/0/14607/coverbig.jpg?v=be4cb27234bbbf8ce81d5cf15a97b98f)
Perjodohan sudah menjadi cerita klise di masyarakat. Siapa pun akan merasa terbebani ketika harus dijodohkan apalagi dengan seseorang yang sama sekali tidak kita kenal atau tidak kita cintai. Namun, bagaimana dengan Ares dan Anggun? perjodohan tidak bisa mereka hindari apa pun alasannya.
Hidup bergelimpangan harta sudah menjadi pilihan para wanita di manapun mereka berada. Harta, Tahta dan Pria, incaran ganas bagi siapun. Rupanya tampan, dia kaya, gagah nan mempesona. Namun, siapa yang sangka, di balik ketampanan dan kekayaannya, menyimpan sejuta keganasan di dalamnya.
Gareesa Wicaksono, itu lah namanya. Panggil saja Ares. Itu panggilan dari keluarga dan teman-temannya.
Pria gagah itu kini sedang berdiri dengan kedua tangan terlipat menghadap orang-orang yang tengah duduk di tuang tamu. Ada ayah dan ibunya, ada tiga tamu lain yang sepertinya berasal dari kalangan rendah.
"Apa ini perjodohan untukku lagi?" tanya Ares dengan nada sinis.
Belum sempat ada yang menjawab, Ares sudah berdecak sambil membuang muka. "Dan lihatlah, kenapa yang datang keluarga kumuh begini?"
"ARES! Jaga bicaramu!" gertak Bian (Ayah). "Mereka tamu kita, bersikaplah yang sopan!" Bian masih melotot.
Mendengar hampir ada perdebatan, tiga orang yang duduk di depan kedua orang tua Ares, nampak gelisah dan gemetaran.
"Ayah ...."Ares meraup wajah kemudian berdecak. "Lihatlah mereka, tampangnya saja lusuh begitu, bagaimana bisa disandingkan denganku?"
"ARES!" gertak Bian lagi. Dan Ares tetap bersikap santai tanpa ada rasa bersalah. "Duduklah dan biarkan kami membicarakan ini baik-baik."
Ares menyeringai. Saat ia duduk, bola matanya sempat melirik ke arah seorang gadis berambut kepang dengan panjang di bawah pundak. Ares tidak bisa melihat dengan jelas rupanya seperti apa karena gadis itu sedari tadi menunduk.
"Ck! Apa gadis itu yang akan menikah denganku?" tanya Ares saat Ayahnya hendak bicara.
"Ares, diamlah dulu. Ayahmu mau bicara," wanita di samping Bian melotot ke arah Ares.
Dia Ana, ibu tiri dari Ares.
"Hei! Anda bukan siapa-siapaku, jangan mengaturku!" sulut Ares sambil menuding.
Bian berkedip pada sang istri, sambil mengusap lengan. Bian memberi kode supaya tidak usah ikut bicara. Ana sempat merengut, tapi ada baiknya juga berdiam diri dari pada ikut berdebat dengan pria seperti Ares.
"Jawab ayah!"
Bian terperanjat saat tiba-tiba Ares berteriak ke arahnya.
"Apa gadis itu yang akan menjadi istriku?" tanya Ares mengulang pertanyaan yang tadi.
Gadis itu terlihat semakin menciut ketakutan. Kedua tangannya gemetaran dan saling genggam. Ares sempat menyeringai melihat ketakutan gadis itu.
"Mau bertahan sampai berapa detik dia bersamaku," batin Ares masih dengan melirik tangan gemetaran itu.
"Kau duduklah yang tenang, biar ayah menyelesaikan pembicaraan ini." Bian menepuk pundak Ares saat sudah duduk di sampingnya.
"Sepertinya menarik. Baiklah, aku akan ikuti drama ini," gumam Ares dalam hati.
"Perkenalkan, mereka dari keluarga Kakek Baskoro. Ini Paman Anton dan ini Bibi Maya. Kalau yang ini ...."
"Gadis lusuh!" potong Ares sambil menyeringai jijik.
Senyum yang sempat mengembang di bibir Anton dan Maya langsung lenyap.
Bian menghela napas lalu berkata lagi tanpa memperdulikan perkataan Ares baru saja.
"Namanya, Anggun. Anggun Lestari."
Mendengar nama gadis itu disebutkan, gelak tawa mencuat begitu sana dari mulut Ares. Ares tertawa sampai buliran bening muncul di ujung mata.
"Aku tidak salah dengar?" Ares ternganga menatap ayahnya.
