/0/19241/coverbig.jpg?v=9344cf1fca94b3c106eb4259e2ab5c83)
Si bungsu dari keluarga Darendra, bernama Davian Darendra. Dengan kisah cinta cukup rumitnya bersama seorang gadis yaitu, Belva Safaniora. Gadis berwajah imut namun, selalu bersikap keras kepala jika berhadapan dengan Davian.
...
" Udah gue bilang, ga ada hubungan apa-apa gue sama tuh mahluk!" Ucapnya kesal.
" Masa sih? Serius lo ga mau beneran punya hubungan gitu, sama Davian Darendra. Putra bungsu keluarga Darendra, keluarga kaya raya yang kekayaanya ga bakalan habis. Mau sampai lo punya anak selusin juga, ga bakalan bisa buat habisin kekayaan mereka itu." Cerocos Dania kembali.
" Haahh!" Berulang kali Belva menghembuskan nafas kasar mendengar ucapan temanya, yang menurutnya sama sekali tak penting itu.
" Dania Lalita, lo ga bosen apa? Setiap hari pertanyaan lo itu - itu terus?!" Belva memutar bola matanya malas, jengah sekali.
Terlebih ini bukan kali pertama atau kedua, temanya itu mempertanyakan pertanyaan yang selalu saja sama. Tentang Davian dan Davian.
" Ckk! Lo mah, gimana gue ga nanyain terus tiap hari." Decak Dania malah ikutan kesal juga, " Orang nyatanya lo berteman sama kakak dan kenal deket juga sama keluarga besarnya."
" Ya gue emang deket dan kenal sama mereka, tapi bukan berarti harus menjalin hubungan juga dong sama mahluk satu itu."
" Padahal enak loh, Va. Kalau lo beneran pacaran sama Davian. Hidup lo bakalan terjamin dan di permudahkan dalam segala hal."
" Udah ah, bosen gue bahas itu terus. Gue mau ke toilet dulu."
Belva beranjak dari duduknya pergi ke toilet. Dia memang tengah makan siang di sebuah Cafe yang cukup terkenal bagi kalangan muda - mudi sepertinya. Apalagi harga varian makanan dan minumanya relatif murah baginya yang hanya kaum mendang - mending dan seorang mahasiswi, masih mengandalkan uang saku dari kedua orang tua.
" Heran gue punya temen satu ga ada bosen - bosenya bahas Davian - Davian itu!" Ocehnya di dalam bilik toilet.
" Gue akui dia cowok emang ganteng. Kalau masalah tajir? Ga usah di tanya lagi. Dia udah sultan dari belum lahir. Nah, masalahnya tuh cowok nyebelinya amit-amit jabang bayi! Hiiih ... "
Belva segera menyelesaikan urusanya di dalam sana. Keluar dari toilet menuju wastafel untuk mencuci tanganya sembari bercermin melihat penampilanya saat ini.
" Buset! Ini muka udah kusem aja. Keliatan banget minim perwatan, anjir!" Ujarnya misuh - misuh sendiri seperti orang gila.
Dari balik pantulan kaca terlihat seseorang keluar dari bilik toilet paling ujung. Tanpa di duga, kedua mata mereka saling besibobrok bertemu melihat satu sama lainya.
" AAAGGHHH!!!
Belva sontak berteriak kencang membuat orang tersebut di buat panik. Buru-buru mendekat dan langsung membekap mulut Belva yang berteriak kencang. Takut - takut akan mengundang orang-orang yang tak sengaja mendengar teriakan gadis itu berakhir datang ke sini.
" Diam!" Desisnya pelan di telinga Belva.
Belva sekuat tenaga melepaskan bekapan tangan orang itu dari mulutnya.
" Sialan! Lo ngapain di sini? Dasar mesum!" Maki Belva menatap tajam orang tersebut.
" Lo pasti sengajakan? Mau berbuat hal yang enggak - enggak di toilet cewek? Ngaku lo?!" Tudingnya berapi-api.
Bagaimana Belva tak berpikir demikian, jika ada mahluk berjenis kelamin laki - laki masuk ke dalam toilet perempuan, kalau tujuan dia tak ingin berbuat hal mesum dan aneh lainya.
" Diamlah! Suaramu itu sangat mengganggu."
" Apa lo bilang?!" Belva tak terima di katai seperti itu. Bisa - bisanya suaranya yang indah dan merdu ini di hina oleh cowok yang begitu dia benci.
Yah, siapa lagi cowok yang di maksud Belva kalau bukan sosok Davian Darendra. Entah dosa apa yang sudah Belva perbuat dahulu, sehingga di manapun dan kapanpun itu dia berada selalu saja bertemu dengan Davi.
Davi menatap malas pada Belva. Dalam hatinya merutuki pertemuan ini. Kenapa Tuhan senang sekali selalu saja mempertemukanya dalam satu tempat dengan gadis cempreng dan menyebalkan. Belum lagi setiap pertemuan mereka, ada saja hal yang menjadi perdebatan pada akhirnya dan membuat Davi harus mengeluarkan tenaga berharganya meladeni Belva.
" Heh! Ngapain kalian berdua - duaan di toilet? Mau mesum yah?!"
Tiba-tiba saja ada sosok Ibu-ibu masuk ke toilet, membuat keduanya berjengit kaget. Sontak saja ucapan Ibu tersebut langsung di bantah Belva.
" Eh, mana ada Bu. Justru saya yang mergokin d - ... "
Buru - buru Davian kembali membekap mulut Belva sebelum berkata macam-macam tentangnya. Bisa saja akan menimbulkan masalah lebih rumit nantinya.
" Maaf Bu! Ini pacar saya ga sengaja tadi habis kepeleset di dalam. Makanya saya menyusul ke sini dan ingin membawanya pulang, kalau begitu saya permisi!" Ucap Davian dengan raut wajah datar dan malas. Sungguh membuang-buang waktu berharganya hanya gara - gara ulah gadis menyebalkan seperti Belva.
Dia sengaja menarik cepat tangan Belva agar mengikuti langkahnya keluar dari dalam Cafe tersebut. Belva yang di tarik kencang pun, mau tak mau mengikuti langkah lebar Davian itu.
" Gila ya, lo! Udah lo yang salah, malah main narik kasar gue gitu aja!" Protesnya tak terima. " Mana sakit tahu!"
Belva mengusap pergelangan tanganya terlihat memerah akibat ulah Davian tadi.
Alasan Davian menggunakan toilet perempuan tadi, karena saat dia masuk ke dalam toilet pria ternyata harus antri lebih dulu. Sedangkan dirinya sudah tak tahan ingin buang air kecil. Jadi pilihan terakhir mau tak mau Davian menumpang di toilet perempuan. Sialnya, malah bertemu Belva gadis yang sangat - sangat dia hindari sejak dulu.
" Apa tidak lelah, sedari mulutmu terus berbicara?!" Ketus Davian jengah sekali menghadapi gadis cerewet seperti Belva ini.
" Oh ya, ampun! Gue yakin kalau lo itu emang anak pungutnya Mommy Ara sama Daddy Denis."
Ucapan Belva barusan membuat Davian menatap tajam gadis itu. Namun, yang di tatap malah sibuk mengelus-elus lenganya yang masih memerah.
" Padahal Bang Dafa sama Kak Rara otu baik hati, kalau ngomong juga ga kasar." Gumamnya lirih, tapi masih di dengar oleh Davian. " Yakin seribu persen gue, kalau nih cowok emang anak pungut. Makanya beda sendiri, judes kalau ngomong nyakitin hati, hikss ... " Belva malah terisak pelan.
