la
awat
kaiannya dengan gaun yang sangat indah. Ku
lebih cepat dan menemaninya makan malam berdua. Memang hanya makan malam sederhana di rumahnya sendiri
yid. Selama ini bila pergi ke mana-mana, Rasyid selalu memilih makanan tersebut. Rasanya dia tidak akan pernah melewatkan jika ada restoran yan
i bawah kursi tersebut. Dia sedang bermalas-malasan sambil menikmati acara yang ada di televisi. Sebenarnya tid
nggu adzan Isya sebentar lagi. Dia aka
zan Isya
akhiri shalatnya. Dia lanjut dengan memperbaiki riasa
alu memuji ketika dir
ari perempuan yang cantik. Tidak ada laki-laki yang memilih pere
i wajahnya. Ada sedikit maskara dan eyeliner di mata indahnya. Dia merasa
. Gava berjalan mondar-mandir di ruang tengah. Dia merasa gelisah, ke khawatiran dalam hati
ng malam, tapi bukankah hari ini dia sudah berjanji dan bukan memberikan garansi. Setahu Gava bahwa j
ingin sekali menghubungi suaminya
i pada batas tertentu sampai
ive. Itu sebabnya dia membebaskan Rasyid dengan kegiatannya.
dingin. Berkali-kali dilihatnya nasi dan masak
engecil, cahayanya juga sudah mulai
nggil Gava kep
yang bisa Mba
ak Tin. Mungkin Bapak datangnya agak larut, makanannya
" ucap Mbak Tin menjawab apa yang
i meja makan. Sesekali matanya melihat k
tu berjalan mondar-mandir di
g ada di mana?. Kenapa itu justru diam saja menunggu. Kalau aku yang
meja makan tersebut sa
akukan kesalahan maka Mbak Tin khawatir justru dirinya akan kena marah. Meskipun selama dia ikut dalam rumah tangga Gava dan Rasyid, dia sama sekali tidak pernah terkena mar
tu Mbak Tin melakukan tugas-tugas
orang yang paling peduli terhadap Mbak Tin
han yang ada di wajah Gava Mb
utir tasbih yang ada di tangannya terus bergerak dan berputar. Bibirnya berkomat-kamit. Hanya kepada Tuhan dia menyerahkan
at sambil menonton televisi dan memanjakan diri mereka. Biasanya mereka berdua selalu tiduran bersama di sofa itu. Namun belakangan ini s
suara seseorang memasuki rumah. Mbak
ta Rasyid yang datang su
anjinya. Mbak Tin hanya me
ri janji. Mereka tidak tahu bah
Tin kepada Rasyid saat Mbak Ti
a hari ini dia menghubungi Mbak Tin. Dia meminta untuk dibuk
untuk makan malam bersama. Saya tidak enak mau pulang. Jadi sa
kesukaan Bapak sampai makanannya dingin," Mbak Tin mencoba memberikan
di. Tapi tidak apa-apa. Nanti saya akan bi
ganti baju. Nanti setelah itu bia
egitu, Mbak Tin m
Terima kasih ya
annya dengan pakaian santai di rumah. Dia juga mencuci kaki dan tangannya di kamar mandi. Usai itu, dia menuju ke