Masuk sel tahanan, bahkan hampir meregang nyawa. Darren Gerald lalui saat membantu orang terkasihnya. Menyerah, satu kata yang berhasil singgah dalam benak Darren. Namun, kata itu berhasil Darren kubur dalam-dalam. Ia pertahankan cintanya dan tetap setia walau kekasih hati sudah berstatus janda dan mengalami gangguan mental. Disaat restu datang dari orang tua sang pujaan hati, justru penolakan datang dari Rossi --ibunda Darren. Apakah yang menjadi alasan Rossi tidak memberi restu? Dan siapakah yang Darren pilih. Rossi atau sang kekasih?
Seorang pria tampan duduk termangu menatap ponsel. Foto seorang wanita paruh baya tampak memenuhi layar. Jarinya mengusap seolah-olah mengelus pipi. Ya, dialah Darren Gerald atau yang senang dipanggil 'Ge' --pria berusia dua puluh lima tahun itu tengah dirundung rindu kepada wanita cantik yang telah melahirkannya. Bagaimana tidak? Sembilan tahun yang lalu, Darren pergi ke luar negeri untuk menuntut ilmu meninggalkan ibunya seorang diri. Seharusnya ia pulang satu tahun yang lalu, tetapi terhalang oleh ongkos yang terbilang mahal.
Bekerja sebagai montir ternyata tidak cukup dimana uang yang didapat ia gunakan untuk keperluan sehari-hari dan dikirim kepada ibunya.
Nomor kontak yang bertuliskan 'My Mom' pun ia tekan.
Terhubung.
Saling menyapa satu sama lain mengawali percakapan antara ibu dan anak itu.
"Maaf, Bu, Ge belum bisa pulang. Nanti kalau uangnya sudah cukup, Ge cepet-cepet pulang, kok," kata Darren pada sambungan telepon.
"Iya, Nak, tidak apa-apa. Lebih baik uangmu simpan, jangan kirim ke Ibu terus. Ibu, kan, bisa kerja di sini," ungkap Rossi Sawitri --ibu Darren.
"Ge mohon, Ibu jangan kerja jadi buruh cuci lagi atau apalah. Sudah kewajiban Ge untuk nafkahin Ibu. Kalau uang yang Ge kirim kurang, Ibu harus bilang, ya?"
"Cukup, Nak. Sangat cukup. Dan soal pekerjaan, kamu tau sendiri kalo Ibu diam di rumah saja, badan Ibu suka pegel-pegel, Ge."
Darren hanya pasrah mendengar alasan Rossi, karena ia sangat tahu bagaimana sifat sang ibu. Obrolan berlangsung lama.
Darren menepuk kening saat melihat jam di dinding sambil berkata, "Mati!"
"Mati? Siapa yang mati, Ge?" tanya Rossi cemas.
"Anu ... itu, Bu. Ge ada janji dengan seseorang."
"Siapa? Pacarmu, ya?" goda Rossi.
Darren tersenyum. "Hehe ... iya, Bu."
Rossi mengatakan, ia sangat senang karena Darren sudah memiliki kekasih. Pun wanita paruh baya berusia empat puluh delapan tahun itu mengingatkan jika Darren harus tetap menjaga etika, jangan terpengaruh budaya barat. Darren pun menyanggupi dan berjanji akan menjaga amanat sang ibu.
Obrolan pun mereka akhiri dan sambungan telepon terputus.
"Aarrrgggh! Ya, ampun, telat lagi. Bagaimana ini?" ucap Darren sambil memilih baju yang pantas ia kenakan.
Setelah mengenakan baju yang pas, Darren bergegas pergi ke sebuah kafe yang tak jauh dari tempat tinggalnya dengan menggunakan sepeda. Ya, pria bertubuh jangkung itu menempati sebuah bengkel dimana ia bekerja yang berada di pusat kota.
***
Tiba di kafe, matanya menyisir setiap meja. Bibirnya tersungging saat melihat sang kekasih duduk di meja pojok yang tengah fokus menatap laptop.
"Maaf, Sayang. Sudah nunggu lama, ya?" sesalnya sambil menarik kursi untuk ia duduki.
