Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / PERNIKAHAN KONTRAK TUJUH MILIAR
PERNIKAHAN KONTRAK TUJUH MILIAR

PERNIKAHAN KONTRAK TUJUH MILIAR

5.0
41 Bab
2.2K Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

"Akhirnya kau menemuiku di kantor ini. Aku tidak menyangka. Oh ya, bagaimana dengan lukamu itu?" tanyanya dengan melihat bibirku. "Oh, ya ini sudah lumayan lebih baik," jawabku tersenyum manis. Aku berusaha untuk tetap tenang. "Maaf, aku lupa berkenalan. Siapa namamu?" "Namaku Selena Watson," ucapku dengan singkat. "Selena, menurutku nama itu tidak cocok untukmu," ucap Cristian membuatku ingin sekali memukulnya. Tapi aku berusaha menahan emosi. "Apa kau hanya ingin menghinaku?" tanyaku dengan wajah jutek. "Oke, maafkan aku dengan leluconku itu," ucap Cristian dengan tertawa kecil. tapi sungguh aku sama sekali tidak tertawa dengan leluconnya itu. "Oke ,baiklah. aku akan memberikanmu pekerjaan. karena aku tahu kau sangat membutuhkan uang. Kurasa kau mempunyai hutang Lima ratus ribu dolar. Benarkah itu?" "I-iya benar." Ucapku singkat dan meneruskan ",aku sangat malu pertengkaran aku dengan mantan pacarku harus terdengar oleh beberapa orang saat di restoran hotel. Ya itu semua karena aku sangat emosi saat itu," "Baiklah, aku bisa memberikanmu lebih dari lima ratus ribu dollar. Tapi kau harus melakukan pekerjaan dengan baik," ucap Cristian dengan tegas. "Ya tentu saya akan melakukan pekerjaan dengan baik. Karena sejujurnya saya sangat membutuhkan pekerjaan. Apapun akan saya lakukan, selama itu legal," ucapku dengan tegas. pasti wajahku terlihat putus asa sekali. Tapi bagaimana jika dia menyuruhku untuk membunuh orang? Atau dia akan memperdagangkan aku? Dan aku hanya memberinya persetujuan . Ya ampun itu buruk sekali. "Menikahlah denganku, selena."

Bab 1 MALAM YANG SULIT

Mungkin menurut orang-orang, ini adalah tempat yang paling menyenangkan. Tapi tidak bagiku. Bar yang paling disukai di new York ini sangatlah ramai. Hiruk pikuk orang -orang dan bau alkohol sangat terasa. Perjudian geng motor serta bau rokok membuatku ingin sekali berteriak.

Sialnya hari ini ada salah satu karyawan yang tidak bisa hadir. Itu menjadikan aku semakin sibuk.

Sebenarnya hari ini aku terpaksa bekerja shift malam. Karena harus membayar sewa rumah. Bulan ini aku yang harus membayarnya. Karena pacarku sudah memenuhi kebutuhan makan harianku. Ya, kami berdua tinggal bersama sudah satu tahun.

"Hai gadis cantik! Lihatlah meja nomer 8! Saya meminta root beer Texas lima gelas! Kenapa Tidak ada satupun!" suara keras itu membuatku kesal.

Aku segera menuju ke meja itu sambil membawakan apa yang mereka minta. Sialnya aku terlalu cepat melangkah hingga menabrak seorang geng motor.

Gelas pecah di lantai. Itu sangat kacau sekali. Pandangan pria geng motor itu seperti ingin mencekik aku. Aku tahu jaket dengan gambar singa di belakang itu sangat di takuti disini.

"Maaf, maaf saya akan bereskan semua ini," ucapku dengan penuh rasa bersalah.

"Oh sial! Bar ini sangat buruk!" wajah pria geng motor itu sangat menyeramkan.

Kini Bos datang dengan wajah seakan ingin memakanku sampai habis.

"Selena, hari ini kau bener benar mengacaukan semuanya!"

"Pecat dia saja! Dia itu karyawan yang lambat dan ceroboh!" ucap geng motor yang merupakan pelanggan di bar ini.

Aku menunduk mendengar ucapan itu. Mataku berkaca kaca sekarang. Hatiku benar benar kacau.

"Selena! Kau benar benar karyawan bodoh! Aku memecatmu sekarang juga!"

"Tolong, jangan pecat saya! Saya harus membayar sewa rumah," ucapku dengan nada memohon.

"pergi sekarang juga! Kemasi barang barangmu sekarang! Aku tidak akan membiarkan bisnis ini rusak karena kau!" ucap bosku dengan nada tinggi.

Aku berusaha memohon dengan berlutut kepadanya . Tapi dia malah menendangku dengan kasar. Hingga pelipisku terluka. Orang orang di sekitarku malah menertawakan kejadian yang aku alami.

Aku keluar dari bar itu dengan mengumpat. Aku harap bar itu akan terbakar secepatnya. Sialan bos itu benar benar gila.

Aku bingung harus berbuat apa lagi sekarang. Pekerjaan satu satunya hilang. Aku bingung harus bekerja dimana lagi.

Sampai di depan pintu rumah. Aku membuka kunci dengan cepat. Berharap Cody memelukku Karena aku sedang tidak baik-baik saja.

"Cody sayang, aku pulang," ucapku sambil berjalan mencari sosoknya.

Mataku membelalak saat melihat kamarku yang berantakan. Apa ada pencuri disini? Lemariku juga sangat kacau. Bahkan kalung berharga pemberian ibuku juga hilang.

