Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Budak Nafsu 2
Budak Nafsu 2

Budak Nafsu 2

5.0
94 Bab
12.8K Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Kerajaan Maxwell nyaris runtuh oleh polah Anak anaknya Alfons yang kerap membuat masalah. Dendam cinta membawa mereka perang antar Mafia. Persahabatan Maxwell dan Hansen nyaris jadi pertumpahan darah dengan keluarnya Fredrick Hansen dari penjara. Tapi kekuatan Cinta Alfon dan Ayu bisa meredamnya.

Bab 1 Bertukar kebebasan

" aaaaaaahk.....!" Arimbi menggigit bibirnya menahan rasa sakit di area sensitif nya, saat daging tumpul dengan garang menerjang keperawanan nya.

Ini pertama kalinya pria itu mendapatkan perawan, selama ini hanya menikmati liang dol yang sudah tidak disegel. Ada rasa sesal kenapa bukan ia yang menikahi Arimbi. Kenapa ia harus menyerahkan Arimbi pada adik kembarnya

" Ahk tuan pelan...ahk...!" Pinta Arimbi.

Namun Pria itu tidak peduli dengan rintihan wanita yang beberapa jam lalu resmi menjadi istri adik nya.

Beberapa puluh menit berlalu sampai akhirnya Ferdi Thang melenguh diatas tubuh Arimbi Istri adiknya yang berurai air mata.

Tidak seperti ini malam pertama yang diinginkannya.

Tanpa basa basi sedikitpun, Ferdie turun dari ranjangnya, Arimbi membuang wajahnya tidak mau melihat tubuh bugil yang ia sangka suaminya.

Tak berapa lama suara pintu kamar mandi terdengar terbuka, dan harus parfum tercium.

Arimbi tetap berada di balik selimutnya, lampu kamar pun dimatikan,

Selanjutnya Arimbi hanya mendengar suara langkah menjauh dan pintu kamar terbuka lalu tertutup kembali perlahan.

Arimbi membuka selimutnya dan melihat sekeliling, gelap. Tapi ia yakin kalau suaminya sudah pergi keluar kamar.

Dengan berjingkat menahan sakit di area kewanitaan nya, Arimbi berjalan ke kamar mandi setelah mengenakan dress one peace yang dilucuti paksa oleh pria yang ia kira suaminya.

Rasa nyaman mulai dirasakannya saat tubuh nya diguyur air shower.

Beberapa menit kemudian ia pun keluar lalu mengeringkan rambutnya.

Lalu kembali ketempat tidur setelah memadamkan lampu kamar nya, melirik handphone nya baru pukul 11 malam.

Sebentar saja ia sudah terlelap.

" Ehmmmm....aaahhhhh...!" Suara desahan terdengar dari mulut Arimbi, saat ia rasakan gelatik nikmat diantara lehernya, ciuman begitu lembut ia rasakan. Tangan kokoh meremas dadanya dengan hisapan-hisapan lembut menggugah birahinya.

Arimbi membuka matanya.

Dan terkejut.

" Tuan...?" Ia melihat suaminya berada diatas tubuhnya dengan tatapan lembut.

" Sorry lama...! Habis bertemu kawan dulu....!" Ucap nya.

Belum sempat Arimbi menjawabnya, bibirnya sudah tertutup ciuman lembut.

Arimbi bingung dan senang. Ini sangat berbeda sekali dengan yang dilakukan suaminya sebelumnya yang tanpa oeemisi langsung menyeruduknya. Bahkan tan berciuman langsung menusuk liang Perawan nya.

Sentuhan kali ini begiti berbeda... Sangat lembut, walaupun masih terasa sakit tapi Arimbi merasakan cinta dalam sentuhannya.

*****

Dua minggu sebelumnya,,,

" Ayim, maafkan ayahmu nak!" Ujar Bu Ningrum sambil memeluk Arimbi putri tunggalnya yang menangis terisak dipelukan nya.

" Bukan salah ayah pernikahan ayim batal Bu, ini sudah takdir. Temani Ayin membatalkan semuanya Bu..!" Jawab Arimbi.

Malam itu menjadi malam yang paling menyakitkan, Arman datang hanya melemparkan undangan pernikahan mereka yang baru diambilnya dari percetakan.

