Bagaimana jadinya ketika kamu dipertemukan dengan orang yang dicintai sejak kecil setelah berpisah selama dua puluh tahun dengan keadaan berbeda, pola pikir berbeda, dan tentunya dengan paras berbeda? Mengharapkan kepulangan seseorang yang telah ditunggunya selama dua puluh tahun, tetapi tak kunjung jua telah membuat hati Melisa mati rasa. Kendati begitu, dia mencoba membuka diri untuk cinta yang lain, hingga harus terjebak dengan laki-laki yang hanya mengincar hartanya. Sampai saat dipertemukan dengan cinta masa kecilnya, cobaan datang bertubi-tubi. Memendam kerinduan di negeri seberang membuat kondisi Rommy semakin terpuruk. Luka perpisahan yang dia tanggung sendiri mampu mengubahnya menjadi sosok perkasa dan idaman wanita, tetapi tidak dengan cinta masa kecilnya yang menolak ajakannya untuk menikah. Lalu bagaimana jadinya saat Melisa tahu bahwa ia telah di jodohkan dengan Rommy sedari kecil? Akankah takdir cinta memihak untuk keduanya bersatu?
"Ini temanku, kamu jangan ganggu dia!" ketus gadis kecil dengan kulit putih kemerahan itu.
Gelak tawa segerombolan anak laki-laki sontak menggema, menertawakan si kecil Melisa yang tengah menggandeng tangan anak laki-laki di sampingnya.
"Ini temanmu? Kamu berteman sama anak culun kayak dia? Yang benar saja?!"
Deru nafas Melisa naik turun, menandakan dia sangat emosi. Tangannya mengulur meraih kerah baju anak laki-laki yang menurutnya sangat cerewet barusan. Di tariknya kencang, hingga anak laki-laki tersebut terjerembab dan mengaduh kesakitan.
"Awas aja kalo masih gangguin temanku, aku pukul kamu!" ketusnya seraya menggandeng temannya menjauh.
Melisa putri Adhitama memang masih berusia lima tahun, namun karena Papanya sudah memasukkan dia di kelas bela diri sejak usia tiga tahun, membuatnya menjadi gadis kecil yang kuat.
Melisa benci dengan penindasan, bullying, dan perundungan. Jiwa sosialnya menurun dari Mamanya yang seorang psikiater.
"Kak, kenapa diam aja? Kenapa nggak lawan?"
"A-Aku takut," lirihnya di sela-sela isak tangis.
"Kak! Jangan cengeng, dong!"
"Maaf."
Hanya itu yang mampu di ucapkan oleh Rommy. Putra tunggal dari keluarga Antarez itu memang memiliki sifat lembut yang malah menjadi bumerang untuknya. Ia jadi sering di-bully, bahkan mengalami penindasan.
Rommy Gio Anatarez hanyalah anak kecil berusia sepuluh tahun yang sangat bergantung dengan Melisa, hampir setiap hari mereka bermain bersama. Rommy tidak bisa bela diri, dia kerap di olok-olok karena cengeng dan pendiam.
Culun, lemah, hanya berlindung di balik ketiak orang tuanya, dan semua hinaan lain sudah sering Rommy terima. Namun dia hanya bisa diam, tanpa bisa melawan karena takut di pukul.
Karena tidak tahan melihat Rommy yang terlalu lemah, akhirnya Melisa memutuskan mengajarkan dasar bela diri pada Rommy. Berharap teman culunnya itu bisa melawan saat ada yang menindas, dan tidak lagi cengeng saat ada yang merundungnya.
Sampai perlahan Rommy bisa menguasai beberapa teknik, dan itu tidak pernah di ketahui orang tuanya. Hanya dia dan Melisa yang tahu, mulai dari situlah Rommy menaruh kekaguman pada Melisa. Gadis kecil tomboy yang ia anggap malaikatnya.