Barang barang milik pacarku juga tidak ada. Baju, koleksi sepatu dan laptopnya tidak ada sama sekali. Kulihat dapur yang begitu berantakan. Ingin rasanya berteriak. Di atas meja dapur ada gelas susu yang kotor lalu di bawahnya ada sebuah kertas. Aku membacanya dengan hati yang berdebar.

"Maafkan aku Selena. Tapi kita memang harus segera berpisah. Aku muak menjalin kasih dengan perempuan miskin sepertimu. Kau selalu membuat hidupku susah. Jangan cari aku lagi. Anggap saja kita tidak pernah bertemu," tanganku bergetar membaca surat ini.

Aku hancur sekali. Tanganku segera melepar gelas kaca ke lantai dengan emosi yang memuncak. Tiba tiba saja suara telfon berbunyi. Aku rasa itu tagihan uang sewa rumah.

"Halo maaf aku belum bisa melunasi uang sewa rumah. Berikan aku waktu," ucapku dengan cepat.

"Ya Ampun! Malang sekali nasibmu. Hei bodoh! Aku menelpon dari pinjaman. Apakah kau perempuan yang bernama Selena Watson?"

"Benar, aku selena Watson. Ada apa sebenarnya? Aku merasa ini pasti salah,"

"Kau adalah penjamin Cody Simpson. Semua panggilan dan tagihan di arahkan kepadamu. Jadi kau harus membayar semua hutang,"

"Maksudmu Cody meminjam uang dengan cara mengatasnamakan aku?" tanyaku dengan pelan.

"Iya kau benar sekali Bu. Tolong lunasi hutangnya,"

"Berapa yang harus saya bayar?"

"Lima ratus ribu dollar,"

"seberapa cepat saya harus membayarnya?" Tanyaku menelan ludah.

"Tiga Minggu dari sekarang. Tolong segera di lunasi. selamat malam," bunyi bip terdengar dan aku hanya bisa mematung dengan mata berkaca kaca.

Pagi harinya aku terbangun dengan sangat buruk. Suara dobrakan Pintu membuatku terbangun. Aku berjalan dengan malas lalu membuka pintu.

"Jam berapa ini selena? Harusnya kau bangun lebih awal!" pemilik rumah melihat rambutku yang berantakan sekali. Semalam memang sangat kacau dan aku memang sangat berantakan sekarang.

"Sekarang kau pergi saja dari rumah ini! Aku tahu kau pasti tidak bisa membayar sewa rumah kan? Heh, dasar gadis pemalas. Sudahlah, aku muak denganmu. Kau Kemasi semua barangmu sekarang juga. Aku akan kesini satu jam lagi. Cepat lakukanlah!" Bentak patty dengan mata melotot.

"Tolonglah Bu patty. Beri aku waktu satu bulan lagi. Aku janji pasti akan membayar uang sewa rumah ini," ucapku dengan wajah memohon.

"Oh tidak, aku benci wajah itu. Kau sungguh miskin. Sudah cepat Kemasi barangmu!" ucap Bu patty lalu berbalik dan pergi dengan cepat.

"Sial! Dasar gendut!" ucapku dengan lirih. aku hanya bisa mendengus kesal.

Kini aku berjalan sambil membawa koper. Sebenarnya aku bingung harus pergi kemana. Jadi aku pergi saja ke taman. Aku duduk di kursi dengan pikiran kacau. Berharap ada keajaiban datang dan aku bisa hidup dengan nyaman.

Saat aku baru saja bersender dari kursi tiba tiba mataku menangkap keberadaan pacarku. Ya ampun dia sedang bersama perempuan di dalam mobil.

Mereka sedang bermesraan. Aku tidak bisa membiarkan mereka bahagia di atas penderitaanku.

Tanganku menggedor gedor kaca mobil dengan keras. Wajahku begitu marah sekali.

"Keluar kau Cody! Dasar pria tidak tahu diri! Keluar sekarang juga!" Teriakku dengan lantang membuat pejalan kaki menyororti wajahku.

"Sial!" Cody membuka pintu dengan wajah meledak.

"Hei! Kau sekarang bukanlah pacarku. Jadi pergi saja kau dari hadapanku!" ucap Cody dengan keras.

"Cody? Bagaimana bisa kau melakukan itu kepadaku? Dulu Kau mengatakan kepadaku jika kau sangat mencintai aku. Kau juga berkata jika akan menikahi aku. Tapi kenapa kau pergi dengan wanita jelek itu, hm?"

"Jangan asal bicara kau!" Cody mendekat ke wajahku.

"Kau itu perempuan tidak berguna. Kau itu hanya seorang karyawan di bar. Gajimu itu sedikit. Kau sungguh miskin dan jelek!"

Aku menatap wajahnya dengan rasa marah di dalam dada. Dia berani sekali memaki aku di depan umum.

"Bagaimana dengan hutangmu cody? Kau yang berhutang, kenapa harus aku yang membayarnya? Kau jahat sekali cody!" Ucapku dengan berteriak. Aku tidak malu sama sekali.

"Ayo sayang, kita pergi saja dari sini," ucap wanita yang ada di dalam mobil.

Mereka berdua mengendarai mobil dengan cepat . Sementara aku melihat kepergian mobil itu hanya bisa terdiam seperti patung. Cody benar benar menghancurkan aku.

"Ya Tuhan? Bagaimana caranya untuk membayar hutang lima ratus ribu dollar?"

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Rilis Terbaru: Bab 41 RUMAH   03-05 16:05
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY