Maksud hati menikah untuk mendapatkan keturunan karena kekasih nya yang tidak mau melahirkan dengan alasan takut badannya melar, tapi belum sampai keinginan itu tercapai justru sudah ketahuan oleh istrinya dan menyusun rencana sendiri untuk membuat suaminya menyesal. Setelah kepergian istrinya dengan membawa janin yang berada dalam kandungannya. justru rahasia kekasih nya terbongkar yang mana kekasihnya menyimpan sebuah rahasia besar di belakangnya. Patah hati dikhianati justru menimbulkan rasa baru yang baru di sadari dan berniat mencari istrinya dan berusaha untuk mendapatkan maafnya serta memperbaiki hubungan yang sejak awal tidak baik-baik saja. Setelah pertemuan kembali dia menyembunyikan bayinya dan mengatakan dirinya keguguran untuk mengetes keseriusan lelaki yang pernah menoreh luka di hatinya.
"Saya menikahi dia hanya untuk mendapatkan keturunan saja, bukan karena saya mencintai dia,"
Jantung Viona berdetak kencang di balik pintu saat mendengar obrolan yang dia dengar dalam ruang kerja suaminya itu.
Ternyata selama ini suaminya tidak pernah tulus akan hubungan pernikahan yang mereka jalani, hanya memiliki niat tersendiri yang menguntungkan dia saja.
"Setelah anak saya lahir, dia akan saya ceraikan,"
Lagi-lagi hati Viona semakin sakit mendengar perkataan selanjutnya.
"Kalian pasti tau siapa yang saya cintai,"
Air mata Viona berjatuhan menahan suara agar tidak ada yang tau.
"Tapi kamu akan sangat menyakiti dia jika dia tau hanya di jadikan permainan,"
Viona bertahan di sana karena ingin mendengar lebih jauh lagi rahasia apa yang di sembunyikan darinya walau sakit di dada sudah sangat terasa mencekam.
"Dunia ini memang kejam,"
Viona tersenyum getir sambil mengelus perutnya yang sudah mulai membuncit.
Usia kehamilan dia baru dua bulan.
"Jika kamu tidak mencintainya buat apa di nikahi? Lebih baik nikahi kekasih kamu itu,"
Teman Kenzo tidak habis fikir sama isi otak Kenzo.
Mereka tau jika Viona adalah wanita baik dan sangat di sayangkan jika harus di sakiti seperti ini.
"Jika kamu merasa kasihan, setelah anak itu lahir silahkan pungut dia,"
Tanpa rasa bersalah Kenzo berucap.
Menyuruh temannya memungut istri yang sejak awal tidak pernah di inginkan.
Memangnya Viona itu barang bekas yang jika sudah tidak di butuhkan bisa di buang sesuka hati.
"Kamu jangan terlalu kasar Kenzo, ingat karma itu ada,"
Teman Kenzo memperingati laki-laki itu agar tidak terlalu jauh menyakiti wanita yang tidak bersalah sama sekali.
Walaupun dia bukan orang baik, tapi untuk menyakiti wanita dia tidak berani sebab selalu ingat memiliki mama dan adik perempuan.
Takut karma perbuatan dia ke orang terdekatnya.
"Kalian jangan berlagak suci, bukannya wanita jika di kasih uang akan menurut,"
Kenzo sangat yakin sekali jika saat menceraikan Viona nanti, wanita itu akan menurut jika di beri uang yang banyak.
Bukankah wanita memang mata duitan, fikir Kenzo.
"Jika kamu tidak mencintainya buat apa menikahi hingga hamil? Kamu bisa memiliki anak bersama kekasih kamu,"
Mereka berdua tau jika Kenzo memiliki kekasih yang katanya begitu di cintai.
Jadi buat apa anak dari rahim wanita lain, dia bisa menikahi kekasihnya.
"Dia tidak ingin melahirkan apa lagi badannya sampai melar, jadi karena saya begitu mencintai dia saya akan menuruti apa mau dia,"
Teman Kenzo tidak tau apa yang harus dilakukan lagi.
Harus dengan apa memperingati temannya ini?.
Kenzo bahkan sampai tidak memikirkan perasaan istrinya sekarang dan lebih mementingkan perasaan perempuan yang masih menjadi kekasihnya padahal sebagai laki-laki dia harus bertanggung jawab bukan malah berniat menyakiti hati istrinya secara sengaja.
"Itu adalah alasan yang sangat konyol, di zaman yang serba canggih seperti ini sangat mudah untuk mengembalikan badan seperti anak gadis lagi,"
Mereka tetap tidak terima alasan yang diberikan oleh Kenzo sebab bukankah seorang wanita itu kodratnya hamil dan melahirkan serta menyusui.
Jika hanya karena takut badan melar dia bisa pergi melakukan perawatan agar bentuk tubuh tetap ideal.
"Tapi saya sangat mencintainya jadi akan melakukan apapun untuk kebahagiaan dia,"
Kenzo tetap pada pendirian dan tidak mau disalahkan.
Dia tetap menghargai keinginan kekasihnya dari pada memikirkan perasaan wanita yang sudah dia nikahi.
"Terserah kamu, semoga kamu cepat sadar dan cepat minta maaf sebelum Viona mengetahui semuanya,"
Mereka tidak bisa berkata banyak lagi.
Kenzo sudah dibutakan cinta jadi sulit untuk disadarkan.
Biar karma yang membuat dia menyadari kesalahannya.
"Atau tunggu saja saat Viona tau dan dia pergi jauh,"
Sangat menyayangkan sekali nasib Viona.
"Dia tidak akan tau jika kalian tidak buka mulut,"
Kenzo sudah lama menyimpan rahasia ini dan baru sekarang dibahas sama temannya.
Cukup lama mereka didalam dan setelah itu baru berpamitan.
Malam hari..
"Kamu lagi apa?"
Kenzo menghampiri Viona yang tampak sedang melamun sambil memegang gelas yang berisi susu ibu hamil.
"Tidak, hanya menunggu susu ini hangat,"
Viona tidak bisa mengatakan apa yang difikirkan.
Jika biasanya akan jujur tapi beda dengan sekarang.
Viona lagi memikirkan langkah apa yang akan diambil kedepan.
Setelah menguping obrolan Kenzo tadi sore membuat Viona harus pura-pura tidak tau.
"Kapan periksa kandungan lagi?"
Kenzo mengusap perut yang sudah terasa membuncit itu.
"Minggu depan,"
Sekarang Viona baru sadar jika perhatian Kenzo selama Ini karena ada tujuan, bukan tulus.
Viona merasa dibodohi selama ini.
Tapi setidaknya ini belum terlambat.
"Nanti aku akan atur jadwal lagi, aku tidak sabar untuk mengetahui jenis kelaminnya. Semoga laki-laki,"
Viona hanya memaksa senyum.
Pantas sejak tau dia hamil Kenzo sangat berharap anaknya laki-laki ternyata untuk di jadikan pewaris.
"Kalau kamu sibuk aku bisa pergi sendiri,"
Viona sudah berencana untuk menyembunyikan jenis kelamin anaknya.
Rasanya Viona tidak akan pernah rela anaknya besar ditangan orang lain.
Dia ibunya jadi harus dia juga yang menyaksikan tumbuh kembang anaknya.
"Aku bisa meluangkan waktu,"
Kenzo tetap ingin ikut.
Viona tidak bisa menolak, tapi sejak tau kebenaran tadi sore Viona sudah tidak ada rasa bahagia karena dapat perhatian dari Kenzo.
Sudah terasa hambar.
"Ayo kita tidur, ibu hamil tidak baik tidur larut malam,"
Kenzo mengajak Viona menuju kamar yang selama beberapa bulan mereka tempati bersama.
Viona tidak menolak sentuhan tangan Kenzo berikan, tidak mau membuat laki-laki itu curiga.
Viona harus bersikap biasa saja.
Di tengah malam.
"Haus sekali,"
Viona bangun dari tidurnya, lalu menoleh ke samping tempat Kenzo tidur.
"Kemana dia tengah malam begini? Mungkin kekamar mandi,"
Viona berfikir positif, mungkin Kenzo sedang buang air.
"Kok habis!"
Viona melihat gelas sudah kosong diatas meja samping tempat tidur.
Karena tidak bisa menahan Viona memilih mengambil air ke dapur.
Lampu rumah mereka sudah banyak dimatikan dan hanya di beberapa sudut masih menyala termasuk dapur.
