Sofia yang masih berusia 19 tahun dipaksa untuk menikahi pria yang akan dijodohkan dengannya. Dia tidak bisa menolak permintaan ibu tirinya itu karena pernikahan tersebut sebagai pengganti dari hutang bapaknya yang telah meninggal dunia. Sebagai jaminan di masa hidup bapaknya dulu, ternyata Sofia telah dijual oleh rentenir tersebut. Pernikahan pun terjadi sebelum Sofia melihat sosok sang rentenir. Namun, siapa sangka kalau ternyata yang menikahi Sofia bukanlah rentenir utama, melainkan keponakan dari rentenir tersebut. Malam pertama terjadi, hingga Sofia mengandung bayi dari Yesaya, keponakan dari rentenir sekaligus ketua dari sebuah geng mafia. Tapi Sofia kabur, seminggu setelah pernikahan itu terjadi, lantaran dia telah melihat Yesaya membunuh seseorang tepat di depan matanya. Selama berbulan-bulan lamanya Sofia menghilang, mereka pun akhirnya dipertemukan kembali saat Sofia akan melahirkan bayinya. Yesaya yang selama ini tidak mengetahui kalau Sofia sedang mengandung bayinya perlahan mulai membuatnya berubah menjadi orang baik demi bisa mengambil hati Sofia seutuhnya. Namun sayangnya, Sofia sudah terlanjur membencinya. Sampai-sampai dia mengatakan kalau bayi kembarnya bukanlah anak kandung Yesaya, melainkan anak dari pria lain.
"Bu, memangnya ibu mau mengajakku ke mana?"
"Nanti juga kamu tahu. Yang terpenting sekarang, kamu tampil cantik dengan senyuman indah di wajahmu yang tidak boleh kamu kurangi sedikit pun untuk ditunjukkan pada seseorang."
"Untuk seseorang? Apa jangan-jangan ibu mau memperkenalkan aku dengan seorang pria?"
"Tepat sekali."
"Ya ampun, bu. Sofia kan masih sangat muda. Aku masih mau mencari pengalaman bekerja dulu dan belum kepikiran untuk menikah."
"Sudah, jangan banyak bicara. Pokoknya kamu nurut saja sama ibu. Toh ini demi kebaikanmu."
"Kenapa tidak kak Anya saja yang ibu kenalkan dengan pria itu? Usia kak Anya kan sudah seperempat abad."
"Anya terlalu sibuk dengan urusan pekerjaannya. Lagipula, dia sudah punya kekasih yang akan segera melamarnya. Sedangkan kamu kan masih jomblo."
"Ibu ini. Terlalu memanfaatkan status singleku."
"Ayo, cepat kita berangkat sekarang. Jangan sampai kita datang terlambat, agar dia tidak menunggu kita terlalu lama."
"Tapi bu, aku benar-benar belum mau menikah. Aku masih mau kuliah dulu."
"Kuliah kan masih tetap bisa kamu lakukan setelah kamu sudah menikah nanti."
Biar Sofia mau beralasan seperti apapun, Sari tetap mendesaknya untuk menuruti perintahnya. Sofia pun terpaksa menuruti perintah ibu tirinya. Dia akan melihat dulu pria yang akan dijodohkan dengannya nanti, urusan menerima atau tidaknya perjodohan itu akan dia pikirkan kembali. Sofia berpikir seperti itu.
Akhirnya, Sofia dan Sari tiba di tempat tujuan. Mereka tiba di sebuah hotel bintang 5 yang berada di pusat ibu kota.
Kedua mata Sofia meluruh panjang menatap bangunan tinggi di depannya. Hatinya mulai berdebar ketakutan ketika dia mengetahui tempat pertemuan dia dengan pria itu.
"Bu, kenapa bertemunya harus di hotel sih? Biasanya kan kalau bertemu itu di Restaurant, sekalian makan malam." Bisik Sofia, sambil melirik ketakutan karena feeling yang tak enak.
"Urusan makan gampang. Sekarang, kita bertemu dulu dengan pria itu. Dia ingin sekali melihatmu."
Sofia mendungus kesal. Tangan kanannya ditarik paksa oleh Sari untuk memasuki hotel tersebut. Mereka menaiki lift bersama dan pintu lift terbuka di lantai 5.
