/0/19682/coverbig.jpg?v=107ced5b88badaf80ce5d6f3511f600f)
"Nyonya, kartu merah sudah dibuka." Kali ini siapa lagi yang akan menjadi suaminya? Serena Ambrose, satu-satunya wanita yang tersisa di garis keturnan keluarga Ambrose yang merupakan keluarga yang sangat terkenal di Milan, Italia. Kakeknya memiliki ambisi untuk mendatangkan cucu perempuan pertama di Keluarga Ambrose. Tetapi, bukan itu masalahnya. Entah gosip dari mana Serena mendengar bahwa kakeknya akan menikahkannya sebanyak 15 kali hingga akhirnya akan mendapatkan cucu perempuannya. Serena tidak pernah percaya gosip tak masuk akal itu. Tetapi hal itu sirna ketika kakeknya menikahkannya lagi 2 minggu setelah Serena menikah dengan suami pertamanya. Lalu apakah gosip tentang suami ke-15 itu benar? Siapa pria yang akan menjadi suami ke-15 Serena? Lalu apa yang akan terjadi dengan semua suami Serena ketika orang dari masa lalu Serena kembali hadir?
"Nyonya, saya ucapkan selamat kepada anda karena kartu merah baru saja dibuka."
Bagai disambar petir di siang bolong, seorang wanita seksi yang tengah berada di ruangan kerjanya itu mendadak tercengang.
"APA?!" pekiknya memastikan apa yang barusaja dia dengar.
"Benar nyonya ... anda diminta untuk datang ke mansion utama hari ini pada pukul 7 malam," lanjut pelayan itu dengan nada yang bergetar karena dia sedang berbicara dengan satu-satunya pewaris dari keluarga paling berpengaruh di Italia.
Kartu merah ke-14 sudah dibuka dan dia barusaja menikah dengan suaminya yang ke-14 dua minggu lalu. Apa mereka sudah gila? Setiap kakeknya mengumumkan tentang orang yang akan menikah dengannya Serena selalu was-was. Sebab semua pria yang pergi dan masuk ke mansionnya bisa saja menjadi suaminya.
"Siapa?" Serena-wanita yang tengah diajak berbicara oleh pelayan itu bertanya dengan pertanyaan yang sangat singkat namun mampu membuat pelayan itu gugup setengah mati.
"Itu ... Maafkan saya nyonya, saya tidak diizinkan untuk memberita-"
PRANG!!!!!
Sebuah vas bunga sudah berserakan di lantai. Serena menjambak rambutnya frustasi. "Keluar!"
Tanpa menunggu suruhan kedua kalinya, pelayan itu keluar, meninggalkan Serena yang berteriak frustasi karena masalah itu tidak pernah ada ujungnya.
KLEK!!!
"Kenapa kamu lama sekali, sayang?" Suara yang muncul dari lift rahasia di balik sebuah rak buku itu membuat fokus Serena teralihkan.
Seorang pria tampan dengan mata biru dan rambut cokelatnya yang menawan keluar sambil membawa segelas wine di tangannya.
"Sudah berapakali aku katakan jangan kesini seenaknya!" bentak Serena dengan nada yang marah. Penampilannya yang sudah kacau itu membuat suasana semakin menegangkan.
"Aku tidak bisa membuang sedetikpun waktu jika itu tentangmu, Serena," ucap pria itu sensual sambil mencium tangan Serena dengan sangat lembut.
"NICHOLAS!" seru Serena sambil menyentakkan tangannya dari genggaman pria tampan itu. "Tunggu di bawah, bodyguardku bisa masuk kapan saja!" bisik Serena setelah menyadari suaranya meninggi ketika mengatakan nama pria itu.
Nicholas Rodriguez-pria tampan yang sangat terkenal di Amerika bahkan Eropa karena kekayaannya. Wajah tampannya adalah sebuah bonus. Pria ini sudah bekerja untuk Serena semenjak keluarganya menikahkannya dengan sembarang pria. Mereka berdua berhubungan secara diam-diam dan semuanya berjalan dengan mulus karena kekuatan Nicholas.
"Kenapa kamu terlihat sangat kesal, hm?" tanya Nico sambil mengusap pelan pipi Serena.
"Ikut aku! Kita tidak bisa berbicara disini," jawab Serena sambil celingak-celiguk melihat keadaan diluar ruangan kerjanya.
Serena dan Nicholas berjalan mendekati rak yang berisi berkas-berkas lalu menekan tombol hitam yang ada di balik salah satu berkas dan rak kaca tersebut akan terbuka dan memperlihatkan lift yang akan membawa mereka ke ruangan bawah tanah yang hanya diketahui oleh Serena dan Nico.
"MPHH!!!" Nicholas langsung melumat kasar bibir Serena ketika mereka sudah sampai di ruangan rahasia itu.
"Nico! Kau harus bekerja dulu untuk mendapatkan bayaranmu," sindir Serena sambil berusaha mendorong bahu kekar Nico.
"Ayolah, sayang. Kita baru bertemu setelah satu minggu. Aku sangat merindukanmu," ucap Nico dengan nada yang sangat sensual sambil melepas kancing kemeja Serena.
"Aku akan segera menikah, lagi!"
DEG!!
Nico seketika berhenti melakukan kegiatannya. Pria itu menatap gadis yang mengatakan itu dengan tatapan bingung, marah, dan terkejut yang bercampur menjadi satu.
"Apa Fredrick sudah gila?" pekik Nico sambil mengumpat mengucapkan nama keramat yang paling ditakuti oleh seluruh orang di Italia.
Pasalnya, baru beberapa bulan yang lalu gadis pujaannya ini dinikahkan dengan seorang dokter, dan lagi?
Fredrick Ambrose adalah pemilik hotel Serenity yang merupakan hotel mewah yang sangat terkenal di Italia. Tapi, di dunia gelap Fredrick bukan hanya pria yang mengelola hotel mewah tetapi merupakan senior dari kalangan mafia kelas kakap yang ada di Milan. Dan kabar buruknya lagi, pria yang adalah kakek Serena itu masih kalah licik dari papanya, Jack Ambrose.
"Aku mendengar kakek menelpon dengan seseorang malam itu dan mengatakan bahwa pernikahan akan diadakan setelah aku diresmikan menjadi direktur utama dari Serenity," jelas Serena.
"APA? Itu kurang dari seminggu Serena!" ucap Nico kini berubah posisi dengan bangun sambil mengecek sesuatu di ponselnya dan meninggalkan Serena yang hampir telanjang di dekat sofa.
Nico menyeringai. "Permainan ini semakin menarik. Jadi akhirnya setelah belasan pria yang dinikahkan denganmu, pria ini yang disiapkan untuk menjadi suamimu yang resmi?" tanya Nico masih dengan tatapannya yang lurus dan menyeramkan.
"Kita harus hati-hati. Dia tidak mungkin pria sembarangan," balas Serena sambil menatap ke arah Nico dengan tatapan khawatir.
"Apa perlu aku musnahkan seluruh pria yang ada di negara ini untukmu, Sayang?" tanya Nico dengan raut wajah tampannya yang penuh ambisi dan keyakinan.
"Jangan lakukan apapun tanpa perintahku!" Serena mengucapkan itu dengan nada yang serius. Bukan karena dia takut Nico akan kenapa-napa tapi takut jika Nico benar-benar melakukannya.
"Ya, ya. Aku paham. Anak buahku sudah menyelidiki orang itu. Jangan khawatir aku bisa membereskannya dengan cepat. Sekarang kemarilah, aku bisa gila jika tidak berada di dekatmu, Serena," ucap Nico sambil menarik Serena mendekat dan mulai melanjutkan aksinya melepas sisa kancing kemeja Serena.
"Ahh! Nico," desah Serena membuat seringaian kecil muncul di wajah tampan Nico.
"Mendesahlah hanya untukku, kau mengerti, hm?" Nico mencumbu setiap inci leher jenjang Serena sambil menarik rambut panjang legam miliknya dengan sangat sensual.
"AKH!!" pekik Serena ketika Nico mengangkatnya tanpa melepaskan ciumannya dan melempar tubuh seksinya ke atas kasur.
3 jam kemudian.....
Ruangan itu hanya dipenuhi oleh desahan dan juga kata-kata sensual dari Nico hingga Serena tertidur pulas di pelukan Nico. Kini, jam menunjukkan pukul 18 lewat 30 menit tapi Serena belum kunjung bangun.
Drtt!! Drttt!!
Suara ponsel yang berdering membuat Serena seketika terbangun. "Ahhh! Aku tertidur lagi," ucap Serena dengan nada serak sambil memindahkan tangan kekar Nico yang melingkar di pinggangnya.
"Hmmm... jangan kemana-mana!" Nico semakin mengeratkan pelukannya membuat Serena mendesah kesal.
"SIAL!" Serena mengumpat ketika melihat ada 50 panggilan tak terjawab dari kakeknya.
"Bagaimana ini? Aku hanya mempunyai waktu 30 menit."
Dengan cepat Serena beranjang dan memakai pakaiannya yang tersisa seadanya dan berlari menuju lift.
"Nico! Aku akan menghubungimu setelah ini!" ucap Serena sebelum menghilang di balik lift yang membawanya ke basement.
"Ayolah cepat!!" Serena mengetukkan kakinya dengan tidak sabaran ketika dia mengendarai mobil Bugatti miliknya memecah jalan Kota Milan dengan kecepatan diatas rata-rata.
Ini adalah pertemuan yang sangat penting bagi kakek dan papanya, jika sampai Serena terlambat entah hukuman apa yang akan didapatkannya.
"SIAL!!" umpatnya lagi ketika dia terjebak lampu merah, tapi dia hanya punya waktu 7 menit lagi. Dengan sekali hentakan, Serena menerobos lampu merah itu dan melajukan mobilnya dengan cepat.
"Persetan dengan semuanya! Aku harus sampai sebelum terlambat." Lagi, Serena mengumpat sendiri.
Serena terus melajukan mobilnya dengan cepat hingga memasuki area perumahan mewah tempat tinggal utama dimana kakek dan papanya tinggal.
Namun, ketika Serena ingin berhenti, remnya malah tidak berfungsi.
"Kenapa ini?" ucap Serena dengan panik. Tanpa memperhatikan di depannya Serena berteriak ketika hampir menabrak sebuah mobil hitam di depannya.
BRAK!!!
"AAKHHH!!!"
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Hari itu adalah hari yang besar bagi Camila. Dia sudah tidak sabar untuk menikah dengan suaminya yang tampan. Sayangnya, sang suami tidak menghadiri upacara tersebut. Dengan demikian, dia menjadi bahan tertawaan di mata para tamu. Dengan penuh kemarahan, dia pergi dan tidur dengan seorang pria asing malam itu. Dia pikir itu hanya cinta satu malam. Namun yang mengejutkannya, pria itu menolak untuk melepaskannya. Dia mencoba memenangkan hatinya, seolah-olah dia sangat mencintainya. Camila tidak tahu harus berbuat apa. Haruskah dia memberinya kesempatan? Atau mengabaikannya begitu saja?
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
"Saya yang akan menikahi Valerie." Demi menutupi dosa adiknya, Keanu rela menikahi Valerie. Seorang gadis remaja berusia delapan belas tahun, yang sudah dihamili oleh Kevin, adiknya sendiri. Padahal Keanu sudah berencana akan melamar Sely, sekretarisnya di kantor yang sudah ia sukai sejak lama. Lalu, bagaimana Keanu dan Valerie menjalani kehidupan rumah tangga? Tanpa saling mengenal dan mencintai satu sama lain.
Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?
Cerita bermula, ketika Adam harus mengambil keputusan tinggal untuk sementara di rumah orang tuanya, berhubung Adam baru saja di PHK dari tempat ia bekerja sebelumnya. "Dek, kalau misalnya dek Ayu mau pergi, ngga papa kok. " "Mas, bagaimanapun keadaan kamu, aku akan tetap sama mas, jadi kemanapun mas pergi, Aku akan ikut !" jawab Ayu tegas, namun dengan nada yang membuat hati kecil Adam begitu terenyuh.