/0/19430/coverbig.jpg?v=3bb9ee9327cc3ca3fceda12011ae3123)
"Bajingan, semoga kalian hidup bahagia selama-lamanya." -Tari [Hari perceraian] Setelah diselingkuhi-melihat suaminya bergelung panas dengan seorang wanita-dan bercerai, Tari melanjutkan hidup damainya sambil mengolah toko kuenya. Dia cantik, pintar, dan mandiri. Tekadnya untuk melupakan sang mantan suami-Deo si Disjoki bertato kupu-kupu-sangatlah kuat. Dia bahkan mendapat tetangga sekaligus pelanggan setia setelah pindah. Noah, yang akrab dipanggil Mas Noah. Namun, dua bulan pasca perceraian, sang mantan suami malah sering muncul di depan tokonya. Deo berusaha mendobrak kembali pintu hati Tari, yang sudah tertutup rapat. Lemparan kue pada wajahnya pun tak membuatnya menyerah. Namun, dia bukanlah satu-satunya yang sedang berusaha mendapatkan kasih Tari. 'Cinta pada pandangan pertama' Begitulah cara Noah memanggil Tari. Demi menghindari Deo, Tari pun memilih mengikuti permainan Noah. Hingga suatu hari, mereka berdua tiba-tiba terbangun di atas ranjang yang sama. Apa yang akan Tari lakukan, bila Noah bersikeras meminta pertanggung jawaban darinya?
Di dalam dapur berukuran 3×5 itu, bau harum dari dalam oven menguar. Perempuan yang tengah berkutat dengan buku resep buatannya itu begitu fokus. Hingga suara ting dari oven terdengar, perempuan itu baru bangkit, menggapai oven glove.
Ketika tutup oven dibuka, bau harum langsung menyerbu keluar. Perempuan itu, Tari, tersenyum senang melihat resep barunya berhasil. Dia mengeluarkan nampan dari dalam ovel, lalu meletakkannya di meja.
"Cantiknya."
Kue dengan kombinasi abstrak warna merah dan putih. Tari sendiri memang suka membuat resep baru yang terinspirasi dari resep lainnya. Dia mempunyai sebuah toko kue yang dia bangun sendiri. Dengan uang tabungannya selama kuliah, yah tentu saja uang sakunya dia dapat dari orang tuanya.
"Oby pasti suka," ujarnya, menyebut panggilan sayang untuk suaminya, Deo.
Ponsel yang tergeletak di sampingnya bergetar. Tari menggapainya, melihat nama Oby tertera di layar. Dia melepas oven glove di tangannya, lalu menjawab panggilan dan menempelkan ponsel ke telinga kiri.
"Ada apa by?"
Dua detik kemudian baru terdengar suara. Namun, itu bukan suara Deo, melainkan seorang pria yang tak Tari kenal. Alisnya mengernyit, mendengar suara di sebrang bergumam canggung.
"Siapa?" tanya Tari.
"Sorry ... lo istrinya Deo, kan? Gue bartender di club tempat dia tampil malam ini. Gue ambil hpnya buat hubungin lo karena dia mabuk berat. Tadi hampir adu tinju sama pacar Nadine."
Alis Tari bertaut. Dia merubah ponselnya ke telinga kanan. "Nadine? Kok bisa? Eh, nggak usah diceritain. Club Hourse, kan? Gue ke sana sekarang."
"Iya-"
Tari mematikan sambungan sepihak. Dia langsung melepas apronnya, melipatnya asal. Kaki melangkah cepat, menggapai long blazer dan kunci mobil di atas meja.
"Ada-ada aja. Bisa-bisanya berantem sama pacar orang. Pacarnya si uler lagi," gerutunya, berlari cepat keluar unit apartemennya.
...
Tari memarkir mobilnya di tengah mobil-mobil kecil dengan harga selangit. Tentu saja. Club yang dia datangi adalah salah satu club terbesar di Jakarta, yang hanya bisa didatangi orang-orang ber-uang. Biaya masuknya saja lebih mahal dari harga menginap di hotel bintang lima.
Tari tersenyum pada kedua penjaga di pintu, yang dibalas denagn anggukan kecil. Dia tak perlu membayar atau memesan dahulu. Pelanggan VIP kalau kata Deo, karena suaminya yang tampan itu adalah disjoki kebanggaan Hourse Club.
"Tar!"
Seorang perempuan berambut merah berlari mendekat. Dia adalah teman SMA Tari dan Deo, Cloe namanya. Anak orang kaya, yang sukanya bermain di club bahkan sejak masih SMA.