" Mas, ini musibah. Ayah belum divonis masih pemeriksaan polisi" ujar Arimbi duduk bergeser mendekati Arman tunangan nya, Arimbi memegang jemari Arman.

Dengan kasar Arman melepaskan tangannya, lalu melepaskan cincin berlian tunangan mereka.

" Ini buat kamu saja, maafkan aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita. Keluargaku malu diomongin saudara dan tetangga." Ujar Arman.

Arimbi hanya diam saat Arman melempar kan undangan di meja dan meninggalkan dua dus undangan yang masih terbungkus rapih.

Tanpa berpamitan pada Bu Ningrum yang baru masuk ke ruang tamu, Arman melangkah keluar rumah Arimbi.

Bu ningrum memeluk putri nya yang berdiri mematung memandang keluar rumahnya dengan tatapan kosong.

" Kita lihat keadaan Ayah dipontianak Bu" ujar Arimbi sambil menatap ibunya.

" Terimakasih nak, cuma kita kekuatan ayahmu sekarang ini." Jawab Bu Ningrum menyusut air matanya.

Jam makan siang selalu padat di area food court gedung perkantoran. Seperti di The Felix , gedung tempat Arimbi mengais rezeki.

Arimbi terlihat berjalan menunduk disamping Mayang sahabat nya.

" Kita makan di luar saja Mbie,,?" Ajak Mayang menarik tangan Arimbi.

Arimbi menoleh ke arah antrian food court yang panjang sampai ke tangga keluar.

Akhirnya mereka memilih makan di warung di pinggir gedung walaupun sama saja ramai tapi masih banyak pilihan tempat yang kosong atau sekedar take a way.

Bruk

Arimbi mendongak melihat siapa yang menubruknya. Ternyata menabrak punggung Mayang yang berdiri didepannya.

" Kamu tuh Mbie dari tadi ngelamun terus, untung yang kamu tabrak Aku" ujar Mayang yang berdiri di depan Arimbi mengantri di depan pelayan warung nasi Padang.

" Maaf aku ga nyadar kalau sudah sampai May...." Jawab Arimbi tersenyum manis.

Setelah mendapat kan sepiring nasi dan lauknya keduanya duduk di bangku pelastik,makan tanpa meja di pinggir trotoar dengan teh botol dingin yang disimpan dibawah kursi plastik.

" Kamu sudah ketemu Arman?" Tanya Mayang pada Arimbi, yang dibalas dengan gelengan kepala.

"Pernikahan kalian tinggal dua Minggu lagi, kamu yakin Arman membatalkan hanya karena ayah kamu dipenjara?" Bisik Mayang, kali ini Arimbi menganggukan kepalanya.

" Lusa kamu sudah berhenti kerja, apa tidak sebaiknya kamu menghadap ke HRD dan membatalkan pengunduran diri kamu Mbie! Cari kerja susah sekarang, dan posisi kamu sekarang susah payah kamu merintisnya."

Ujar Mayang sambil mengunyah daging rendang Padang.

" Lusa aku sama ibu ke Pontianak mau lihat ayah disana." Ujar Arimbi yang hanya mengaduk makanan nya, dan Mayang dengan santai nyomotin lalap singkong yang masih utuh dipiring Arimbi.

" Nanti aku akan temui Arman, cowok kok pengecut bukanya jadi pelindung malah lari." Ujar Mayang sewot.

Selesai makan, mereka langsung bergegas kembali ke gedung The Felix dan disaat bersamaan keduanya melihat Arman yang berjalan dengan Shinta sekertarisnya keluar dari gedung The Felix dan berbuat seolah tidak melihat Arimbi yang berada tepat di samping kanannya.

Arman tunangan Arimbi satu gedung dengannya mereka beda divisi, Arman divisi marketing sedangkan Arimbi di accounting. Mereka mempunyai posisi yang bagus

sebagai manager, sesuai aturan perusahaan tidak di izinkan suami istri beda divisi salah satu harus mutasi atau mengundurkan diri.

Dan Arman meminta Arimbi mengundurkan diri dengan alasan supaya bisa lebih fokus mengurus rumah tangganya nanti, dan rencananya setelah menikah mereka akan membuka usaha online.