****
Seiring berlalunya hari, Rommy mulai bisa bertindak tegas. Dia selalu bangga atas apa yang di ajarkan Melisa. Hingga sampailah di penghujung tahun ajaran baru, Orang tua Rommy mengajaknya pindah ke Australia.
Itu artinya, dia akan berpisah dengan malaikat kecilnya. Tentu bukan dia saja yang bersedih, bahkan Melisa juga meminta ikut pindah ke Australia agar bisa terus bersama Rommy.
Bukan tanpa alasan, Marcell Antarez dan Lioni Claudya terpaksa pindah karena Marcell harus mengurus perusahaan peninggalan Ibunya di sana, sementara Ayahnya sibuk mengurus rumah sakit keluarga mereka.
"Aku mau ikut, Bund. Aku janji nggak akan nyusahin Bunda," pinta Melisa.
"Sayang..," ujar Lioni, "setiap hari kalian bisa video call, kita akan sering komunikasi nantinya. Kamu jangan sedih, ya. Kita juga akan pulang setiap enam bulan sekali, Sayang," rayunya lembut.
Bukannya membaik, Melisa malah semakin menangis kencang. Kaki kecilnya berlari cepat menaiki tangga menuju kamarnya. Rommy yang merasa tidak tega lantas menyusulnya, ia mendapati Melisa meringkuk di dalam kamar dengan wajah banjir air mata.
"Kak, kamu mau pamitan, ya?" Melisa menghapus air matanya kasar.
"Mel, aku minta maaf udah buat kamu sedih. Tapi, aku janji bakal telepon kamu setiap hari, kita akan tetap menjadi teman."
Melisa mengerjap lucu, air matanya luruh kembali membasahi pipi gembulnya. Rommy membawa tangannya mengusap lelehan air mata tersebut.
"Jangan nangis, bukannya kamu yang bilang kita harus kuat?"
"Aku nggak mau jauh dari kamu, Kak."
Rommy menghela nafas sejenak, "Melisa, ini kamu terima." Rommy menyodorkan sebuah gelang karet.
"Gelang apa ini, Kak?"
"Gelang persahabatan, aku bingung mau kasih apa. Yang aku punya hanya itu."
"Makasih, Kak."
"Sama-sama, Mel."
Kedua anak kecil itu berpelukan, saling menguatkan walau sama-sama menangis. Rommy berjanji dalam hatinya akan selalu menjaga dirinya untuk Melisa, dia akan membuat Melisa bangga karena dirinya sudah menjadi anak laki-laki yang kuat.
****
Keesokan paginya.
Keluarga Yudis mengantarkan keluarga Marcell sampai Bandara, perpisahan itu di iringi tangisan pilu. Terlebih Rommy dan Melisa, sahabat kecil itu terasa berat untuk berpisah.
Lioni menciumi seluruh wajah Melisa, wanita itu mengatakan akan menelepon saat mereka telah tiba di Australia. Barulah Melisa menghentikan tangisnya, dan Yudis gegas membawa putri kecilnya pulang.
Hanya menyisakan Mama Melisa, Natasya, di sana. Wanita itu memandang lekat si kecil Rommy, memeluk erat tubuh kecil yang sebentar lagi akan jauh dengannya.
"Mama, jangan menangis lagi. Rommy janji akan jaga diri baik-baik, dan Rommy akan kembali lagi ke Indonesia," bisiknya
"Iya, Sayang."
"Mama, nanti saat aku pulang izinkan aku menikahi Melisa. Izinkan aku menjaga Melisa sama seperti dia menjagaku selama ini, Mah."
Natasya semakin terisak, ia hanya mampu menangguk dan mencium kening Rommy sebelum anak kecil itu memasuki pesawat. Beberapa menit kemudian pesawat tersebut lepas landas, meninggalkan Indonesia dan semua kenangannya.
Hari berganti minggu, dan minggu berganti bulan. Melisa masih sedih dengan perpisahan itu. Setiap harinya ia akan menunggu saat Lioni menelpon, bahkan saat kepulangan keluarga Marcell ke Indonesia, tidak sehari pun Melisa melewatkan kesempatan bermain dengan Rommy.
