mil
MA
ar
R.D.L
dari arah kantor melangkah gagah menuju kerumunan anak
ari menarik tangan sahabatn
api pandangannya tak lepas dari sosok
mengeras itu membuat gadis itu tak mampu memalingkan tatapanny
Guru cantik pujaan murid-murid lelaki datang mendekat dan
! M
ari menyadarkan dir
pa
k badan ngapain Loe made
snya, Dini. Dini mesam-mesem begitu juga teman yang lain. Mia yang keki
nior. Mengerti!" bentak Sinta, kakak senio
an. Tak lama upacara sebelum kegi
egu. Mia dan Lestari yang merupakan regu dari Melati, masuk
konsumsi, ia bertanggung jawab masak
untuk mengambil air bersih. Beras yang ia bawa dengan baskom b
e, sih? kan gue ga bisa masak! dasar suek!" Mia ngomel sen
sengaja matanya menangkap sosok ya
selama ini. Seketika dadanya bergemuruh kenca
ran sudah memenuhi baskom dan airnya meluber
iri dan kakinya dingin. Saat ia mulai tersada
tag
n konsentrasi lelaki di dalam Musholla
berlari mendekati Mia yang sudah basah k
pain bisa basa
edatangan Pak Boy perlah
eketika lepas dan semua beras tumpah be
an, mundur ke be
ap
a di hadapannya menarik tangan Mia hingga tanp
di pelukan Pak Boy meleleh. Wangi tubuh Pak Bo
k B
urai pelukannya. Ia gelagapan saat Bu Silvia tiba-
Bu Si
lakukan sama m
salah sangka,
-kaca, wanita muda itu berbalik dan sete
oy ...
i Bu Silvia. Mia hanya melihat dengan perasaan ta
uf
kemudian mencari sapu dan mem
ambil beras baru sebelum mengganti pakaiannya
dalam kesulitan. Pantaslah jika Pak Boy tak tert
*
i di sekitar sendinya. Tubuhn
, loe ga ikutan?" Lestari
Mia. Ia lebih memilih berbaring dan menarik
n punggung tangannya di kening
at, ya?" ucap Lestari khawati
bentar lagi mulai kayaknya," bohong Mia. Ia yang belum minum obat memili
t loe lagi sakit!" Lestari mewanti-wanti dan berlalu
*
i tak dapat tertidur karena mendengar suara yang begitu be
setengah terhuyung berjalan sendiri ke arah toilet sekolah s
engan Pak Boy yang saat itu ba
buang muka. Raut wajah nya menampakkan rasa b
rih Mia saat Pak
is itu mengangkat wajahnya dan memberanikan diri menatap mata taja
ah Mia mengucapkan kata itu, sebab ia
na kamu menyebabkan Bapak mendapat banyak masalah di sekolah,"
a, Pak. Saya tidak b
apa pen
udah sejak lama," tanpa terasa wajah Mia
kita guru dan murid, mana bisa saya terima perasaanmu.
Boy membalik tubuhnya dan g
erderai tumpah ruah meny