Hanya karena bobotnya gemuk dan berasal dari desa, istriku selalu dijadikan bahan cemooh keluarga, parahnya Ibuku juga menolak habis-habisan Asmi jadi menantunya hanya karena ia dianggap orang miskin, gemuk dan anak tak punya ayah. Sampai perlahan semua kenyataan pun terbuka, aku baru tahu kalau istriku ternyata adalah orang kaya. Ia punya beberapa bisnis di kota dan di desanya. Lika-liku perjalanan baru pun dimulai saat semua keluargaku mengetahui siapa Asmi sebetulnya. Akankah keluargaku terus merendahkan Asmi seperti dulu?
"Asmi tolong angkat galonnya!" titah Ibu saat kami semua sedang berkumpul di ruang keluarga. Istriku yang tengah duduk bersama kami akhirnya bangkit.
"Eh gak usah, apaan sih Bu, masa iya istriku disuruh angkat galon kayak gak ada orang lain aja," sahutku sambil menarik lagi tangan Asmi.
"Gak apa-apa atuh A, lagian Neng juga bisa."
Istriku lalu ke dapur melakukan apa yang diperintahkan ibu.
"Asmi jangan lupa bantu Bibik cuci piring dan kwalinya juga!" teriak Ibu lagi.
"Bu, kasihan Asmi dong, masa iya dari pagi disuruh di belakang terus, cuci piringlah, masaklah, bikin kuelah," protesku.
Aku cepat-cepat bangkit akan menyusul Asmi tapi segera Kak Alfa menyahut.
"Udah biarin aja sih, udah biasa ini istrimu kerja berat, di desa pasti dia suka pikul-pikul kayu bakar sama rumput, jadi kalau sekedar angkat galon sama kerja di dapur ya gak seberapa buat dia."
"Bener tuh," timpal si bungsu.
"Enak banget punya istri kayak si Asmi, udah tenaganya kayak samson bohai pula," celetuk Mas Angga, suami Kak Alfa.
Akhirnya semua orang yang sedang berkumpul di sana tertawa, sementara aku menyusul istriku ke dapur, hatiku meradang rasanya setiap kali dekat dengan mereka, lagi-lagi istriku yang jadi bahan ejekan mereka.
Kami adalah 4 bersaudara, yang pertama Kak Alfa punya suami namanya Mas Angga, mereka sudah punya dua orang anak usia SMA semua. Kedua Kak Fatih punya istri namanya Mbak Andin, cantik emang mirip artis tapi kelakuannya sama kayak Kak Alfa julitnya keterlaluan, mereka juga udah punya 2 orang anak tapi masih usia SMP dan SD, yang ketiga aku.
Aku baru menikah dengan Asmi sebulan yang lalu itupun karena bapak terus saja menekanku agar aku buru-buru menikah supaya tidak dilangkahi oleh Hanum.
Akhirnya mau tak mau aku menerima jodoh yang diberikan Bapak padaku ya meskipun akhirnya istriku itu sering jadi bahan cemoohan semua saudara, iparku juga anak-anaknya karena bobot Asmi yang gendut juga berasal dari desa.
Yang ke empat Hanum, adik bungsuku itu baru akan menikah dua hari lagi, karena itu kami sering kumpul di rumah ibu dan bapak akhir-akhir ini untuk membantu mengurus semua keperluan hajatannya.
"Sudah belum Neng?" tanyaku saat sampai di dapur.
"Beres A." Asmi menepuk-nepuk telapak tangannya.
"Lain kali jangan suka mau kalau disuruh-suruh begini, ayo kembali ke depan."
"Loh yang suruh itu Ibu loh A, masa iya Neng jangan ikutin perintah ibu."
"Ya udah ayo ke depan."
"Neng mau bantu bibik cuci piring dulu, A."
Ya ampun entah istriku ini terlalu nurut, baik atau polos.
"Ya udah tapi cepet kembali ke depan."
Akupun kembali ke ruang keluarga.
"Hasan, udah jahit baju seragam belum istrimu itu? Jangan sampai ya kita gak seragamanan di acara nikahannya Hanum, nanti fotonya jadi jelek gara-gara gak kompak," tanya Ibu.
"Gak tahu nanti coba tanya Asmi aja, Bu." jawabku malas.
Sekitar 15 menit kemudian istriku datang.
"Asmi, kamu udah jahit baju seragam belum?" tanya Ibu.
"Seragam apa, Bu?"
"Seragam nikahan lah Asmi, masa iya seragam sekolah, masih sekolah kamu?"
"Hahaha." Semua orang kembali terbahak, mereka tidak peduli meski aku ada di sana dan menatap tak suka ke arah mereka.
"Loh emang harus ada seragam gitu? Atuh Asmi mah gak tahu gimana ya? Mana waktunya udah mepet pula," katanya, wajahnya kini terlihat resah.
"Yah Kak Asmi gimana sih? Makanya jangan mikirin makanan terus dong, terus gimana kalau Kak Asmi gak punya seragam? Nanti fotonya jadi jelek karena kelihatan gak kompak," dengus Hanum si calon pengantin.
Wajahnya terlihat kesal saat tahu istriku ternyata tidak punya baju seragam keluarga.
"Warna apa sih? Nanti Kakak cari deh di toko biar selaras, bila perlu nanti kita ganti aja seragamnya, biar Kakak yang carikan buat kita semua," tanya istriku lagi.
"Gak usahlah Kak, gak bakal cocok kalau beli jadi, mendadak pula." Hanum menyahut kesal, gadis berusia 25 itu akhirnya pergi ke kamarnya.
"Kalau gitu nanti kamu gak usah ikut difoto Asmi! Kamu kan gak punya bajunya," celetuk Kak Alfa.
"Loh kok gitu Kak?" tanyaku.
"Udahlah A, gak apa-apa cuma foto doang," sahut Asmi lagi.
Akupun menarik tangan Asmi ke belakang.
"Neng, kenapa sih lagian gak jahit bahannya dari jauh-jauh hari?"
"Bahan apa?"
"Loh Neng emang gak dikasih bahan sama Kak Alfa dan Mbak Andin?"
Istriku menggeleng, "gak, A."
Keterlaluan, pantesan tadi kak Alfa dan mbak Andin cengengesan begitu, rupa-rupanya mereka emang sengaja gak kasih bahan ke Asmi supaya Asmi gak ikut difoto. Entah apa masalah mereka sama Asmi itu tega sekali mereka pada istriku.
Aku kembali menarik tangan istri ke ruang keluarga.
"Kak Alfa! Mbak Andin! Apa-apaan ini? Kalian sengaja kan gak kasih Asmi bahan supaya dia gak jahit baju seragaman? Kalian sengajakan lakuin ini supaya Asmi gak ikut difoto?" Marah aku pada mereka, semua orang yang sedang duduk bangkit saat melihat kemarahanku.
"Loh kok aku? Mbak gak tahu apa-apa," sahut Mbak Andin.
"Tahu ih kamu main tuduh aja." Kak Alfa juga menyahut.
"Ya kenyataannya emang Asmi gak dikasih bahan, ulah siapa lagi kalau bukan ulah kalian? Kalian 'kan yang urus hajatan ini?!" sentakku lagi.
Di tengah keributan kami akhirnya Bapak datang.
"Apa sih ribut-ribut? Di rumah orang tua bukannya pada rukun malah adu mulut begini?"
"Ini nih Pak, Kak Alfa sama Mbak Andin mereka sengaja gak kasih istriku bahan supaya gak pakai baju seragaman."
"Loh kok kamu jadi salahin dan sentak-sentak istri Mas sih?" sahut Mas Fatih.
"Wajar dong Mas, Hasan sentak istri Mas, karena istri Mas Fatih emang salah, maksudnya apa coba gak ngasih bahan baju ke istriku?"
"Bahannya emang gak akan muat buat bikin baju istrimu Hasan, istri kamu harus pake double bahannya, 'kan tubuhnya emang jumbo."
"Kak Alfa," decitku menghentikan ucapannya.
"Sudah! sudah!" teriak Bapak lagi, beliau melambai-lambai tangan ke atas untuk melerai kami.
"Apaan sih kalian? Karena bahan baju aja kalian ribut begini. Kamu Alfa, bener kamu gak kasih bahan ke istrinya Hasan?"
"Iya Pak, habisnya Hasan gak ada sumbangsihnya sih dalam hajatan ini, makanya Alfa gak kasih istrinya bahan karena kalau dikasihpun kami harus kasih double, tripple malah karena buat Hasannya juga."