Sampai pada akhirnya di tahun kelima keluarga Marcell semakin jarang pulang, Melisa kembali bersedih. Dia mulai menanyakan pada Mamanya apakah Rommy telah melupakannya? Kenapa Rommy tidak pulang? Bahkan pesannya jarang di balas, bukankah dulu Rommy berjanji akan menghubunginya setiap hari?
Di sisi lain, Marcell semakin sibuk dengan perusahaan Mamanya. Hal itu yang menyebabkannya jarang pulang ke Indonesia. Dan Rommy, hanya bisa pasrah. Dirinya hanya bisa menahan kerinduan yang hanya di pendamnya sendiri.
Setiap malam ia mendengar Bundanya bertelepon dengan Natasya, Bundanya selalu menangis saat keduanya membahas Melisa. Dan itu juga membuat hati Rommy meranggas, seperti ada tangan tak kasat mata meremas jantungnya.
****
Hingga tahun terus berganti, tidak terasa kini Rommy sudah menginjak usia 27 tahun. Tubuh tinggi tegap dan wajah tampan bak dewa yunani menjadikannya incaran wanita. Tubuh kekarnya berkat latihannya membentuk otot selama ini semakin membuatnya sempurna.
Sebenernya ia sudah sering bolak-balik Indonesia untuk mengawasi perusahaan keluarga mereka. Namun, Rommy masih belum siap menemui Melisa. Ia hanya akan memantaunya dari jauh.
Mungkin nanti jika takdir sudah mengizinkannya, dia akan langsung melamar Melisa. Apalagi saat ia tahu Bundanya sudah berencana dengan sang Mama, Natasya, akan menjodohkan dirinya dengan Melisa.
Sampai pada tahun kedua setelah kelulusannya dari progam S2, Rommy mulai jengah hanya mengawasi saja. Dia ingin segera menyapa gadis cantiknya, ingin segera mengikat Melisa pada tali suci pernikahan.
"Kalo sudah sampai Indonesia, sampaikan salam Ayah dan Bunda pada keluarga Papa Yudis, ya, Nak," ujar Marcell.
Beruntung Marcell langsung mengizinkannya pulang ke Indonesia, walaupun Marcell baru akan pulang tiga bulan setelahnya. Tidak masalah, yang penting Rommy bisa selalu dekat dengan Melisa.
"Jangan lupa untuk menjaga Melisa, ya, Nak. Bunda tahu tangisannya setiap malam karena merindukan kita, tolong sampaikan maaf Bunda padanya, Nak. Karena Ayah dan Bunda kalian jadi berjauhan."
"Jangan seperti ini, Bund. Melisa pasti paham, dia gadis yang pintar."
"Yeah," timpal Lioni, "dia memang gadis yang manis. Calon menantu Bunda memang sangat pintar dan manis."
Jawaban Lioni tak ayal membuat Marcell dan Rommy tergelak. Membayangkan Melisa menjadi bagian dari keluarga Antarez adalah khayalan Lioni sejak dulu.
"Aku akan segera mewujudkannya, Bund. Melisa akan segera menjadi menantumu."
"Semoga Tuhan merestui, Nak. Ayah dan Bunda sangat mengharapkan itu," jawab Marcell.
"Iya, Ayah. Doakan saja," timpalnya yang langsung di angguki oleh Marcell dan Lioni.
Di sisi lain, Melisa yang setiap harinya berlatih di tempat gym kini tumbuh dengan tubuh proporsional dengan otot yang matang. Dia sengaja menempa dirinya dengan keras agar bisa melupakan Rommy, namun siapa yang tahu dengan hatinya? Hatinya selalu menangis saat mengingat tentang Rommy.
Gadis cantik dengan tinggi semampai dan paras manis itu mencurahkan seluruh kesedihannya pada pekerjaan. Yeah, dia bekerja freelance sebagai konsultan bisnis. Dengan menggunakan relasi Papanya, ia dengan mudah menjalin kerja sama dengan banyak perusahaan besar.
****
Malam hari
Ditemani dinginnya angin malam, Melisa memandang nanar langit malam dari balkon. Udara dingin tidak menyurutkan niatnya walaupun beberapa kali ia tampak mengusuk-usukkan telapak tangan.
"Rom, langit di sana gimana? Banyak bintang nggak? Atau malah mendung. Di sini cerah, Rom ... Cuman, hatiku yang mendung," monolognya.
Selama dua puluh tahun Melisa tidak bisa mengalihkan kesedihannya mau sekuat apapun usahanya. Bahkan di pergelangan tangannya masih melingkar gelang pemberian Rommy.
Melisa sempat berpikir. Apakah dia tidak akan bisa lepas dari bayang-bayang Rommy? Lalu, bagaimana jika Rommy sudah mempunyai kekasih?
Melisa menghela nafas kasar, selanjutnya ia memutuskan masuk kamar. Tangannya meraih laptop, membukanya, dan mulai mengerjakan beberapa pekerjaan yang belum selesai. Mungkin dengan ini pikirannya bisa sedikit teralihkan.
Kting!
Saat tengah fokus, indra pendengarannya menangkap deringan singkat pada ponselnya. Gegas tangannya mengulur, namun sejurus kemudian keningnya mengkerut saat mendapati pesan dari nomor tidak di kenal.
[Melisa, apa kabar? Aku besok pulang ke Indonesia. Sampai ketemu, ya. Rommy gio.]
Tulis sebuah nomor asing tersebut yang membuat jantung Melisa seolah berhenti. Ia bisa mendengar sendiri jantungnya berderu keras, tubuhnya sontak menegang dengan darah seolah naik ke pusat tubuhnya.
"Rommy?" gumamnya.
Matanya berembun, dengan bibir bergetar ia kembali menggumamkan nama itu. Nama yang selama dua puluh tahun ini tidak pernah membuat tidurnya nyenyak.
Dunia Isabella Moretti hancur dalam satu malam. Orang tuanya tewas di tangan Lorenzo Ricciardi, mafia paling berbahaya sekaligus pria paling kejam di dunia. Namun, ketika tiba giliran Isabella untuk menemui ajalnya, Lorenzo malah membiarkannya hidup, tapi sebagai tawanan pribadinya. Lorenzo adalah pria yang menguasai dunia bawah tanah dengan kekejaman tanpa batas. Namun, di balik tatapan dinginnya, ada sisi lembut yang hanya bisa dilihat oleh Isabella. Saat kebencian berubah menjadi gairah cinta, Isabella sadar tak akan bisa lepas dari dekapan mafia kejam itu. Sayangnya, Lorenzo tidak tahu bahwa Isabella menyimpan rencana balas dendam untuk kematian keluarganya. Hingga akhirnya ia mendapati dirinya hamil, membawa benih dari pria yang paling ia benci sekaligus pria yang mulai ia cintai. Dapatkah Isabella melanjutkan dendamnya, ataukah ia akan menyerah pada cinta sang iblis tampan? Dan saat Lorenzo menghadapi pilihan antara kekuasaannya dan wanita yang mencuri hatinya, akankah ia tetap menjadi raja tanpa hati, atau menyerah pada pesona Isabella?
"Kau harus membayar utangmu sekarang juga," desis Lucas, matanya dingin seperti es. Flora terpaku, tak bergeming, dadanya sesak. Hutang? Hutang apa? Sebuah perjanjian hutang antara mendiang orang tua Flora dengan Lucas, yang kini berakhir mengikat Flora dengan pria yang baru dikenalnya malam ini di pesta lajang sahabatnya. Menjerumuskannya dalam lingkaran neraka. Flora tak pernah tahu orang tuanya berhutang pada seorang pria kejam, berusia lima belas tahun lebih tua darinya, pemilik Perusahaan Blackwood tempatnya magang sebagai staf marketing. Lucas, pria yang tak kenal ampun, menuntut pembayaran detik itu juga. "Jika kau tidak bisa bayar nominal utangnya, tubuhmu untukku malam ini!" tegas Lucas, menarik tangan Flora masuk ke kamar hotel.
