/0/14984/coverbig.jpg?v=702a2e0c0e794fd0a6576f4b52335c6b)
Diselingkuhi seringkali menjadi nasib sial untuk seorang perempuan. Rasa kecewa dan hancur, membuatnya memutuskan untuk menyetujui sebuah perjanjian konyol. Dia bermain ranjang dengan teman kerjanya tanoa status.
Hujan begitu deras mengguyur kota London. Langit jelas sekali tampak gelap, sementara jalanan masih terang menampakkan orang-orang yang berhalu lalang. Ada yang berlari sambil menutup kepala atas dengan sesuatu, ada juga yang berjalan santai mengenakan mantel, ada juga yang berjalan cepat menggunakan payung.
Halte bus cukup ramai sekarang. ada sekitar sepuluh orang yang berada di sini menunggu angkutan umum. Vivian yang sudah setengah basah, masih duduk sambil memainkan ponselnya. Dia menghilangkan rasa bosan dengan memainkan game di sana.
Biasanya Bus akan melintas sekitar pukul lima tepat, itu artinya Vivian dan yang lain masih harus menunggu sekitar sepuluh menit sampai bus datang.
Drt! Drt!
Hampir saja Vivian menjatuhkan ponselnya yang mendadak bergetar itu.
"Ya, Halo, Bu. Ada apa?"
"Di mana kamu?"
"Masih di halte. Kenapa?"
"Belikan ibu obat sakit kepala."
Vivian berdiri ketika beberapa orang sudah mendekat ke jalan. Dia menoleh ke arah kiri dan terlihat sebuah bus berwarna biru melaju mendekat.
"Baik, Bu, nanti aku belikan. Sudah dulu ya, busnya sudah datang."
Vivian ikut maju di antara gerombolan orang-orang yang juga hendak masuk ke dalam mobil. Namun, di saat satu kakinya hendak naik pada tangga bus, Vivian melihat sesuatu yang membuatnya terbengong.
Beberapa orang di dalam bus, menatap ke luar dari balik jendela bersamaan. Sang sopir juga sampai meninggikan pandangan menunggu Vivian yang tidak kunjung naik. Pandangannya juga mengarah ke luar sana yang entah sedang menatap apa.
Apa aku tidak salah lihat?
"Nona!" tegur pak supir. "Mau naik atau tidak? yang lain sudah menunggu."
Vivian sontak bergidik. Dia plonga-plong seperti orang linglung, lalu detik berikutnya bergidik cepat. Sama sekali tidak mengucapkan apapun, Vivian menurunkan satu kakinya, lalu berjalan meninggalkan bus yang masih terparkir. Sang sopir sudah menghela napas, sementara para penumpang ada yang berbisik dan mencibir.
Sekarang, Vivian berjalan lebih cepat tidak peduli jika nanti bajunya semakin basah. Memang sudah tidak hujan deras seperti tadi, tetapi gerimis juga masih tetap bisa membuat kepala basah sampai ke bawah.
"Mau ke mana mereka?" gumam Vivian.
Dua orang yang tidak jauh di hadapannya, berjalan sambil saling merangkul. Dari belakang tidak terlalu jelas terlihat itu siapa, tapi tadi Vivian jelas sekali bisa melihat siapa dua orang itu. mantel tebal parasut itu juga Vivian sangat mengenalinya.
Mereka berdua terus berjalan sampai memasuki sebuah gang. Ada beberapa orang di sini yang tengah merokok, ada pula yang tengah bercumbu dan tentunya ada pemandangan lain yang sama sekali tidak Vivian hiraukan sampai ia tersadar sudah berdiri di depan sebuah apartemen.
Vivian pernah ke sini sebelumnya. Dia datang menginap dengan teman-temannya karena waktu itu dia banyak kerjaan di tempat kerjanya. Karena takut datang terlambat, akhirnya dia memutuskan untuk menginap semalam di apartemen temannya.
"Mau apa mereka ke sana?"
Vivian ikut masuk ketika dua orang itu masuk ke dalam. Masuk ke lantai satu dan saat hendak naik tangga, Vivian sudah menghubungi salah satu dari mereka melalui ponselnya. Vivian berdiri di balik dinding, sambil bersandar dan menarik napas dalam-dalam.
"Tunggu sebentar." Cleve melepas rangkulan lalu merogoh ponselnya di dalam saku mantelnya.
Setelah melihat layar ponselnya, Cleve menatap Wanita cantik di hadapannya yang bernama Hannah. Hannah tampak menaikkan kedua alis dan membuka mulut tanpa bersuara. Cleve yang makan dengan gerak bibir itu, meminta Hannah itu tetap diam lebih dulu.
Sebelum menekan tombol dial berwarna hijau, Cleve berdehem dan mengatur diri supaya tidak gugup atau panik.
"Halo, Sayang. Ada apa?"
"Kamu di mana?"
"Oh aku ... aku sedang di rumah. Kenapa?"
Vivian tersenyum getir. Dia sedikit mengintip melihat dua orang di depan anak tangga itu, sebelum kemudian menarik diri kembali bersembunyi.
"Tidak apa-apa. Niatnya aku mau mengajak kamu jalan malam ini."
"Oh! Begitu, ya? Tapi aku ..."
Cleve menatap Hannah dengan mata membulat an satu telapak tangan bergerak meminta bantuan supaya bisa memberi alasan yang tepat pada Vivian.
"Tapi kenapa?"
"E... aku, aku sedang tidak bisa meninggalkan rumah sekarang. ayahku memintaku membantu mengerjakan tugas kantornya."
Senyum getir itu kembali terlihat. Dada Vivian mulai terasa seperti tertusuk-tusuk sekarang. telapak tangannya yang mungil, mengusap dada dan sedikit menekan di sana.
"Ya sudah. Aku akan tetap di rumah saja," jawab Vivian kemudian.
"Oh, aku benar-benar minta maaf, Sayang. Aku janji lain kali akan mengajakmu jalan. Oh, besok mungkin aku bisa datang ke rumahmu."
"Ya, terserah kamu."
Tut!
Panggilan terputus begitu saja. Cleve, mengerutkan dahinya lalu menatap layar ponsel dengan panggilan yang sudah berakhir. Wajah itu terlihat cemas dan merasa bersalah sekarang. ada desahan berat ketika Cleve memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku mantel.
"Kenapa dengan wajahmu?" cibir Hannah. "Kamu mencemaskan dia?"
Dengan cepat Cleve menggeleng. "Tentu saja tidak."
Hannah mendecih lalu membuang muka dan melangkahkan kaki menaiki tangga lebih dulu. Dengan cepat Cleve menyusul.
"Tunggu! Tck! Kamu kan tahu kalau dia itu tunanganku. Keluarga sudah menentukan tanggal pernikahan."
"Lalu?"
"Tentunya kamu sudah mengerti akan hal ini."
"Ya, terus? Apa aku harus memahami kamu? Aku juga kekasihmu di sini."
Hannah terus berjalan dengan cepat lalu membuka pintu dan mendorongnya sampai membentur dinding. Wajahnya tampak kesal membuat Cleve mendesis dan menghela napas jengah.
"Dengar ..." Cleve meraih kedua tangan Hannah dan menatapnya dalam-dalam. "Kamu tahu aku sangat mencintai kamu, kan? Jangan bertengkar hanya karena Vivian menelponku."
Cleve menurunkan pandangan mencoba untuk merayu dan menenangkan hati sang kekasih. Dia mengusap wajah Hanna dengan lembut, lalu maju dan mengecup bibir merah merona itu dengan lembut.
"Aku datang ke sini untuk bersenang-senang denganmu. Jangan mengacaukannya, oke?"
Wajah Cleve yang pandai merayu, berhasil meluluhkan Hannah yang tengah merajuk. Wanita itu mulai merengek manja sekarang. dia mendaratkan telapak tangan di mantel yang sedikit basah terkena hujan di luar, lalu perlahan jemarinya menurunkan resleting. Bibir merah merona terlihat tersenyum nakal membuat Cleve tidak bisa menahannya lagi.
Cleve membawa Hannah ke atas ranjang, mulai mencumbunya dengan panas. Beberapa kecupan mendarat di tempat yang tepat membuat Hannah meracau tidak jelas. Desahan yang mereka hasilkan, melupakan seorang Wanita cantik yang sekarang sudah berlari di bawah gerimis yang dingin. Angin malam yang semakin menusuk, membiarkan Wanita kebasahan di bawah lampu jalan, menangis memeluk kedua lututnya.
"Bagaimana mungkin mereka melakukan itu di belakangku?" isak Vivian.
Ia menangis sesenggukan membayangkan apa yang tengah mereka berdua lakukan di dalam apartemen itu. melihat mereka saling merangkul, rasanya otak ini akan susah untuk berpikir yang positif.
***
Menemukan sang suami berselingkuh tentu membuat dada terasa sakit. Stela merasakan dunianya runtuh melihat dengan mata kepalanya sendiri sang suami bercinta dengan wanita lain. Dia bertahan, tapi bukan untuk tetap bersama, melainkan dia sedang membuat pria itu menyesali perbuatannya dan merasakan sakit yang Stela rasakan.
Elise Morgan hanyalah seorang pelayan sederhana yang tak pernah menyangka hidupnya akan berubah sejak bekerja untuk Reiner, pewaris keluarga kaya yang dingin dan penuh teka-teki. Di tengah tugasnya, Elise mulai merasakan getaran perasaan yang tak seharusnya ada. Namun, kedekatan mereka mengundang konflik, peringatan tajam, dan rahasia yang mengancam untuk terungkap. Dapatkah Elise bertahan di tengah tekanan, ataukah ia harus melepaskan segalanya demi menjaga hatinya tetap utuh?
Larisa kehilangan kedua orang tuanya di saat umurnya masih kecil. Musibah kecelakaan itu, akhirnya membawa Larisa menemui kehidupan barunya bersama orang asing yang tak lain adalah teman dari kedua orang tuanya. Keluarga barunya begitu menyayangi Larisa. Tidak ada yang kurang dan semua tercukupi. Namun, ada satu pria yang membuat Larisa terkadang seolah tidak dianggap. Hingga takdir memutuskan kalau Larisa harus menikah dengan pria tersebut. Bagaimana Larisa menjalani kehidupan bersama pria dingin itu?
Kehilangan seorang kekasih yang sebentar lagi akan dipersuntingnya, tentu membuat hati sakit dan kehilangan. Dia menjadi sosok yang dingin dan kejam mengingat bagaimana kecelakaan itu terjadi. Ketika sebuah dendm menyelimuti hatinya, dia tidak berpikir panjang untuk menghancurkan seseorang yang membuat sang kekasih pergi untuk selamanya. Ketika pernikahan rencana berjalan dengan lancar, hatinya mendadak goyah. Dia yang kejam merasakan hatinya tersentuh ketika berada didekat wanita yang ia nikahi demi balas dendamnya.
Perjodohan sudah menjadi cerita klise di masyarakat. Siapa pun akan merasa terbebani ketika harus dijodohkan apalagi dengan seseorang yang sama sekali tidak kita kenal atau tidak kita cintai. Namun, bagaimana dengan Ares dan Anggun? perjodohan tidak bisa mereka hindari apa pun alasannya.
Mayumi ikut pindah ke negara ayahnya, tapi berujung kekecewaan. ayah berselingkuh dan pada akhirnya membuat Mayumi dan sang ibu harus bertahan hidup di negara orang. Apa pun Mayumi lakukan asalkan bisa mendapatkan pekerjaan. Hingga suatu ketika, sebuah pertemuan membawa Mayumi bertemu pada seseorang yang menjadi majikannya. Mayumi rela bekerja sebagai seorang pelayan pria angkuh dan selalu mau menang sendiri. Berbagai pendusta di dalam rumah itu pun perlahan Mayumi ketahui.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
"Bagaimana mungkin seorang dokter spesialis kesuburan justru mandul?!" Felicia Hera adalah seorang dokter yang sudah berhenti bekerja semenjak menikah dan fokus mengabdi kepada suaminya. Namun, Felicia tidak kunjung dapat memberikan anak hingga suaminya berselingkuh dengan wanita lain. Dia bahkan menceraikan Felicia. Pada saat yang sama, Felicia kembali meniti karir kedokterannya dan pasien pertamanya justru mengajak Felicia untuk berhubungan demi membuktikan kesuburan Felicia. Hingga tepat setelah melakukannya, Felicia menghilang. Lima tahun kemudian, Felicia kembali ke tanah air membawa seorang anak perempuan yang cantik jelita. Hingga masalah datang saat ternyata direktur di rumah sakit barunya adalah ayah dari anaknya! Bagaimana Felicia menyembunyikan identitasnya? Tahukah dia, bahwa pria dingin itu telah memburu Felicia selama lima tahun terakhir?
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Rumor menyatakan bahwa Fernanda, yang baru kembali ke keluarganya, tidak lebih dari orang kampung yang kasar. Fernanda hanya melontarkan seringai santai dan meremehkan sebagai tanggapan. Rumor lain menyebutkan bahwa Cristian yang biasanya rasional telah kehilangan akal sehatnya dan jatuh cinta pada Fernanda. Hal ini membuatnya jengkel. Dia bisa menolerir gosip tentang dirinya sendiri, tetapi fitnah terhadap kekasihnya sudah melewati batas! Lambat laun, ketika berbagai identitas Fernanda sebagai seorang desainer terkenal, seorang gamer yang cerdas, seorang pelukis terkenal, dan seorang raja bisnis yang sukses terungkap, semua orang menyadari bahwa merekalah yang telah dibodohi.
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?