. Namun, bukan itu masalahku sekarang. Fokusku adalah pada gelang yang melingkar di tangan M
nomor mbak?" tanyaku. Kedua a
ih, Mbak?
i kamu, cantik," kilahk
dengan jawabanku. Namun, jemarinya dengan lincah men
kan makannya. Begitu pun dengan Gibran. Mereka tamp
adik ipar dia cukup luwes dan mudah akrab, bahka
mbali duduk berkum
sempit. Maklum Cuma kontrakan
a, Mbak," s
nget ... sambalnya mantap,"
ah kalau su
lau Gibran suka sambel kayak gitu," ujar Mas Alk
kah, lagian masih beberapa b
ap Mas Alka sambil sibuk wara-wiri menyimpa
ab Ajeng s
s pinter masak, lho. Biar suami kangen masakan rumah,"
Suruh Mas Gibran bawa aja setiap hari
nya selalu merasa nyaman dan merasa mendapat perhatian. Tuh, kaya
u yang kuhadiahi sebuah cubitan kecil di pinggangnya
yang aku tak pasti apakah sudah diterima oleh ib
at dibuka mama, ya? Apa terus disimpan ke dalam?
dahi. Dia berpik
jawab Ajeng membuat perasaan tidak enak semakin menyeruak. Semoga pradugaku tidak benar. S
Mbak?" Ajeng
uka atau enggak?" kilahku lagi. Tidak serta me
u," ucap Ajeng ringan. Aku menarik napas kasar. Kulirik Mas Alka yang sudah siap
i saja, ya. Soalnya takut jam makan sore kelewat, entar gak ada y
l membulatkan jari telunjuk da
tentang bisnis restoran yang dikelola keluarga Gibran. Dalam hati kecilku berdoa, semoga suatu sa
un dan membaur. Aku cukup merasa beruntung di antara ketiga iparku yang selalu mengelu-eluk
wajiban. Menghadap kepada sang pencipta dan menyerahkan segalanya. Biarkan Allah yang memberikan keputusan atas
yat itu meski sedikit tetap harus kulantunkan setiap selesai salat. Gegas kumenyusul Mas Alka yang berj
p ramai. Alhamdulilah. Semoga ada
dulu, gih," titahku sambil berdiri menjejerinya
kamu gak apa-apa sendirian
dagangan kita. Masa iya, kamu lebih mementingkan apa yang dikirimnya
eran, nanti pembeli kecewa," u
ang kita meski takutkan bagaimana jika Allah
wajah ini memerah. Bagaimana tidak, beberapa p
ucapnya sambil berlalu. Membiarka
iki dunia ini berdua, kami yang jomlo ngontrak," celot
Maaf, ya," ucapku
t Mbak yang tadi keren banget, pantas dihadiahi sun dari si masnya," celotehnya l
ika Mas Alka kembali. Aku duduk pada kursi plastik dan membiarkan Mas
u," ucapku membuka percakapan ket
ek?" ta
kita hadiahkan unt
angnya?" tanyanya sambil
ya. Kucari gambar yang tadi Ajeng kirim