Namun rencana itu semua hancur setelah muncul di TV berita penangkapan penyelundupan mobil mewah yang dikemudikan oleh ayah Arimbi dari Brunei melalui Miri lalu melintasi perbatasan Indonesia Malaysia,intekong lalu Pontianak. Di Pontianak kendaraan mewah yang awalnya dengan plat nomor Brunei begitu keluar dari perbatasan intekong diganti plat nomornya menjadi nomor kendaraan plat B atau Jakarta.

Esoknya keluarga Arman melalui telpon membatalkan acara pernikahan yang seharusnya akan dilaksanakan di akhir bulan ini atau dua Minggu lagi.

Padahal foto prewedding sudah dibingkai indah, undangan sudah mulai disebarkan, catering gedung jangan ditanya lagi, semuanya sudah siap.

Tarikan tangan Mayang menyadarkan Arimbi dari lamunannya.

" Itu lift khusus ..Lu mau dipotong gaji?" Ujar Mayang menarik tangan sahabatnya ke lift sebelahnya yang masih tertutup.

Dari dalam lift khusus komisaris dan direksi keluar seorang pria tampan dengan setelan jas biru tua dengan dua orang assisten pribadi nya dengan wajah sama dingin nya.

Mayang dan Arimbi juga karyawan lainnya yang berdiri di lorong lift semuanya membungkukkan badannya hormat.

Tanpa sengaja Arimbi bertatapan dengan mata dingin pewaris tunggal kerjaan bisnis Felix.

Arimbi langsung menunduk sampai lengan nya ditarik oleh Mayang masuk kedalam lift yang sudah terbuka.

Dengan lesu Arimbi memasukan barang pribadinya kedalam kotak.

" Masih besok kamu keluar kenapa dibereskan sekarang?" Tanya Mayang.

" Biar besok tinggal pamitan ga repot bawa barang, besok kan aku balikin mobil kantor May." Jawab Arimbi dengan wajah sedihnya.

Hari ini hari terakhir Arimbi datang ke gedung the Felix setelah hampir lima tahun mengais rezeki dari gaji awal empat juta rupiah sampai gaji terakhir mencapai dua puluh lima juta rupiah dengan posisi accounting manager dengan fasilitas mobil inventaris kantor.

Arimbi harus melepaskan karir yang dibangun nya karena rencana pernikahan nya dengan Arman, namun pernikahan itu batal dengan alasan ibunya Arman tidak Sudi mempunyai besan Narapidana.

Arimbi dengan setelan span merah maroon dan blazer batik melangkah menuju ruang direktur HRD untuk berpamitan dan mengembalikan inventaris kantor yang selama ini dipergunakannya.

Saat duduk berhadapan dengan Pak Andy direktur HRD, Arimbi lebih banyak menundukkan kepalanya. Apalagi saat di lihatnya kartu undangan pernikahan nya disimpan rapih di rak oleh pak Andy yang juga seniornya dulu saat kuliah di universitas Indonesia.

" Kamu bisa kembali kerja dan the Felix, Arimbi. Tapi kalau saat ini kamu memang butuh menenangkan diri terlebih dahulu, aku bisa kasih kamu waktu sebulan." Ujar pak Andy dengan senyuman yang bijak.

" Terimakasih pak, besok saya ke Pontianak akan mengunjungi Ayah saya, " ujar Arimbi.

" Ayah kamu masih pemeriksaan kan belum di vonis hakim, saya turut prihatin dengan keputusan Arman membatalkan pernikahan kalian." Ujar pak Andy .

Kabar batal nya pernikahan Arimbi dan Arman berawal dari status WhatsApp Arman yang mengumumkan batalnya pernikahan mereka, dua hari sebelum Arman datang kerumah Arimbi.

Setelah berbincang dengan pak Andy dan menyerahkan kunci mobilnya, Arimbi berpamitan pada seluruh jajaran direksi,juga pada anak buah nya di divisi accounting.

Kali ini Arimbi berjalan tegak tidak menunduk lagi keluar dari gedung the Felix langsung masuk ke tadi online yang sudah dipesan nya.

Sampai dipontianak Arimbi dan ibunya langsung Menemui ayahnya di kantor polisi.

Dengan haru mereka berpelukan. Arimbi menatap mata ayahnya yang cekung dengan rambut yang Mulai memutih.

" Ayah ga apa-apa, kata pengacara Boss ayah tadi, ayah tidak akan ditahan. Ayah akan bisa menjadi wali dipernikahanmu nanti..." Ujar Pak Rosid ayah Arimbi sambil memegang tangan putri nya.

