100 Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Alan menceraikan Valeria karena bosan dan terpikat dengan seorang wanita berasal dari Jerman. Sifatnya yang playboy membuat Vale meminta cerai darinya. Vale yang sakit hati pergi meninggalkan Indonesia ke London guna menata hatinya selama tiga tahun. Tapi karena perusahaan Ayahnya di ambang kebangkrutan membuat dia kembali pulang ke Indonesia. Sialnya dari sekian banyak investor yang Vale temui hanya Alan yang bisa membantunya. Alan yang sudah tahu perusahaan mantan mertuanya di ambang kebangkrutan menawarkan kesepakatan kepada mantan istrinya. Dia meminta Vale mau menjadi kekasih gelapnya. Vale yang kesal tapi butuh terpaksa menerima tawaran Alan. Segala cara Alan lakukan agar bisa memiliki Vale karena kisahnya yang belum usai. Tapi kecintaannya kepada kekasihnya membuat hatinya di lema. Hingga satu kesalahan fatal harus membuat Dia melepaskan salah satunya. Siapakah yang akan Alan pilih? ... Ikuti kisah ceritanya hanya di 'Menggoda Mantan Istri' karya Miss Kay ... happy reading and enjoy guys

Bab 1 MANTAN ISTRI EX MANTAN SUAMI

Valeria masih tak menyangka kepada pria yang duduk di hadapannya dengan balutan jas hitam tersenyum remeh memandangnya. Seorang mantan suami yang sudah menceraikannya selama tiga tahun kini menawarkan uang untuk menutupi kerugian yang menimpa perusahaannya.

"Apa maksudmu Tuan Alan? Aku tidak sudi menerima uang yang Kau berikan!" maki Vale sambil melemparkan amplop coklat berisi uang yang berada di atas meja ke wajah Alan.

Weni sang asisten yang sejak tadi duduk di sofa dengan tenang melihat Tuan Alan dihina seperti itu langsung buka suara. '' Anda bisa saja menolaknya Nona Valeria tapi bagaimana dengan ribuan karyawan yang bekerja di perusahaan orangtua Anda yang sedang di ujung tanduk?"

"Itu urusanku bukan urusan kalian. Jangan sok tahu tentang masalah keluargaku. Sekarang pergilah kalian tentu tahu pintu keluar di mana."

Baru saja Weni ingin menyahuti Valeria, Alan langsung mengisyaratkan tangannya agar jangan bicara. Alan memajukan punggungnya sedikit dekat ke meja yang membatasi mereka berdua.

" Kau jangan terburu-buru mantan istri. Aku bisa mengerti dengan egomu yang tinggi itu. Tapi bagaimana dengan Ayahmu dan nasib perusahaan kalian yang sedang di demo hampir seluruh karyawan. Bagaimana? Kau pilih apa yang Aku inginkan atau Kau menumbalkan semua apa yang sudah Kakekmu perjuangkan?"

Alan mengambil amplop coklat tebal yang dilemparkan tadi oleh Valeri ke wajahnya. Dia meletakkan amplop berisi uang itu ke meja lalu Dia letakkan tepat di depan Valeria sambil berkata.

"Kau akan membutuhkannya karena sebentar lagi Kamu dan mantan Ayah mertua harus meninggalkan rumah ini. Jangan lupa Ayah Kamu berhutang banyak kepadaku."

Setelah mengatakan ucapan yang semakin membuat Valeria kesal Alan berdiri dari duduknya tersenyum tipis menatap Vale kemudian pergi dengan langkah lebarnya. Weni menaruh paperbag yang berisi gaun indah dari merk brand ternama di atas meja. "Anda harus memakai ini nanti malam ke tempat yang sudah dipesan Tuan Alan. Nanti akan ada sopir yang akan menjemput Anda. Nona tolong turuti perintah Tuan Alan kali ini saja semua demi keberlangsungan hidup Anda dan Ayah Anda kedepannya."

Wenipun pergi menyusul Tuannya yang sudah lebih dulu pergi keluar menunggunya di dalam mobil.

"Sialan! Turuti apanya Dia pikir Aku boneka yang gampang Dia permainkan. Oh astaga kenapa nasib ku seperti ini," keluh Valeria sambil menatap pias ke paperbag yang berada didepannya.

***

Belum ada setengah jam Vale istirahat di kamarnya. Tiba-tiba pintunya diketuk dari luar oleh pelayan.

Tok!

Tok!

"Nona, ada orang yang mengaku dari Bank ingin menemui Anda," ucap pelayan itu.

Vale yang mendengar kata Bank langsung bangun dari tempat tidurnya. "Ya! Aku akan turun tolong tunggu sebentar," jawab Vale yang suaranya agak keras terdengar dari dalam kamar.

Vale menuruni tangga dengan wajah datarnya menatap dua orang karyawan Bank yang sedang menunggunya.

"Selamat siang Pak, ada keperluan apa datang kerumahku?"

"Siang Nona Valeria. Kami diperintahkan untuk menemui Anda agar secepatnya keluar dari rumah ini karena rumah ini akan disita."

"APA?! Jangan bercanda Kalian Ayahku tidak pernah menjaminkan rumah ini kepada pihak kreditur jangan sembarangan kalau bicara."

"Tuan Satia mempunyai tunggakan sebesar 10 triliun kepada Bank. Rumah ini dijaminkan dan beberapa mobil juga Nona. Ini bukti tanda tangan Tuan Satia yang meminjam kepada Bank Kami."

Vale mengambil surat perjanjian kredit pinjaman itu. Tapi tiba-tiba matanya melotot kaget melihat nama Bank yang tertulis. "Bank ALAN CC," gumam Vale. Ini Bank ALAN, Alan mantan suamiku," ucapnya lagi dengan wajah terkejutnya.

"Benar sekali Nona, Bank ALAN milik mantan suami Anda. Tuan Satia mempunyai hutang yang belum dibayarkan sudah terlalu lama. Dan Saya ditugaskan untuk menyita rumah ini. Tapi ada pesan dari Tuan Alan agar memberi Anda waktu selama tiga hari untuk keluar dari rumah ini."

Vale dibuat syok dengan perbuatan Ayahnya yang sekarang entah kemana sudah seminggu tidak bisa dihubungi. Sejak kepulangannya dari London Dia belum bisa menemui Ayahnya.

"Kalian pergilah nanti Aku sendiri yang akan menghubungi Tuan Alan," titah Vale.

"Baik Nona, Kami permisi," pamit mereka.

Setelah kepergian dua orang dari Bank milik Alan. Vale menghubungi nomer Ayahnya. Sayangnya nomer telpon yang Dia hubungi tidak aktif. Hatinya dibuat resah dengan kabar Ayahnya yang entah kemana seperti kabur dari masalah. Sedangkan asisten Ayahnya juga sudah lelah dengan pekerjaan dan tuntutan karyawan yang berdemo hampir setiap hari diperusahaannya. Entah sebenarnya kenapa perusahannya tiba-tiba kacau seperti ini.

"Apa yang harus Aku lakukan Kakek, di mana Ayah ... Aku tidak sanggup kalau seperti ini. Apa harusku lepaskan saja semua yang sudah Kakek bangun," ucap Vale lirih sambil memegang figura kecil ditangannya.

***

Di atas balkon ada Alan yang sedang mendengarkan laporan dari Weni asistennya dengan serius.

"Tuan Satia berada di Rusia untuk meminjam uang kepada temannya. Tapi sampai saat ini Tuan Satia belum ada kabar lagi Tuan. Menurut informasi terakhir yang Saya terima Tuan Satia tidak pernah terlihat keluar setelah masuk ke dalam kediaman mewah milik temannya. Tak ada kabar dari beliau membuat perusahaan terguncang dan colap."

"Kebiasaannya bermain judi memuat Dia lupa dengan nasib perusahaannya. Kalau sampai Vale tahu mantan istriku itu pasti sangat kecewa. Karena selama ini yang Dia tahu Ayahnya itu seorang yang bersih bagai pahlawan."

"Lalu apa yang Anda inginkan. Apa mereka masih harus mengikuti Tuan Satia?"

"Biarkan saja Dia di sana andai saja pria tua itu masih hidup jaga Dia untukku. Tapi kalau sudah tidak bernyawa bawa mayatnya kerumahku. Karena sebentar lagi kalian akan mempunyai Nyonya yang sebenarnya."

"Baik Tuan ... tapi bagaimana dengan Nona Violet. apa Anda mau menemuinya?"

"Ya tentu saja bilang Aku akan menemuinya. Jangan sampai Dia menunggu," ucap Alan yang masih memunggungi Weni.

Weni keluar dari kamar Alan untuk menemui Violet kekasih Tuannya yang sedang menunggu. Sepanjang jalan menuju kamar Violet, Weni berpikir keras memikirkan Tuannya. Sangat sudah jelas kalau Tuannya itu masih mencintai mantan istrinya. Tapi karena kecintaannya dengan wanita Jerman itu membuat Dia rela menceraikan Nona Valeria.

"Tuan Alan benar-benar payah apa matanya buta menceraikan wanita secantik itu. Lihat saja Violet itu benar-benar wanita matre dan manipulatif. Hanya modal membuka kaki lebar saja sudah bangga. Tapi dasar Tuan Alan juga aneh setelah mendengar mantan istrinya itu sudah punya kekasih langsung saja kepanasan," gerutunya.

Alan masih menikmati rokok dan wine ditangannya. Tatapannya menarawang jauh memikirkan Vale. Selama Dia bercerai dan lebih memilih Violet. Entah sadar atau tidak hanya satu kamar utamalah yang tidak boleh dibuka selain dirinya yang membuka kamar itu. Pernah Violet berusaha membukanya membuat Alan murka tak ingin berhubungan lagi dengannya.

'Kau tidak akan bisa menolakku kali ini. Maaf kalau Aku harus membuatmu menderita,' monolognya.

***

Tiga hari kemudian ...

"Kalau Aku pergi menemuinya pria itu pasti besar kepala. Tapi kalau Aku tidak menemuinya bagaimana dengan nasib perusahaanku. Apa Aku harus menerima tawaran gilanya menjadi kekasih gelapnya? Aaakh! ... rasanya inginku tonjok saja wajahnya waktu itu," geram Vale mengingat pertemuannya dengan mantan suaminya setelah sekian lama tidak bertemu.

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Rilis Terbaru: Bab 5 BERMAIN API   11-27 11:49
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY