Albian di kenal mahasiswa yang berprestasi baik sopan dan ramah namu setelah kejadian itu, sifat Albian berubah sebab orang-orang di sekitarnya menganggapnya aneh.
ALBIAN dengan motor gedenya menuju ke tempat tujuan yaitu di pinggir sungai ada
seorang wanita anggun berparas cantik berambut panjang memakai dress berwarna
putih yang sedang duduk sambil memperhatikan sekitar sungai, dia adalah Ayudia wanita cantik dan feminin, Ayudia wanita yang Albian pacari sejak di bangku
SMA, Albian berniat ingin menikahi Ayudia setelah dia lulus kuliah dan
mempunyai pekerjaan tetap.
Saat
itu Albian membawa makanan favorit Ayudia yaitu Roti berisi selai coklat.
"My
Baby,... ini makanan Favoritmu..." sapa Albian pada Ayudia.
Albian
memberikan rotinya penuh rasa sayang terhadap Ayudia, lalu Albian bergabung
duduk di samping Ayudia.
"Thanks
you, My Baby " Ayudia meraih tangan Albian dengan senyumannya yang manis,
Ayudia langsung melahap roti favoritnya.
Albian
memejamkan matanya merasakan angin sore yang begitu dingin, seketika Albian
juga tersenyum melihat pacarnya yang sedang asik makan roti dengan lahap, saat
itu Albian mengambil sesuatu di bibir Ayudia.
"Makanlah
dengan pelan! Jangan terburu-buru nanti keselak, jangan seperti anak kecil yang
kelaparan" Albian penuh perhatian pada Ayudia.
Ayudia
tidak menjawab apa-apa dia hanya tersenyum. Terlihat pipinya di penuhi roti,
dia sangat lucu.
Namun
Tiba-tiba Albian jadi ingin bertanya-tanya pada Ayudia.
"Sayang,
kenapa kita selalu bertemu di tempat ini?" seketika Albian melihat sekeliling,
suasana yang amat sepi dan tenteram.
Ketika
Ayudia ingin menjawab pertanyaan Albian,
"Disini
tempat, dimana kita...." Sontak Ayudia berhenti bicara.
Karena
tiba-tiba handphone Albian berdering.
(Ringtone
handphone Albian music asli dari Handphone-nya)
Ternyata
dari Ibunya yang menyuruhnya untuk segera pulang cepat.
"kau
dimana? Ibu ingin menjelaskan sesuatu pada mu" terdengar suara ibunya dari
handphone.
"menjelaskan
tentang apa Bu?" tanya Albian yang penasaran.
"Nanti
ibu jelaskan, maka dari itu ibu menyuruh mu untuk segera pulang"
"iya
baiklah, sebentar lagi aku pulang"
"Cepat
ya, jangan lama-lama tapi nanti pulang mampir dulu beli kecap manis"
"Iya,
siap Bu"
Selesai
bicara di via telepon dengan Ibunya, Albian melanjutkan pembicaraannya dengan
Ayudia tapi...
"Bagaimana
kalau kita..." saat Albian menaruh Handphone di saku celananya dan menoleh ke
samping.
Albian
bingung dia celingak-celinguk karena Ayudia sudah tidak ada di sampingnya,
Albian menghela nafasnya!
"Seperti
biasa, pacarku menghilang, tanpa konfirmasi!" Albian menunjukkan wajah
datarnya.
Albian
mencari Ayudia di beberapa tempat namun Ayudia entah tau kemana, Tapi Albian
memberitahu kalau dia akan pulang.
"Ayudia
dimana kamu? Aku harus pulang, karena Ibu ku menyuruh ku pulang" Albian
meninggikan suaranya agar Ayudia mendengar ucapannya.
"Kemana
anak itu?..." Albian sungguh bingung.
Albian
mengeluarkan Handphone nya di dalam saku celananya untuk kirim pesan pada
Ayudia.
"Ayudia,
besok aku akan datang kembali, karena Ibu ku menyuruh ku pulang... Ingat, kamu
pulang jangan malam-malam. Jika terjadi apa-apa hubungi ku segera" isi chat
untuk Ayudia dari Albian.
Albian
pun pergi meninggalkan lokasi sungai.
***
Di
perjalanan arah pulang, Albian baru ingat, Ibunya minta dirinya untuk
membelikan kecap manis.
"hampir
saja aku lupa, ibu menyuruh ku untuk membeli kecap manis"
Albian
memberhentikan motornya tepat di depan minimarket, lalu Albian turun dan masuk
ke Minimarket itu.
***
Setelah
selesai membeli keperluannya, Albian menuju motornya namun ada seorang anak
kecil laki-laki sepertinya usianya sekitar 8 tahun yang terus menatapnya dengan
tajam dan tiba-tiba anak kecil itu mengikutinya, Albian bingung dan bertanya
pada anak kecil itu.
"kenapa,
kau terus mengikuti ku?" Albian menegur dengan nada sedikit kesal pada anak
itu.
"Paman
bisa melihat ku?" Anak kecil itu yang menjawab pertanyaan Albian yang sedikit
takjub.
Albian
bingung dengan pertanyaan anak kecil itu tapi dia jawab.
"Tidak!"
jawaban Albian berbohong.
Karena
dia tak ingin berurusan dengan anak kecil, Albian tak peduli dengan anak itu
dan dia langsung menaiki motornya.
Tapi
disaat mau siap-siap pergi, anak kecil itu tiba-tiba memegang tangan Albian.
Terlihat Anak itu merasa tak percaya dia bisa memegang tangan Albian.
"lepaskan
tangan ku" perintah Albian.
"tidak
akan aku lepaskan, kalau paman tidak menjawab pertanyaan ku?" Anak itu
bertanya-tanya yang amat penasaran, anak kecil itu menunjukan wajah polosnya.
"pertanyaan
yang mana?" Tanya Albian.
"kau
benar-benar bisa melihat ku?" tanya Anak itu.
"pertanyaan
konyol, Berhenti bicara denganku, lepaskan tangan ku dan jangan mengikuti ku...
mengerti!!" Dengan nada tegas Albian menjawab, lalu Albian pergi meninggalkan
Anak itu.
***
Ubay
nama anak kecil itu merasa bingung, dia harus kemana dan dari mana dia berasal.
Sudah
seringkali Ubay meminta bantuan pada orang-orang untuk mencari tahu tentangnya
namun orang-orang mengabaikannya. Seketika Ubay bertemu dengan Albian,
Tiba-tiba Ubay merasa Paman Albian akan membantunya untuk mencari tahu
tentangnya.
***
Sampai
di rumah, Albian membuka pintu rumahnya.
"Aku
pulang...!!" Albian melantangkan suaranya.
Ajeng
nama Ibu Albian, menyautnya dari dapur.
"kau
sudah pulang nak, mana pesanan Ibu?" Ajeng sibuk dengan aktivitasnya yaitu
memasak kesukaan Albian.
Albian
menghampiri Ibunya di dapur dan memberikan pesanan Ibunya.
"pesanan
Ibu sudah tiba, tapi ibu menyuruh ku hanya beli kecap manis kan?" tanya Albian
untuk memastikan pesanan Ibunya.
"Iya
betul.. makasih ya sayang" jawaban Ajeng yang masih sibuk masak.
"Iya.."
Albian
mencium aroma masakan.
"Wah...
aromanya sangat-sangat mengoda sekali" Albian jadi semangat..
"Iya
jelas lah... siapa dulu dong Ibu yang masak" Ajeng memuji dirinya sendiri.
"Iya....
I know, masakan Ibu itu selalu menggoda dan aku selalu tergoda dengan masakan
Ibu" Albian memuji Ibunya.
"anak
Ibu paling bisa, membahagiakan Ibunya"
Albian
tertawa hehehe.
Ajeng
menyuruh Albian untuk mandi.
"Sebelum
makan, kamu bersih-bersih dulu sana, Ibu mau bicara sesuatu sama kamu dan
kebetulan Ibu masakin makanan favorit kamu yaitu nasi goreng dan telor ceplok"
"Wah
pasti enak, baik Bu aku bersih-bersih dulu" Albian menuruti perintah Ibunya.
***
Di
meja akan, Ajeng menyiapkan makanannya, lalu Albian tiba dan langsung duduk di
kursi meja makan. Albian langsung menyantap makanan favoritnya walaupun masih
panas dia tidak peduli.
"Wah...
ini makanan terenak yang sering aku makan" Albian senang.
Ajeng
tersenyum melihat Anaknya yang begitu lahap memakan masakannya tapi Albian
mulai curiga dengan Ibunya.
"kenapa,
Ibu hanya melihat ku makan. Ibu tidak makan?" Albian sedikit curiga.
"Ibu
jadi kenyang melihat kamu makan" nada bicara Ajeng sedikit menggoda Albian.
Albian
hanya membalas dengan senyuman terpaksanya, Ajeng memberikan segelas air putih
pada Albian.
"Oh
Iya... Tadi kata Ibu mau ngomong sesuatu, apa itu?" Albian jadi penasaran.
"Sebenarnya..."
Ajeng sedikit ragu untuk membicarakannya.
"Lanjutkan
Bu!" Albian tidak sabar mendengarnya.
"Ibu
ingin minta izin sama kamu, untuk memperbolehkan Ibu pergi bekerja" Ajeng
sedikit takut karena anaknya tidak mengizinkannya.
"Hanya
itu, ya baiklah..." Albian kembali melahap makanannya.
"kamu
mengizinkan Ibu, pergi keluar kota?" Ajeng senang tapi bingung.
"Hah...
keluar kota?" Albian tersedak karena kaget.
"Kau
baik-baik saja?" Tanya Ajeng yang sedikit khawatir.
Albian mengangguk.
Albian di kenal mahasiswa yang berprestasi baik sopan dan ramah namun setelah kejadian itu, sifat Albian berubah sebab orang-orang di sekitarnya menganggapnya aneh. Setelah bangun dari koma-nya, Albian merasa kesepian karena orang-orang telah menjauhinya termasuk orang yang dia cintai.
"Seumur hidup aku akan membencimu Sarah!" Itulah kalimat yang meluncur dari mulut tajam Diko, seorang CEO dengan sikap arogan, angkuh dan tidak pernah bersikap ramah kepada wanita lain kecuali tunangannya bernama Abel. Sangat di sayangkan karena pertunangan mereka harus batal karena tuntutan Ayah Diko yang memaksa pria itu menikahi anak musuh bebuyutannya yang sudah meninggal, Sarah, yang dijadikan jaminan. Sarah marah, kecewa dengan mendiang Ayahnya. Nasi sudah menjadi bubur, wanita yang baru lulus kuliah jurusan ekonomi itu, terpaksa menjadi tahanan di istana suaminya. Dipermalukan, direndahkan, dipaksa, juga di jadikan bahan bulan-bulanan teman Diko. Perlahan, sikap Diko berubah, saat ia mulai menyadari banyak lelaki yang mengejar Sarah walau berstatus istrinya dan menimbulkan sikap protektif berlebihan dari pria tersebut, tetapi, Diko tak sadar jika sudah mematahkan apa yang ada di dalam diri Sarah. Mampukah Diko menyatukan apa yang sudah ia patahkan pada Sarah, juga menyembuhkan hati yang terkoyak, bukan karena perselingkuhan, namun karena HARGA DIRI yang TERINJAK?
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..
Warning konten pemersatu bangsa area 21+ pilihlah bacaan dengan bijak, tanggung jawab ada pada diri masing2. Penulis hanya berusaha menyajikan bacaan yang ringan dan menghibur. 🙏🏻 Hai saya Aldi 35 tahun yang saat ini bekerja sebagai arsitek dan design consultant. Sebagai persiapan masa pensiun, saya membangun sebuah bangunan kos yang juga sekaligus rumah saya di sebuah lokasi yang sangat bagus. Berisi 30 kamar yang dikhususkan untuk wanita kini semua kamar tersebut sudah penuh oleh penyewa. Saya berhubungan baik dengan semua gadis-gadis penghuni kos, bahkan sangat baik sehingga saya seringkali dengan ikhlas membantu masalah terbesar mereka. Seperti kata petuah jika kau memberi dengan ikhlas maka niscaya kau akan menerima balasannya 10 kali lipat bahkan berlipat-lipat. Mungkin itu yang saya rasakan sejak mereka semua mulai memperhatikan dan memenuhi kebutuhan hidup saya sehari-hari. Termasuk kebutuhan yang tidak bisa saya penuhi sendiri, yaitu kebutuhan di atas ranjang. Ini perjalanan saya, Aldi Reynaldi.
Tunangan Lena adalah pria yang menyerupai iblis. Dia tidak hanya berbohong padanya tetapi juga tidur dengan ibu tirinya, bersekongkol untuk mengambil kekayaan keluarganya, dan kemudian menjebaknya untuk berhubungan seks dengan orang asing. Untuk mencegah rencana jahat pria itu, Lena memutuskan untuk mencari seorang pria untuk mengganggu pesta pertunangannya dan mempermalukan bajingan yang selingkuh itu. Tidak pernah dia membayangkan bahwa dia akan bertemu dengan orang asing yang sangat tampan yang sangat dia butuhkan. Di pesta pertunangan, pria itu dengan berani menyatakan bahwa dia adalah wanitanya. Lena mengira dia hanya pria miskin yang menginginkan uangnya. Akan tetapi, begitu mereka memulai hubungan palsu mereka, dia menyadari bahwa keberuntungan terus menghampirinya. Dia pikir mereka akan berpisah setelah pesta pertunangan, tetapi pria ini tetap di sisinya. "Kita harus tetap bersama, Lena. Ingat, aku sekarang tunanganmu." "Delon, kamu bersamaku karena uangku, bukan?" Lena bertanya, menyipitkan matanya padanya. Delon terkejut dengan tuduhan itu. Bagaimana mungkin dia, pewaris Keluarga Winata dan CEO Grup Vit, bersamanya demi uang? Dia mengendalikan lebih dari setengah ekonomi kota. Uang bukanlah masalah baginya! Keduanya semakin dekat dan dekat. Suatu hari, Lena akhirnya menyadari bahwa Delon sebenarnya adalah orang asing yang pernah tidur dengannya berbulan-bulan yang lalu. Apakah kesadaran ini akan mengubah hal-hal di antara mereka? Untuk lebih baik atau lebih buruk?
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?