Bukannya marah, si wanita menyambutnya dengan senyuman, kemudian berkata, "Tidak apa-apa, Kak. Aku juga sambil ngerjain tugas."
"Oh, iya. Katanya ada yang diomongin, apa itu?" tanya Darren.
"Ish! Gak pesen minum atau makan dulu gitu?"
Darren tersenyum, kemudian dia memanggil seorang pelayan. Mereka memilih menu makan malam. Sambil menunggu pesanan datang, Darren meminta kekasihnya untuk bercerita.
"Sebelumnya aku minta maaf, Kak. Bukan maksud aku membohongi Kakak. Sebenarnya ... aku udah dijodohin," ungkap si wanita yang bernama Thalita.
"Apa?!"
Thalita menenangkan Darren. Ia pun mulai bercerita. Sedari kecil, dirinya dijodohkan dengan anak sahabat ayahnya, yang tentu saja rekan bisnis dimana membuat gadis bernama lengkap Thalita Abimanyu merasa terkekang. Bagaimana tidak? Laki-laki yang bernama Bagas itu memiliki sifat over posesif tidak mengizinkan Thalita jauh darinya. Rasa cinta yang tulus untuk Bagas membuat Thalita bertahan. Namun, cinta itu tidak bertahan lama. Hatinya hancur berkeping setelah ia mengetahui jika ternyata Bagas adalah seorang playboy. Gadis berparas cantik, putri dari seorang pengusaha itu pun berontak. Ia memohon kepada sang ayah untuk melanjutkan pendidikan S2 di luar negeri. Sang ayah pun mengizinkan.
Darren tersenyum kecut. "Ya, sesama orang kaya itu tidak heran kalau soal jodoh menjodohkan. Lalu, kenapa di sini kamu gak cari orang kaya saja?"
"Yang perlu kamu tahu juga tentang Kakak ... Kakak itu orang miskin yang datang ke sini hanya mengandalkan beasiswa, pun dengan pendidikan S2, S3, sama ... semua mengandalkan beasiswa," lanjut Darren.
Thalita menggeleng. "Aku butuh laki-laki yang tulus sama aku. Aku butuh Kakak. Bukan pria seperti Bagas."
"Kalian sudah putus?"
Thalita menunduk. "Untuk kata putus belum terucap. Tapi, kan, yang terpenting adalah aku sudah tidak cinta lagi sama Bagas. Tapi ..."
"Apa?"
Thalita mendongak. "Sepertinya Bagas gak mau putus sama aku."
Darren terdiam. Ia menyelami hati dan pikirannya. Berpacaran dengan wanita yang sudah dijodohkan itu sudah jelas salah. Orang ketiga, itu adalah titel yang tepat untuk dirinya.
"Kak, kenapa diam? Kakak gak sayang sama aku? Kakak gak cinta sama aku? Kakak nyesel pacaran sam-"
Jari telunjuk Darren mendarat di bibir ranum Thalita membuat gadis itu terdiam. "Bisa mendapatkan cintamu saja Kakak beruntung. Sayang dan cinta ini tulus untukmu. Kamu satu-satunya wanita yang mampu membuat Kakak jatuh cinta pada pandangan pertama."
Thalita meraih tangan Darren dan mendaratkannya di pipi. "Terima kasih. Aku sayaaaang banget sama Kakak. Yang perlu Kakak tau, aku dan Bagas belum bertunangan, kok."
"Iya, sekarang belum. Tapi, besok?"
Thalita tersenyum. Ia sangat mengerti apa yang Darren takutkan. "Tidak akan pernah terjadi, Kak. Dulu, papa memang berniat menggelar pesta pertunangan, tetapi Bagas menolak."
Darren mengernyit. "Kenapa?"
"Bagas mengatakan jika dirinya tidak mau terikat. Dan sekarang sudah terjawab mengapa demikian. Yahh, mana mungkin seorang playboy, senang main perempuan terikat sama satu wanita saja."
Darren menarik napas dalam dan mengeluarkan kasar, kemudian mengangguk-anggukan kepala.
"Apa kamu yakin kita akan direstui orang tuamu?"
"Kakak ragu?"
