Semenjak kematian ayah dan kakak tirinya, Regan memutuskan untuk berubah menjadi seorang mafia. Diketahui ada sekelompok orang yang telah membunuh ayah dan kakak tirinya itu. Regan melakukan penyelidikan, seraya menjalankan beberapa misi dari para pejabat bisnis yang sangat licik. Disaat menjalankan misi, Regan tak sengaja bertemu dengan Raya, wanita mafia yang tak kalah lincahnya dalam ilmu bela diri dan kemampuannya dalam membidik. Karena pertemuan itu, keduanya tampak saling jatuh hati dan berniat untuk membawa hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius, yaitu pernikahan. Namun, saat menyelidiki kasus kematian ayah dan kakak tirinya, Regan mengetahui bahwa Raya ikut terlibat di dalamnya. Bagaimana reaksi Regan begitu mengetahui bahwa ternyata Raya, ada di balik pembunuhan kakak tiri dan ayahnya itu? Akankah keduanya melanjutkan hubungan mereka sampai menikah? Atau malah berpisah?
"Dasar wanita jalang!" seru William membuat Raya semakin murka.
Duarrr!
Tepat kena sasaran. Peluru dari pistol yang di mainkan oleh Raya, berhasil menembus kepala William.
Rico, yang kini berdiri di dekat William tampak syok dan terkejut karena melihat dan menyaksikan kematian ayahnya langsung secara tragis.
Sementara, Raya tampak menyeringai senang karena berhasil menembakkan pelurunya itu tepat pada sasaran.
"Sekarang dia akan bungkam selamanya," gumam Raya dengan seringainya.
Mendengar itu, Rico sebagai anak tertua tampak tidak terima dengan kematian sang ayah.
Perlahan, Rico menoleh menatap tajam wajah Raya yang masih berdiri dengan jarak 100 meter darinya.
Rico tampak menggertakkan giginya karena marah.
"Biadap! Kau! Aku bersumpah, kau akan menyesal seumur hidup karena sudah membunuh ayahku! Kau akan menyesal karena mengikuti perintah laki-laki licik itu!" teriak Rico dengan keras hingga membuat ruangan itu bergema akan suaranya.
Rico tidak bisa berbuat apa-apa kecuali berteriak kesal. Kedua tangannya yang diikat ke belakang, membuat Rico tak berdaya untuk melawan dan menyelamatkan dirinya dan ayahnya.
Raya mendecih, ia sama sekali tidak takut dan tidak peduli dengan sumpah Rico yang dianggapnya tidak akan pernah terjadi.
"Oh, ya? Jadi, gue harus takut gitu? Tceh! Gue nggak peduli dengan sumpah lo, brengs*k!" balas Raya.
Rico memiringkan senyumnya mendengar tanggapan Raya yang benar-benar menusuk hatinya.
"Kau tidak tahu apa-apa. Tapi kau bisa membunuh orang tanpa rasa bersalah. Setelah ini, aku pastikan kau benar-benar akan menyesal karena telah mengikuti perintah Edgar. Dia laki-laki licik, memang pantas buat kamu wanita biadap!"
Duarr!
Tembakan kedua berhasil menikam nyawa Rico.
"Dasar berisik! Cepat beresin mayat mereka berdua. Masukkan peti dan kubur di belakang bangunan ini. Mengerti?" pinta Raya pada dua anak buahnya yang gesit melaksanakan tugasnya.
"Siap, Bos!"
Raya beranjak pergi meninggalkan gedung tua itu yang cukup jauh dari kota. Gedung tua yang dibeli oleh Edgar untuk melakukan hal kejahatan.
"Misi sudah berhasil," ucap Raya melalui telepon.
Raya mengendarai mobil Ferarri yang dibelikan oleh Edgar khusus untuk dirinya menjalankan tugas.
Di satu sisi, Elena yang merupakan istri William tampak panik dan sibuk menghubungi Regan, anak bungsunya untuk segera pulang ke rumah.
"Cepat, Regan! Papa sama Kakak kamu dalam bahaya!" seru Elena lewat telepon.
Regan, sebagai dokter spesialis bedah di rumah sakit, langsung terburu-buru untuk pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, Regan dan Elena langsung pergi menuju lokasi dimana Elena mendengar perbincangan William melalui telepon tadi.
