sembe
mereka yang keenam itu pun da
at setahun Reiner
di seberang meja makan. Ia da
apun kau berada, kau sehat dan bahagia. Sudah setahun kita berpisah, tetapi aku yakin
rinya. Rosie tak ada di sisinya. Dan ia dalam kerinduan yang be
bali, cinta."
h barang-barang Rosie. Begitu
barang-barang Rosie sedi
-gaun yang biasa dikenaka
rnah Rosie rajut untuknya.
aju hangat yang telah seles
ini untukmu, sebab aku se
Ros
pakaian udik seperti ini?"
t itu ke w
kata Reiner ketika meng
kukan Ro
ner dilanda nostalgia aneh. Ber
di dinding, memeluk foto
n dengan
belakang, sengaja ia melumuri
oleh wajah kekasihnya. Rei
ak pernah ia tepati. Air
ebuah buku dan surat
untuk Reiner saat ia ba
njelaskan pada Rosie meng
un tahu bahwa ia akan ke
ah itu, ia mendapat firas
utuskan untuk menulis seb
asih belum nampak. Ia ing
uh, agar ia bisa mengungka
Rei
an ingatanku akan memudar, maka aku memutuskan untuk menulis surat wasiat ini sekarang juga. Walaupun begitu, firasatku mengatakan bahwa kematianku sudah amat dekat. Aku merasa bahwa aku akan segera bertemu kembali dengan
m hidupmu. Kau pria yang sangat baik, mau memungut gadis dungu, yatim piatu, dan linglung sepertiku. Kau menjadikanku seorang istr
esta untukku. Dulu aku memang marah padamu karena kau sering memukuliku, tetapi kini aku sadar bahwa semua itu dikarenakan oleh kedunguanku sendiri. Percayalah sampai saat ini aku masih sangat mencintaimu. Aku tel
di sana. Benda-benda yang ada dalam peti biru ini semuanya kuberikan padamu. Ada cincin kawin kita, kuberikan padamu. Ada pula jas baru sebagai pengganti jasmu yang dulu ku rusak. Ad
aka tak apa. Reiner, jika kelak kau ingat pada rumah kita ini dan ingat padaku, lalu kau kembali ke rumah dan menemukan mayatku
tu, aku akan menulis tentang diriku, bagaimana aku bertemu denganmu, dan bagaimana aku mencintaimu di buku ini. Akan kutulis di satu halaman saja setiap lembarnya, agar jika suatu saat kau mengingatku dan merindukanku, kau bisa menulis di halaman yang kubiarkan kosong. Agar kau bisa melengkapi kisah cinta kita. Aku tak bermaksud apa-apa, Reiner. Aku hanya ingin selalu mengingat hari-hari indah saat kit
lamat tinggal, pria yang paling aku cintai di muka bumi ini. Aku mencin
i film romansa dan kisah cinta yang ada di buku-buku novel. Ia pun percaya bahwa semua manusia memiliki belahan jiwa mereka masing-masing. Ia ingin bertemu belahan jiwanya dan menghabiskan sisa hidupnya dengan penuh cinta bersama sang belahan jiwa. Bahkan, ia ingin dikubur satu liang lahat bersama belahan jiwanya itu. Reiner pun membeli sebuah buku jurnal kosong dengan desain vintage, kertas tebal berwarna coklat, dan sampul berwarna merah. Buku jurna
gan-kenangan perjalanan cinta mereka sebagaimana yang selalu Reiner inginkan
nya dan memandangi wajah
ku jurnal itu, yaitu : "Last Hours With Ros
2018, puku
mulai m
lu yakin bahwa kebahagiaan terbesar dalam hidup adalah menemukan cinta sejati dan tumbuh menua bersamanya. Sebenarnya, aku telah jatuh cinta pada seorang perempuan. Namun, ia ada di dalam lukisan yang dibawa ibuku dari kampung halamannya. Bertahun-tahun aku mencintai gad
janjiku untuk menjaga dan merawat Rosie (panggilan kesayanganku untuknya). Aku memperlakukannya dengan
tak pernah ada sebab kenangan kami hanya sebatas ingatan semata. Rosie telah menulis kisah kami di buku ini dan aku akan melengkapi bagian yang tak ada atau memberikan penjela