"Apa maksudmu?" tanya Bian.
"Anggun Lestari? Hm ... kenapa nama itu terdengar sangat aneh?" Ares tertawa lagi. Sementara yang lain hanya bisa mengusap dada.
"Namanya kampungan sekali!" ceplos Ares lagi.
"Jaga bicara anda, Tuan!" Anggun tiba-tiba berdiri. Dua bola matanya menyala ke arah Ares. "Jangan pernah menghina namaku!"
"Heh!" Ares ikut berdiri. "Apa bagusnya namamu? Terlalu kampungan, makanya pantas dihina!"
"Ares, dudulah." Bian menarik lengan Ares.
"Kau juga duduk Anggun," perintah Anton dan Maya.
Ares dan Anggun sama-sama merengut. Keduanya pun duduk dengan rasa keterpaksaan. Dari lirikan Ares, Ares mendapati Anggun tengah terisak. Gadis itu menunduk dan terlihat meremas-remas jari.
"Apa dia menangis?" batin Ares. "Cih! Dasar cengeng! Begitu saja sudah menangis!"
"Sekarang apa?" tanya Ares pada semuanya. "Kalian sudah mengaturnya kan? Sekarang putuskan!" perintah Ares pada Ayah dan ibu tirinya.
Bian terlihat menarik napas dalam-dalam. Menggenggam tangan sang istri, kemudian mulai bicara pagi.
"Ayah akan menikahkan kau dan Anggun."
Tak ada yang kaget di ruangan ini. Ares maupun Anggun hanya diam. Kenapa harus kaget? Ares dan Anggun sudah bisa menebak apa yang akan terjadi di ruangan ini.
"Baiklah, atur sesuka kalian." Ares berdiri meninggalkan ruang tamu.
"ARES! Tunggu Ares!" teriak Bian dengan lantang. Namun, Ares sudah berlalu dengan diikuti asistennya yang sedari tadi berdiri diam di belakang Ares yang duduk.
"Maafkan anakku," sesal Bian pada tamunya.
Mereka hanya tersenyum getir, sementara Anggun, mencibir dengan rahang menguat.
"Bagaimana mungkin ayah menikahkanku dengan wanita seperti itu?" tanya Ares saat sudah sampai di dalam kamar.
Asistennya yang bernama Nando, hanya nyengir sambil garuk-garuk kepala.
"Kenapa kau cuma diam saja di sana!" sembur Ares pada Nando. "Setidaknya bantu aku bicara!"
"Maaf, Tuan." Nando menangkup kedua tangan. "Aku tidak ada hak untuk ikut campur."
"Heh!" Ares melotot. "Kau kan bawahanku, aku yang membayarmu. Kenapa kau malah diam seperti patung tadi? Aku sampai berpikir kau tidak ada di sana tadi."
Nandi nyengir lagi. "Maaf, Tuan. Suasana kan sedang genting, jadi aku cari aman."
"Kebiasaan!" Ares mendengus lalu melompat naik ke atas ranjang.
Nando menarik kursi persegi kemudian ia duduki. "Tapi ya, Tuan ..." wajah Nando terlihat serius.
"Apa?" salah Ares langsung. "Jangan bilang kau mendukung perjodohan ini!"
Nando meringis sambil garuk-garuk kepala
"Jadi, kau setuju aku menikah dengan gadis tadi?" dua bola mata Ares sudah melotot.
"Tenang dulu, Tuan." Nando menekan udara dengan telapak tangan. "Aku hanya berpikir gadis itu sangat berbeda dari yang biasanya."
"Maksudmu?" Ares menaikkan kedua alisnya.
"Dia lain dari yang biasanya Tuan dan Nyonya kenalkan padamu. Biasanya mereka membawa wanita dari kelas atas, tapi kali ini ... kenapa mereka membawa gadis yang, Em ... kuras masih di bawah umur."
Ares masih menatap wajah Nando dengan serius. Perkataan Nando memang ada benarnya. Biasanya ayah dan ibu akan menjodohkannya dengan orang terpandang. Teman bisnis misalnya. Namun, kali ini kenapa berbeda.
Ares mengusap-usap dagu lalu kembali menatap Nando. "Menurutmu, aku harus bagaimana?"
"Terima saja perjodohan ini."
"Kau gila ya!" Ares langsung membelalak. Ares bahkan sampai duduk tertegak dengan jari mengacung lurus ke arah Dion.
"Tenang, Tuan." Nando tersenyum supaya Ares tidak melotot lagi. "Dengarkan aku dulu."
"Apa?" sahut Ares malas.
"Tuan pernah bilang padaku ingin memiliki wanita yang lain dari yang lain. Mungkin, ini jawaban dari keinginanmu, Tuan."
"Tetap saja bukan gadis lusuh seperti itu yang aku mau!" salak Ares. "Kau tidak lihat ya, dia bahkan masih mengepang dua rambutnya. Najis!"
Nando meringis. "Tuan pikir-pikir dulu saja. Wanita glamor atau wanita yang biasa saja."
Degh! Ares mendadak terpaku dengan kalimat yang diucapkan Nando. Dua pilihan yang berbanding terbalik pada setiap gadis yang mendekati Ares.
**
Menemukan sang suami berselingkuh tentu membuat dada terasa sakit. Stela merasakan dunianya runtuh melihat dengan mata kepalanya sendiri sang suami bercinta dengan wanita lain. Dia bertahan, tapi bukan untuk tetap bersama, melainkan dia sedang membuat pria itu menyesali perbuatannya dan merasakan sakit yang Stela rasakan.
Elise Morgan hanyalah seorang pelayan sederhana yang tak pernah menyangka hidupnya akan berubah sejak bekerja untuk Reiner, pewaris keluarga kaya yang dingin dan penuh teka-teki. Di tengah tugasnya, Elise mulai merasakan getaran perasaan yang tak seharusnya ada. Namun, kedekatan mereka mengundang konflik, peringatan tajam, dan rahasia yang mengancam untuk terungkap. Dapatkah Elise bertahan di tengah tekanan, ataukah ia harus melepaskan segalanya demi menjaga hatinya tetap utuh?
Diselingkuhi seringkali menjadi nasib sial untuk seorang perempuan. Rasa kecewa dan hancur, membuatnya memutuskan untuk menyetujui sebuah perjanjian konyol. Dia bermain ranjang dengan teman kerjanya tanoa status.
Larisa kehilangan kedua orang tuanya di saat umurnya masih kecil. Musibah kecelakaan itu, akhirnya membawa Larisa menemui kehidupan barunya bersama orang asing yang tak lain adalah teman dari kedua orang tuanya. Keluarga barunya begitu menyayangi Larisa. Tidak ada yang kurang dan semua tercukupi. Namun, ada satu pria yang membuat Larisa terkadang seolah tidak dianggap. Hingga takdir memutuskan kalau Larisa harus menikah dengan pria tersebut. Bagaimana Larisa menjalani kehidupan bersama pria dingin itu?
Kehilangan seorang kekasih yang sebentar lagi akan dipersuntingnya, tentu membuat hati sakit dan kehilangan. Dia menjadi sosok yang dingin dan kejam mengingat bagaimana kecelakaan itu terjadi. Ketika sebuah dendm menyelimuti hatinya, dia tidak berpikir panjang untuk menghancurkan seseorang yang membuat sang kekasih pergi untuk selamanya. Ketika pernikahan rencana berjalan dengan lancar, hatinya mendadak goyah. Dia yang kejam merasakan hatinya tersentuh ketika berada didekat wanita yang ia nikahi demi balas dendamnya.
Mayumi ikut pindah ke negara ayahnya, tapi berujung kekecewaan. ayah berselingkuh dan pada akhirnya membuat Mayumi dan sang ibu harus bertahan hidup di negara orang. Apa pun Mayumi lakukan asalkan bisa mendapatkan pekerjaan. Hingga suatu ketika, sebuah pertemuan membawa Mayumi bertemu pada seseorang yang menjadi majikannya. Mayumi rela bekerja sebagai seorang pelayan pria angkuh dan selalu mau menang sendiri. Berbagai pendusta di dalam rumah itu pun perlahan Mayumi ketahui.
Yolanda mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Setelah mengetahui taktik mereka untuk memperdagangkannya sebagai pion dalam kesepakatan bisnis, dia dikirim ke tempat kelahirannya yang tandus. Di sana, dia menemukan asal usulnya yang sebenarnya, seorang keturunan keluarga kaya yang bersejarah. Keluarga aslinya menghujaninya dengan cinta dan kekaguman. Dalam menghadapi rasa iri adik perempuannya, Yolanda menaklukkan setiap kesulitan dan membalas dendam, sambil menunjukkan bakatnya. Dia segera menarik perhatian bujangan paling memenuhi syarat di kota itu. Sang pria menyudutkan Yolanda dan menjepitnya ke dinding. "Sudah waktunya untuk mengungkapkan identitas aslimu, Sayang."