Sepanjang berjalan di koridor hotel menuju ke sebuah kamar, Sofia terus berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Sari. Tapi, Sari malah semakin memegang erat tangan Sofia karena dia tahu kalau anak tirinya itu berniat kabur.
Kamar 505.
Sari menekan bel kamar tersebut.
Ting tong... ting tong...
Pintu kamar itu langsung dibuka oleh seorang pria berjas. Di telinga pria itu ada kabel spiral yang pria itu gunakan sebagai alat berkomunikasi.
"Silahkan masuk."
Sofia dan Sari diminta untuk masuk ke dalam. Hawa menyeramkan semakin Sofia rasakan ketika dia melihat ada banyak pengawal yang berdiri mendampingi seorang pria tua yang duduk di atas kursi putar. Dinginnya dari ruangan AC bersuhu tinggi juga membuat sekujur tubuh Sofia bergidik, apalagi dia mengenakan gaun yang menampilkan seluruh bagian bahunya yang mulus dan putih bersih.
Langkah kaki Sari berhenti di depan seorang pria yang tengah duduk di sebuah kursi kerja. Pria itu memutar kursi yang didudukinya untuk melihat sosok seorang perempuan muda yang dibawa oleh Sari kepadanya.
"Ini tuan, perempuan yang bernama Sofia."
"Oh. Jadi, ini anaknya Budi? Cantik juga." Seringai dari senyuman menyudut tajam terukir di wajah pria tua yang sedang memegang rokok elektrik.
Sofia semakin ketakutan saat melihat sosok pria tua di depannya. Dia meremas kuat pakaian Sari dengan tangan gemetar.
Yang Sofia pikirkan saat ini adalah tentang perjodohannya dengan pria tua di depannya. Dia sama sekali tidak menyangka kalau ibu tirinya akan setega ini untuk menyerahkan dirinya pada pria tua bangka yang bertubuh kurus dan hitam.
"Hutang Budi memang hanya 200 juta saja. Tapi, aku akan memberimu lebih dari sejumlah hutang yang Budi punya padaku, atas kecantikan putri Budi yang akan kamu serahkan kepadaku."
"A-apa?" kedua mata Sofia langsung membeliak membesar begitu dia mendengar ucapan pria tua itu. "Diserahkan?" gumamnya dalam hati. "Apa aku akan benar-benar dijual oleh ibu? Tidak. Tidak mungkin ibu akan setega itu menjualku." Sofia melirikkan matanya ke arah Sari dengan mata berkaca-kaca.
"Terima kasih, tuan."
"Pernikahan itu akan segera dilangsungkan besok pada pukul 4 sore. Aku tidak ingin kamu dan putrimu ini sampai datang terlambat. Kalau lima menit saja kalian sampai datang terlambat, maka perjanjian kita akan batal dan semua hutang Budi tidak pernah lunas sampai kapanpun."
"Baik, tuan."
"Sekarang kalian boleh pergi. Aku sudah cukup puas setelah melihat sosok putri dari Budi."
Sari segera menarik tangan Sofia untuk keluar dari kamar itu.
Tapi, Sofia begitu ingin mengatakan penolakannya pada pria tua itu soal pernikahan yang sama sekali tidak dia inginkan. Namun, mulutnya begitu sulit untuk dia buka, walau hanya sedikit saja. Mendadak mulutnya seperti terkunci rapat dengan sendirinya.
Deras air mata langsung mengalir di seluruh wajahnya. Tubuhnya dia ringkuk karena gaun mini yang dia kenakan membuatnya merasa tidak nyaman.
Sari baru melepaskan tangan Sofia setelah mereka keluar dari hotel itu.
"Ayo, kita cari makan. Kamu pasti sudah lapar, kan?"
"Sofia tidak mau makan."
"Kenapa? Apa kamu marah sama ibu?"
Sofia tidak menjawab pertanyaan Sari. Dia langsung pada pertanyaan inti yang sejak tadi bergemuruh di dalam hatinya.
"Kenapa ibu tega sekali menjualku pada pria hidung belang itu?"
"Siapa yang menjualmu? Bukankah yang berhutang itu bapakmu? Jadi, sudah jelas kalau yang menjualmu adalah bapakmu bukan aku."
"Tapi, tidak seharusnya ibu melakukan ini padaku!"
"Kalau bukan dengan cara ini, lalu dengan cara apa lagi agar kita bisa terbebas dari semua hutang bapakmu yang dia tinggal mati!? Bahkan, uang gajimu selama 10 tahun bekerja saja belum tentu bisa untuk melunasi semua hutang itu, karena pria tua itu sengaja memberi bunga pada hutang bapakmu setiap harinya."
"Lalu, bagaimana dengan nasib Sofia setelah menikah dengan pria tua itu nanti? Sofia takut, bu..."
"Ibu tidak peduli. Yang membuat hidupmu menjadi seperti ini kan bukan ibu, melainkan bapakmu. Karena saat dia masih hidup dulu, dia pernah membuat kesepakatan pada pria tua tadi untuk menjadikan kamu jaminan jika dia tidak mampu membayar semua hutangnya."
"Bapak itu bisa sampai berhutang banyak karena dia harus memenuhi semua keinginan ibu yang terlalu konsumtif. Sebelum bapak menikah dengan ibu, hidup bapak dan aku baik-baik saja. Kami hidup dalam kesederhanaan sepeninggalan dari kepergian mamaku. Tapi, sejak bapak menikah sama ibu, bapak harus bekerja keras demi keinginan ibu dan kak Anya yang selalu ingin hidup mewah. Seharusnya, bukan aku yang dikorbankan untuk menikah dengan pria itu, melainkan kak Anya. Karena dialah yang pantas untuk dijadikan jaminan, bukan aku!!!"
PLAK!!!
Sari langsung menampar kencang wajah Sofia saking dia geramnya karena terus disudutkan oleh anak tirinya.
"Awas saja kalau sampai kamu berani kabur sebelum pernikahanmu dilakukan, maka aku tidak akan segan-segan untuk membunuhmu!"
***
Kumpulan cerita seru yang akan membuat siapapun terbibur dan ikut terhanyut sekaligus merenung tanpa harus repot-repot memikirkan konfliks yang terlalu jelimet. Cerita ini murni untuk hiburan, teman istrirahat dan pengantar lelah disela-sela kesibukan berkativitas sehari-hari. Jadi cerita ini sangat cocok dengan para dewasa yang memang ingin refrehsing dan bersenang-senang terhindar dari stres dan gangguan mental lainnya, kecuali ketagihan membacanya.
Selama dua tahun, Brian hanya melihat Evelyn sebagai asisten. Evelyn membutuhkan uang untuk perawatan ibunya, dan dia kira wanita tersebut tidak akan pernah pergi karena itu. Baginya, tampaknya adil untuk menawarkan bantuan keuangan dengan imbalan seks. Namun, Brian tidak menyangka akan jatuh cinta padanya. Evelyn mengonfrontasinya, "Kamu mencintai orang lain, tapi kamu selalu tidur denganku? Kamu tercela!" Saat Evelyn membanting perjanjian perceraian, Brian menyadari bahwa Evelyn adalah istri misterius yang dinikahinya enam tahun lalu. Bertekad untuk memenangkannya kembali, Brian melimpahinya dengan kasih sayang. Ketika orang lain mengejek asal-usul Evelyn, Brian memberinya semua kekayaannya, senang menjadi suami yang mendukung. Sekarang seorang CEO terkenal, Evelyn memiliki segalanya, tetapi Brian mendapati dirinya tersesat dalam angin puyuh lain ....
Kiara tidak pernah berpikir bahwa ia akan menjadi seorang istri dari Keith Wilson, gurunya sendiri di usianya yang masih 17 tahun. Ia dan Keith menikah bukan karena saling cinta, melainkan perjodohan yang sudah diatur oleh kedua orangtua mereka. Meski Kiara menentang keras, tapi tidak dengan Keith yang justru menerimanya dengan ikhlas. Kiara tak sadar bahwa ada niat tersembunyi dari perjodohan yang terkesan mendadak dan terburu-buru itu. Belum lagi, Kiara sendiri dibuat tak percaya pada sikap Keith setelah menjadi suaminya yang bersikap sangat posesif serta mengekang ruang geraknya karena larangan-larangan aneh yang pria itu beri. Permasalahan perlahan kian datang mengguncang kehidupan baru Kiara, dimulai dari kekecewaan teman-temannya tentang berita pernikahannya yang ia sembunyikan, lalu hubungan Keith dengan wanita yang jelas mencintai suaminya itu, serta kenyataan dan fakta pahit tentang hidupnya juga masalalunya yang selama ini disembunyikan oleh kedua orangtuanya. Akankah Kiara berhasil melalui dan menyembuhkan luka hatinya itu? Memaafkan masalalu dan menerima Keith kembali yang jelas sudah menyakiti hatinya, yang sayangnya sudah terjatuh dalam pada suaminya tersebut?
