nya, Nona
sih, Nyony
annya ke dalam dompet. Dia beranjak ke samping-membiarkan pengunjung selanjutnya maju, lantas bergegas melangkah
salah satu grup musik favoritnya dan mengambil rute melalui jalan pintas. Sesuatu yang biasa wanita it
ya di tengah-tengah lorong dan membuat Rosetta berhenti sejenak untuk mendongakkan kepala-menatap langit, kemudian m
u?" bisik Rosetta sambil menyoroti
Gerombolan para pria dengan model pakaian yang sama-jas serba hitam dan topi fedora, lengkap bersa
a yang tanpa sengaja menjatuhka
nnya bahkan ikut terinjak oleh Rosetta yang bermaksud mundur memperlebar jarak. Kedua lututnya mendadaka kesempatan sedikit pun untuk lolos dari perangkap. Sukses membawa 'buruan' itu ke hadapan Marco atau k
seru salah sa
emi kebebasan. Perlawanannya terhenti dua menit kemudian sesaat setelah seseorang memukul tengkukny
k bukit yang menjorok ke selatan. Sekujur tubuhnya terasa kaku. Sepasang pergelangan tangan
ing-mencoba menajamkan indra pendengaran, beradaptasi pada kebutaan sementaranya. Terpenjara dal
tersebut mendekat pada Rosetta yang menjengit-bertanya-tanya dalam ketidakpastian, siapa o
atan untuk bernapas dan berakhir tragis di tangan orang asing-mengutuki nasib pun tia
a itu? S
mengerikan. Rosetta membeku di posisinya-gagal menelan habis segenap kecemasan yang menggantungi pungg
menangkapku?
ambang dari mimpi buruk, fenomena yang selalu Rosetta alami dalam tidurnya.
au justru men
juang untuk menghalau seribu kegelisahan yang terbit memeluknya, diam-diam
lelucon
yang keningnya seket
nda yang sudah kau curi!" bentak Marco yang k
a kau m
erpura-pura dan katakan
et
wamu, maka akan lebih bijak untuk
k pernah mengambil bar
u lebih suka mengak
k dengan nyaman. Namun, kondisi itu membuatnya sulit bergerak dan hany
ak mengert
n terakhir. Kembalikan kalungku atau akan kubuat kau me
i?" eja Rosetta yang
ga Bot
g m
rah d
ja
belas
rganisasi dalam bisnis narkotika, penyeludupan senjata, penyuapan para politisi sampai perdagangan ma
buatnya terancam untuk dilenyapkan tanpa mampu melakukan pembelaan bagi dirinya. A
aku tidak per
sar, eh? Kau bera
sanggup dikendalikan lagi. Dia mendadak kehilangan kontrol atas tubuhnya. Isak t
gumam Rosetta dengan artikulasi yang kur
Marco yang kemudian menarik leher Rosetta
tatapan dengan sorot mata kejinya. Dia menggertakkan gigi, lantas mengumpat dalam rasio desi
lepaskan diri dari cengkeraman Marco. Tanpa sadar mengundang hasrat liar sekaligus sumber bencana
tetapi sebelum itu terwujud kau ha
*