"Lo lihat Deo nggak?" Tari menggelengkan kepala, melihat Cloe yang terhuyung-huyung.
"Enggak, tuh! Kenapa? Dari pada urusin suami lo itu, mending ikut gue seneng-seneng yok! Ada bule di sana beb!" Nada bicara Cloe naik turun, tak beraturan.
"Lo minum berapa botol sih?" Aroma alkohol menyapa hidung Tari, membut kepalanya pening. Dia tidak suka minuman yang memiliki rasa tajam itu. "Lo beneran nggak lihat Deo? Katanya ada job di sini malam ini. Oh, iya. Dia tadi juga ada ribut sama pacar Nadine."
Cloe menggaruk kepala dengan bibir mengerucut. "Nadine ...? Oh! Iya, beb. Tadi ada Nadine di sini. Sendirian kok, dia langsung ke sana."
Telunjuk Cloe bergetar, mengarah ke lorong gelap. Tari mengernyitkan alis, sangat tahu tempat apa itu. Tempat para pasangan yang ingin menuntaskan kesenangan, melewati malam-malam penuh jrit mesra bersama-sama.
"Nadine ke sana sendirian?"
Cloe mengangguk. Tari berdecak, dia memberi tepukan singkat di bahu Cloe. "Jangan minum lagi, pulang aja," nasihatnya, sebelum memutuskan melihat tempat yang Cloe maksud.
Setahunya Nadine akhir-kahir ini hidup dengan benar. Dia juga beberapa kali mendengar dari Deo kalau Nadine sudah tidak pernah mabuk-mabukan di club, atau menari dengan pakaian minim di atas lantai dansa seorang diri.
Tari menghentikan langkahnya setelah masuk lumayan jauh ke dalam lorong temaram itu. "Gue ngapain ke sini? Nadine mau ngapain juga bukan urusan gue."
Tujuannya adalah mencari Deo, sang suami yang entah ada di mana. Dia jadi meragukan ucapa si penelpon yang berbeda dengan Cloe. Dia hampir saja kembali, tapi seorang pria yang menggenggam ponsel dengan gantungan serupa dengan miliknya membuatnya berhenti.
Gantungan kupu-kupu dengan sayap berwarna merah dan biru. Itu ponsel milik Deo. "Lo! Stoo!" Melangkah cepat, Tari menghampiri pria bertopi hitam itu. Tanpa aba-aba dia menarik ponsel Deo, memastikan itu benar-benar ponsel suaminya.
"Lo yang nelpon gue?" tanyanya, setelah melihat wallpaper ponsel, fotonya bersama dengan Deo.
Pria itu mengangguk. "Deo ada di salah satu kamar," ucapnya.
Tari menoleh ke belakang, melihat kamar-kamar yang tertutup dengan alis mengernyit. "Dia semabuk itu?" tanyanya.
Pria bertopi hanya mengangguk singkat. "Nomor 25," beritahunya.
"Oke. Makasih, yah." Dia kembali melangkah di lorong dengan lampu redup berwarna-warni itu. Matanya menatap awas sampai menemukan papan bertulis angka 25. Sebelum mendorong pintu, Tari menatap pria bertopi lagi untuk memastikan.
Pintu kayu itu dia dorong perlahan. Kegelapan menyambut Tari. Tangannya meraba-raba dinding, menekan saklar di dekat pintu. Seketika ruangan itu diterangi cahaya dari lampu di langit-langit. Tari bisa melihat dengan jelas setiap inci dalam kamar itu.
Di atas ranjang, dua orang tengah saling menindih, tanpa satupun busana di tubuh mereka. Si wanita mendongak menatap langit-langit, membiarkan pria di atasnya bermain-main di lehernya.
Tari mengerjap pelan. Dia hampir saja menutup pintu lagi, kalau tidak menangkap tato kupu-kupu di bahu si pria. Alisnya bertaut, mulutnya terbuka kecil.
"D-deo?"
Gerakan pria itu terhenti. Dia mengangkat kepala, tanpa sengaja beradu pandang dengan Tari. Mulut Tari terbuka lebar, melihat wajah yang teramat familier itu. Dia membuang muka, di detik selanjutnya dia keluar dan membanting pintu kasar.
"Ah! S-sial! Apa-apaan!"
Menjambak rambut, Tari berkedip beberapa kali menatap pintu yang tertutup. Dia ganti melihat pria bertopi yang hanya berdiri diam. Tangan Tari kembali menyentuh gagang pintu. Tetapi, dia tidak mampu untuk mendorong sebilah pintu itu.
"Bangsat!"
Memilih pergi, Tari melangkah cepat menjauh dari kamar itu. Dia berhenti sejenak di samping pria bertopi yang kini menunduk. Tari baru bisa mengenali wajah pria itu, dia mantan pacar Nadine yang dicampakkan beberapa bulan lalu.
"Sial! Lo nggak mau putus sendiri?"
Dengan sengaja Tari menabrak bahu pria itu. Keluar dari lorong menyesakkan itu. Dia melangkah bertambah cepat, membelah kerumunan orang yang makin ramai karena sudah malam. Dia tidak peduli walau beberapa orang berteriak marah karena tertabrak olehnya.
Keluar dari club, Tari merogoh saku blazer untuk menemukan smart key, menekan salah satu tombol hingga mobilnya berbunyi. Tari berlari menghampiri mobilnya. Tangannya yang bergetar menarik pintu mobil kuat.
Dia masuk, menutup kembali pintu lalu langsung berusaha menyalakan mesin mobil. "Ahh!" Tetapi, mesin tak juga menyala. Dia kembali mencoba, hingga percobaan ke lima baru berhasil.
Namun, wajah Deo tiba-tiba muncul di kaca jendela. Pria itu mengenakan kaus yang terpasang terbalik, memukul-mukul kaca sambil berteriak memanggil Tari. Sekalipun Tari tak menoleh. Dia segera menginjak gas, memutar setir keluar dari parkiran.
Dia masih bisa mendengar umpatan Deo, yang langsung berteriak mencari kunci mobilnya. Tari tak peduli, menambah kecepatan hingga mobilnya sampai di jalan raya. Pandangannya kabur, membuatnya tak bisa melihat dengan benar.
Berada di jalan dua arah, hampir saja Tari melewati garis batas. Beberapa mobil membunyikan klakson, membuat Tari terkejut dan menginjak rem. Klakson semakin kencang orang bunyikan saat mobil Tari berhenti di tengah jalan.
Perempuan itu panik, menginjak gas dan menepikan mobil ke kiri. Napasnya memburu, kepalanya terasa pening bukan main. Menjambak rambut hingga ikatannya berantakan.
Tari membenturkan kepalanya ke setir beberapa kali. Dia menggeram keras, mengertakkan gigi kuat. Tangannya mengepal, memukul setir hingga memerah.
"Ahh!" teriaknya. Dia menggigit bibir kuat, membuang muka ke jendela, menatap beberapa pejalan kaki yang berjalan di trotoar. Tanpa bisa dia cegah, air matanya menetes begitu saja.
Raisa terkenal sebagai 'produk' kebanggaan Heaven Club. Parasnya yang cantik, tubuhnya yang sexy semampai, juga suaranya yang halus dan sensual. Namun, tak ada yang diizinkan menyentuh tubuhnya, sebesar apapun mereka membayar. Karena Raisa adalah milik Giandra. Hatinya, bibirnya, tubuhnya. ***** "Tuhan memang bisa mengatur semua yang terjadi di dunia ini, tapi hanya aku yang bisa mengatur setiap langkah dan katamu." "Kalau begitu, apa yang harus ku lakukan?" "Berlututlah, layani Tuanmu ini."
Tamara Levinka—seorang model sekaligus tunangan dari Roger Jenandra, CEO dari sebuah perusahaan produsen senjata dunia—suatu hari tiba-tiba menghilang begitu saja. Orang tua maupun tunangannya sudah mengerahkan begitu banyak pihak untuk mencari Tamara, tapi tak juga menemukan jejaknya. Namun, 49 hari berselang, perempuan cantik itu tiba-tiba kembali sambil membawa sebuah berita mengejutkan. ——— "Bahkan bila sebilah pisau menancap di jantungku, aku tak akan pernah melepaskanmu, Tamara." —Jeff "Aku rela melepaskan segalanya, tapi tidak tanganmu, Jeff." —Tamara
Tak pernah terpikirkan oleh Alisha, pernikahannya akan berakhir karena sebuah pengkhianatan. Rama, suami yang ia bangga-banggakan ternyata mengkhianatinya dan menjalin sebuah hubungan dengan teman aktrisnya. Dengan hati yang tertanam luka, Alisha meninggalkan rumah juga mantan suami yang bahkan tak mengucap maaf. Tak ingin hidupnya hancur karena seorang lelaki brengsek, Alisha pun berusaha melanjutkan hidupnya dimulai dengan mencari kerja berbekal ijazah SMA. Beruntung, temannya menawarkan sebuah pekerjaan, menjadi baby sitter anak dari Damar, seorang CEO muda. Gaji yang besar membuat Alisha menerima tawaran kawannya. Ketulusan hatinya dalam merawat anak mampu membuat Damar jatuh hati. Namun, di saat bersamaan Rama kembali muncul dalam hidupnya. Kata rujuk Pria itu lontarkan. Siapa yang harus Alisha pilih? Damar yang selalu menunjukkan perhatian atau Rama yang menunjukkan penyesalan?