Arimbi tersenyum getir,,

" Pernikahan nya batal ayah, tapi itu lebih baik. Untung saja aku belum jadi istrinya." Ujar Arimbi.

Pak Rosid terperanjat mendengar pernikahan putri nya dibatalkan.

Bu ningrum menceritakan pada suaminya kalau ibu Arman tidak merestui pernikahan nya dengan alasan tidak Sudi dan malu punya besan Narapidana.

" Setelah ayah pulang nanti, ayah akan temui Arman. Kurang ajar sekali dia." Ujar pak Rosid dengan emosi.

" Ga perlu ayah, aku sudah ikhlas" jawab Arimbi..

Pengacara pak Rosid menghampiri mereka, lalu saling bersalaman.

Lalu duduk dan berbicara serius dengan pak Rosid, Arimbi dan ibunya melihat dengan khawatir.

Pak Rosid menoleh pada putrinya lalu kembali berbicara dengan pengacara itu.

Pak Rosid lalu berdiri dan berjalan mendekati istri dan putrinya lalu menarik kursi pelastik dan duduk dihadapan istri dan anaknya.

" Ayim, ayah minta maaf harus mengatakan ini." Pak Rosid mengatur nafasnya menahan tangis yang sudah sampai di kerongkongan nya membuat nya susah berbicara.

" Bicara apa ayah? Apa yang pengacara itu bilang?" Tanya Arimbi sambil memegang tangan ayahnya.

"Ancaman hukuman ayah seumur hidup, pengacara itu menawarkan ayah bisa bebas, asalkan kamu bersedia menikah dengan tuan Thang." Ucap pak Rosid dengan suara pelan.

Arimbi menoleh pada pengacara yang juga menatap nya.

" Baik, aku bersedia. Asal ayah benar-benar bebas." Jawab Arimbi.

" Ayim tapi tuan Thang mau menikahi di tanggal yang sama dengan tanggal pernikahan mu dengan Arman dan digedung yang sama" ujar pak Rosid lagi masih dengan suara pelan.

" Ga masalah mau menikah dimanapun, yang penting ayah tidak terjerat masalah hukum dan dipulihkan nama baik ayah yang sudah terlanjur tercemar dengan pemberitaan di TV." Ujar Arimbi tegas.

Pengacara itu lalu mengangguk dan mengajaknya berbincang.

Setelah sepakat Arimbi keluar dari gedung kantor polisi menuju hotel terdekat untuk istirahat sambil menunggu proses ayahnya yang menurut bapak pengacara tadi akan keluar besok pagi.

Malam nya Arimbi yang duduk didalam kamar hotelnya bersama ibunya menerima telpon dari Mayang sahabat nya.

" Mbie tau ga, Boss besar akan menikah kita semua karyawan diundang lho, nih undangan buat kamu juga ada." Ujar Mayang..

" May, kalau ada info loker kasih tau ya!" Pinta Arimbi pada sahabatnya.

" Udah lu balik aja kerja disini, lagian pak Andi juga bilang kalau kamu cuti satu bulan." Jawab Mayang.

Setelah puas berbicara video call dengan sahabat nya.

Arimbi memeluk ibunya yang berbaring.

" Bu, apa menurut ibu tuan Thang itu baik?" Tanya arimbi.

" Menurut yang ibu dengar dari ayahmu, tuan Thang itu baik, Boss besar juga baik. Hanya saja ...." Bu Ningrum berbalik menghadap Arimbi,kini mereka tidur miring berhadapan.

" Hanya saja, Tuan Thang itu mafia, dan dikelilingi oleh wanita cantik, itu yang membuat ayah mu berfikir dan ragu. Menukar kebebasan nya dengan kebebasan mu nak." Ujar Bu Ningrum mengusap kepala Arimbi.

Arimbi pun tertidur sambil memeluk ibunya.

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Rilis Terbaru: Bab 94 Menjemput Calon Istri   07-09 03:10
img
4 Bab 4 Bulan Madu
16/12/2023
7 Bab 7 Bucin
16/12/2023
15 Bab 15 Nafsu
20/12/2023
25 Bab 25 Penolakan
21/12/2023
35 Bab 35 Kesedihan
21/12/2023
37 Bab 37 Pernikahan
21/12/2023
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY