/0/18954/coverbig.jpg?v=4bf82b30fd63c00be077306534e4ecee)
Tamara Levinka-seorang model sekaligus tunangan dari Roger Jenandra, CEO dari sebuah perusahaan produsen senjata dunia-suatu hari tiba-tiba menghilang begitu saja. Orang tua maupun tunangannya sudah mengerahkan begitu banyak pihak untuk mencari Tamara, tapi tak juga menemukan jejaknya. Namun, 49 hari berselang, perempuan cantik itu tiba-tiba kembali sambil membawa sebuah berita mengejutkan. --- "Bahkan bila sebilah pisau menancap di jantungku, aku tak akan pernah melepaskanmu, Tamara." -Jeff "Aku rela melepaskan segalanya, tapi tidak tanganmu, Jeff." -Tamara
Kaki jenjang beralas heels hitam itu melangkah teratur. Rambut terurainya tertata rapi dan bahkan tak tergoyahkan oleh tiupan angin. Saat hidung mancung yang terpatri indah itu menghirup asap pekat nikotin, tangan lentiknya terangkat guna mengkibas udara.
"Tamara!" panggil sebuah suara.
Perempuan bertubuh semampai itu, Tamara, mengangkat alis singkat, menatap temannya yang sudah kehilangan kesadaran. Dia membawa langkahnya mendekat ke meja bar sambil berusaha menghindar dari tubuh para pria yang berusaha mendekat. Jaket yang hanya tersampir di kedua bahu dia naikkan, menutupi kulit bahu dan leher yang terekspos.
"Baby! Sini-sini, ada racikan baru hahaha," tawa perempuan berambut pirang itu menguar, membuat Tamara menutup hidungnya yang tak sengaja menghirup bau menyengat alkohol.
"Kacau," komentar Tamara.
"Ra! Shakira!" Tamara berteriak di depan wajah Shakira, tapi perempuan itu malah memicingkan mata sambil menggerak-gerakkan kepala.
"Hehehe Mar. Ada Justin Bieber, tuh," ucap Shakira.
Walau yakin ucapan Shakira tak mungkin benar, Tamara tetap menoleh ke mana telunjuk temannya itu mengarah. Saat yang tertangkap matanya adalah seorang pria botak dengan kumis sekering sapu lantai, Tamara langsung berdecak keras.
"Ben, habis berapa nih anak?" tanya Tamara pada bartender pria muda dengan tato memenuhi lengan kiri.
Ben, bartender tampan itu melirik pada tiga botol kaca yang telah tandas isinya. Tamara meringis melihatnya. Dia kembali menatap Shakira yang kini menjatuhkan kepala ke atas meja bar. Kelopak berhias eyeshadow biru itu tertutup rapat, mulutnya yang terbuka mengeluarkan suara dengkur.
"Gila nih anak. Heh babon, gimana gue bisa ngangkat loh?" seru Tamara kesal.
Karena riuhnya suasana dalam club malam itu membuat teriakan Tamara tenggelem begitu saja. Tak ada yang menyadari raut kesal perempuan itu, kecuali sepasang mata yang mengawasi sejak kedatangannya. Pria dengan topi yang menutupi separuh wajahnya itu mengangkat gelas kristal, menegak isinya dalam sekali tegukan.
"Tamara," bisiknya, menatap lurus perempuan berparas cantik itu.
...
Tamara bergumam panjang menyauti ucapan pria yang sedang berbicara dalam ponsel. Sebuah earphone menempel di telinga kirinya, membuatnya bisa menangkap dengan jelas tawa renyah Roger, tunangannya. Walau asik menelpon, mata Tamara tak beralih sedikitpun dari jalan raya di hadapannya.
"Emang sialan Shakira," ucap Tamara, mengundang tawa Roger lagi. Dia melirik temannya yang sudah terlelap di kursi samping pengemudi.
"Kamu nggak minum kan, by?" tanya Roger dari sebrang sana.
"Enggaklah. Kalau aku minum, bisa-bisa mobil kita melayang nyium sopir truk di depan," gurau Tamara.
"Jangan ngomong gitu, by. Kenapa tadi nggak telpon aku aja? Biar aku jemput."
Tamara melirik spion, saat dirasa tak ada kendaraan dalam jarak dekat di belakangnya, dia segera memutar setir membuat mobil berisi dua kursi itu berubah arah. Jalanan yang dia ambil kini jauh lebih sepi dari sebelumnya, membuatnya bisa leluasa menginjak gas dalam.
"Kamu emangnya udah pulang dari London?"
Dapat Tamara dengar embusan napas berat Roger. "Belum."
Mendengar itu sontak Tamara tertawa. "Kamu mau teleportasi dari London ke sini gitu, kalau aku minta jemput? Ada-ada aja."
"Apa yang nggak buat kamu, sayang?" Di akhir kata Roger sengaja berbisik lambat, menggoda Tamara.
"Halah bullshit! Udah, lanjut kerja sana."
"I swear, by. Semua aku lakuin buat kamu."
Tamara hanya bergumam untuk menanggapi. Namun tak urung bibirnya tertarik tinggi, membentuk segaris senyum indah. Rasanya seperti ada kunang-kunang yang berterbangan di dalam perutnya, mengantarkan perasaan geli juga hangat karena cahaya yang mereka uarkan.
"Gombal mulu bisanya. Mentang-mentang enam bulan nggak ketemu."
"Loh!"
Tamara berdecak, menunggu apalagi ucapan manis yang akan Roger katakan.
"Kok enam bulan? Bukannya kita udah nggak ketemu selama tiga tahun?"
"Nggak sekalian tiga abad?"
Kini giliran Roger yang tertawa. Pria itu bergumam-gumam tak jelas. Tamara juga bisa mendengar suara ketukan meja, kebiasaan Roger saat memikirkan sesuatu.
"Kenapa?" Tamara tak sabar menunggu tunangannya yang sepertinya malah melamun. Dia yakin, pasti ada yang ingin Roger katakan.
"Enggak-"
"Kenapa!" tanya Tamara lagi, lebih tegas. "Jangan kayak cewek, ih."
Roger tergelak, membuat Tamara mengerucutkan bibir. Untung tak ada Roger di sana, atau dia akan diberi 'hadiah' karena dianggap sengaja bertingkah imut. Sebuah kecupan lembut, atau bahkan hadiah yang lebih besar dari itu.
"By, kayaknya aku masih belum bisa pulang bulan ini. Sorry-"
Dengan mata memicing Tamara menginjak rem mendadak. Shakira di sampingnya hingga terdorong ke depan, beruntung Tamara sudah memasangkan sabuk pengaman.
"Maksud kamu?"
Roger menghela napas berat. "Ada problem di perusahaan, lebih besar dari yang kemarin. Mungkin aku baru bisa balik dua bulan lagi."
"Roger, kamu jangan bercanda. Nggak lucu tau nggak?" Tak tagi ada panggilan sayang, Tamara sengaja menekankan nama sang tunangan.
"Mar, sorry. Ini diluar kendali-"
"No! Nggak ada alasan apapun!" Tamara mematikan mesin mobil, tak ingin ada suara lain yang mengganggu keduanya.
"Tamara, serangan ke perusahaan kali ini lebih besar. Pihak dalam pun kayaknya ada yang terlibat. Kebocoran data, pembatalan projek-"
"Aku nggak tanya keadaan perusahaan kamu, Roger. Aku ngga peduli! Yang aku mau cuma kamu pulang tepat waktu!"
Perempuan cantik itu menatap tajam jalanan gelap di depannya, seakan-akan sosok laki-laki berwajah blasteran itu ada di sana.
"Tamara, aku nggak sedang minta izin dari kamu. Aku cuma ngasih tahu kalau aku nggak bisa pulang dan-"
"Pertunangan kita batal?" potong Tamara sekali lagi.
Saat Roger tak menyahut, perempuan itu tertawa sarkas.
"Shit! Terserah kamu!"
Earphone di telinganya Tamara lepas. Dia melemparnya ke depan keras sebagai pelampiasan. Shakira yang terlelap di sampingnya membuat Tamara tak bisa berteriak dengan leluasa. Perempuan itu hanya bisa berdecak, memejamkan mata erat.
Di tengah jalanan gelap itu, mobil Tamara berhenti asal di tengah jalan. Saat ada sebuah mobil hitam dengan kecepatan rendah berhenti di belakang mobilnya, Tamara sama sekali tak menyadari. Pria di balik kemudi tak menekan klakson dan langsung keluar dari mobil.
Dengan satu tangan berada di dalam kantung hoodie, pria bertopi hitam itu mendekati mobil Tamara. Dia mengetuk kaca mobil Tamara, membuat perempuan yang sedang memejam itu membuka mata kaget.
Alis Tamara menyatu menatap wajah yang setengahnya tersembunyi di balik topi. Dia melirik dari kaca spion, mendapati sebuah mobil dengan mesin menyala berada beberapa senti di belakang mobilnya.
"Buka," ucap suara serak pria itu.
Tamara meringis. Dia menarik napas panjang untuk menenangkan emosi dalam dirinya sebelum membuka pintu di sampingnya. Setelah melepas sabuk pengaman yang melilit tubuhnya, Tamara melangkah turun dari mobil.
"Maaf, Pak. Say-"
Tamara tak bisa menyelesaikan ucapannya. Tiba-tiba, pria itu menghantam tengkuknya keras, membuat Tamara terhuyung dan jatuh ke aspal basah bekas hujan. Kerutan muncul di kening saat pandangannya mulai berbayang.
Pria bertopi itu berjongkok di depan Tamara. Hal terakhir yang bisa Tamara lihat adalah senyum miring di bibir yang ujungnya terluka, sebelum kegelapan merenggut kesadarannya.
Raisa terkenal sebagai 'produk' kebanggaan Heaven Club. Parasnya yang cantik, tubuhnya yang sexy semampai, juga suaranya yang halus dan sensual. Namun, tak ada yang diizinkan menyentuh tubuhnya, sebesar apapun mereka membayar. Karena Raisa adalah milik Giandra. Hatinya, bibirnya, tubuhnya. ***** "Tuhan memang bisa mengatur semua yang terjadi di dunia ini, tapi hanya aku yang bisa mengatur setiap langkah dan katamu." "Kalau begitu, apa yang harus ku lakukan?" "Berlututlah, layani Tuanmu ini."
"Bajingan, semoga kalian hidup bahagia selama-lamanya." -Tari [Hari perceraian] Setelah diselingkuhi-melihat suaminya bergelung panas dengan seorang wanita-dan bercerai, Tari melanjutkan hidup damainya sambil mengolah toko kuenya. Dia cantik, pintar, dan mandiri. Tekadnya untuk melupakan sang mantan suami-Deo si Disjoki bertato kupu-kupu-sangatlah kuat. Dia bahkan mendapat tetangga sekaligus pelanggan setia setelah pindah. Noah, yang akrab dipanggil Mas Noah. Namun, dua bulan pasca perceraian, sang mantan suami malah sering muncul di depan tokonya. Deo berusaha mendobrak kembali pintu hati Tari, yang sudah tertutup rapat. Lemparan kue pada wajahnya pun tak membuatnya menyerah. Namun, dia bukanlah satu-satunya yang sedang berusaha mendapatkan kasih Tari. 'Cinta pada pandangan pertama' Begitulah cara Noah memanggil Tari. Demi menghindari Deo, Tari pun memilih mengikuti permainan Noah. Hingga suatu hari, mereka berdua tiba-tiba terbangun di atas ranjang yang sama. Apa yang akan Tari lakukan, bila Noah bersikeras meminta pertanggung jawaban darinya?
Tak pernah terpikirkan oleh Alisha, pernikahannya akan berakhir karena sebuah pengkhianatan. Rama, suami yang ia bangga-banggakan ternyata mengkhianatinya dan menjalin sebuah hubungan dengan teman aktrisnya. Dengan hati yang tertanam luka, Alisha meninggalkan rumah juga mantan suami yang bahkan tak mengucap maaf. Tak ingin hidupnya hancur karena seorang lelaki brengsek, Alisha pun berusaha melanjutkan hidupnya dimulai dengan mencari kerja berbekal ijazah SMA. Beruntung, temannya menawarkan sebuah pekerjaan, menjadi baby sitter anak dari Damar, seorang CEO muda. Gaji yang besar membuat Alisha menerima tawaran kawannya. Ketulusan hatinya dalam merawat anak mampu membuat Damar jatuh hati. Namun, di saat bersamaan Rama kembali muncul dalam hidupnya. Kata rujuk Pria itu lontarkan. Siapa yang harus Alisha pilih? Damar yang selalu menunjukkan perhatian atau Rama yang menunjukkan penyesalan?
TERDAPAT ADEGAN HOT 21+ Amira seorang gadis berusia 17 tahun diperlukan tidak baik oleh ayah tirinya. Dia dipaksa menjadi budak nafsu demi mendapatkan banyak uang. Akan kah Amira bisa melepaskan diri dari situasi buruk itu? Sedangkan ayah tirinya orang yang kejam. Lantas bagaimana nasib Amira? Yuk baca cerita selengkapnya di sini !
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Riani sangat menyayangi pacarnya. Meskipun pacarnya telah tidak bekerja selama beberapa tahun, dia tidak ragu-ragu untuk mendukungnya secara finansial. Dia bahkan memanjakannya, agar dia tidak merasa tertekan. Namun, apa yang pacarnya lakukan untuk membalas cintanya? Dia berselingkuh dengan sahabatnya! Karena patah hati, Riani memutuskan untuk putus dan menikah dengan seorang pria yang belum pernah dia temui. Rizky, suaminya, adalah seorang pria tradisional. Dia berjanji bahwa dia akan bertanggung jawab atas semua tagihan rumah tangga dan Riani tidak perlu khawatir tentang apa pun. Pada awalnya, Riani mengira suaminya hanya membual dan hidupnya akan seperti di neraka. Namun, dia menemukan bahwa Rizky adalah suami yang baik, pengertian, dan bahkan sedikit lengket. Dia membantunya tidak hanya dalam pekerjaan rumah tangga, tetapi juga dalam kariernya. Tidak lama kemudian, mereka mulai saling mendukung satu sama lain sebagai pasangan yang sedang jatuh cinta. Rizky mengatakan dia hanyalah seorang pria biasa, tetapi setiap kali Riani berada dalam masalah, dia selalu tahu bagaimana menyelesaikan masalahnya dengan sempurna. Oleh karena itu, Riani telah beberapa kali bertanya pada Rizky bagaimana dia bisa memiliki begitu banyak pengetahuan tentang berbagai bidang, tetapi Rizky selalu menghindar untuk menjawabnya. Dalam waktu singkat, Riani mencapai puncak kariernya dengan bantuannya. Hidup mereka berjalan dengan lancar hingga suatu hari Riani membaca sebuah majalah bisnis global. Pria di sampulnya sangat mirip dengan suaminya! Apa-apaan ini! Apakah mereka kembar? Atau apakah suaminya menyembunyikan sebuah rahasia besar darinya selama ini?
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"
Dua tahun lalu, Regan mendapati dirinya dipaksa menikahi Ella untuk melindungi wanita yang dia sayangi. Dari sudut pandang Regan, Ella tercela, menggunakan rencana licik untuk memastikan pernikahan mereka. Dia mempertahankan sikap jauh dan dingin terhadap wanita itu, menyimpan kehangatannya untuk yang lain. Namun, Ella tetap berdedikasi sepenuh hati untuk Regan selama lebih dari sepuluh tahun. Saat dia menjadi lelah dan mempertimbangkan untuk melepaskan usahanya, Regan tiba-tiba merasa ketakutan. Hanya ketika nyawa Ella berada di tepi kematian, hamil anak Regan, dia menyadari, cinta dalam hidupnya selalu Ella.