Riani sangat menyayangi pacarnya. Meskipun pacarnya telah tidak bekerja selama beberapa tahun, dia tidak ragu-ragu untuk mendukungnya secara finansial. Dia bahkan memanjakannya, agar dia tidak merasa tertekan. Namun, apa yang pacarnya lakukan untuk membalas cintanya? Dia berselingkuh dengan sahabatnya! Karena patah hati, Riani memutuskan untuk putus dan menikah dengan seorang pria yang belum pernah dia temui. Rizky, suaminya, adalah seorang pria tradisional. Dia berjanji bahwa dia akan bertanggung jawab atas semua tagihan rumah tangga dan Riani tidak perlu khawatir tentang apa pun. Pada awalnya, Riani mengira suaminya hanya membual dan hidupnya akan seperti di neraka. Namun, dia menemukan bahwa Rizky adalah suami yang baik, pengertian, dan bahkan sedikit lengket. Dia membantunya tidak hanya dalam pekerjaan rumah tangga, tetapi juga dalam kariernya. Tidak lama kemudian, mereka mulai saling mendukung satu sama lain sebagai pasangan yang sedang jatuh cinta. Rizky mengatakan dia hanyalah seorang pria biasa, tetapi setiap kali Riani berada dalam masalah, dia selalu tahu bagaimana menyelesaikan masalahnya dengan sempurna. Oleh karena itu, Riani telah beberapa kali bertanya pada Rizky bagaimana dia bisa memiliki begitu banyak pengetahuan tentang berbagai bidang, tetapi Rizky selalu menghindar untuk menjawabnya. Dalam waktu singkat, Riani mencapai puncak kariernya dengan bantuannya. Hidup mereka berjalan dengan lancar hingga suatu hari Riani membaca sebuah majalah bisnis global. Pria di sampulnya sangat mirip dengan suaminya! Apa-apaan ini! Apakah mereka kembar? Atau apakah suaminya menyembunyikan sebuah rahasia besar darinya selama ini?
Di suatu hari di musim kemarau dengan matahari yang begitu terik di langit, Riani Kurniawan sedang membagikan selebaran di pintu masuk sebuah pusat perbelanjaan.
Saat itu, dia melihat pasangan muda-mudi bergandengan tangan memasuki pusat perbelanjaan itu.
Riani membelalakkan matanya saat menyadari bahwa kedua orang itu adalah pacarnya, Ferry Triono, dan sahabatnya, Sintia Budiman.
Ferry mengatakan padanya bahwa dia akan pergi untuk wawancara kerja hari ini, jadi dia bertanya-tanya sedang apa pacarnya di sini.
Dadanya terasa sesak. Dia buru-buru mengikuti mereka.
Akan tetapi, dia kehilangan jejak mereka saat memasuki mal.
Riani berlari ke sana kemari dengan panik. Tepat pada saat itu, ponselnya berdering karena ada pesan masuk. Pesan itu menunjukkan notifikasi transaksi kartu kreditnya.
Ferry sudah membeli sebuah perhiasan senilai hampir 100 juta rupiah.
Riani terkesiap kaget. Itu hampir mencapai total dari setengah gajinya dalam setahun.
Dia segera melesat ke konter perhiasan dan melihat seorang pramuniaga menyelipkan cincin berlian mencolok di jari manis Sintia yang ramping. Berlian di cincin itu besar dan indah, sama dengan cincin yang sudah lama dia impikan.
Pikirannya menjadi kosong saat melihat senyum puas di wajah Sintia.
Ferry telah dipecat dari pekerjaannya sejak enam bulan yang lalu. Selama itu pula dia tinggal di tempat Riani dan menggunakan uang Riani untuk memenuhi kebutuhannya.
Ubun-ubun Riani terasa mendidih. Beraninya Ferry memakai uangnya untuk membelikan wanita lain sebuah cincin berlian?
Dia bukan orang yang bisa dipermainkan seperti ini.
Dia berlari mendekat, meraih cincin itu dari tangan Sintia, dan menyerahkannya kepada si pramuniaga.
"Maaf. Aku ingin mengembalikan cincin ini."
"Apa yang kamu lakukan, Riani? Aku baru saja membeli cincin ini. Apa hakmu mengembalikannya?" seru Sintia.
Riani kehabisan kesabarannya. Dia memelototi wanita itu dan langsung menampar wajahnya.
"Apa yang kamu lakukan?"
Sementara itu, Ferry baru kembali dari kasir. Dia memeluk Sintia untuk melindunginya dan berteriak pada Riani.
"Ada apa denganmu? Aku hanya menghabiskan sedikit uang dari rekeningmu. Memangnya kamu tidak malu karena bersikap pelit seperti itu? Masih berani memukul orang lagi!" Ferry menatapnya dengan rasa jijik yang tidak ditutup-tutupi, dan Riani balas menatapnya dengan sorot tidak percaya. Pengkhianatan, kemarahan, dan rasa terhina melonjak di dalam dirinya.
"Kamu mengkhianatiku dan punya hubungan tidak pantas dengan temanku. Sekarang kamu bertanya padaku apakah aku tidak malu pada diriku sendiri?"
"Ya, aku memang menggunakannya untuk menghidupi Sintia. Kamu bisa apa? Coba lihat dirimu." Ferry mengerutkan hidungnya dengan jijik. "Tidak ada laki-laki yang akan mencintaimu!"
Riani sudah menabung setiap peser uang yang dia hasilkan selama enam bulan terakhir untuk menghidupi Ferry. Dia berhenti membeli baju baru dan produk perawatan kulit. Kini pakaiannya sudah usang, dan kulitnya tidak lagi cerah. Namun, semua pengorbanan itu hanya dibalas dengan pengkhianatan.
Kerumunan orang-orang berkumpul di sekitar mereka. Ferry dengan marah melemparkan kartu kredit dan kwitansi ke wajah Riani.
"Ini! Ambil! Jelas kamu hanya peduli soal uang. Aku sudah muak denganmu!"
Wajah Riani terasa sakit saat kartu itu mengenai wajahnya, tetapi itu tidak seberapa dibandingkan rasa sakit di hatinya.
"Riani, wanita sepertimu hanya akan mati sendirian. Tidak ada pria yang tahan denganmu." Setelah berkata demikian, Ferry menarik tangan Sintia dan pergi meninggalkan mal.
Riani mengambil kartu dan kwitansi di lantai, menyelesaikan prosedur pengembalian uang, dan langsung kembali ke apartemen tempat dia dan Ferry tinggal.
Apartemen ini memiliki dua kamar tidur. Dia dan Ferry selama ini tidur di kamar yang berbeda. Dia selalu mengira bahwa Ferry adalah pria baik-baik yang menghormatinya. Jika dipikirkan lagi, semuanya terasa konyol.
Begitu dia kembali ke apartemen, dia mulai mengemas barang-barang Ferry. Dia bertekad untuk mengusirnya hari ini.
Dia menarik seprai dengan marah. Saat itu, tatapannya tertuju pada dua kondom bekas di atas tempat tidur. Sepertinya kondom itu baru saja digunakan. Sedikit cinta dan kekaguman yang dia miliki untuk Ferry langsung sirna dalam sekejap.
Dia mengemas barang Ferry dan melemparkannya ke luar pintu satu per satu.
Tak lama, Ferry kembali dengan Sintia.
Dia marah saat melihat barang-barangnya menumpuk di lantai.
"Riani, apa kamu gila? Beraninya kamu menyentuh barang-barangku?"
Riani mengabaikannya dan duduk dengan tenang di sofa di ruang tamu. Di masa lalu, dia berpikir bahwa Ferry adalah pria paling tampan di dunia, tetapi sekarang, melihatnya saja sudah membuatnya muak.
"Kamu pulang tepat waktu. Kembalikan kunci pintu ini padaku, dan jangan injakkan kaki kotormu di tempatku lagi!"
"Riani, apa kamu sudah gila? Aku yang membayar sewa apartemen ini sebelumnya. Atas dasar apa kamu memintaku untuk pindah?" raung Ferry.
"Ya, kamu benar. Kamu pernah membayar sewa sebelumnya!" bentak Riani seraya memberi penekanan pada kata 'sebelumnya'. "Bagaimana dengan sewa selama enam bulan terakhir dan biaya hidupmu selama dua setengah tahun terakhir? Apakah kamu membayar semua itu?"
Riani memelototinya, dan akhirnya menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri.
Melihat banyak tetangga yang berkumpul dan bergosip tentangnya, Ferry merasa malu. Dia ingin menangani situasi ini terlebih dahulu.