Nadia ingin memberi kejutan kepada tunangannya, Raka, di hari ulang tahun pria itu. Namun, ia malah dibuat terkejut saat memergoki Raka tengah bergumul satu selimut dengan sang Kakak, Tania. Hal itu membuat Nadia kecewa, hingga berimbas gagalnya acara pernikahan yang akan digelar tiga hari lagi. Nadia terusir dari rumah, ia pergi menemui Kakak Iparnya, Darren, yang tengah bekerja di luar kota untuk menunjukkan rekaman perselingkuhan Raka dan Tania. Dua insan korban pengkhianatan itu memutuskan bekerjasama untuk membalas dendam. Namun, siapa yang tahu kedekatan mereka menghadirkan rasa nyaman? Lantas, bagaimana dengan rencana balas dendam itu? Akankah mereka berhasil, atau malah terjebak dalam hubungan cinta yang rumit?
"Maaf, Ning. Saya menikahimu karena perintah dari Abah dan Umik, bukan atas niat saya sendiri. Jadi, izinkan saya menata hati dulu agar bisa menerima takdir ini." —Aaraf Ibrahim— Perjodohan di dunia pesantren memang sudah tidak asing lagi, seperti yang dialami oleh Kayshilla Chandra dan Aaraf Ibrahim. Kedua insan yang sama-sama asing dan hanya bertemu saat hari akad itu harus berjuang mempertahankan rumah tangga yang mereka bina. Kesabaran Kayshilla terus teruji setiap hari, hingga ia tahu ada nama perempuan lain di hati suaminya. "Jika sainganku adalah perempuan lain? Apakah aku bisa merebut hati suamiku?" —Kayshilla Chandra—
Azriya Aurora terpaksa menikah dengan Gavriel Erlando lantaran wasiat dari mendiang sahabatnya — Kartika, bahkan ia harus menjadi ibu sambung untuk kedua putra Kartika. Azriya menanggung beban membongkar misteri di dalam Keluarga Erlando. Mertuanya selalu berusaha menyingkirkannya, hingga ia harus terusir dari rumah karena sebuah fitnah. Anak sambungnya membencinya karena ia dinilai telah membunuh Kartika, hingga suatu ketika ia tahu kakak iparnya juga berperan dalam kemalangannya di Rumah Besar Erlando. Siapa sebenarnya yang jahat? Sanggupkah Azriya bertahan dalam bahtera rumah tangganya? Ataukah ia akan menyerah dalam pernikahan ini?
Bagi lelaki lain, menikahi gadis muda adalah keinginan besar mereka, tapi tidak dengan Rayyan, duda berumur 32 tahun yang di paksa oleh ibunya supaya menikahi Mayra. Mayra gadis berumur 19 tahun dan bekerja sebagai guru PAUD sekaligus pengasuh anaknya Rayyan, Asyifa yang berumur 4 tahun. Asyifa, tidak mau belajar dengan guru mana pun, hingga akhirnya bertemu dengan Mayra yang sangat menyukai anak-anak, hingga akhirnya mereka sangat dekat. Melihat kedekatan Mayra dan Asyifa, Ibunya Rayyan meminta Rayyan supaya menikahi Mayra sebagai ibu sambungnya Asyifa, akankah permintaan ibunya Rayyan terwujud?