BERISI ADEGAN HOT++ Seorang duda sekaligus seorang guru, demi menyalurkan hasratnya pak Bowo merayu murid-muridnya yang cantik dan menurutnya menggoda, untuk bisa menjadi budak seksual. Jangan lama-lama lagi. BACA SAMPAI SELESAI!!
Warning area dewasa (21+) Bijaklah memilih bacaan! ~~~ "Jika kau mau aku akan membantumu. Membiayai seluruh operasi ayahmu yang terkena kanker paru-paru. Setahuku, biaya pasien yang terkena kanker paru-paru itu tidak sedikit. Jumlahnya bahkan lebih dari lima puluh ribu dolar. Tentu, jika kau mau menerima tawaran dariku." Gwen bergeming. Mencerna semua pernyataan Nich barusan. Tetapi, belum selesai Gwen mencernanya, Nich kembali berkata, "Jadilah istriku, Gwen." "A-apa?" "Menikahlah denganku, Gwen. Aku mohon …." Gwen nampak berpikir sejenak, sambil menjilat sisa-sisa jejak bibir Nich. Beberapa saat kemudian dia mengangguk. "Aku mau menerima tawaranmu, asal kau juga mau menerima syarat dariku, Nich." Sebelah alis Nich terangkat. "Apa?" sambil mengusapkan ibu jari di bibir Gwen. "Kita menikah kontrak. Hanya sebatas itu, Nich." *** Gwen Florine terpaksa menerima tawaran mantan kekasih sekaligus pria yang telah menorehkan luka di hatinya sejak 10 tahun yang lalu, lantaran pergi tanpa pamit. Demi sang ayah yang membutuhkan biaya besar untuk operasi. Lantas, apakah Gwen akan terjerat oleh pesona seorang Nicholas Kennedy kembali, di saat hatinya telah membeku? Lalu, apa sebenarnya alasan Nicholas pergi meninggalkan Gwen 10 tahun yang lalu? ### Simak yuk!
Tunangan Lena adalah pria yang menyerupai iblis. Dia tidak hanya berbohong padanya tetapi juga tidur dengan ibu tirinya, bersekongkol untuk mengambil kekayaan keluarganya, dan kemudian menjebaknya untuk berhubungan seks dengan orang asing. Untuk mencegah rencana jahat pria itu, Lena memutuskan untuk mencari seorang pria untuk mengganggu pesta pertunangannya dan mempermalukan bajingan yang selingkuh itu. Tidak pernah dia membayangkan bahwa dia akan bertemu dengan orang asing yang sangat tampan yang sangat dia butuhkan. Di pesta pertunangan, pria itu dengan berani menyatakan bahwa dia adalah wanitanya. Lena mengira dia hanya pria miskin yang menginginkan uangnya. Akan tetapi, begitu mereka memulai hubungan palsu mereka, dia menyadari bahwa keberuntungan terus menghampirinya. Dia pikir mereka akan berpisah setelah pesta pertunangan, tetapi pria ini tetap di sisinya. "Kita harus tetap bersama, Lena. Ingat, aku sekarang tunanganmu." "Delon, kamu bersamaku karena uangku, bukan?" Lena bertanya, menyipitkan matanya padanya. Delon terkejut dengan tuduhan itu. Bagaimana mungkin dia, pewaris Keluarga Winata dan CEO Grup Vit, bersamanya demi uang? Dia mengendalikan lebih dari setengah ekonomi kota. Uang bukanlah masalah baginya! Keduanya semakin dekat dan dekat. Suatu hari, Lena akhirnya menyadari bahwa Delon sebenarnya adalah orang asing yang pernah tidur dengannya berbulan-bulan yang lalu. Apakah kesadaran ini akan mengubah hal-hal di antara mereka? Untuk lebih baik atau lebih buruk?