rusnya penikmat seks seperti dia bukankah seharunya melampiaskan kemarahannya pada dere
terkejut ini baru pertama kalinya ia melihat Herman mabuk. Rasa takut a
emahami, takut yang dimaksudkan sang ibu tentulah bukan takut terhaerman dengan nyengir gelinya. Dara menyenggol lengan Mirna, meminta
berbicara ngelantur dalam ketidak sadarannya. Beruntung Herman dalam keadaan mabuk, pada
bocah tengik," todongnya pada
r dulu," kata Mirna menenangkan orang mabuk itu. Orang mabuk, mana sadar di
hnya ke atas kasur. Dara terlentang menikmati pantulan bayangan di atas langi
g lagi di telinga Dara. Sangat j
u ditindas, Neng Dara. Kasihan ibu neng. Bayangkan perasaan seorang ibu? Tidak ada seorang ibupun yang mau anak gadisnya di
anpun langsung mencetus dalam hati
ya. Aku akan melindungi ibu bagaimana pun
g dalam keadaan mabuk, tak menidurinya. Ardi pun tak pulang
apa waktu lalu menidurinya. Tetapi bagi Herman yang terbilang sangat matang, adalah sangat mudah bagi
gi pulang petang. Sikap lelaki itu masih tampak biasa-biasa saja, tidak ada yang mencurigakan. Ia pun tak lagi datang ke kamar Dara untuk meng
" liri
anggil Mirna
awabnya ketika duduk-dudu
sini? Ngelamuni
kursi sebelah Dara. Kedua wanita
a di mata Dara. Susah mencari lelaki jujur zaman sekaran
ya? Kok nggak perna
Selama dua minggu. Itu studi kuliahnya. Kenapa? Kamu k
da ibu bisa tenang meninggalkan kamu. Setidaknya Ardi akan menjadi kakak y
erkata ia akan segera meninggalkan dunia ini. Dara
un juga, tanpa Ibu Dara tidak akan bahagia. jika Ibu per
ngomong gitu, pamali. Kamu haru
nggak baik, bu. Se
g menindaskah? Sampai-sampai berpi
menanggapi kalimat ibunya. Hufh, andai Mirna tahu
rlengkapan kamar mandi Ibu habis?" ajak Mirna
ng cukup jauh dari rumah mereka. mereka harus mengendara
n mata. Dara dan Mirna langsung menuju rak be
i luar ya. Gerah di sini," kata Dara berpamitan pada sang ib
kmati susu kedelainya di teras luar. Namun suasana santai Dara seketika b
Di sanalah ia menemukan sosok Herman yang bermain gila dengan wanita
menajam. Tangan lentiknya langsung berubah kas
Seakan kini satu persatu topeng kebu
ong sesuatu sama lo," uca
au kasih pelajaran sama ay
gapain, Ra?" suara
ang. Gue harus buka kedok ayah
imana, Dara? Apa yang me
ya sama gue. Gue ngelakuin ini hanya
na tiba-tiba menderu dari arah bel
bu