"Kamu butuh pengantin wanita, aku butuh pengantin pria. Bagaimana kalau kita menikah?" Karena sama-sama ditinggalkan pasangan masing-masing, Elis memutuskan untuk menikah dengan pria asing cacat dari tempat pesta pernikahan sebelah. Mengasihani keadaan pria yang cacat itu, dia bersumpah untuk memanjakannya begitu mereka menikah. Sedikit yang dia tahu bahwa pria itu sebenarnya adalah pebisnis kaya raya yang berkuasa. Joshua mengira Elis hanya menikah dengannya demi uangnya, dan berencana menceraikannya ketika wanita itu tidak lagi berguna baginya. Namun setelah menjadi suaminya, dia dihadapkan pada dilema baru. "Wanita itu terus meminta cerai, tapi aku tidak ingin bercerai! Apa yang harus kulakukan?"
Kemudian Andre membuka atasannya memperlihatkan dada-nya yang bidang, nafasku makin memburu. Kuraba dada-nya itu dari atas sampah kebawah melawati perut, dah sampailah di selangkangannya. Sambil kuraba dan remas gemas selangkangannya “Ini yang bikin tante tadi penasaran sejak di toko Albert”. “Ini menjadi milik-mu malam ini, atau bahkan seterusnya kalau tante mau” “Buka ya sayang, tante pengen lihat punya-mu” pintuku memelas. Yang ada dia membuka celananya secara perlahan untuk menggodaku. Tak sabar aku pun jongkok membantunya biar cepat. Sekarang kepalaku sejajar dengan pinggangnya, “Hehehe gak sabar banget nih tan?” ejeknya kepadaku. Tak kupedulikan itu, yang hanya ada di dalam kepalaku adalah penis-nya yang telah membuat penasaran seharian ini. *Srettttt……
Untuk memenuhi keinginan terakhir kakeknya, Sabrina mengadakan pernikahan tergesa-gesa dengan pria yang belum pernah dia temui sebelumnya. Namun, bahkan setelah menjadi suami dan istri di atas kertas, mereka masing-masing menjalani kehidupan yang terpisah, dan tidak pernah bertemu. Setahun kemudian, Sabrina kembali ke Kota Sema, berharap akhirnya bertemu dengan suaminya yang misterius. Yang mengejutkannya, pria itu mengiriminya pesan teks, tiba-tiba meminta cerai tanpa pernah bertemu dengannya secara langsung. Sambil menggertakkan giginya, Sabrina menjawab, "Baiklah. Ayo bercerai!" Setelah itu, Sabrina membuat langkah berani dan bergabung dengan Grup Seja, di mana dia menjadi staf humas yang bekerja langsung untuk CEO perusahaan, Mario. CEO tampan dan penuh teka-teki itu sudah terikat dalam pernikahan, dan dikenal tak tergoyahkan setia pada istrinya. Tanpa sepengetahuan Sabrina, suaminya yang misterius sebenarnya adalah bosnya, dalam identitas alternatifnya! Bertekad untuk fokus pada karirnya, Sabrina sengaja menjaga jarak dari sang CEO, meskipun dia tidak bisa tidak memperhatikan upayanya yang disengaja untuk dekat dengannya. Seiring berjalannya waktu, suaminya yang sulit dipahami berubah pikiran. Pria itu tiba-tiba menolak untuk melanjutkan perceraian. Kapan identitas alternatifnya akan terungkap? Di tengah perpaduan antara penipuan dan cinta yang mendalam, takdir apa yang menanti mereka?
Setelah menyembunyikan identitas aslinya selama tiga tahun pernikahannya dengan Kristian, Arini telah berkomitmen sepenuh hati, hanya untuk mendapati dirinya diabaikan dan didorong ke arah perceraian. Karena kecewa, dia bertekad untuk menemukan kembali jati dirinya, seorang pembuat parfum berbakat, otak di balik badan intelijen terkenal, dan pewaris jaringan peretas rahasia. Sadar akan kesalahannya, Kristian mengungkapkan penyesalannya. "Aku tahu aku telah melakukan kesalahan. Tolong, beri aku kesempatan lagi." Namun, Kevin, seorang hartawan yang pernah mengalami cacat, berdiri dari kursi rodanya, meraih tangan Arini, dan mengejek dengan nada meremehkan, "Kamu pikir dia akan menerimamu kembali? Teruslah bermimpi."
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?