"Kamu nih, ya kasih aja gak apa-apa, bahan keluargakan uangnya dari Bapak bukan dari kamu, berapa sih emangnya kamu nyumbang buat hajatan ini? Cuma sejuta 'kan?!" sentak Bapak, wajah Kak Alfa seketika pias menahan malu.
Siapa sangka kepulanganku yang mendadak dari Taiwan membuatku amat terkejut saat sampai di kampung halaman. Aku mendapati istriku gila dan anakku sudah meninggal dunia. Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah semua kesaksian keluargaku itu bisa dipercaya?
Setelah tiga tahun menikah, Becky akhirnya bercerai dengan suaminya, Rory Arsenio. Pria itu tidak pernah mencintainya. Dia mencintai wanita lain dan wanita itu adalah kakak iparnya, Berline. Suatu hari, sebuah kecelakaan terjadi dan Becky dituduh bertanggung jawab atas keguguran Berline. Seluruh keluarga Arsenio menolak untuk mendengarkan penjelasannya, dan mengutuknya sebagai wanita yang kejam dan jahat hati. Rory bahkan memaksanya untuk membuat pilihan: berlutut di depan Berline untuk meminta maaf, atau menceraikannya. Yang mengejutkan semua orang, Becky memilih yang terakhir. Setelah perceraian itu, Keluarga Arsenio baru mengetahui bahwa wanita yang mereka anggap kejam dan materialistis itu sebenarnya adalah pewaris keluarga super kaya. Rory juga menyadari bahwa mantan istrinya sebenarnya menawan, cantik, dan percaya diri dan dia jatuh cinta padanya. Tapi semuanya sudah terlambat, mantan istrinya tidak mencintainya lagi .... Namun, Rory tidak menyerah dan tetap berusaha memenangkan hati Becky. Apakah Becky akan goyah dan kembali ke sisinya? Atau akankah pria lain masuk ke dalam hatinya?
Novel Ena-Ena 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti CEO, Janda, Duda, Mertua, Menantu, Satpam, Tentara, Dokter, Pengusaha dan lain-lain. Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Bagaimana jadinya kalau orang dari masa lalu dan masih menyimpan rasa untuknya, berubah menjadi Kakak Ipar? Antara bingung dan kecewa tapi juga cinta, menjadi satu saat Haidar Alvaro, lelaki yang sudah mengambil malam pertama Maora kini menjadi kakak iparnya. Belum lagi setiap hari dia harus dipertemukan karena Haidar tiba-tiba meminta Maora untuk tinggal bersama mereka. Akankah Maora mampu menahan hasratnya dan tidak mengkhianati Laura, kakaknya sendiri? Atau memilih untuk memperjuangkan cintanya dengan menghalalkan segala cara?
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Mature Content. Please be awise to reading!!! Bocil harap menyingkir, please!! Menikah selama 2 tahun dan belum di karuniai anak menjadikan Nay sedikit sedih. Apalagi suaminya jarang sekali menyentuh. Dia mencari kesibukan dengan berjualan kue dan takdir mempertemukan Nay dengan Alex.
WARNING AREA 21+ Harap bijak dalam membaca. Berisi kata-kata kasar dan adegan dewasa yang tak cocok dibayangkan oleh anak dibawah umur. Jadi hati-hati ya. ***** Diputuskan sang kekasih hanya karena tak mau memberikan keperawanannya membuat Renata frustasi. Ia sangat mencintai Dinar namun pria itu dengan seenak hati membuangnya. Galaunya Rena dilampiaskan oleh gadis itu mabuk di bar sampai tak sadarkan diri. Beruntung, Ervin teman Rena dari kecil sekaligus musuh bebuyutan Rena diminta oleh papinya Rena untuk mencari gadis itu. Dengan ditemukannya Rena di bar oleh Ervin, papinya Rena meminta Ervin menjadi bodyguardnya dan memantau kemana pun Rena pergi. Hal itu membuat Rena emosi. Ia selalu mencari cara untuk Ervin tak tahan dengannya. Namun waktu berlalu, siapa sangka Sebuah ciuman lembut dari Ervin mampu membuat Rena terbuai, bahkan sejak saat itu kehidupan keduanya berubah menjadi lebih panas.