AREA DEWASA! YANG BELUM CUKUP UMUR, MINGGIR DULU YA, CARI BACAAN SESUAI UMURNYA. NEKAT BACA CERITA INI, DOSA TANGGUNG SENDIRI. Pertemuan Anne Mary yang masih berumur 18tahun dengan Marcio Lamparska, 30tahun dalam sebuah tragedi pembunuhan di Tokyo dimana Marcio sebagai pelaku pembunuhan dan Anne yang menjadi saksi matanya membuat hubungan antara Anne dan Marcio terikat dalam suatu kerjasama yang saling menguntungkan karena akibat dari tragedi pembunuhan tersebut, Anne yang merupakan orang terdekat dengan korban, tertuduh menjadi tersangka utama pembunuhan. Sebelum interpol menemukan dan menangkap Anne, Marcio bersama anak buahnya sudah terlebih dahulu menculik gadis itu dan membawanya ke Murcia, Spanyol, kediaman Marcio berada. Anne Mary yang memiliki otak jenius di atas rata-rata hanyalah seorang gadis muda yang sangat lugu, polos namun memiliki mulut yang tajam pedas dan kritis sedangkan Marcio yang tanpa dia sadari sudah jatuh cinta kepada gadis muda tersebut semakin membuatnya protektif menjaga dan memberikan pelatihan-pelatihan fisik pada Anne yang tentu saja semakin membangkitkan api dendam dalam diri Anne yang membara di dalam dadanya. Anne akhirnya bersedia membuka hatinya untuk menerima perasaan Marcio agar dia bisa lebih mudah untuk membunuh pria itu yang ternyata tanpa dia sadari masuk ke dalam perangkapnya sendiri, jatuh cinta pada Marcio. Bisakah Anne melupakan Touda Akira sepenuhnya, orang yang sudah menjadi korban pembunuhan Marcio, dimana Touda merupakan cinta pertama Anne yang mencintainya secara diam-diam dan melupakan balas dendamnya pada Marcio? Bagaimana dengan Iosef, tangan kanan musuh besar Marcio yang sejak pertama kali bertemu dengan Anne, memiliki perasaan tidak biasa terhadap gadis mungil itu. Iosef juga musuh yang pernah melukai Anne namun juga menyelamatkan gadis itu dari kematian. Demi menyelamatkan Marcio, Anne terpaksa ikut pergi dengan Iosef. Iosef yang lembut, perhatian, sangat posesif dan mencintai Anne dengan nyawanya. Cinta yang tulus dan abadi namun memahami jika gadis yang dia cintai tersebut masih mengukir nama Marcio di dalam hatinya. Dalam pelarian bersama Iosef, Anne tumbuh semakin kuat, tangguh dan sangat cantik mempesona. Ayunan pedangnya sangat cepat, akurat, dan sikapnya tegas, tidak segan membunuh siapapun yang menjadi tugas dalam misinya. Akankah pertemuan kembali Anne dan Marcio bisa menumbuhkan perasaan cinta dan kerinduan di antara mereka lagi atau mereka menjadi musuh yang akan saling membunuh? Ikuti terus cerita Anne Mary ini dari seorang gadis biasa yang jelek menjadi seorang gadis muda yang sangat cantik dan memukau namun sifatnya yang sangat tidak peka akan cinta membuat para pria yang terpikat padanya selalu salah paham akan sikapnya. “Ini bukan tentang cinta dan siapa yang kamu pilih, tapi kepada siapa kamu akan berkomitmen untuk memberikan hati yang kamu yakini dia bisa menjaga hatimu dengan sangat baik,” – Anne Mary. CERITA INI EXCLUSIVE HANYA ADA DI BAKISAH!
Menikahi single mom yang memiliki satu anak perempuan, membuat Steiner Limson harus bisa menyayangi dan mencintai bukan hanya wanita yang dia nikahi melainkan anak tirinya juga. Tetapi pernikahan itu rupanya tidak berjalan mulus, membuat Steiner justru jatuh cinta terhadap anak tirinya.
Cerita bermula, ketika Adam harus mengambil keputusan tinggal untuk sementara di rumah orang tuanya, berhubung Adam baru saja di PHK dari tempat ia bekerja sebelumnya. "Dek, kalau misalnya dek Ayu mau pergi, ngga papa kok. " "Mas, bagaimanapun keadaan kamu, aku akan tetap sama mas, jadi kemanapun mas pergi, Aku akan ikut !" jawab Ayu tegas, namun dengan nada yang membuat hati kecil Adam begitu terenyuh.
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?