Setiap cekcok dengan Davian selalu saja mampu membuat moodnya jadi sangat-sangat buruk. Contohnya sekarang ini, hati mungilnya yang bersih dan putih seakan tersayat ribuan pisau. Berujung dia terisak layaknya anak kecil yang baru saja di marahi oleh orang tuanya.
" Berhentilah berdrama!" Sindir Davian muak.
Bahkan sudah seperti ini saja tak mampu membuatnya merasa kasihan apa lagi memiliki rasa simpati sedikit saja pada Belva. Bisa di katakan Davian sudah hafal betul tabiat Belva seperti apa. Alih - alih menyelesaikan perdebatan, gadis itu malah akan sibuk menangis sampai wajahnya memerah dengan mata yanh sembab.
" Mas, itu pacarnya kok malah di buat nangis sih?" Tegur seorang wanita kebetulan melewati keduanya. Wanita itu bahkan menatap sinis Davian, seakan pria itu baru saja melakukan kejahatan pada Belva, yang mereka sangka kekasih Davian.
" Astaga!" Davian memijat keningnya pelan.
" DAVI!" Teriakan seseorang menghentikan perdebatan keduanya.
.....
Menceritakan sosok bernama Badra Gentala. Pria yang begitu terobsesi pada keponakanya sendiri.
Entah harus merasa sial atau beruntung. Arlina malah di titipkan sang Ayah pada sahabatnya yang notabanenya adalah sosok duda tampan dan sexy. Membuatnya malah terjalin hubungan yang rumit bersama Albara sang duda tersebut
Shella memiliki masalah serius ketika keluarganya mencoba memaksanya untuk menikah dengan pria tua yang mengerikan. Dalam kemarahan, dia menyewa gigolo untuk berakting sebagai suaminya. Dia kira gigolo itu membutuhkan uang dan melakukan ini untuk mencari nafkah. Sedikit yang dia tahu bahwa pria tersebut tidak seperti itu. Suatu hari, dia melepas topengnya dan mengungkapkan dirinya sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Ini menandai awal dari cinta mereka. Pria itu menghujaninya dengan semua yang dia inginkan. Mereka bahagia. Namun, keadaan tak terduga segera menjadi ancaman bagi cinta mereka. Akankah Shella dan suaminya berhasil melewati badai? Cari tahu!
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.
"Bagaimana mungkin seorang dokter spesialis kesuburan justru mandul?!" Felicia Hera adalah seorang dokter yang sudah berhenti bekerja semenjak menikah dan fokus mengabdi kepada suaminya. Namun, Felicia tidak kunjung dapat memberikan anak hingga suaminya berselingkuh dengan wanita lain. Dia bahkan menceraikan Felicia. Pada saat yang sama, Felicia kembali meniti karir kedokterannya dan pasien pertamanya justru mengajak Felicia untuk berhubungan demi membuktikan kesuburan Felicia. Hingga tepat setelah melakukannya, Felicia menghilang. Lima tahun kemudian, Felicia kembali ke tanah air membawa seorang anak perempuan yang cantik jelita. Hingga masalah datang saat ternyata direktur di rumah sakit barunya adalah ayah dari anaknya! Bagaimana Felicia menyembunyikan identitasnya? Tahukah dia, bahwa pria dingin itu telah memburu Felicia selama lima tahun terakhir?
Sebuah cerita yang berkisah keluarga yang terpisah karena perceraian yang menyisakan duka buat anaknya karena tidak mengerti dengan kondisi orang tuanya. Hingga suatu saat terjadilah malam jahanam yang tidak disengaja dan tidak direncanakan. Aku tidak menyangka kalau semuanya ini bakal terjadi. Aku memang sering mengkhayalkannya. Tapi tidak pernah merencanakannya. Dan begitulah, kehidupanku jadi banyak liku - likunya. Liku - liku yang indah mau pun yang jahanam. Tapi aku harus mengakuinya, bahwa semua itu jahanam tapi indah… indah sekali.
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..