"Mama yakin ini alamatnya?" tanya Regan.
"Iya, Re. Mama denger sendiri dengan telinga Mama sendiri kalau Papa sama Kakak kamu pergi ke tempat ini. Tadi ada mobil yang menjemput mereka. Mama curiga, Re, kalau orang yang menjemput Papa sama Kakak kamu itu bukan orang baik-baik."
Regan semakin menambah kecepatan mobil. Begitu sampai di lokasi, tepatnya di gedung tua yang besar dan tinggi, Regan dan Elena keluar dari mobil dan bergegas pergi memasuki gedung itu.
Sepasang mata mereka tampak berkeliling mencari sosok ayah dan kakak.
"Tapi, di sini tidak ada siapa-siapa, Ma."
Elena terdiam dengan mata yang tak berhenti menjelajah ke setiap sudut ruang gedung besar itu. Tiba-tiba, kedua matanya tak sengaja melihat ke arah tembok di mana terdapat percikan darah William dan Rico tadi.
Elena berjalan pelan mendekati tempat itu dan melihat dengan jeli darah itu.
Regan menoleh dan mengikuti Elena dari belakang. Ia pun ikut penasaran akan sesuatu yang di dekati oleh Elena.
Elena mencolek darah dari dinding dan mencium aromanya. Tampak jari tangan Elena bergetar usai mencium darah itu.
Regan semakin mempercepat langkahnya menghampiri Elena. "Ada apa, Ma?" tanya Regan khawatir.
"Darah ini, masih begitu segar, Re. Seperti belum lama terjadi sesuatu di sini," ucap Elena merasa sesuatu yang buruk.
Regan pun ikut mencolek darah itu dan menciumnya. Regan sebagai dokter pun bisa membedakan bahwa darah itu benar-benar masih fresh.
"Mama benar. Darah ini masih fresh. Itu artinya," belum selesai melanjutkan bicaranya, tiba-tiba Regan mendengar suara percakapan dua orang yang tak jauh dari sana. Mendengar itu, Regan langsung menarik tangan Elena dan mengajaknya untuk mencari sumber suara itu.
Tampak dua orang sedang memasukkan satu peti ke dalam lubang yang sudah mereka gali. Sementara, di sebelahnya sudah terlihat gundukan tanah yang tidak lain adalah isi dari peti satunya.
Regan menatap curiga dua orang itu. "Siapa mereka, Re?" gumam Elena penasaran.
Regan menggelengkan kepalanya menandakan bahwa ia sendiri juga tidak tahu. "Kita tunggu saja, Ma."
Tak berlangsung lama, kedua laki-laki yang tidak lain adalah bodyguard-nya Raya langsung beranjak pergi dari sana usai menjalankan tugasnya.
"Ayo, cabut!" tukas salah satu laki-laki itu kepada temannya.
Setelah dua bodyguard itu benar-benar pergi meninggalkan tempat itu, Regan dan Elena bergegas menghampiri dua gundukan tanah yang saling berjejer itu.
"Regan, apa ini? Ayo, Re! Bongkar dua kuburan ini!" seru Elena tak sabar. Elena meraih sebuah cangkul di dekat tempat itu dan diberikannya ke Regan. Regan dengan cepat langsung membongkar kuburannya.
Kuburan yang tidak terlalu dalam itu menampakkan sebuah peti mati. Elena tanpa ragu dan takut kotor langsung membantu Regan mengangkat peti mati yang terbilang cukup berat.
Setelah di letakkan di atas tanah yang datar, Regan dan Elena saling menatap tampak penasaran untuk segera membukanya. Perlahan, Elena membuka tali yang masih mengikat di luar peti itu. Begitu tali itu terlepas, Elena membuka pintu peti nya. Elena dan Regan membelalakkan matanya kaget melihat isi peti itu yang tidak lain adalah mayat Rico.
Elena membungkam mulutnya yang bergetar tak sanggup melihat jasad anak tertuanya itu. Begitu juga dengan Regan yang matanya sudah berkaca-kaca tampak syok melihat kakaknya sudah dalam keadaan tidak bernyawa.
