/0/16479/coverbig.jpg?v=e86f6f23c39a5a1c962fd010f0c5691f)
Perjalanan rumah tangga pasangan suami istri Syafitri dan Guntur yang mengalami ujian sedari awal tahun pernikahan mereka. Ujian tersebut tidak lain datangnya dari keluarga Guntur sendiri yang selalu turut campur dan suka memprovokasi putra mereka. Semakin hari bukannya berubah ke arah yang baik justru sikap Guntur semakin menjadi karena ulah hasutan dari ibu dan juga saudaranya. Fitri yang selama ini mencoba untuk bersabar, akhirnya memilih menyerah dan memilih untuk mundur dari pernikahannya bersama dengan Guntur. Fitri dan Guntur memilih jalan masing-masing dan kebahagiaan mereka sendiri. Apakah nasib baik menyertai Fitri ataukah Guntur? Next baca cerita selengkapnya dengan judul buku AKU MUNDUR, MAS!
Aku Mundur, Mas!
#1
...
Click
Bunyi pemberitahuan dari mobile banking yang ada dilayar gawaiku, yang mana tertulis sejumlah nominal yaitu 5.500.000, dari uang tabungan yang selama ini aku dan suamiku kumpulkan.
Tercengang.
Bagaimana mungkin, uang yang bertahun-tahun kami kumpulkan dan jika aku ingat-ingat jumlah terakhir ketika aku mencetaknya di buku ATM milikku adalah 60.500.000.
"Ada yang tidak beres sepertinya, pasti ada hubungannya dengan keluarga mas Guntur!" gumamku.
Tangan ini masih bergetar memegangi kartu ATM, degupan kencang sangat terasa hingga menimbulkan guncangan naik turun pundak ini, sampai-sampai putri kecil yang masih tertidur dalam gendonganku ini terbangun, karena kerasnya suara deruan napas yang memburu.
Segera aku lajukan motor yang kukendarai dengan kecepatan lebih dari biasanya, tujuanku tidak lain adalah agar bisa segera sampai di rumah.
Untung saja segera aku mengetahuinya sebelum terlambat.
Akhirnya aku sampai di halaman rumah kontrakan yang selama beberapa bulan ini kami tempati.
Aku masuk ke dalam rumah, selepas mengembalikan motor yang baru aku pinjam pada tetangga sebelah rumah.
Setelah selesai aku memandikan Zaskia, putri kecilku, aku pun gegas untuk bersih-bersih usai merapikan rumah ini.
Kini saatnya aku menunggu kepulangan dari mas Guntur, laki-laki yang meminangku lima tahun yang lalu, aku Syahfitri 26 tahun. Seorang ibu rumah tangga yang terkadang ikut andil membantu suami mengumpulkan pundi-pundi rupiah demi merajut masa depan yang lebih baik lagi.
Sengaja aku mencari kesibukan dengan berbekal hobi memasakku yang diwariskan oleh ibuku sendiri.
Awalnya iseng dengan mengunggah hasil foto masakan yang baru selesai aku buat dan tetangga sekitar tempat tinggalku sebagai penguji rasa dari hasil olahan tanganku tersebut.
Akhirnya aku pun mulai memberanikan diri untuk menawarkan jasa melayani pesanan nasi kotak melalui akun biru dan hijau yang aku punya.
Dari mulut ke mulut juga dari sosial media yang aku punya. Akhirnya rasa dari masakanku itu cocok dengan lidah para konsumenku.
Karena sebagian besar dari konsumen yang memesan akan menanyakan DP untuk pesanan mereka. Karena dunia sudah canggih, mereka pun bisa lebih mudah melakukan pembebasan via transfer tanpa susah-susah keluar rumah. Oleh karena itulah aku berinisiatif untuk membuka rekening sendiri.
*
Sembari menunggu kedatangan ayah dari putriku tersebut, aku bersiap membuatkannya segelas kopi panas yang menjadi minuman favoritnya.
Tak berselang lama yang ditunggu pun sudah tiba, suara deru motor yang kukenali milik dari mas Guntur itu terdengar dari dalam rumah kami.
Seperti biasanya, aku akan menyambutnya dengan senyum manis, seperti tidak terjadi apa-apa, karena aku yakin, ia sengaja menyembunyikan hal tersebut dari istrinya.
"Assalamualaikum." Terdengar suara suamiku mengucapkan salam dari balik pintu.
"Waalaikumsalam, sudah pulang mas?" Aku menjawab salamnya.
Kusambut uluran tangannya dan menciumnya dengan takzim.
"Mas, diminum kopinya mumpung masih panas." Kuserahkan secangkir kopi yang telah kubuat beberapa saat sebelum kedatangannya.
"Kamu masak apa hari ini, Dek?"
"Aku gak masak, mas, itu di meja dapur masih ada sisa ayam bakar, sayur urap sama lalapan pesanan ibu-ibu PKK tadi pagi," Aku menyiapkan makanan untuk suamiku itu," Ini makan dulu, baru aku angetin juga."
Mendengar jawaban dariku, segera suamiku itu beranjak dari tempat duduknya. Segera ia berjalan ke arahku yang berada di dapur rumah ini.
"Ini nasinya, mas mau aku ambilin apa dulu?" Aku menyerahkan sepiring nasi dan menawarkan lauk yang ada di hadapannya.
"Campur in semuanya aja, dek. Tahu kamu masak enak hari ini, aku minta kamu buat nganter juga ke rumah ibu."
Bruak!
Ku letakkan piring berisi nasi dan lauknya di hadapan suamiku dengan kasar dan sedikit membuatnya tersentak.
Kalau yang enak-enak saja Ibu dan juga saudaranya langsung diingat. Coba dengan keluargaku. Mimpi saja gak bakalan kesampaian bisa kalau semuanya masih dal kendali ibu mertua. Lebih tepatnya mas Guntur itu pilih kasih orangnya, antara keluarganya dan keluargaku beda cara dia memperlakukan kami.
Bukan aku tak mau menghormati Ibu juga saudara-saudaranya. Melainkan merekalah yang memang tidak menginginkan diri ini dan seolah aku akan menguasai putra mereka. Aku akan bersikap sewajarnya jika memang mereka pun berlaku wajar kepadaku.
"Ups...maaf mas, ini kesandung kaki kursi." Ucapku ngeles, aku dapati tatapan melotot dari suamiku itu. "Mas bilang apa tadi?" aku ingin ia mengulangi ucapannya.
"Itu loh, kalo kamu masak enak, mbok ya ingat sama ibu, kamu sisihin kek, biar aku antar ke rumahnya." Ucapnya dengan santai sambil menikmati hidangan dipiringnya.
"Itu kan pesanan orang, mas, jadi aku masaknya juga ya sesuai dengan jumlah yang dipesan, dan disesuaikan sama ada budgetnya, mana ada sih orang berbisnis itu punya cita-cita buat rugi." Ucapku sewot menanggapi perkataan suamiku.
"Iha...kok kamu perhitungan, itu kan ibu aku, berarti ibu kamu juga, kasih ke orang tua itu sama dengan menabung pahala." Dia berucap dengan mulut penuh makanan yang dikunyahnya.
"Iya, nanti, nunggu bulan depan, nunggu kamu gajian dulu, ntar aku masak in, kamu bawah tuh ke rumah ibumu, biar saudara-saudaramu juga gak perlu repot-repot masak dan ngeluarin uang belanja." Ucapku sewot dan seolah-olah meninggikan keluarganya itu.
"Nah gitu dong, kan keluargaku berarti keluargamu." Aku menanggapinya dengan menyebutkan bibirku ini.
Selesai makan, dan aku membersihkan bekas makan dari suamiku, kususul dia untuk masuk ke dalam kamar. Kulihat dia mencium pipi gembil putri kami yang terlelap setelah kumandikan dan kuberi makan tadi.
"Mas, kartu ATM kita, kamu simpan di dompetmu?" tanyaku ketika ia hendak meletakkan celana yang tadi dipakainya kerja.
"Iya, dek, aku yang bawah, memang ada apa?" tanyanya tanpa ada sedikit pun rasa bersalah.
Aku mencari cara untuk bisa mendapatkan kartu ATM-ku yang dibawa olehnya.
Bukan tanpa alasan aku menyarankan begitu saja benda yang berisi uang hasil kerja kerasku itu kepadanya. Aku berpikir karena kami adalah suami istri yang tak harus menutupi sesuatu dari pasangan kita. Termasuk juga ATM yang dipegang oleh mas Guntur.
Tidak hanya uang hasil penjualan makanan milikku. Di situ juga terdapat sebagian dari gaji suamiku yang tujuan kami akan pergunakan untuk keperluan masa depan kami, termasuk untuk biasa pembangunan rumah impian kami berdua.
"Mas di situ kan ada tabungan kita yang jumlahnya juga lumayan, kalo kamu simpan di dompetmu, terus dompetmu ada yang mengambilnya, gimana nasib kita, kan otomatis pencurinya bisa menguras habis isi dalam kartu ATM itu." Mendengar ucapanku, seketika air muka suamiku berubah, dia nampak gugup dan menyembunyikan sesuatu dariku.
"Eh-anu, aku hati-hati kok menyimpannya." Ucapnya sambil menggaruk kepalanya yang kurasa tidak gatal.
"Ya, sudah mas mandi dulu sana, bau asem."
Sesaat sebelum suamiku beranjak menuju kamar mandi, aku sengaja mengawasinya saat dia menyimpan di mana dompetnya, sengaja aku berpura-pura sibuk dengan gawaiku. Selain berjualan makanan secara online aku juga berjualan online segala macam kebutuhan fashion para kaum hawa, seperti baju, kerudung, tas dan kosmetik yang memiliki standar BPOM.
Setelah kurasa, mas Guntur sedang sibuk dikamar mandi, cepat-cepat aku menuju tempat di mana suamiku itu meletakkan dompetnya, segera aku bukan dompetnya dan ku ambil apa yang ku cari, yaitu kartu ATM ku yang di jadikan santapan pesta oleh keluarga suamiku.
Sebelum ia selesai dari mandinya, segera aku rapikan dompet tersebut, dan meletakkannya seperti semula.
Untung saja aku masih bisa mengamankan sedikit dari sisa tabungan yang entah ke mana arahnya ia digunakan.
Aku sudah mempunyai rencana untuk itu, setelah sekian lama dan tekat yang sudah bulat, akan aku buat perhitungan untuk mereka semua.
Mungkin mas Guntur pun keluarganya tidak akan pernah mengira bahwa aku akan mengetahui permainan mereka di belakangku. Sebenarnya sudah ada kecurigaan sebelumnya namun tak bisa asal menuduh sebelum adanya bukti yang kutemukan. Tuhan maha adil akhirnya aku diberi-Nya petunjuk.
Aku memang baru saja memasang aplikasi mobile banking karena dirasa perlu. Dan salahku memang tidak sedari awal pembuatan buku tabungan. Dan memang ternyata benar. Aku bisa mengetahui kecurangan atas tabunganku melalui aplikasi yang telah terpasang di ponsel milikku ini.
Akun: Muninggar88
Judul : Aku Mundur, Mas!
Maharani terpaksa harus bertukar peran dengan sang suami yakni Rudi. Karena masalah ekonomi dan juga karena musibah yang baru saja dialami oleh suaminya membuat Rudi dan keluarganya memaksa sang istri untuk mengantikan tugasnya sebagai tulang punggung keluarga. Maharani dipaksa untuk menjadi tenaga kerja wanita di negeri orang karena iming-iming gaji yang besar. Maharani harus menelan pil pahit akibat ulah dari Rudi yang tega berkhianat dan juga menipu istrinya sendiri. Maharani juga harus merelakan putra semata wayangnya itu untuk pergi selamanya karena kesalahan dari keluarga suaminya sendiri. Sebuah rencana telah Rani siapkan untuk memberi pelajaran kepada orang yang sudah menyakiti hatinya itu.
Dokter juga manusia, punya rasa, punya hati juga punya birahi
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
"Tanda tangani surat cerai dan keluar!" Leanna menikah untuk membayar utang, tetapi dia dikhianati oleh suaminya dan dikucilkan oleh mertuanya. Melihat usahanya sia-sia, dia setuju untuk bercerai dan mengklaim harta gono-gini yang menjadi haknya. Dengan banyak uang dari penyelesaian perceraian, Leanna menikmati kebebasan barunya. Gangguan terus-menerus dari simpanan mantan suaminya tidak pernah membuatnya takut. Dia mengambil kembali identitasnya sebagai peretas top, pembalap juara, profesor medis, dan desainer perhiasan terkenal. Kemudian seseorang menemukan rahasianya. Matthew tersenyum. "Maukah kamu memilikiku sebagai suamimu berikutnya?"
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
"Bagaimana mungkin seorang dokter spesialis kesuburan justru mandul?!" Felicia Hera adalah seorang dokter yang sudah berhenti bekerja semenjak menikah dan fokus mengabdi kepada suaminya. Namun, Felicia tidak kunjung dapat memberikan anak hingga suaminya berselingkuh dengan wanita lain. Dia bahkan menceraikan Felicia. Pada saat yang sama, Felicia kembali meniti karir kedokterannya dan pasien pertamanya justru mengajak Felicia untuk berhubungan demi membuktikan kesuburan Felicia. Hingga tepat setelah melakukannya, Felicia menghilang. Lima tahun kemudian, Felicia kembali ke tanah air membawa seorang anak perempuan yang cantik jelita. Hingga masalah datang saat ternyata direktur di rumah sakit barunya adalah ayah dari anaknya! Bagaimana Felicia menyembunyikan identitasnya? Tahukah dia, bahwa pria dingin itu telah memburu Felicia selama lima tahun terakhir?