Selama sepuluh tahun, Delia menghujani mantan suaminya dengan pengabdian yang tak tergoyahkan, hanya untuk mengetahui bahwa dia hanyalah lelucon terbesarnya. Merasa terhina tetapi bertekad, dia akhirnya menceraikan pria itu. Tiga bulan kemudian, Delia kembali dengan gaya megah. Dia sekarang adalah CEO tersembunyi dari sebuah merek terkemuka, seorang desainer yang banyak dicari, dan seorang bos pertambangan yang kaya raya, kesuksesannya terungkap saat kembalinya dia dengan penuh kemenangan. Seluruh keluarga mantan suaminya bergegas datang, sangat ingin memohon pengampunan dan kesempatan lagi. Namun Delia, yang sekarang disayangi oleh Caius yang terkenal, memandang mereka dengan sangat meremehkan. "Aku di luar jangkauanmu."
Apa yang terlintas di benak kalian saat mendengar kata CEO? Angkuh? Kejam? Arogan? Mohammad Hanif As-Siddiq berbeda! Menjadi seorang CEO di perusahaan besar seperti INANTA group tak lantas membuat dia menjadi tipikal CEO yang seperti itu. Dia agamis dan rajin beribadah. Pertemuan putrinya Aisyah dengan Ummi Aida, seorang office girl di tempat dimana dia bekerja, membuat pertunangannya dengan Soraya putri pemilik perusahaan terancam batal karena Aisyah menyukai Ummi yang mirip dengan almarhum ibunya. Dengan siapa hati Hanif akan berlabuh?
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Bermula dari kebiasaan bergonta-ganti wanita setiap malam, pemilik nama lengkap Rafael Aditya Syahreza menjerat seorang gadis yang tak sengaja menjadi pemuas ranjangnya malam itu. Gadis itu bernama Vanessa dan merupakan kekasih Adrian, adik kandungnya. Seperti mendapat keberuntungan, Rafael menggunakan segala cara untuk memiliki Vanessa. Selain untuk mengejar kepuasan, ia juga berniat membalaskan dendam. Mampukah Rafael membuat Vanessa jatuh ke dalam pelukannya dan membalas rasa sakit hati di masa lalu? Dan apakah Adrian akan diam saja saat miliknya direbut oleh sang kakak? Bagaimana perasaan Vanessa mengetahui jika dirinya hanya dimanfaatkan oleh Rafael untuk balas dendam semata? Dan apakah yang akan Vanessa lakukan ketika Rafael menjelaskan semuanya?
Kisah seorang ibu rumah tangga yang ditinggal mati suaminya. Widya Ayu Ningrum (24 Tahun) Mulustrasi yang ada hanya sebagai bentuk pemggambran imajinasi seperti apa wajah dan bentuk tubuh dari sang pemain saja. Widya Ayu Ningrum atau biasa disapa Widya. Widya ini seorang ibu rumah tangga dengan usia kini 24 tahun sedangkan suaminya Harjo berusia 27 tahun. Namun Harjo telah pergi meninggalkan Widy sejak 3 tahun silam akibat kecelakaan saat hendak pulang dari merantau dan karna hal itu Widya telah menyandang status sebagai Janda di usianya yang masih dibilang muda itu. Widya dan Harjo dikaruniai 1 orang anak bernama Evan Dwi Harjono
Untuk memenuhi keinginan terakhir kakeknya, Sabrina mengadakan pernikahan tergesa-gesa dengan pria yang belum pernah dia temui sebelumnya. Namun, bahkan setelah menjadi suami dan istri di atas kertas, mereka masing-masing menjalani kehidupan yang terpisah, dan tidak pernah bertemu. Setahun kemudian, Sabrina kembali ke Kota Sema, berharap akhirnya bertemu dengan suaminya yang misterius. Yang mengejutkannya, pria itu mengiriminya pesan teks, tiba-tiba meminta cerai tanpa pernah bertemu dengannya secara langsung. Sambil menggertakkan giginya, Sabrina menjawab, "Baiklah. Ayo bercerai!" Setelah itu, Sabrina membuat langkah berani dan bergabung dengan Grup Seja, di mana dia menjadi staf humas yang bekerja langsung untuk CEO perusahaan, Mario. CEO tampan dan penuh teka-teki itu sudah terikat dalam pernikahan, dan dikenal tak tergoyahkan setia pada istrinya. Tanpa sepengetahuan Sabrina, suaminya yang misterius sebenarnya adalah bosnya, dalam identitas alternatifnya! Bertekad untuk fokus pada karirnya, Sabrina sengaja menjaga jarak dari sang CEO, meskipun dia tidak bisa tidak memperhatikan upayanya yang disengaja untuk dekat dengannya. Seiring berjalannya waktu, suaminya yang sulit dipahami berubah pikiran. Pria itu tiba-tiba menolak untuk melanjutkan perceraian. Kapan identitas alternatifnya akan terungkap? Di tengah perpaduan antara penipuan dan cinta yang mendalam, takdir apa yang menanti mereka?
