Am
atas, mengisyaratkan perasaannya yang jengkel sebab ha
banyak dan memantapkan suara, "Aku
unya pilihan, membiarkan Andrew mendekam di balik jeruji besi atau menolongnya keluar dari
keintiman dan kekompakan satu sama lain, saling menjaga, saling mengisi, jenis kasih sayang yang sanggup membuat or
ma suaminya, pindah ke Detroit, dan mengabaikan kami di Philadelphia. Hanya menelepon sesekali sebagai bentuk ko
menghadapi problema dan realitas. Namun, mentalnya justru lebih hancur dalam kategori yang sangat buruk. Keah
setuju?" tanya
rling padaku. Itu sontak membuat degup jantungku melesat gugup, seolah-olah aku baru
ku terperangkap dalam dilema antara tujuan 'mulia' membebaskan Andrew dan perasaan takut at
ha menstabilkan nada gentar ya
a merogoh sebuah telepon seluler dari balik saku celana
un dari pembahasan mereka. Bicaranya kelewat cepat dengan intonasi yang sengaja direndahkan seperti sinyal radio yang mendengung
untuk mengurusnya di kantor polisi. Informasi mengenai korban pengeroyokan itu akan mereka rinci
a itu terasa begitu membuai, tetapi mematikan. Jenis keterikatan yang bertentangan pada pri
e-ayah tiriku, yang merampas ibuku dari kami. Setumpuk daftar ambisinya bahkan mampu kubaca lewat selur
enemui Andre
g waktuku ya
nya sangat arogan seperti dirinya? Mengapa perilaku seperti mereka justru termaaf
poin yang sudah disepakati, tetapi aku juga harus
sendiri, Amanda. Orang-orangku akan mengatasi s
ktu? Sejak kapan? Apa aku memang tidak punya peluang u
erkunci penuh padaku, lantas mengulurkan tangan kanannya unt
auan hebat yang tengah terjadi di dalam kepalaku. Aku mulai memikirkan sejumlah kemungkinan yang akan menimpaku dalam kurun waktu
a sadar memancing perhatian Logan yang kin
gatakan sesu
ku sambil menyungg
ng mencemooh perbuatan cerobohku di dalam benak. Dia kemudian mengajakku masuk ke sebuah mobil produksi Inggris bermas
si perbatasan kota yang asri. Ponselku mendadak berdering saat kami tiba di kawasan Elkins Park. Dari Andrew, dia mengabariku tentang dua oran
eriornya dilengkapi stucco warna cokelat dan atap runcing yang estetik, arsitekturnya mirip dengan bangunan kastil. Desain Palladian yang
ndang ke sekeliling, mengamati pekarangan luas
u s
r. Setelah kami turun dari mobil, Logan mengajakku masuk. Aku melangkah dengan perasaan gelisah, meniti anak tangga yang terbuat dari batu bata, d
perabotan di dalam lemari, di pundak kirinya tersampir sehelai kain lap kotor, dan rambut pendeknya yang diikat satu itu dipenuhi jejak
kan kau harus berhati-hati agar tidak tersesat dan terkurung seperti Cinderella sebab tidak ada Fairy Godmothe
*