"Riani, yang kamu inginkan hanyalah uang! Harga sewa selama enam bulan hampir 40 hingga 60 juta rupiah. Itu setara dengan penghasilanku selama satu setengah bulan. Setelah aku mendapatkan pekerjaan, aku akan membayar kembali uang sewamu."
"Kita tidak perlu menunggu sampai kamu mendapatkan pekerjaan. Kita bisa memberinya uang itu sekarang juga." Sintia mengeluarkan ponselnya dan berjalan ke arah Riani. "Mari kita buat kesepakatan. Aku akan membayarkan uang sewanya selama enam bulan terakhir, dan kamu harus pindah hari ini."
Dia menghitung bahwa jumlah uang sewa itu jauh lebih kecil daripada uang yang sudah dihabiskan Riani untuk Ferry selama bertahun-tahun. Dia yakin Ferry akan berterima kasih padanya seumur hidup jika dia membayar uangnya sekarang.
Ferry lulus dari universitas ternama dan memiliki masa depan yang menjanjikan. Di masa lalu, dia pernah memiliki gaji 90 juta rupiah sebulan.
Melihat Riani mengangguk dengan senang hati, Sintia mentransfer uang kepadanya melalui pembayaran online. Kemudian, dia menunjuk dengan puas ke arah pintu. "Cepat! Kemasi barang-barangmu dan pergi dari sini!"
"Tidak usah buru-buru." Riani berbalik dan mengeluarkan surat kepemilikan rumah.
"Baca ini baik-baik." Riani menunjukkan sertifikat kepemilikan rumah itu pada Sintia. Di sana jelas tertulis bahwa Riani Kurniawan adalah satu-satunya pemilik properti ini.
"Aku pemilik apartemen ini. Aku tidak ingin menyewakannya pada kalian sekarang."
"Riani, kamu menipuku!" Ferry menjadi sangat marah. "Kamu pemilik apartemen ini, tapi kamu membuatku membayar sewa selama ini!"
"Kamu tinggal di tempatku. Bukankah sudah sepantasnya kamu membayar sewa?" Riani mengangkat bahu dengan wajah polos.
"Riani, kamu benar-benar licik! Aku sudah meremehkanmu," geram Ferry sambil menunjuk ke arahnya.
"Kamu wanita tercela!" Sintia merasa sedih. Dia menyesal sudah menghabiskan uangnya dengan sia-sia. Terlebih lagi, sekarang Ferry tidak punya tempat tinggal!
"Oh, ayolah! Aku tidak ada apa-apanya dibandingkan kalian!"
Riani menunjuk ke arah pintu. "Sekarang ambil barang-barangmu dan keluar dari sini!"
Sintia tidak mau mengakui kekalahannya. Menyadari bahwa semakin banyak tetangga yang berkumpul untuk menyaksikan apa yang terjadi, Ferry buru-buru menyeretnya pergi dari sana.
Sebelum pergi, dia melihat kembali ke arah Riani dan memikirkan bagaimana cara merebut apartemen itu darinya.
Setelah berhasil mengusir kedua orang itu, Riani bersandar ke dinding dan menghela napas lelah.
Satu-satunya pikiran di benaknya saat ini adalah bahwa dia tidak perlu lagi melakukan pekerjaan paruh waktu yang membosankan hanya untuk menghidupi pacarnya itu di masa depan.
Saat itu, ponsel Riani berdering. Dia mengeluarkannya dan melihat bahwa itu adalah panggilan dari adik laki-lakinya.
"Kak, Nenek didiagnosis menderita kanker. Biaya operasinya satu miliar rupiah. Aku tidak punya banyak uang. Aku ...." Adiknya tersedak menahan isak tangis.
Cerita Dewasa! 21+ Emma gadis berusia tiga puluh tahun yang baru saja diterima bekerja di perusahaan H&D Group harus berhadapan dengan pria yang bernama Devan anak pertama dari pemilik H&D Group, kehidupan mereka berdua baik – baik saja hingga kejadian di Kalimantan saat mereka berada disana selama tiga bulan. Emma yang memiliki tunangan dan Devan yang memiliki istri dengan sengaja melakukan pernikahan disana agar apa yang mereka perbuat sah dihadapan banyak orang. Perjanjian mereka perbuat bahwa pernikahan mereka akan berakhir jika Emma menikah dengan tunangannya, pernikahan yang awalnya hanya untuk menghalalkan perbuatan mereka secara perlahan mengubah semuanya dimana Emma secara diam – diam mencintai Devan dan begitu pula sebaliknya. Akankah Devan terbuka pada istrinya? Atau Emma yang akan menerima Devan apa adanya dengan menjadi istri kedua?