"Baru lega,"
Viona sampai di dapur dan langsung minum.
Tidak lupa Viona membawa air karena sejak hamil dia sering minum tengah malam.
Entah apa yang Viona fikirkan dia melangkah ke arah ruang kerja Kenzo.
Hingga langkah Viona terhenti saat mendengar suara seseorang.
"Kamu tenang sayang, aku janji setelah anak kita lahir dia akan aku usir dari kehidupan kita dan kita akan segera menikah lalu menjadi keluarga yang bahagia,"
Viona menahan air mata agar tidak jatuh dan setelah bisa menguasai diri baru dia memilih kembali ke kamar.
Terlalu banyak kejutan yang dia dapatkan hari ini.
Memiliki pasangan yang tampan serta mapan membuat kita beruntung sekaligus harus ekstra menjaga, karena banyak perempuan di luar sana ingin merasakan di posisi kita dengan berbagai cara.
Cinta yang sudah lama hidup berdua bersama neneknya harus banting tulang bekerja sambil kuliah untuk biaya sehari-hari dan juga demi pengobatan sang nenek. Namun suatu hari dia di jebak oleh sang paman untuk di jual demi keuntungan sendiri tanpa gadis itu tau, apa lagi Cinta gadis yang polos dan tidak menaruh rasa curiga sama sekali. Tapi pertemuan dia dengan seorang pengusaha terkenal membuat Cinta merasa di lindungi, di tambah lelaki tampan itu sudah jatuh cinta pada pandangan pertama. Tapi hubungan mereka tidak sepolos gadis itu dan harus menghadapi berbagai rintangan serta menguji hubungan mereka dari berbagai pihak. Belum lagi dari saingan bisnis laki-laki tampan. Belum lagi keluarga neneknya yang terus mengusik Cinta serta mengalahkan gadis itu pada kesalahan yang tidak pernah dia lakukan.
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Shella memiliki masalah serius ketika keluarganya mencoba memaksanya untuk menikah dengan pria tua yang mengerikan. Dalam kemarahan, dia menyewa gigolo untuk berakting sebagai suaminya. Dia kira gigolo itu membutuhkan uang dan melakukan ini untuk mencari nafkah. Sedikit yang dia tahu bahwa pria tersebut tidak seperti itu. Suatu hari, dia melepas topengnya dan mengungkapkan dirinya sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Ini menandai awal dari cinta mereka. Pria itu menghujaninya dengan semua yang dia inginkan. Mereka bahagia. Namun, keadaan tak terduga segera menjadi ancaman bagi cinta mereka. Akankah Shella dan suaminya berhasil melewati badai? Cari tahu!
Setelah malam yang penuh gairah, Viona meninggalkan sejumlah uang dan ingin pergi, tetapi ditahan oleh sang pria. "Bukankah giliranmu untuk membuatku bahagia?" Viona, selalu menyamar sebagai wanita jelek, tidur dengan om tunangannya, Daniel, untuk melarikan diri dari pertunangannya dengan tunangannya yang tidak setia. Daniel adalah sosok yang paling dihormati dan dikagumi di kota. Kabar tentang petualangan romantisnya beredar, beberapa mengatakan mereka melihatnya mencium seorang wanita di dinding dan yang lain menyebutnya gosip. Siapa yang bisa menjinakkan hati Daniel? Kemudian, yang mengejutkan, Daniel ketahuan membungkuk untuk membantu Viona mengenakan sepatu, semata-mata demi mendapatkan ciuman darinya!
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Ketika Nadia mengumpulkan keberanian untuk memberi tahu Raul tentang kehamilannya, dia tiba-tiba mendapati pria itu dengan gagah membantu wanita lain dari mobilnya. Hatinya tenggelam ketika tiga tahun upaya untuk mengamankan cintanya hancur di depan matanya, memaksanya untuk meninggalkannya. Tiga tahun kemudian, kehidupan telah membawa Nadia ke jalan baru dengan orang lain, sementara Raul dibiarkan bergulat dengan penyesalan. Memanfaatkan momen kerentanan, dia memohon, "Nadia, mari kita menikah." Sambil menggelengkan kepalanya dengan senyum tipis, Nadia dengan lembut menjawab, "Maaf, aku sudah bertunangan."