AREA DEWASA! YANG BELUM CUKUP UMUR, MINGGIR DULU YA, CARI BACAAN SESUAI UMURNYA. NEKAT BACA CERITA INI, DOSA TANGGUNG SENDIRI. Pertemuan Anne Mary yang masih berumur 18tahun dengan Marcio Lamparska, 30tahun dalam sebuah tragedi pembunuhan di Tokyo dimana Marcio sebagai pelaku pembunuhan dan Anne yang menjadi saksi matanya membuat hubungan antara Anne dan Marcio terikat dalam suatu kerjasama yang saling menguntungkan karena akibat dari tragedi pembunuhan tersebut, Anne yang merupakan orang terdekat dengan korban, tertuduh menjadi tersangka utama pembunuhan. Sebelum interpol menemukan dan menangkap Anne, Marcio bersama anak buahnya sudah terlebih dahulu menculik gadis itu dan membawanya ke Murcia, Spanyol, kediaman Marcio berada. Anne Mary yang memiliki otak jenius di atas rata-rata hanyalah seorang gadis muda yang sangat lugu, polos namun memiliki mulut yang tajam pedas dan kritis sedangkan Marcio yang tanpa dia sadari sudah jatuh cinta kepada gadis muda tersebut semakin membuatnya protektif menjaga dan memberikan pelatihan-pelatihan fisik pada Anne yang tentu saja semakin membangkitkan api dendam dalam diri Anne yang membara di dalam dadanya. Anne akhirnya bersedia membuka hatinya untuk menerima perasaan Marcio agar dia bisa lebih mudah untuk membunuh pria itu yang ternyata tanpa dia sadari masuk ke dalam perangkapnya sendiri, jatuh cinta pada Marcio. Bisakah Anne melupakan Touda Akira sepenuhnya, orang yang sudah menjadi korban pembunuhan Marcio, dimana Touda merupakan cinta pertama Anne yang mencintainya secara diam-diam dan melupakan balas dendamnya pada Marcio? Bagaimana dengan Iosef, tangan kanan musuh besar Marcio yang sejak pertama kali bertemu dengan Anne, memiliki perasaan tidak biasa terhadap gadis mungil itu. Iosef juga musuh yang pernah melukai Anne namun juga menyelamatkan gadis itu dari kematian. Demi menyelamatkan Marcio, Anne terpaksa ikut pergi dengan Iosef. Iosef yang lembut, perhatian, sangat posesif dan mencintai Anne dengan nyawanya. Cinta yang tulus dan abadi namun memahami jika gadis yang dia cintai tersebut masih mengukir nama Marcio di dalam hatinya. Dalam pelarian bersama Iosef, Anne tumbuh semakin kuat, tangguh dan sangat cantik mempesona. Ayunan pedangnya sangat cepat, akurat, dan sikapnya tegas, tidak segan membunuh siapapun yang menjadi tugas dalam misinya. Akankah pertemuan kembali Anne dan Marcio bisa menumbuhkan perasaan cinta dan kerinduan di antara mereka lagi atau mereka menjadi musuh yang akan saling membunuh? Ikuti terus cerita Anne Mary ini dari seorang gadis biasa yang jelek menjadi seorang gadis muda yang sangat cantik dan memukau namun sifatnya yang sangat tidak peka akan cinta membuat para pria yang terpikat padanya selalu salah paham akan sikapnya. “Ini bukan tentang cinta dan siapa yang kamu pilih, tapi kepada siapa kamu akan berkomitmen untuk memberikan hati yang kamu yakini dia bisa menjaga hatimu dengan sangat baik,” – Anne Mary. CERITA INI EXCLUSIVE HANYA ADA DI BAKISAH!