Julita diadopsi ketika dia masih kecil -- mimpi yang menjadi kenyataan bagi anak yatim. Namun, hidupnya sama sekali tidak bahagia. Ibu angkatnya mengejek dan menindasnya sepanjang hidupnya. Julita mendapatkan cinta dan kasih sayang orang tua dari pelayan tua yang membesarkannya. Sayangnya, wanita tua itu jatuh sakit, dan Julita harus menikah dengan pria yang tidak berguna, menggantikan putri kandung orang tua angkatnya untuk memenuhi biaya pengobatan sang pelayan. Mungkinkah ini kisah Cinderella? Tapi pria itu jauh dari seorang pangeran, kecuali penampilannya yang tampan. Erwin adalah anak haram dari keluarga kaya yang menjalani kehidupan sembrono dan nyaris tidak memenuhi kebutuhan. Dia menikah untuk memenuhi keinginan terakhir ibunya. Namun, pada malam pernikahannya, dia memiliki firasat bahwa istrinya berbeda dari apa yang dia dengar tentangnya. Takdir telah menyatukan kedua orang itu dengan rahasia yang dalam. Apakah Erwin benar-benar pria yang kita kira? Anehnya, dia memiliki kemiripan yang luar biasa dengan orang terkaya yang tak tertandingi di kota. Akankah dia mengetahui bahwa Julita menikahinya menggantikan saudara perempuannya? Akankah pernikahan mereka menjadi kisah romantis atau bencana? Baca terus untuk mengungkap perjalanan Julita dan Erwin.
Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.
Jennifer Bennett, pewaris sah Keluarga Bennett, berjuang keras demi pengakuan keluarganya, hanya untuk dikalahkan oleh seorang penipu. Dihadapkan pada tuduhan palsu, intimidasi, dan penghinaan di depan umum, Jennifer akhirnya menyerah untuk mendapatkan pengakuan mereka. Bersumpah untuk mengatasi ketidakadilan, dia menjadi kutukan bagi orang-orang yang menganiayanya. Upaya keluarga Bennett untuk menghancurkannya hanya memicu kesuksesannya, membawanya ke tingkat yang hanya bisa diimpikan oleh para pesaingnya. Ada yang bertanya, "Apakah kamu merasa dikecewakan oleh orang tuamu?" Dengan senyum tenang, Jennifer berkata, "Tidak masalah. Pada akhirnya, kekuasaanlah yang menang."
“Usir wanita ini keluar!” "Lempar wanita ini ke laut!” Saat dia tidak mengetahui identitas Dewi Nayaka yang sebenarnya, Kusuma Hadi mengabaikan wanita tersebut. Sekretaris Kusuma mengingatkan“Tuan Hadi, wanita itu adalah istri Anda,". Mendengar hal itu, Kusuma memberinya tatapan dingin dan mengeluh, “Kenapa tidak memberitahuku sebelumnya?” Sejak saat itu, Kusuma sangat memanjakannya. Semua orang tidak menyangka bahwa mereka akan bercerai.
Hanya ada satu pria di hati Regina, dan itu adalah Malvin. Pada tahun kedua pernikahannya dengannya, dia hamil. Kegembiraan Regina tidak mengenal batas. Akan tetapi sebelum dia bisa menyampaikan berita itu pada suaminya, pria itu menyodorinya surat cerai karena ingin menikahi cinta pertamanya. Setelah kecelakaan, Regina terbaring di genangan darahnya sendiri dan memanggil Malvin untuk meminta bantuan. Sayangnya, dia pergi dengan cinta pertamanya di pelukannya. Regina lolos dari kematian dengan tipis. Setelah itu, dia memutuskan untuk mengembalikan hidupnya ke jalurnya. Namanya ada di mana-mana bertahun-tahun kemudian. Malvin menjadi sangat tidak nyaman. Untuk beberapa alasan, dia mulai merindukannya. Hatinya sakit ketika dia melihatnya tersenyum dengan pria lain. Dia melabrak pernikahannya dan berlutut saat Regina berada di altar. Dengan mata merah, dia bertanya, "Aku kira kamu mengatakan cintamu untukku tak terpatahkan? Kenapa kamu menikah dengan orang lain? Kembalilah padaku!"