Elena mulai menangis kejar, dan Regan menoleh gundukan tanah yang di belakangnya yang menurutnya itu pasti berisi jenazahnya papa William.
Dengan gerakan cepat dan napas yang terengah-engah, Regan menggali gundukan satunya lagi untuk memastikan isi didalamnya.
Terlihat sebuah peti mati lagi, dan Regan meminta bantuan Elena untuk mengangkatnya. Setelah berhasil, tanpa menunggu lama Regan langsung membongkar peti satunya. Regan tampak syok menatap wajah sang ayah yang mati dengan kondisi yang mengenaskan. Lingkaran kepala bekas peluru di keningnya membuat Regan sampai jatuh duduk tak berdaya melihatnya.
Begitu juga dengan Elena yang semakin syok dan menangis kejar melihat mayat sang suami yang mati mengenaskan itu.
"Arrghh...! Dasar j*hanam! Siapa yang sudah membunuh ayahku!" seru Regan berteriak keras dengan perasaan yang sesak. Bahkan untuk menangis saja sudah tidak bisa menghasilkan suara saking sesaknya dada Regan ketika harus melihat kenyataan itu.
"Regan, Mama tidak terima, Regan. Mama tidak ridho dengan orang yang sudah membunuh papa dan kakak kamu. Mama tidak terima, Re," ucap Elena diiringi dengan tangisnya.
Regan memeluk Elena yang benar-benar rapuh saat ini sebagai seorang ibu sekaligus sebagai seorang istri.
"Regan janji, Ma, Regan akan balas semua ini!"
Sementara, Raya yang sudah tiba di ruangannya Edgar, tampak tak sengaja memergoki Edgar dengan seorang perempuan cantik dan sexi di dalam ruangan itu. Keduanya tampak gugup begitu melihat Raya memasuki ruangan.
"Ada apa? Kenapa kamu tidak ketuk pintu dulu?" tanya Edgar tampak marah dan kesal karena kedatangan Raya di sana sama sekali tak diinginkan saat ini.
Raya mendudukkan kepalanya meminta maaf. "Maaf, Tuan. Aku hanya ingin memberitahu bahwa aku sudah berhasil membunuh target. Saat ini jenazah target sedang di kubur di belakang gedung," ucap Raya sontak membuat Edgar menyeringai senang. Ia tak percaya, bahwa Raya dengan mudahnya mengikuti perintahnya itu dengan mulus.
"Bagus. Sekarang kau boleh pergi," tukasnya tanpa basa-basi.
Raya mendongakkan wajahnya mengerutkan keningnya samar mendengar tanggapan Edgar.
"Tapi Tuan,"
"Kenapa? Kamu mau minta bayaran lagi? Bukankah sudah cukup tugas kamu ini untuk membayar hutangnya teman kamu itu?" lontar Edgar membuat Raya semakin mengernyitkan matanya tampak bingung.
"Maaf, Tuan. Hutangnya Alert cuma 10 juta, kan? Aku rasa, fee untuk misi ini lebih dari itu," protes Raya menyanggah.
"Tceh! Kamu pikir aku ini bank?" sontak Edgar membuat Raya benar-benar terkejut. Ia tak percaya bahwa Edgar sudah mulai berkhianat.
Tiba-tiba, tatapan Edgar tampak berubah dan mendekati Raya dengan mata jalangnya. Raya yang mendapati Edgar sudah mulai berani menyentuh pundaknya dari belakang, tampak curiga bahwa Edgar memiliki niat yang buruk.
"Kalau kau ingin bayaran tambahan, kau harus tidur denganku dulu malam ini," bisik Edgar di telinga Raya.
"Tidak akan!" sontak Raya seraya membalikkan badannya dan menjauh dari Edgar.
Raya juga melemparkan kunci mobil Ferrari nya yang diberikan oleh Edgar untuk menjalankan beberapa misi selama ini.
"Aku tidak sudi bekerjasama dengan seorang pengkhianat seperti kamu! Aku rasa, perjanjian kerjasama kita cukup sampai di sini."