Darren mencoba tersenyum, lalu menjawab, "Kamu bagaikan langit dan aku bumi. Duniamu sulit aku sentuh. Kita bukan hidup di dunia film atau novel yang dimana si miskin dan si kaya bisa bersatu hanya dalam sekian episode saja."
"Helooowww, Kakak ... Papa pasti melihat laki-laki mana yang baik buat aku. Papa gak mungkin biarin aku bersatu sama Bagas yang jelas-jelas dia itu suka mainin cewek. Aku yakin orang tuaku tidak memandang hal seperti itu."
Darren tersenyum, kemudian mengacak pucuk kepala kekasihnya. "Semoga kita berjodoh, ya? Apa pun yang terjadi nanti, kita hadapi bersama dan harus saling percaya."
Thalita mengangguk diiringi senyum yang mengambang dari bibirnya.
Pesanan pun datang. Mereka menikmati hidangan selagi hangat. Mulut terlihat menikmati setiap suapan yang masuk, tetapi tidak dengan isi kepala Darren. Ia merasakan sesuatu yang entah, setelah mendengar jika Thalita putri dari seorang pengusaha dan sudah dijodohkan pula. Namun, ia meyakinkan hatinya jika tidak ada yang tidak mungkin.
"Kakak hebat, ya, masih muda tapi sudah lulus S3. Cumlaude pula," puji Thalita.
Darren tersenyum. "Kebetulan."
"Iya, kebetulan Tuhan memberi otak Kakak yang sangat cerdas. Dari sekolah dasar sudah masuk kelas akselerasi dan mendapat beasiswa juga. Amazing! Pasti mama dan papa Kakak sangat bangga."
Darren berhenti menyuap. Helaan napasnya begitu jelas terdengar oleh Thalita.
"A-aku salah ngomong, ya? Ma-"
"Tidak. Ibu memang selalu bilang bangga sama Kakak," jawab Darren memotong ucapan Thalita sambil mengaduk makanan yang ada di mangkuk. "Dan untuk ayah ... ah, sudahlah, tidak usah dibahas," lanjutnya.
Melihat mimik wajah Darren, Thalita tidak berani bertanya. Dirinya sangat yakin jika sang kekasih tidak ingin disinggung perkara keluarga.
"Ya, udah, kita habiskan makanannya, Kak. Sepertinya enak semua. Kakak mau coba punyaku?" Thalita mencoba mengalihkan perhatian Darren. Tangannya terulur memegang sendok tepat di depan mulut Darren.
Darren tersenyum dan menerima suapan. Perlakuan manis seperti itu sering mereka lakukan. Bukan untuk sekadar kata romantis saja, melainkan menghibur pasangan disaat salah satu dari mereka dilanda sedih ataupun bad mood. Kedekatan selama satu tahun, rupanya membuat mereka cukup mengenal sifat, kebiasaan, bahkan segala sesuatu yang disukai dan tidak.
Jam yang melingkar di pergelangan Darren sudah menunjuk pada angka sembilan. Gegas ia mengajak Thalita pulang, tepatnya ke asrama kampus.
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
Tunangan Lena adalah pria yang menyerupai iblis. Dia tidak hanya berbohong padanya tetapi juga tidur dengan ibu tirinya, bersekongkol untuk mengambil kekayaan keluarganya, dan kemudian menjebaknya untuk berhubungan seks dengan orang asing. Untuk mencegah rencana jahat pria itu, Lena memutuskan untuk mencari seorang pria untuk mengganggu pesta pertunangannya dan mempermalukan bajingan yang selingkuh itu. Tidak pernah dia membayangkan bahwa dia akan bertemu dengan orang asing yang sangat tampan yang sangat dia butuhkan. Di pesta pertunangan, pria itu dengan berani menyatakan bahwa dia adalah wanitanya. Lena mengira dia hanya pria miskin yang menginginkan uangnya. Akan tetapi, begitu mereka memulai hubungan palsu mereka, dia menyadari bahwa keberuntungan terus menghampirinya. Dia pikir mereka akan berpisah setelah pesta pertunangan, tetapi pria ini tetap di sisinya. "Kita harus tetap bersama, Lena. Ingat, aku sekarang tunanganmu." "Delon, kamu bersamaku karena uangku, bukan?" Lena bertanya, menyipitkan matanya padanya. Delon terkejut dengan tuduhan itu. Bagaimana mungkin dia, pewaris Keluarga Winata dan CEO Grup Vit, bersamanya demi uang? Dia mengendalikan lebih dari setengah ekonomi kota. Uang bukanlah masalah baginya! Keduanya semakin dekat dan dekat. Suatu hari, Lena akhirnya menyadari bahwa Delon sebenarnya adalah orang asing yang pernah tidur dengannya berbulan-bulan yang lalu. Apakah kesadaran ini akan mengubah hal-hal di antara mereka? Untuk lebih baik atau lebih buruk?
BERISI ADEGAN HOT++ Leo pria tampan dihadapan dengan situasi sulit, calon mertuanya yang merupakan janda meminta syarat agar Leo memberikan kenikmatan untuknya. Begitu juga dengan Dinda, tanpa sepengetahuan Leo, ternyata ayahnya memberikan persyaratan yang membuat Dinda kaget. Pak Bram yang juga seorang duda merasa tergoda dengan Dinda calon menantunya. Lantas, bagaimana dengan mereka berdua? Apakah mereka akan menerima semua itu, hidup saling mengkhianati di belakang? Atau bagaimana? CERITA INI SERU BANGET... WAJIB KAMU KOLEKSI DAN MEMBACANYA SAMPAI SELESAI !!
18+, hampir tiap bab memiliki unsur kedewasaan, jadi tidak di peruntukan pembaca di bawah 18 tahun ke bawah. Cerita ini berlatar belakang seorang mahasiswa yang memiliki prestasi cukup lumayan. Iapun hanya seorang pria yang memiliki perekonomian yang tidak terlalu mendukung, namun bisa melanjutkan pendidikannya di salah satu kampus ternama, di karenakan ia memiliki kecerdasan hingga dia bisa mendapatkan beasiswa. Awalnya ia tak pernah menyangka kalau dirinya akan menjadi pria yang di lirik banyak wanita, berhubung parasnya tidak terlalu mendukung. Namun sepeninggalnya sahabat terbaiknya, di saat itulah dia mendapatkan semuanya.
Tiga tahun yang lalu, Erina melahirkan bayi kembar tiga. Namun hanya satu yang selamat - itulah yang diberitahukan kepadanya. Untuk mewarisi harta warisan ibunya, Erina terpaksa menikah dengan seorang programmer komputer yang miskin namun tampan. Setelah menikah dengan pria misterius ini, ia mulai curiga .... Selama tiga tahun tersebut, dia tidak pernah berhubungan seks dengan pria lain, tetapi dia hamil.... Dia juga menemukan bahwa dia memiliki anak lain yang masih hidup .... Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa suaminya yang "miskin" terlihat seperti konglomerat yang dia lihat di TV?
Zain, seorang pengusaha terkenal yang terlihat muda di usianya yang mendekati empat puluh. Ia adalah seorang pria yang nyaris sempurna tanpa cela. Namun, tidak seorang pun yang tahu. Lima tahun yang lalu pasca menyaksikan pengkhianatan istrinya, Zain mengalami kecelakaan tragis. Dampak kecelakaan itu ia mengalami disfungsi seksual. Demi harga dirinya, Zain menjaga aib itu rapat-rapat. Namun, hal itu dimanfaatkan Bella untuk berbuat semena-mena. Kecewa karena Zain tidak mampu memberinya kepuasan, Bella bermain gila dengan banyak pria. Zain tidak berkutik, hanya bisa pasrah karena tidak ingin kekurangan dirinya diketahui oleh orang banyak. Namun, semuanya berubah saat Zain mengenal Yvone, gadis muda yang mabuk di kelab malam miliknya. Untuk pertama kalinya, Zain kembali bergairah dan memiliki hasrat kepada seorang wanita. Namun, Yvone bukanlah gadis sembarangan. Ia adalah kekasih Daniel, anak tirinya sendiri. Mampukah Zain mendapatkan kebahagiaannya kembali?