Maria dikhianati dan berubah menjadi seorang pembunuh di depan mata semua orang. Diliputi oleh kebencian, dia menceraikan suaminya, James, dan meninggalkan kota. Namun, enam tahun kemudian, dia kembali dengan saingan ulung mantan suaminya. Bangkit seperti terlahir kembali dari kematian, dia bersumpah untuk membuat semua orang membayar apa yang telah mereka lakukan padanya. Dia hanya menerima bekerja dengan James untuk membalas dendam, tetapi sedikit yang dia tahu bahwa dia telah menjadi mangsanya. Dalam permainan antara cinta dan keinginan, tak satu pun dari mereka yang tahu mana yang akan menang pada akhirnya.
Novel ini berisi kumpulan beberapa kisah dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan panas dari beberapa tokoh dan karakter yang memiliki latar belakang keluarga dan lingkungan rumah, tempat kerja, profesi yang berbeda-beda serta berbagai kejadian yang diaalami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dan bergaul dengan cara yang unik dan berbeda satu sama lainnya. Suka dan duka dari tokoh-tokoh yang ada dalam cerita ini baik yang protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerita dewasa yang ada pada novel kumpulan kisah dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Pada hari ulang tahun pernikahan mereka, simpanan Jordan membius Alisha, dan dia berakhir di ranjang orang asing. Dalam satu malam, Alisha kehilangan kepolosannya, sementara wanita simpanan itu hamil. Patah hati dan terhina, Alisha menuntut cerai, tapi Jordan melihatnya sebagai amukan lain. Ketika mereka akhirnya berpisah, Alisha kemudian menjadi artis terkenal, dicari dan dikagumi oleh semua orang. Karena penuh penyesalan, Jordan menghampirinya dengan harapan akan rujuk, tetapi dia justru mendapati wanita itu berada di pelukan seorang taipan yang berkuasa. "Ayo, sapa kakak iparmu."
BIJAKLAH DALAM MENCARI BACAAN. CERITA DEWASA!!! Aderaldo menepuk punggung Naara yang sontak membuat wanita itu menoleh cepat, dan dalam hitungan detik pula, Aderaldo mencondongkan badannya dan menempelkan bibirnya ke atas bibir Naara. Naara melotot tanpa bisa mengelak. Pria itu tersenyum disela ciumannya pada bibir Naara. Dua lengan cukup kekar melepas paksa ciuman Aderaldo dan Naara dengan menarik bahu pria itu. Satu pukulan melayang di perut Aderaldo tanpa bisa dicegah, hadiah dari Xion. "Dasar b******k! Beraninya kau mencium Naara!" bentak Xion marah. Aderaldo memutar bola matanya seraya memasukkan kedua tangannya ke kantung celana kain yang ia pakai. "Kau tidak ada hak untuk melarangku. Memangnya kau siapa?" desis Aderaldo. Xion ingin melayangkan tinjunya pada wajah Aderaldo, tapi ditahan oleh pria tampan berkemeja hitam itu. "Jangan memancingku untuk menghancurkanmu," bisik Aderaldo pada Xion dan pria itu melangkah pergi dengan mengedipkan matanya ke arah Naara yang masih diam mematung. Aderaldo bersiul dan melangkah santai meninggalkan kampus tercintanya. "Manis! Aku menyukainya," gumam Aderaldo sambil mengelap bekas ciumannya bersama Naara barusan. (Ikuti setiap part-nya dan kalian akan menemukan jawabannya ❤️)
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Tania kembali ke Indonesia setelah 10 tahun Ia menetap di Malaysia. Tujuannya hanya satu yaitu ingin mencari cinta pertamanya yang ia temukan 10 tahun yang lalu. Laki-laki itu bernama Rian. Namun saat ia sampai di Indonesia, Ia mendapati kenyataan jika Rian yang selama ini ia cari tak mengenalnya sama sekali. Bahkan Tania sudah menunjukkan salah satu benda yang dulu Rian buatkan untuknya namun tetap Rian Tak mengenal benda tersebut. Sampai Tania bertemu dengan om dari Rian bernama Bian. Siapa sangka pertemuan Tania dengan Bian, membuka sebuah luka yang pernah membuat hidup Bian berantakan. Dan siapa yang menyangka juga ternyata Rian yang Tania cari, ternyata Bian yang berpura-pura menjadi Rian.